Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
PADA KLIEN : Tn. I DENGAN : Ensefalopati
DIRUANG : ICU RSUD MASOHI

DISUSUN OLEH :
NAMA : Marsya Hallatu
NIM : P07120316 100

MENGESAHKAN,

CI. Lahan CI. Institusi

(…………………………..……….) (……………….…………………….)
NIP. NIP.
Laporan Pendahuluan

A. Konsep Medis

Defenisi
Ensefalopati adalah disfungsi kortikal yang memiliki karakteristik perjalanan akut hingga sub akut (jam hingga
bebrapa hari), secara nyata terdapat fluktuasi dari tingkat kesadaran, atensi minimal, halusinasi dan delusi yang
sering dan perubahan tingkat aktivitas psikomotor (secara umum meningkat, akan tetapi dapat munurun)

Klasifikasi
Beberapa contoh jenis ensefalopati :
Ensefalopati mitokondria
Gangguan metabolic yang di sebabkan oleh disfungsi dari DNA mitokondria. Dapat mempengaruhi banyak
system tubuh, terutama otak dan system saraf
Glycine ensefalopati : sebuah gangguan metabolism genetic yang melibatkan kelebihan produksi glisin
Hipoksia iskemik ensefalopati : ensefalopati permanen atau sementara yang timbul dari pengiriman oksigen
yang sangat berkurang ke otak
Uremik ensefalopati : gagal ginjal akut/kronis dapat menyebabkan ensefalopati uremik. Ketika ginjal gagal untuk
secara memadai membersihkan aliran darah, berbagai racun secara bertahap dapat membangun dan
menyebabkan fungsi otak menurun.
Hipertensi ensefalopati : timbul dari peningkatan tekanan darah meningkat darah di intrakarnial
Neonatal ensefalopati : sering terjadi karena kurangnya oksigen dalam aliran darah ke otak-jaringan janin
selama persalinan.
Salmonella ensefalopati : suatu bentuk ensefalopati yang di sebabkan oleh keracunan makanan (terutama dari
kacang dan daging busuk) sering mengakibatkan kerusakan otak permanen dan gangguan system saraf

Etiologi
Kelainan dalam struktur anatomi listrik dan fungsi kimia dapat menyebabkan fungsi mental berubah dan
ensefalopati
Keracunan jaringan otak dan sel-sel juga dapat mempengaruhi fungsi. Racun ini dapat di produksi dalam tubuh,
misalnya dari hati/gagal ginjal, atau mungkin sengaja (keracunan alcohol/penyalahgunaan narkoba) atau tidak
sengaja tertelan (keracunan karbon monoksida, obat-obatan, zat beracun)
Ensefalopati mungkin karena cacat lahir (kelainan genetic yang meyebabkan struktur otak yang
abnormal/aktivitas kimia dengan gejala yang di temukan pada saat lahir)
Beberapa contoh penyebab lain ensefalopati :

Menular (bakteri, virus, parasit)


Anoxic (kekurangan oksigen ke otak, termasuk penyebab trauma)
Alcohol (toksisitas alcohol)
Hepatik (missal : kanker hati)
Uremik (ginjal/gagal ginjal)
Perubahan dalam tekanan otak (perdarahan kepala, tumor, abses)
Bahan kimia beracun (timbale, merkuri)
Penyakit metabolik
Manifestasi klinis

Ciri ensefalopati adanya gangguan mental. Tergantung pada jenis dan tingkat keparahan ensefalopati.
Gejala neurologis umum :Hilangnya fungsi kognitif, perubahan kepribadian ringan, ketidakmampuan untuk
berkosentrasi, lesu, kesadaran menurun demensia kejang, otot berkedut myalgia respirasi cheynes-stokes (pola
pernapasan di ubah dilihat dengan kerusakan otak dan koma)

Patofisiologi

Ensefalopati terjadi karena adanya suatu kelainan dalam struktur anatomi listrik dan fungsi kimia yang berubah.
Selain itu juga adanya keracunan jaringan otak, racun ini dapat di produksi dalam tubuh, misalnya dari hati/gagal
ginjal, atau mungkin sengaja (keracunan alcohol/penyalahgunaan narkoba) atau tidak sengaja tertelan
(keracunan karbon monoksida, obat-obatan, zat beracun).
Hal tersebut dapat kita lihat bahwa adanya gangguan mental, hilangnya fungsi kognitif, ketidakmampuan untuk
berkosentrasi, lesu, kesadaran menurun pada pasien dengan ensefalopati.
Ensefalopati mungkin juga dikarenakan cacat lahir (kelainan genetic yang meyebabkan struktur otak yang
abnormal/aktivitas kimia dengan gejala yang di temukan pada saat lahir).

Komplikasi
encephalopathy bervariasi dari tidak ada menjadi gangguan mental yang mendalam yang menyebabkan
kematian. Komplikasi dapat mirip dalam beberapa kasus. Selain itu, banyak peneliti menganggap ensefalopati
sendiri menjadi komplikasi yang timbul dari masalah kesehatan utama atau diagnosis utama.
Komplikasi tergantung pada penyebab utama dari ensefalopati dan dapat diilustrasikan dengan mengutip
beberapa contoh dari berbagai penyebab :

Hepatik (hati) encephalopathy (pembengkakan otak dengan herniasi, koma, kematian)


Ensefalopati metabolik (lekas marah, lesu, depresi, tremor, kadang-kadang, koma, kematian)
Ensefalopati uremik (lesu, halusinasi, pingsan, otot berkedut, kejang, kematian)

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan/pengobatan ensefalopati bervariasi dengan penyebab utama dari gejala, akibatnya, tidak
semua kasus ensefalopati diperlakukan sama. Perlakuan terbaik yang dirancang oleh dokter yang merawat
setelah diagnosis utama pasien dibuat. Perawatan yang sangat bervariasi karena penyebab yang sangat
berbeda.
Contoh dapat menunjukkan betapa berbedanya “pengobatan ensefalopati” dapat berubah sesuai dengan
penyebabnya:

Anoksia jangka pendek (biasanya kurang dari dua menit): terapi oksigen Anoksia jangka panjang: rehabilitasi
Toksisitas alkohol jangka pendek: cairan IV atau ada terapi Penyalahgunaan alkohol jangka panjang (sirosis atau
gagal hati kronis): laktulosa oral, diet rendah protein, antibiotic Ensefalopati uremik (karena gagal ginjal):
memperbaiki penyebab fisiologis yang mendasari, dialisis, transplantasi ginjal
Diabetic encephalopathy: mengelola glukosa untuk mengobati hipoglikemia, penghapusan glukosa darah untuk
mengobati hiperglikemia
Hipo-atau hipertensi ensefalopati: obat untuk meningkatkan (untuk hipotensi) atau mengurangi (untuk
hipertensi) tekanan darah
Pemeriksaan penunjang
Lumbal pungsi (pemeriksaan CSS)
Cairan warna jernih
Glukosa normal
Leukosit meningkat
Tekanan Intra Kranial meningkat
CT Scan/ MRI
Membantu melokalisasi lesi, melihat ukuran/ letak ventrikel, hematom, daerah cerebral, hemoragic, atau
tumor.
EEG (Electro Encephalo Graphy)
Terlihat aktivitas fisik (gelombang) yang menurun, dengan tingkat kesadaran yang menurun
Gambaran EEG memperlihatkan proses inflamasi difu (aktivitas lambat bilateral)
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

Pengkajian
Identitas Klien
Identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan, suku bangsa,alamat, tanggal masuk
rumah sakit, nomor register, tanggal pengkajian dan diagnosa medis.

Riwayat Kesehatan
Keluhan utama
Biasanya klien datang dengan keluhan kejang-kejang dapat disertai dengan penurunan kesadaran,

Riwayat Kesehatan Sekarang


Biasanya klien dengan ensefalopati terjadi kelemahan/lesu, gangguan mental, ketidakmampuan untuk
berkosentrasi, respirasi cheynes-stokes

Riwayat Kesehatan Dahulu


Biasanya klien pernah menderita penyakit yang disebabkan oleh virus, infeksi bakteri kelainan dalam struktur
anatomi listrik dan fungsi kimia, keracunan jaringan otak dan sel-sel (ex : keracunan alcohol/penyalahgunaan
narkoba, keracunan karbon monoksida, obat-obatan, zat beracun)

Riwayat Kesehatan Keluarga


Biasanya klien ada kemungkinan cacat lahir (kelainan genetic yang meyebabkan struktur otak yang
abnormal/aktivitas kimia dengan gejala yang di temukan pada saat lahir)

Pemeriksaan Fisik

Tingkat kesadaran : Adanya penurunan tingkat kesadaran.


GCS : Eye respon: … Motorik respon: … Verbal respon: …

Kulit : saat diraba kulit terasa agak panas


Kepala : terasa kaku pada semua persyarafan yang terkena, kehilangan sensasi (kerusakan pada saraf kranial).
Mata : gangguan pada penglihatan,
Telinga : Ketulian atau mungkin hipersensitif terhadap kebisingan.
Hidung : adanya gangguan penciuman
Mulut dan gigi : membran mukosa kering, lidah terlihat bintik putih dan kotor.
Leher: terjadi kaku kuduk dan terasa lemas.
Eksremitas atas dan bawah : Tidak ada kekuatan otot dan teraba dingin.
Diagnosa Keperawatan

Perubahan perfusi jaringan serebral b.d proses peradangan, peningkatan TIK (Tekanan Intra Karnial)
Resiko Injuri : Jatuh b.d aktivitas kejang, penurunan kesadaran dan status mental
Kerusakan mobilitas fisik b.d kelemahan umum, defisit neurologic
Intervensi Keperawatan

No Dx. KeperawatanRencana Keperawatan


Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1 Perubahan perfusi jaringan serebral b.d proses peradangan,
Data Pendukung :

– Perubahan kesadaran

– Perubahan tanda vital

– Kelemahan motorik

– Perubahan nilai AGD

NOC :
– Circulation status

– Neurologic status

Tujuan :

Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral dapat teratasi

Kriteria Hasil :

– Mempertahankan tingkat kesadaran dan orientasi

– Tanda vital dalam batas normal.

– Tidak terjadi defisit neurologi.

§ Monitor status neurologi setiap 2 jam: tingkat kesadaran, pupil, reflex, kemampuan motorik, nyeri kepala,
kaku kuduk

§ Monitor tanda vital dan temperature setiap 2 jam

§ Kurangi aktivitas yang dapat menimbulkan peningkatan TIK: batuk, mengedan, muntah, menahan nafas
§ Berikan waktu istirahat yang cukup dan kurangi stimulus lingkungan

§ Tinggikan posisi kepala 30 – 45° pertahankan kepala pada posisi netral, hindari fleksi leher

§ Kolaborasi dalam pemberian Diuretik osmotic,steroid, antibiotic

2 Resiko Injuri : Jatuh b.d aktivitas kejang, penurunan kesadaran dan status mental
Data Pendukung:

– Penurunan kesadaran

– Aktivitas kejang

– Perubahan status mental

NOC :
– Risk control

Tujuan :

Klien tidak mengalami injuri

Kriteria Hasil :

– Mempertahankan tingkat kesadaran dan orientasi

– Kejang tidak terjadi

– Injuri tidak terjadi.

§ Kaji status neurologi setiap 2 jam

§ Pertahankan keamanan pasien seperti penggunaan penghalang tempat tidur, kesiapan suction, spatel,
oksigen

§ Catat aktivitas kejang dan tinggal bersama pasien selama kejang

§ Kaji status neurologik dan tanda vital setelah kejang

§ Orientasikan pasien ke lingkungan

§ Kolaborasi dalam pemberian obat anti kejang

3 Kerusakan mobilitas fisik b.d kelemahan umum, defisit neurologic


Data Pendukung :

– Pasien mengatakan lemah, tangan dan kaki tidak dapat digerakkan


– Kekuatan otot kurang

– Kontraktur,

NOC :
– Joint Movement : Active

– Mobility level

Tujuan :

Gangguan mobilitas fisik teratasi

Kriteria Hasil :

– Pasien dapat mempertahankan mobilisasinya secara optimal

– Integritas kulit utuh

– Tidak terjadi kontraktur

§ Kaji kemampuan mobilisasi

§ Alih posisi pasien setiap 2 jam

§ Lakukan massage bagian tubuh yang tertekan

§ Lakukan ROM passive

§ Monitor Tromboemboli, konstipasi

§ Konsul pada ahli fisioterapi jika diperlukan

Anda mungkin juga menyukai