Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Kesehatan Lansia


Sub topik : Pembahasan Diabetes Melitus
Hari/tanggal : Rabu, 12 September 2019
Waktu : 20 Menit
Tempat : Gang Jati II, Puskesmas Pasar Merah
Penyuluhan/Pembicara : Nining Satriani
Peserta/Sasaran : Pengunjung Puskesmas Pasar Merah
Jumlah : 20 orang

Tujuan Umum :
Setelah dilakukan Pendidikan Kesehatan selama 20 menit diharapkan lansia dapat
mengetahui penyakit yang dialami

Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit diharapkan audiens mampu:
1. Meyebutkan pengertian Diabetes Mellitus
2. Menyebutkan Faktor Risiko Diabetes Melitus
3. Menyebutkan Tanda dan Gejala serta kriteria Diabetes Melitus
4. Menyebutkan cara mencegah Komplikasi Diabetes Melitus
5. Menyebutkan pencegahan Diabetes Mellitus

Materi Penyuluhan Terlampir


1. Pengertian Diabetes Militus
2. Penyebab Diabetes Militus
3. Tanda dan gejala serta kriteria Diabetes Militus
4. Cara mencegah komplikasi Diabetes Mellitus
5. Pencegahan Diabetes Melitus
Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

Media
1. Poster
2. Leaflet

Kegiatan Penyuluhan

Tahap
No Waktu Kegiatan Penyluhan Sasaran
Kegiatan
1 Pembukaan 5 Menit  Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Memperkenalkan  Mendengarkan dan
diri menyimak
 Menyampaikan  Bertanya mengenai
tentang tujuan perkenalan dan
pokok materi tujuan jika ada yang
 Menyampaikan kurang jelas
pokok pembahasan

2 Pelaksanaan 10 Menit  Mengkaji ulang  Mendengarkan dan


pengetahuan sasaran menyimak
tentang materi  Bertanya mengenai
penyuluhan hal-hal yang belum
 Penyampaian Materi jelas dan dimengerti
 Tanya Jawab  Mendengar
 Memberikan  Memperhatikan
kesempatan pada
peserta untuk
bertanya
3 Penutupan 5 Menit  Memberikan
pertanyaan kepada  Sasaran dapat
sasaran mengenai menjawab tentang
materi yang telah pertanyaan yang
disampaikan diberikan
 Menyampaikan  Menjawab salam
kesimpulan materi
 Mengakhiri
pertemuan dan
mengucap salam

Evaluasi
1. Bentuk : Lembar Angket
2. Butir Pertanyaan : Terlampir
LAMPIRAN

A. Pengertian Diabetes Militus


Diabetes melitus adalah kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar
glukosa dalam darah atau hiperglikemia ( Brunner & Suddarth, 2002 ).
Diabetes Melitus (DM) atau disingkat diabetes adalah gangguan kesehatan
yang berupa skumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula
(glukosa) darah akibat kekurangan ataupun resistensi insulin. Penyakit ini
sudah lama dikenal, terutama di kalangan keluarga, khususnya keluarga
berbadan besar (kegemukan) bersama dengan gaya hidup “tinggi”.
Kenyataannya kemudian, DM menjadi penyakit masyarakat umum, menjadi
beban kesehatan masyarakat, meluas dan membawa banyak kematian. DM ini
semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa keatas pada
seluruh status sosial ekonomi. Saat ini upaya penanggulangan penyakit DM
belum menempati skala prioritas utama dalam pelayanan kesehatan, walaupun
diketahui dampak negatif yang ditimbulkannya cukup besar antara lain
komplikasi kronik pada penyakit jantung kronis, hipertensi, otak, system saraf,
hati, mata dan ginjal.

B. Penyebab Diabetes Militus


a. Kelainan genetika
Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap
diabetes, kelainan gen yang mengakibatkan tubuhnya tak dapat
menghasilkan insulin dengan baik. Tetapi resikonya terkena diabetes juga
tergantung pada faktor kelebihan berat badan stres dan kurang bergerak.
b. Usia
Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologi yang secara drastis
menurun dengan cepat setelah seseorang memasuki usia rawan tersebut,
terutama setelah usia 45 tahun pada mereka yang berat badannya berlebih
sehingga tubuhnya tidak peka lagi terhadap insulin.
c. Gaya hidup stres
Stres kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan yang manis-
manis dan berlemak tinggi untuk meningkatkan kadar serotonin otal.
Serotonin ini memiliki efek penenang sementara untuk meredakan
stresnya. Terapi gula dan lemak itulah yang berbahaya bagi mereka yang
beresiko terkenan diabetes.
d. Pola makan yang salah
Pola makan pada penderita diabetes harus benar-benar diperhatikan. Baik
jadwal, jumlah, maupun jenis makanan yang dikonsumsi. Mengingat,
penderita diabetes biasanya memiliki kecenderungan kandungan gula
darah yang tidak terkontrol. Kadar gula darah akan meningkat drastis
setelah mengkonsumsi jenis makanan tertentu. Oleh sebab itu, pola makan
dan jenis makanan penyakit diabetes ini harus diatur sedemikian rupa.
Kebutuhan makanan bagi penderita penyakit diabetes tidak hanya sekedar
mengisi lambung. Tetapi, makanan tersebut harus mampu menjaga kadar
gula darah dan memberikan terapi bagi penderita diabetes itu sendiri. Oleh
sebab itu, jadwal, jumlah dan jenis makanan yang masuk ke dalam tubuh
penderita harus benar-benar diatur sedemikian rupa sehingga mampu
memberikan terapi bagi kesembuhan penyakit gula tersebut.

C. Tanda dan gejala serta kriteria Diabetes Militus


 Sering Kencing
 Rasa haus berlebihan
 Rasa lapar berlebihan
 Pandangan Kabur
 Mudah lelah
 Kadar Gula Darah tinggi
 Luka Lambat Sembuh
 Berat badan turun drastis

Kriteria Diabetes Melitus


D. Cara mencegah komplikasi Diabetes Mellitus
Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang dapat menimbulkan
berbagai macam komplikasi, antara lain :
Komplikasi metabolik akut
Kompikasi metabolik akut pada penyakit diabetes melitus terdapat tiga
macam yang berhubungan dengan gangguan keseimbangan kadar glukosa
darah jangka pendek, diantaranya:
a. Hipoglikemia Hipoglikemia (kekurangan glukosa dalam darah) timbul
sebagai komplikasi diabetes yang disebabkan karena pengobatan yang
kurang tepat (Smeltzer & Bare, 2008).
b. Ketoasidosis diabetik Ketoasidosis diabetik (KAD) disebabkan karena
kelebihan kadar glukosa dalam darah sedangkan kadar insulin dalam
tubuh sangat menurun sehingga mengakibatkan kekacauan metabolik
yang ditandai oleh trias hiperglikemia, asidosis dan ketosis (Soewondo,
2006).
c. Sindrom HHNK (koma hiperglikemia hiperosmoler nonketotik) Sindrom
HHNK adalah komplikasi diabetes melitus yang ditandai dengan
hiperglikemia berat dengan kadar glukosa serum lebih dari 600 mg/dl
(Price & Wilson, 2006).

Komplikasi metabolik kronik


Komplikasi metabolik kronik pada pasien DM menurut Price & Wilson
(2006) dapat berupa kerusakan pada pembuluh darah kecil (mikrovaskuler)
dan komplikasi pada pembuluh darah besar (makrovaskuler) diantaranya:
a. Komplikasi pembuluh darah kecil (mikrovaskuler) Komplikasi pada
pembuluh darah kecil (mikrovaskuler) yaitu :
 Kerusakan retina mata (Retinopati) Kerusakan retina mata
(Retinopati) adalah suatu mikroangiopati ditandai dengan kerusakan
dan sumbatan pembuluh darah kecil (Pandelaki, 2009).
 Kerusakan ginjal (Nefropati diabetik) Kerusakan ginjal pada pasien
DM ditandai dengan albuminuria menetap (>300 mg/24jam atau >200
ih/menit) minimal 2 kali pemeriksaan dalam kurun waktu 3-6 bulan.
Nefropati diabetik merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal
terminal.
 Kerusakan syaraf (Neuropati diabetik) Neuropati diabetik merupakan
komplikasi yang paling sering ditemukan pada pasien DM. Neuropati
pada DM mengacau pada sekelompok penyakit yang menyerang
semua tipe saraf (Subekti, 2009).
b. Komplikasi pembuluh darah besar (makrovaskuler) Komplikasi pada
pembuluh darah besar pada pasien diabetes yaitu stroke dan risiko
jantung koroner.
 Penyakit jantung koroner Komplikasi penyakit jantung koroner pada
pasien DM disebabkan karena adanya iskemia atau infark miokard
yang terkadang tidak disertai dengan nyeri dada atau 18 disebut
dengan SMI (Silent Myocardial Infarction) (Widiastuti, 2012).
 Penyakit serebrovaskuler Pasien DM berisiko 2 kali lipat
dibandingkan dengan pasien non-DM untuk terkena penyakit
serebrovaskuler. Gejala yang ditimbulkan menyerupai gejala pada
komplikasi akut DM, seperti adanya keluhan pusing atau vertigo,
gangguan penglihatan, kelemahan dan bicara pelo (Smeltzer & Bare,
2008).

E. Pencegahan Diabetes Melitus


1. Pengelolaan makan Diet yang dianjurkan yaitu diet rendah kalori, rendah
lemak, rendah lemak jenuh, diet tinggi serat. Diet ini dianjurkan diberikan
pada setiap orang yang mempunyai risiko DM. Jumlah asupan kalori
ditujukan untuk mencapai berat badan ideal. Selain itu, karbohidrat
kompleks merupakan pilihan dan diberikan secara terbagi dan seimbang
sehingga tidak menimbulkan puncak glukosa darah yang tinggi setelah
makan (Goldenberg dkk, 2013). Pengaturan pola makan dapat dilakukan
berdasarkan 3J yaitu jumlah, jadwal, dan jenis diet (Tjokroprawiro, 2006).
 Jumlah yaitu jumlah kalori setiap hari yang diperlukan oleh seseorang
untuk memenuhi kebutuhan energi. Jumlah kalori ditentukan sesuai
dengan IMT (Indeks Massa Tubuh) dan ditentukan dengan satuan kilo
kalori (kkal).
IMT = BB (kg)/TB (m2)
Setelah itu kalori dapat ditentukan dengan melihat indikator berat
badan ideal yaitu:

Contohnya: IMT = BB (kg)/TB (m2 ) = 50/(1,6)2 = 19,5 (kategori berat


badan normal) Oleh karena itu jumlah kalori yang dibutuhkan yaitu
1700- 2100 kalori. Contoh menu makanan 1700 kalori.

Selingan 1: Pepaya 1 potong (110 gr)


Selingan 2: Jus jambu biji ½ buah (100 gr)
Selingan 3: Melon 1 potong (190 gr)
 Jadwal makan diatur untuk mencapai berat badan ideal. Sebaiknya
jadwal makannya diatur dengan interval 3 jam sekali dengan 3x
makan besar dan 3x makan selingan dan tidak menunda jadwal
makan sehari-hari.
Jenis adalah jenis makanan yang sebaiknya dikonsumsi. Beberapa contoh
jenis makanan yang sebaiknya dikonsumsi untuk pencegahan DM, antara
lain:
Ketika ingin mengonsumsi makanan, tips yang dapat dilakukan yaitu
melihat label makanan. Pada serving size, lihat kemasan pada bagian
belakang yaitu misalnya 5, dan kandungannya tertulis 250 kkal, jadi jika
seseorang menghabiskan 1 produk tersebut, maka orang tersebut
menghabiskan sebanyak 1250 kkal. Oleh karena itu, dengan
memperhatikan label makanan, maka seseorang akan lebih waspada terkait
jumlah kebutuhan kalori hariannya.
2. Aktifitas fisik
Kegiatan jasmani seharihari dan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali
seminggu selama kurang lebih 30 menit terdiri dari pemanasan ±15 menit
dan pendinginan ±15 menit), merupakan salah satu cara untuk mencegah
DM. Kegiatan sehari-hari seperti menyapu, mengepel, berjalan kaki ke
pasar, menggunakan tangga, berkebun harus tetap dilakukan dan
menghindari aktivitas sedenter misalnya menonton televisi, main game
komputer, dan lainnya. Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran
juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin,
sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan jasmani yang
dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan kaki,
bersepeda santai, jogging, dan berenang. Latihan jasmani sebaiknya
disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Hindarkan
kebiasaan hidup yang kurang gerak atau bermalasmalasan (PERKENI,
2011).
3. Kontrol Kesehatan
Seseorang harus rutin mengontrol kadar gula darah agar diketahui nilai
kadar gula darah untuk mencegah terjadinya diabetes melitus supaya ada
penanganan yang cepat dan tepat saat terdiagnosa diabetes melitus
(Sugiarto & Suprihatin, 2012). Seseorang dapat mencari sumber informasi
sebanyak mungkin untuk mengetahui tanda dan gejala dari diabetes
melitus yang mungkin timbul, sehingga mereka mampu mengubah
tingkah laku sehari-hari supaya terhindar dari penyakit diabetes melitus.

Mengetahui Medan, 14 September 2018


Pembimbing lapangan Petugas

Artaida Panggabean, SKM Nining Satriani, S.Ked


Nip : 19650831 19972 3 200 Npm : 71160891802

Anda mungkin juga menyukai

  • Daftar Isi STEMI
    Daftar Isi STEMI
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi STEMI
    Muhammad Rafdi
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar STEMI
    Kata Pengantar STEMI
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar STEMI
    Muhammad Rafdi
    Belum ada peringkat
  • Cover STEMI
    Cover STEMI
    Dokumen1 halaman
    Cover STEMI
    Muhammad Rafdi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Stemi
    Daftar Isi Stemi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi Stemi
    Muhammad Rafdi
    Belum ada peringkat
  • Pemeriksaan Dalam
    Pemeriksaan Dalam
    Dokumen23 halaman
    Pemeriksaan Dalam
    Muhammad Rafdi
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar STEMI
    Kata Pengantar STEMI
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar STEMI
    Muhammad Rafdi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    Muhammad Rafdi
    Belum ada peringkat
  • Laporan
    Laporan
    Dokumen36 halaman
    Laporan
    Muhammad Rafdi
    Belum ada peringkat
  • Lamp Iran
    Lamp Iran
    Dokumen3 halaman
    Lamp Iran
    Muhammad Rafdi
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Muhammad Rafdi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Muhammad Rafdi
    Belum ada peringkat
  • Konjungtivitis
    Konjungtivitis
    Dokumen9 halaman
    Konjungtivitis
    Muhammad Rafdi
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen2 halaman
    Abs Trak
    Muhammad Rafdi
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen26 halaman
    Abs Trak
    Muhammad Rafdi
    Belum ada peringkat
  • PPT
    PPT
    Dokumen34 halaman
    PPT
    Muhammad Rafdi
    Belum ada peringkat
  • Imunisasi Heptitis B
    Imunisasi Heptitis B
    Dokumen5 halaman
    Imunisasi Heptitis B
    Muhammad Rafdi
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN KEGIATAN Penyuluhan
    LAPORAN KEGIATAN Penyuluhan
    Dokumen2 halaman
    LAPORAN KEGIATAN Penyuluhan
    Muhammad Rafdi
    Belum ada peringkat
  • Done Laporan Kegiatan Posyandu
    Done Laporan Kegiatan Posyandu
    Dokumen4 halaman
    Done Laporan Kegiatan Posyandu
    Muhammad Rafdi
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Penyuluhan MR
    Satuan Acara Penyuluhan MR
    Dokumen6 halaman
    Satuan Acara Penyuluhan MR
    Muhammad Rafdi
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen2 halaman
    Abs Trak
    Muhammad Rafdi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen5 halaman
    Daftar Isi
    Muhammad Rafdi
    Belum ada peringkat
  • Kader Posyandu
    Kader Posyandu
    Dokumen22 halaman
    Kader Posyandu
    Muhammad Rafdi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen5 halaman
    Daftar Isi
    Muhammad Rafdi
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Muhammad Rafdi
    Belum ada peringkat
  • Hellp Syndrome
    Hellp Syndrome
    Dokumen18 halaman
    Hellp Syndrome
    Muhammad Rafdi
    Belum ada peringkat
  • Leaflet DM
    Leaflet DM
    Dokumen2 halaman
    Leaflet DM
    Muhammad Rafdi
    Belum ada peringkat
  • Imunisasi Heptitis B
    Imunisasi Heptitis B
    Dokumen5 halaman
    Imunisasi Heptitis B
    Muhammad Rafdi
    Belum ada peringkat
  • CA Ovarium
    CA Ovarium
    Dokumen30 halaman
    CA Ovarium
    Muhammad Rafdi
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Paper Obstetri
    Kata Pengantar Paper Obstetri
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar Paper Obstetri
    Muhammad Rafdi
    Belum ada peringkat