Disusun Oleh :
Sebelum memulai pidato ini, marilah kita panjatkan puji dan syukur kita kehadirat Allah SWT,
yang tak henti-hentinya melimpahkan rahmat, nikmat dan hidayahnya kepada kita semua
sehingga kita bisa berkumpul di dalam ruangan ini dalam keadaan sehat walafiat dan tanpa
halangan sedikitpun. Tak lupa shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita nabi
besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan seluruh umatnya. Semoga kita diberikan
syafatnya di yaumil akhir kelak aminn. Pada kesempataan yang berbahagia ini, saya akan
menyampaikan sebuah pidato yang berjudul marlilah kita meneladani sikap dan semangat Ibu r.a
kartini dalam kehidupan saat ini.
Kita sebagai wanita Indonesia harus bersyukur karena memiliki seorang pahlawan yang
memperjuangakan nasib kita, kaum wanita Indonesia agar diperlakukan sama dengan kaum laki-
laki dan mengangkat kaum kita dari jurang kenistaan.
Pada zaman dahulu, derajat kaum wanita dipandang sebgai kelas yang rendah di masyarakat.
Mereka adalah kelas kedua di bandingkan dengan kaum lelaki. Pada waktu itu kaum wanita di
larang menuntut ilmu, tidak boleh bekerja, apalagi menjadi pemimpin. Mereka hanya boleh di
dapur dan harus menikah jika sudah memasuki umur. Raden Ajeng Kartini yang berasal dari
kaum bangsawan merasa prihatin dengan apa yang dialami oleh wanita-wanita di Indonesia. Dia
merasakan perbedaan yang sangat besar dengan apa yang dialami oleh kaum wanita di Indonesia
dengan kaum wanita di Eropa. Dia pun berfikir untuk mengeluarkan kaum wanita Indonesia dari
jurang kenistaan itu. Kemudian dia bersama teman-temannya berjuang dengan membangun
sekolah pertama untuk wanita di Indonesia. Disana dia mengajarkan membaca dan menulis
kepada para wanita Indonesia agar bisa memiliki ilmu dan keterampilan seperti para kaum laki-
laki.
Berkat perjuangan Raden Ajeng Kartini dan teman-temannyalah, kini wanita Indonesia telah
memperoleh hak-haknya yang sama dengan kaum laki-laki dan juga memperoleh kebebasan.
Kini, wanita tidak bisa lagi dipandang sebelah mata oleh mereka. Wanita tidak lagi identik
dengan dapur dan menikah di usia muda. Kita semua bebas memilih untuk berkarier di bidang
apapun dan bisa mendapatkan pekerjaan yang sama seperti kaum laki-laki. Bahkan wanita bisa
menjadi seorang pemimpin suatu negara seperti mantan presiden kita yaitu Ibu Megawati
Soekarno Putri.
Hasil-hasil pemikiran brilian Raden Ajeng kartini yang telah memperjuangkan nasib kaum wanita
telah dibuatkan menjadi sebuah buku yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang. Buku ini
berisi tentang perjuangan-perjuangan Raden Ajeng Kartini dalam memperjuangkan kaumnya
selama dia hidup. Kepeloporan Raden Ajeng Kartini inilah yang wajib kita tiru dan kita amalkan
dalam kehidupan saat ini.