OLEH :
ILMU KEPERAWATAN
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
I. ANALISIS SITUASI
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan kunci kesehatan
setiap individu. Masalah kesehatan di masyarakat berkaitan erat dengan Pendidikan
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Selama tahun 2017, Indonesia diwarnai dengan
berbagai permasalahn kesehatan dimulai dari kasus gizi buruk hingga kasus
penyakit menular difteri. Faktor yang mempengaruhi rendahnya PHBS yaitu
kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya berperilaku hidup bersih dan
sehat. Upaya untuk meningkatkan Pendidikan Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
yaitu dengan mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat, salah satunya
melalui program PHBS.
V. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Pemutaran video
VI. MEDIA
Media yang digunakan :
1. Leaflet
2. Video
3. Manekin
IX. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
Kehadiran peserta 80 %
Kesiapan penyuluhan 100 %
2. Evaluasi proses
a. Ketercapaian materi : 100 %
b. Keaktifan peserta : 85 %
c. Penanganan hambatan : 90 %
3. Evaluasi hasil
Peningkatan nilai pre test dan post test : 75 %
4. Evaluasi hasil dilakukan dengan memberikan pertanyaan tertulis
Terlampir
MATERI PENDIDIKAN HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
Definisi Pendidikan Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran semua anggota keluarga dan masyarakat, sehingga keluarga
dan masyarakat itu dapat menolong dirinya sendiri dan berperan aktifdalam kegiatan-
kegiatan kesehatan di masyarakat.
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah
tangga agar sadar, mau dan mampu mempraktikkan PHBS untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatannya, mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi diri
dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Oleh
karena itu tatanan rumah tangga sehat dapat diwujudkan dengan perilaku sehat dan
lingkungan sehat.
Pelaku PHBS di rumah tangga yaitu petugas kesehatan, petugas lintas sektor,
tokoh masyarakat dan kader kesehatan. Sasaran PHBS di rumah tangga yaitu seluruh
anggota keluarga (Ibu, bapak, anak, nenek, dll).
Komponen Pendidikan Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga
Manfaat Pendidikan Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga :
1. Setiap anggota rumah tangga meningkatkan kesejahteraannya dan tidak mudah
sakit karena faktor perilaku mempunyai andil dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat (30-35%).
2. Rumah tangga sehat dapat meningkatkan produktifitas kerja anggota rumah
tangga.
3. Meningkatnya kesehatan rumah tangga, biaya yang tadinya dialokasikan untuk
kesehatan dapat ialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan dan usaha
lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga.
4. PHBS merupakan salah satu indikator untuk menilai kinerja pemerintah daerah
kabupaten/kota di bidang kesehatan, yaitu pencapaian 65% rumah tangga sehat
pada tahun 2010 (sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1457/Menkes/SK/X/2003 tentang kewenangan wajib standar Pelayanan Minimal
(KW SPM) bidang kesehatan).
5. Meningkatkan citra puskesmas dalam bidang kesehatan.
Upaya untuk mengatasi Pendidikan Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan
rumah tangga :
Sebagaimana yang tercakupdalam Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM), ada 5 pilar ber-PHBS di Rumah Tangga pada umumnya, yaitu:
1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (STOP BABS)
Tinja atau kotoran manusia merupakan media sebagai tempat berkembang
dan berinduknya bibit penyakit menular (misal kuman/bakteri, virus dan cacing).
Apabila tinja tersebut dibuang di sembarang tempat, misal kebun, kolam, sungai,
dll maka bibit penyakit tersebut akan menyebar luas ke lingkungan, dan akhirnya
akan masuk dalam tubuh manusia, dan beresiko menimbulakan penyakit pada
seseorang dan bahkan menjadi wabah penyakit pada masyarakat yang lebih luas.
CATATAN PENTING :
Kader kesehatan juga harus mengetahui ciriutama dari pendekatan yang dianut dalam
STBM untuk merubah perilaku masyarakat dalam menuju buangan air besar yang benar dan
sehat secara totalitas dan keseluruhan dalam desa/dusun tersebut. Adapun prinsip dan ciri penting
STBM adalah sebagai berikut:
a. Tanpa subsidi kepada masyarakat
b. Tidak menggurui, tidak memaksa dan tidak mempromosikan jamban
c. Masyarakat sebagai pemimpin
d. Totalitas; seluruh komponen masyarakat terlibat dalam analisa permasalahan - perencanaan
– pelaksanaan serta pemanfaatan dan pemeliharaan.
Ciri-ciri penting dalam STBM adalah :
a. Inisiatif masyarakat
b. Total atau keseluruhan, keputusan masyarakat dan pelaksanaan secara kolektif adalah kunci
utama.
c. Solidaritas masyarakat, laki dan perempuan, kaya dan miskin, semua akansangat terlibat
dalam pendekatan ini.