Anda di halaman 1dari 34

Pleksus

Lumbosakral

Presentator:Nining Satriani
Pembimbing:dr.Sumarnita Tarigan,Sp.S

SMF NEUROLOGI RSU HAJI MEDAN


FK UISU
Pleksus Lumbalis

 Pleksus lumbalis berada didalam massa


musculus psoas, merupakan bagian atas
dari plexus lumbosacralis.

 Plexus ini biasanya dibentuk oleh bagian


primer anterior dari 3 nervus lumbalis
yang pertama dan merupakan bagian dari
nervus lumbalis yang ke empat, serta
pada 50% kasus menerimanya dari
nervus thoracalis yang ke terakhir.
Cabang atas dari L1 Cabang bawah dari L1
N. ilioinguinalis bergabung dengan cabang
atas dari L2 
N.genitofemoralis.

Sebagian cabang Th12


dan L1 membentuk 
N. Iliohipogastric Cabang bawah dari L2, seluruh
Cabang bawah dari L4 L3, cabang atas dari L4 pecah
menggabungkan diri masing-masing menjadi bagian
anterior yang lebih kecil dan
dengan L5  truncus
bagian posterior yang besar.
lumbosacralis Ketiga bagian anterior bersatu
membentuk  N. obturatorius.
Ketiga bagian posterior
bersatu membentuk 
N.femoralis.
Dan cabang (L2-L3)
membentuk  N. cutaneus
femoralis lateralis.
N. Iliohypogastricus, N. Ilioinguinalis

 Nervus Iliohipogastrikus dan nervus


Ilioinguinalis menggerakkan m. Oblikus
internus abdominis, m. Transversus
abdominis.
 N. Iliohypogastric juga memberikan
persarafan sensorik untuk kulit diatas
Lig.inguinal.
 N.ilioinguinalis memberikan persarafan
sensorik bagi sisi anterior organa
genitalia eksterna.
N. Femuralis Cutaneus Lateral

 Berjalan ke lateral melalui lacuna  Menembus M. psoas mayor dan


musculorum dan memberi serabut muncul dari permukaan anterior
yang mana ini terbagi menjadi
sensorik ke sisi lateral cabang
 R.genital (dilateral masuk ke
anterior paha melalui lacuna
vasorum dan memberikan
persarafan Kutaneus di
inferior Lig. Inguinal.
N. Genitofemuralis  R.femoral (dimedial melalui
canalis inguinalis menuju
scrotum dan membawa
serabut sensorik ke sisi
anterior genitalia eksterna dan
serabut motorik ke
M.cremester pada laki-laki.
N. Femoralis
 Memberikan
persarafan motorik
 Nervus Femoralis saraf (fleksi di pinggul
terbesar dari pleksus lumbalis. dan ekstensor di
 Mempersarafi : lutut)
1. M. Iliopsoas  Memberikan
2. M. Pectineus persarafan sensorik
3. M. Sartorius pada sisi ventral
4. M. Quadriceps Femoris : paha dan sisi
 M. Rectus Femoris
 M. Vastus Lateralis ventromedial
 M. Vastus Intermedius tungkai.
 M. Vastus Medialis  Cabang terminalnya
adalah N.Sapheus
N. Obturatorius
 Nervus Obturatorius  awalnya berjalan di medial
M.psoas major lalu memasuki Canalis obsturatorius dan
salah satu cabangnya mencapai M.Obturatorius
exsternus

 N. Obturatorius bercabang menjadi dua: R.anterior, R


posterior membawa serabut-serabut motorik menuju
otot-otot adduktor Adduktor longus, Adduktor brevis,
Adductor magnus, obturator ekternus, gracilus,
pectioneus) dan serabut-serabut sensoriknya menuju
bagian medial paha.

 Motorik  Adduksi paha


Pleksus Sakralis
Plexus sacralis membentuk percabangan
menjadi:
1. N. gluteus superior
2. N. gluteus inferior
3. N. cutaneus femoris posterior
4. N. clunium inferiores mediales
5. N. ischiadicus (sciatic nerve)
Pleksus sacralis muncul dengan 5 radiks plexus
yang dibentuk oleh bagian-bagian primer
anterior dari nervus lumbalis kelima dan
sebagian nervus lumbalis keempat. Sebuah
cabang terminalis utama yaitu nervus
ischiadicus dan beberapa cabang collateral
dibentuk oleh plexus sacralis.

Masing-masing dari kelima radiks plexus


pecah menjadi bagian anterior dan posterior.
Empat bagian posterior yang atas (L4, L5,
dan S1, S2) bersatu membentuk nervus
peroneus communis. Seluruh 5 bagian
anterior (L4, L5 dan S1, S2, S3) bergabung
membentuk nervus tibalis. Bagian posterior
S3, bersama cabang-cabang dari bagian
anterior S2 dan S3 ikut membentuk plexus
pudendus.
N. Gluteus inferior (L5-S2)
N. Gluteus superior (L4-S1)

 Keluar dari pelvis


 Keluar dari pelvis minor
minor melalui
melalui foramen
foramen
suprafiriformis dan
infrafiriformis dan
memberikan persarafan ke
memberikan
gluteus minimus, M.
persarafan ke M.
tensor fasciae latae.
gluteus minimus
 Abduktor dan rotator
 Ekstensor dan rotator
medial Articulatio coxae
eksternal Articulatio
coxae
N.Ischiadica/ Sciatic (L4-S3)

Merupakan saraf terkuat di dalam tubuh


manusia

Mempunyai cabang : N. Tibualis ,


N fibularis communis

Motorik  Fleksi kaki

Mempersarafi M. Hamstring (
semitendinosus, semimembranosus,
caput breve M.biceps, adductor
manus)
N.Tibialis
Motorik  plantarfleksi kaki

Persarafan  M. Gastrocnemius,
Mpopliteus, M. Plantaris, M.soleus,
M tibialis posterior, M.flexor
digitourum longus, M Flexor halucis
longus
N.Peroneal common
Motorik  dorsofleksi kaki

Persarafan  M.tibialis
anterior, M.ektensor
digitorum longus, M.
ektensor halucis longus, M
peroneus tertius
N. cutaneous femoralis posterior (S1-S3)
• Keluar melalui Foramen infrapiriformis dan
memberi cabang sensorik Nn.clunium inferiores
untuk kulit bagian inferior Regio glutealis dan
memberi persarafan sensorik untuk bagian
posterior paha.

N.Pudendus (S2-S4)
• N. Pudendus mempersarafi M.sphincter ani
externus dan semua otot perineum. Saraf ini
memberi persarafan sensorik ke sisi posterior
organa genitelia externa (posterior scrotum/labia
majora ; semua bagian penis dan clitoris)
Etiologi

Masalah dengan plexus lumbosacralis dapat terjadi karena


trauma pada panggul yang merusak akar atau pun saraf,
atau trauma pada lumbosacral ( karsinomatosa) neuropati.
karsinomausus, kandung kemih, atau prostat dapat
menyerang plexus lumbosacral. Masalah
lainnya( misalnya, tumor jinak, abses, atau hematoma )
juga dapat menyebabkan gangguan plexus oleh tekanan
langsung pada setiap akar atau batang.
Patologi
Pleksus seringkali mengalami kerusakan jika
tubuh membentuk antibodi yang menyerang jaringannya
sendiri (reaksi autoimun).
Tetapi pleksus lebih sering mengalami kerusakan
karena cedera fisik atau kanker, tumor, hematom, jika
seseorang terjatuh bisa melukai pleksus lumbosakral.
Kanker usus, kandung kemih atau prostat bisa menyusup
kedalam pleksus lumbosakralis.
Lesi Pleksus Lumbalis
Lesi N. Femoralis paling sering terjadi pada daerah
inguinale ketika pembedahan atau manuver diagnostik
Akibatnya, pembatasan gerak fleksi pinggul dan
ketidakmampuan mengektensikan lutut membuat pasien
tidak bisa menaiki anak tangga. Reflek tendo patela (knee-
jerk reflek) berkurang dan sensasi di paha anterior dan
tungkai medial pun menghilang.
• Hilangnya fungsi otot obturator menyebabkan pasien
tidak mampu berdiri stabil dan lemah dalam
melakukan adduksi tungkai sehingga tidak mampu
N.Obturatorius menyilang kakinya. Hilangnya sensasi sensorik dapat
dijumpai dibagian medial paha.

• biasanya terjepit oleh Lig. Inguinale karena celana


N. cutaneus yang terlalu ketat atau tercederai dalam operasi
pinggul yang menggunakan akses anterior. Lesi ini
femoralis lateralis menyebabkan hilangnya sensasi atau nyeri disisi lateral
paha (meralgia paraesthetica)

• jarang terjadi karena posisinya yang terlindungi. Akan


Lesi tetapi, kedekatannya dengan ginjal dan ureter bisa
N.iliohypogastric, N. menyebabkan nyeri yang menyebar ke regio inguinalis
Ilioinguinalis dan atau genitalia eksterna pada beberapa kasus penyakit
ginjal (inflamasi pelvis renalis, pyelonephritis,
N.genitofemoralis sumbatan ureter).
Lesi Pleksus Sakralis

Lesi N.gluteus superior menyebabkan paralisis otot-otot gluteus


kecil (paling penting untuk abduktor dan rotator medial
panggul) dan M.tensor fasciae lateral. Paralisis otot-otot gluteus
minimus membuat penderitanya tidak bisa berdiri satu kaki
bertumpu di kaki yang terkena gangguan karena pelvis akan
jatuh ke sisi kontralateral (tanda TRENDELENBURG)

Pada Lesi N.gluteus inferior hilangnya fungsi M. Gluteus


maxsimus akan menggangu ekstensi pinggul. Pada gaya berjalan
normal gangguan ini sebagian dapat dikompensasi oleh kerja
otot hamstring, akan tetapi aktivitas seperti menaiki tangga,
melompat, dan berjalan cepat tidak bisa dilakukan. Lesi
N.cutaneus femoralis posterior menyebabkan defisit sensorik di
sisi posterior paha.
Cerdera pada N. ischiadicus dapat disebabkan karena
herniasi diskus intervertebralis, dislokasi sendi panggul
atau waktu mencoba melakukan reposisi, trauma
persalinan pada bayi ketika melakukan traksi tungkainya
atau trauma pada ibu akibat kompresi oleh fetus, fraktur
pelvis, tumor dan bisa juga terluka karena suntikan
intragluteus.

Gejala-gejala motorik:
Hamstring paralisis: gerakan fleksi tungkai menghilang.
Paralisis seluruh otot-otot tungkai dan kaki yang
menyebabkan steppagae gait serta tidak mampu berdiri
pada tumit atau jari-jari kaki
Menghilangnya reflex Achilles dan reflex plantar
Gejala sensorik: sensibilitas menghilang pada tungkai.
Lesi N.tibialis jarang dijumpai tapi bisa timbul saat cedera
articulatio genu atau setelah kompresi canalis malleolaris
hingga fraktur tibia atau cedera articulatio talocruralis (medial
tarsal tunnel syndrom). Sindrom ini ditandai oleh sensasi
terbakar di telapak kaki dan hilangnya fungsi otot-otot plantar
pedis. Fleksi, adduksi atau peregangan jari-jari kaki mustahil
dilakukan. Paralisis Mm. Interossei dan Mm. Lumbricales
menghasilkan deformitas kaki cakar (claw foot).

Lesi N.peroneal communis merupakan lesi saraf yang paling


sering terjadi di ekstremitas bawah. Penyebabnya yang
mungkin antara lain fraktur fibula proksimal, sepatu bot untuk
ski atau gips yang ketat atau posisi kaki yang menyilang.
Hilangnya fungsi otot-otot ekstensor menyebabkan (foot drop)
Akibatnya pasien meningkatkanfleksi lutut kompensatorik
ketika berjalan (steppagae gait)
Uji Trendelenburg digunakan untuk
menilai stabilitas panggul terutama
kemampuan otot abduktor panggul
(otot gluteus medius dan minimus)
dalam menstabilkan panggul terhadap
femur.
Pemeriksaan otot iliopsoas (L1-L3, saraf
femoralis). Pasien berbaring telentang
sambil lutut difleksikan. Paha yang
difleksilkan lagi lebih jauh (sambil ditahan
oleh pemeriksa)

Pemeriksaan otot
quadriceps femoris
(L2-L4, saraf femotalis).
Lutut diekstensikan
sambil ditahan oleh
pemeriksa
Pemeriksaan otot adduktor (L2-L4), saraf
obsturatorius). Pasien berbaring pada
sisinya dan lutut diekstensikan. Kemudian
ektremitas bawah di adduksi. Tungkai
yang atas di sokong oleh pemeriksa

Pemeriksaan otot kelompok “


Hamstring” (L4,L5,S1,S2, saraf
siattika) Pasien tengkurap.
Kemudian lutut di suruh
fleksikan (sambil ditahan oleh
pemeriksa)
Penatalaksanaan

 Atasi nyeri  Kortikosteroid, NSAID


 Antibiotik jika ditemukan infeksi
 Fisioterapi
 Nasihat dan Motivasi

Anda mungkin juga menyukai