Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Penyakit Diare PadaAnak


Sub Pokok Bahasan : Perawatan Penyakit Diare Pada Anak
Sasaran : Keluarga Klien yang anaknya dengan keluhan Diare
Target : anggota IWABRI
Waktu : 30 menit
Hari / Tanggal : Kamis, 17 Januari 2019
Tempat : Ruang Pertemuan
Penyuluh : Prasetiati Rahayu

A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan kajian & analisa dari beberapa survei yang dilakukan, angka kesakitan diare
pada semua golongan umur pada saat ini adalah 280/1000 penduduk. Pada golongan Balita
episode diare adalah 1,5 kali per tahun. Angka kematian diare yang didapat dari Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT 1995) bila diproyeksikan pada penduduk Indonesia, setiap
tahunnya terdapat 112.000 kematian pada semua golongan umur (54/100.000 pendududk)
pada balita terjadi 55.000 kematian (2,5 per 1000 balita).
Secara global ada dua tujuan pokok program P2 Diare, yaitu mencegah kematian karena
diare dan mencegah agar tidak sakit diare. Upaya pencegahan yang efektif melalui
peningkatan kegiatan komunikasi Informasi Edukasi (KIE) serta menggerakkan peran serta
masyarakat secara aktif. Sebagai sasaran utama KIE adalah masyarakat, terutama ibu yang
mempunyai balita agar dapat melaksanakan tatalaksana diare dengan benar dan kegiatan
pencegahan yang efektif.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mendapatkan penyuluhan selama 20 menit tentang perawatan diare pada anak, peserta
penyuluhan dapat mengerti dan melaksanakan hidup sehat melalui pendekatan Komunikasi,
Informasi dan Edukasi (KIE) sehingga kesakitan dan kematian diare dapat dicegah.
C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mendapatkan penyuluhan satu (1) kali diharapkan Peserta penyuluhan mampu :
1. Menjelaskan pengertian Diare
2. Menjelaskan penyebab Diare
3. Menjelaskan tanda dan gejala diare
4. Menjelaskan cara penularan diare
5. Menjelaskan pencegahan diare
6. Menjelaskan penanganan diare

D. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi

E. MEDIA
1. Leaflet

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No. Tahapan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Waktu
1 Pembukaan 1. Salam Pembuka 1. Menjawab salam 5 menit
2. Perkenalan 2. Berkenalan
3. Maksud dan Tujuan 3. Mendengarkan
4. Kontrak waktu, tempat dan 4. Menyetujui
topik. 5. Menyatakan siap
5. Kesiapan
2 Pelaksanaan 1. Menyamakan persepsi. 1. Menjawab sesuai 10 menit
2. Menjelaskan definisi Diare, dengan pengetahuan
penyebab, tandadan gejala, 2. Memperhatikan dan
penularan, pencegahan, dan mendengarkan.
penanganan diare
3. Menjelaskan cara .
pembuatan larutan gula
garam (LGG)

3 Penutup 1. Evaluasi 1. Mendengarkan 5 menit


2. Kesimpulan kesimpulan.
3. Rencana tindak lanjut 2. Memperhatikan
4. Salam Penutup tindak lanjut.
3. Menjawab salam.

G.KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Satuan pengajar sudah siap satu hari sebelum dilaksanakannya kegiatan
b. Alat dan tempat siap sebelum kegiatan dilaksanakan.
c. Penyuluh sudah siap sebelum kegiatan dilaksanakan.
2. Evaluasi Proses
a. Alat dan tempat bisa digunakan sesuai rencana.
b. Peserta mau atau bersedia untuk melakukan kegiatan yang telah direncanakan.
3. Evaluasi Hasil
a. 75% peserta dapat menjelaskan pengertian diare
b. 75% peserta dapat menjelaskan penyebab diare
c. 75% peserta dapat menyebutkan tanda dan gejala diare
d. 75% peserta dapat menjelaskan penularan diare
e. 75% peserta dapat menjelaskan pencegahan diare
f. 75% peserta dapat menyebutkan penanganan diare
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI , 2000, Pelaksanaan Program P2 Diare, Depkes RI, Jakarta


Anonim, 1985, Ilmu Kesehatan Anak, FK-UI, Jakarta
Depkes RI, 1998, Manajemen Terpadu Balita Sakit, Depkes RI, Jakarta
Greenberg CM, 2002, Nursing Care Planning Guides For Children, California State
Univercity, California.
DIARE

A. Pengertian
Menurut Depkes RI (2005), diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya
perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya
frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari.
Menurut WHO (1999) secara klinis diare didefinikan sebagai bertambahnya defekasi (buang
air besar) lebih dari biasanya atau lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan
konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa darah.

B. Klasifikasi
Depatemen Kesehatan RI (2000) mengklasifikasikan jenis diare manjadi empat kelompok
yaitu :
1. Diare akut
Yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari.
2. Disentri
Yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya.
3. Diare persisten
Yaitu diare yang berlangsung selama 14 hari secara terus menerus.
4. Diare dengan masalah lain
Yaitu : Anak yang menderita diare (diare akut dan persisten) mungkin juga disertai
penyakit lain seperti demam, gangguan gizi atau penyakit lainnya.

C. Penyebab
1. Infeksi atau bakteri : Escherichia Coli, Salmonella, cacing, Entamoeba histolityca
2. Mal absorbsi : disakarida (intoleransi laktosa,maltose dan sukrosa), monosakarida
(intoleransi glukosa, fruktosa, galaktosa). Pada bayi dan anak terpenting ialah intoleransi
laktosa.
3. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan, susu.
4. Psikologis : Rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat menimbulkan diare terutama
pada anaka yang lebih besar.
D. Faktor resiko
1. Tidak memberikan ASI secara penuh
2. Menggunakan botol susu yang kurang bersih
3. Menyimpan makanan masak pada suhu ruangan
4. Menggunakan air minum yang tercemar
5. Tidak mencuci tangan sebelum dan sesudan buang air besar atau kecil.
6. Tidak membuang tinja dengan benar

E. Tanda dan Gejala


1. Tanda:
a. Anus dan daerah sekitar lecet
Karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin
banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorpsi usus
selama diare.
b. BB menurun
c. Turgor kulit berkurang
d. Selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering
e. Nadi cepat dan kecil
f. Denyut jantung jadi cepat
g. TD menurun
h. Kesadaran menurun
i. Pucat, nafas cepat
j. Buang air besar 4x/hari untuk bayi dan > 3x untuk anak-anak atau dewasa.
k. Suhunya tinggi

2. Gejala:
a. Tidak nafsu makan
b. Lemas
c. Dehidrasi
d. Gelisah
e. Cengeng
f. Oliguria
g. Anuria
h. Rasa haus
i. Penularan

F. Penyakit diare dapat ditularkan melalui:


1. Menggunakan sumber air yang tercemar
2. BAB sembarang tempat
3. Pencemaran makanan oleh serangga (lalat, kecoa) atau oleh tangan kotor
4. Fecal oral melalui makanan dan minuman yang tercemar
5. Melalui makanan yang terkontaminasi
6. Mengkonsumsi ikan mentah/tidak dimasak yang diambil dari air yang terkontaminasi.
7. Kontak langsung dengan orang yang terinfeksi virus

G. Pencegahan
1. Mencuci tangan sebelum makan untuk mengurangi infeksi
Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting dalam
penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun, terutama
sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan,
sebelum menyuapi makanan anak dan sebelum makan, mempunyai dampak dalam
kejadian diare (Depkes RI, 2006).
2. Mendesinfeksi permukaan peralatan rumah tangga.
3. Gunakan selalu air bersih
Sebagian besar kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui jalur fecal-oral
mereka dapat ditularkan dengan memasukkan kedalam mulut, cairan atau benda yang
tercemar dengan tinja misalnya air minum, jari-jari tangan, makanan yang disiapkan
dalam panik yang dicuci dengan air tercemar (Depkes RI, 2006).
Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air yang benar-benar bersih mempunyai
resiko menderita diare lebih kecil dibandingkan dengan masyarakat yang tidak
mendapatkan air bersih (Depkes RI, 2006).
4. Buang air besar pada tempatnya
5. Mencuci pakaian kotor dengan segera sampai bersih
6. Hindari makanan dan air yang terkontaminasi
7. Pemberian ASI
Pada bayi yang tidak diberi ASI secara penuh, pada 6 bulan pertama kehidupan resiko
terkena diare adalah 30 kali lebih besar. Pemberian susu formula merupakan cara lain
dari menyusui. Penggunaan botol untuk susu formula biasanya menyebabkan risiko
tinggi terkena diare sehingga oci mengakibatkan terjadinya gizi buruk (Depkes RI,
2006).

H. Penanganan diare
1. Bawa ke petugas kesehatan bila :
a. BAB encer semakin sering
b. Ada muntah berulang
c. Demam yang tinggi
d. Ada darah dalam tinja
e. Tidak mau makan atau minum

2. Membuat larutan gula garam (oralit)


Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah tangga
dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak tersedia berikan cairan
rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, air matang. Oralit saat ini yang beredar di
pasaran sudah oralit yang baru dengan osmolaritas yang rendah, yang dapat mengurangi
rasa mual dan muntah. Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi penderita diare untuk
mengganti cairan yang hilang. Bila penderita tidak minum harus segera di bawa ke sarana
kesehatan untuk mendapat pertolongan cairan melalui infus.
Pemberian oralit didasarkan pada derajat dehidrasi (Kemenkes RI, 2011).
a. Alat : gelas berukuran sedang dan alat pengaduk atau sendok
b. Bahan : Gula, garam
c. Cara membuat :
1) Larutkan satu sendok gula pasir dan ¼ sendok garam ke dalam gelas berisi air
matang (hangat atau dingin).
2) Kemudian aduk hingga merata dan diminum setiap kali BAB.
3) Takaran pemberian LGG untuk mengatasi diare (3 jam pertama)
a) Umur < 1 tahun : 300 ml (1,5 gelas)
b) Umur 1-4 tahun : 600 ml (3 gelas)
c) Umur 5-12 tahun : 1,2 liter (6 gelas)
d) Dewasa : 2,4 liter (12 gelas)
4) Takaran pemberian LGG untuk mengatasi diare (setiap habis buang air)
a) Umur < 1 tahun : 100 ml (0,5 gelas)
b) Umur 1-4 tahun : 200 ml (1 gelas)
c) Umur 5-12 tahun : 300 ml (1,5 gelas)
d) Dewasa : 400 ml (2 gelas)

Anda mungkin juga menyukai