Anda di halaman 1dari 7

Embriologi: Pembentukan Rhombencephalon sebagai cikal bakal saraf

kranial[sunting | sunting sumber]


Rhombencephalon tersusun atas myelencephalon dan metencephalon. Myelencephalon berada di
bagian belakang dan membentuk medulla oblongata. Sedangkan metencephalon berawal dari
lekukan pons sampai ke isthmus rhombencephalic, dan merupakan cikal bakal pons dan cerebellum(otak
kecil). Lempeng basal dan alar dari embrio terbagi menjadi 3-4 kolom sel dimana kolom sel ini
merupakan dasar dari pengembangan nukleus kranial dan juga saraf kranialis. Pada minggu ke-6
setelah fertilisasi, saraf olfaktorius(I) berkembang dari neuron bipolar di barisan epitel olfactory pit, saraf
inilah yang membuat kita dapat membau. Pada waktu yang sama saraf optikus(II) berkembang
dari retina ke arah otak. Saraf inilah yang membantu kita untuk terhubung dengan dunial luar secara
visual. Saraf okulomotor(III) dan troklearis(IV) berkembang dari otak tengah, sedangkan
saraf abdusen(VI) terbentuk di pons, ketiganya kemudian bermigrasi untuk mensarafi otot-otot ekstrinsik
mata. Adapun saraf trigeminus(V) yang terdiri dari 2 jenis yakni sensoris dan motoris. Bagian sensorisnya
berkembang menjadi 3 bagian utama yang kemudian bermigrasi ke tepi untuk menyediakan persarafan
sensoris di gigi, membran mukosa kavitas oronasal, serta kulit kepala dan wajah. Saraf trigeminus
motoris berperan dalam persarafan mastication. Berbeda dengan saraf fasialis(VII) yang berkerja pada
otot wajah sehingga memungkinkan kita berekspresi sedih ataupun senang. Saraf yang ke 8 adalah
saraf vestibulokoklear(VIII) dimana saraf ini akan mensarafi organ keseimbangan dan pendengaran kita.
Selanjutnya ada saraf glosofaringeal (IX) yang memiliki fungsi sensoris di daerah orofaring. Ada juga
saraf vagus (X) yang menyediakan persarafan sensoris membran mukosa dari jalur pencernaan
dan saraf motorik parasimpatis untuk jantung dan jalur pencernaan. Kedua dari bawah ada
Saraf aksesorius(XI) yang terbagi menjadi dua, kranialis dan spinalis. Saraf asesoris kranialis (XIc)
berjalan bersamaan dengan saraf vagus (X) menuju otot faring dan laring. Sedangkan saraf asesoris
spinalis (XIs) mensarafi otot trapezius dan sternomastoid. Terakhir ada saraf hipoglossus (XII) yang
mensarafi otot lidah sehingga memungkinkan kita untuk menggerakkan lidah dengan leluasa. [1]

Nukleus saraf kranialis[sunting | sunting sumber]


Setelah membicarakan sarafnya, ada baiknya kita juga mengetahui dari mana saraf tersebut berasal
yaitu nukleus saraf kranialis yang terletak di batang otak. Sel saraf motorik dari saraf kranialis yang
berada di batang otak merupakan bagian dari LMN, sedangkan bagian UMNnya diperankan oleh sel
saraf motor kortikal. Yang luar biasa dari nukleus saraf kranialis adalah persarafannya yang berasal dari
serat saraf dari 2 sisi hemisfer otak.[2]

Fungsi Saraf Kranialis[sunting | sunting sumber]


Saraf Kranial, merupakan saraf yang secara letak berada di dekat otak dan terbagi menjadi 12 pasang
saraf. Ke-12 saraf tersebut melewati tulang kranium sehingga saraf-saraf ini lazim disebut saraf kranial.
Nama dari saraf-saraf tersebut berasal dari urutan letak mereka mulai dari atas ke bawah. Fungsi utama
dari saraf-saraf ini adalah mengatur segala fungsi organ-organ yang berada di daerah kepala mulai dari
kesadaran, fungsi berkomunikasi, fungsi mengunyah, hingga fungsi menelan. Saraf kranial memiliki 3
macam fungsi yakni motorik, sensoris, dan otonom dan berbeda pada masing-masing saraf.[3] Salah satu
fungsi saraf kranialis adalah fungsinya yang memungkinkan kita untuk menelan dan berbicara.

Menelan[sunting | sunting sumber]


Ketika makanan atau minuman melewati bagian posterior dari lidah, otot yang disarafi oleh saraf vagus
(X) dan glosofaringeal (IX) akan mendorongnya ke bawah belakang menuju hipofaring, kemudian
melewati sfingter cricofaringeal menuju esofagus. Bagian Nasofaring ditutupi oleh otot palatum yang
disarafi oleh saraf vagus dan trigeminus (X, Vc), sedangkan tuba eustachius terbuka (X). Lubang laring
menyempit seiring dengan elevasi dari seluruh tulang laring oleh semua otot yang menempel pada tulang
yang berasal dari atas serta terbukanya sfingter cricofaringeal (X). Otot lidah yang disarafi oleh
saraf hipoglossus(XII) juga berperan penting dalam proses ini. Sebagian besar otot faring disarafi secara
satu arah melalui saraf vagus.[3]

Bicara[sunting | sunting sumber]


Proses bicara nyatanya melewati berbagai proses hingga terbentuknya sebuah kalimat yang utuh. [3]

Pertama adalah produksi suara melalui suatu fonasi[sunting | sunting sumber]


Saat fonasi pita suara membuat celah sempit yang memungkinkan udara secara langsung untuk bisa
menghasilkan suara seperti halnya pada suling, ataupun pipa organ. Otot yang menggerakkan pita suara
disarafi oleh saraf laryngeal recurrent yang merupakan bagian dari saraf vagus (X).[3]
Kedua adalah membuat suara tersebut dapat dimengerti melalui sebuah
artikulasi[sunting | sunting sumber]
Otot faringeal (X), lidah (XII), otot eksresi wajah (VII), gerakan mandibula (Vc) dan palatum(X, V)
semuanya berperan dalam mengubah suara yang tanpa arti menjadi lebih bisa dimengerti. [3]

Terakhir adalah Pitch[sunting | sunting sumber]


Pitch dimodulasi secara umum melalui penegangan otot cricothyroid dan pengenduran pita suara. Semua
gerakan dari pita suara dikontrol oleh nukleus ambiguus melalaui saraf laringeal superior
dan recurrent (X). Lesi pada nukleus ini dapat berujung terhadap kelainan proses menelan dan berbicara
yang lazim disebut bulbar dan pseudobulbar palsy.[3]

Saraf-saraf kranial[sunting | sunting sumber]


Nomor Nama Jenis Fungsi

Menerima rangsang dari hidung dan menghantarkannya ke otak


I Olfaktorius Sensori
untuk diproses sebagai sensasi bau

Menerima rangsang dari mata dan menghantarkannya ke otak


II Optikus Sensori
untuk diproses sebagai persepsi visual

III Okulomotor Motorik Menggerakkan sebagian besar otot mata

IV Troklearis Motorik Menggerakkan beberapa otot mata

Sensori: Menerima rangsangan dari wajah untuk diproses di otak


V Trigeminus Gabungan sebagai sentuhan
Motorik: Menggerakkan rahang

VI Abdusen Motorik Abduksi mata


Sensorik: Menerima rangsang dari bagian anterior lidah untuk
diproses di otak sebagai sensasi rasa
VII Fasialis Gabungan
Motorik: Mengendalikan otot wajah untuk menciptakan ekspresi
wajah

Sensori sistem vestibular: Mengendalikan keseimbangan


VIII Vestibulokoklearis Sensori Sensori koklea: Menerima rangsang untuk diproses di otak
sebagai suara

Sensori: Menerima rangsang dari bagian posterior lidah untuk


IX Glosofaringeal Gabungan diproses di otak sebagai sensasi rasa
Motorik: Mengendalikan organ-organ dalam

Sensori: Menerima rangsang dari organ dalam


X Vagus Gabungan
Motorik: Mengendalikan organ-organ dalam

XI Aksesorius Motorik Mengendalikan pergerakan kepala

XII Hipoglossus Motorik Mengendalikan pergerakan lidah

Fungsi Motoris Saraf Kranial[sunting | sunting sumber]


• Fungsi somatis motorik dari saraf kranial diperankan oleh saraf III, IV, VI, XII: – Otot ekstrinsik okular
yang menggerakkan bola mata dan kelopak mata bagian ataas disarafi oleh saraf oculomotor (III),
trochlear (IV) and abducens (VI). – Otot lidah dipersarafi oleh saraf hipoglosus (XII). • Branchiomotor: V,
VII, IX, X , XI. Lima lengkungan brakialis terdiri atas tonjolan meesoderm yang melewati bagian ventral–
dorsal pada kedua sisi embrio. Perlu diperhatikan, penomeran saraf tersebut berasal dari urutan letak
dilihat dari atas ke bawah. Masing-masing lekungan brakialis membentuk struktur tulang, otot, saraf, dan
arteri. Sehingga otot pada setiap lengkungan brakialis disarafi oleh saraf yang berada pada lengkungan
yang sama. Baik saraf somatis maupun branchiomotor, memilik akson dibagian sistem saraf tepi yang
berjalan dari badan sel di nukleus motorik batang otak menunju otot yang dituju tanpa adanya gangguan
yang berarti.[3]

Fungsi Otonom[sunting | sunting sumber]


Serat parasimpatis yang berasal dari otak hanya melalui empat saraf kranial: III, VII, IX dan X, mereka
menuju tempat persarafannya di percabang saraf V. Keempat saraf kranial tersebut mensarafi otot silier
dan iris dari bola mata, serta kelenjar ludah, lakrimal/air mata, hidung dan kelenjar palatal. Pengaturan
saraf-saraf parasimpatis ini melalui 2 sel saraf tepi yang terpisah ganglion yaitu sel saraf (neuron) pra-
dan postganglionik. Badan sel neuron preganglionik berada di nuklus parasimpatis di batang otak, dan
aksonnya bersinaps dengan neuron postganglionik di ganglia parasimpatis perifer. [3]

Fungsi Sensoris[sunting | sunting sumber]


Saraf kranialis yang mengirimkan serat sensorik (selain saraf I, II, VIII) adalah saraf trigeminus (V),
fasialis (VII), glosofaringeal (IX) dan vagus (X). Serat sensoris saraf kranialis secara umum terbagi
menjadi 2 jenis yakni somatis dan visceral.

 1.Saraf sensoris somatik (somatosensori):


Saraf somatosensori di saraf kranial menyampaikan impuls rasa sakit, suhu, sentuhan dan sensasi
proprioseptif dari kulit kulit kepala, wajah, pipi, rongga mulut, gigi dan gusi, rongga hidung dan sinus,
serta sendi temporomandibular dan ototnya. Saraf kranialis trigeminus sejatinya merupakan saraf
kranialis somatosensoris. Karena semua saraf kranialis lainnya yang bersifat somatosensori harus
melalui inti sensorik dari saraf trigeminus, terlepas dari serat mana yang dilalui saraf tersebut untuk
masuk ke batang otak.[3]

 2.Saraf sensoris viseral


Serabut saraf sensoris visceral terdiri atas saraf perasa, saraf dari saluran pencernaan kecuali gigi,
rongga mulut, dan gusi, dan serat dari kemoreseptor dan thoracoabdominal viseral. Semua serabut saraf
kranial sensoris viseral melewati inti dari saluran soliter, terlepas dari serat mana yang dilalui saraf
tersebut untuk masuk ke batang otak.[3]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

1. ^ (Inggris) Ben Greenstein, Ph.D.,Adam Greenstein,BSc (Hons) Mb, ChB (2000). Color Atlas of

Neuroscience. Thieme. ISBN 3-13-108171-6.

2. ^ (Inggris) Walter J. Hendelman, M.D., C.M.B (2006). Atlas of Functional Neuroanatomy. Taylor & Francis

Group. 978-0-8493-3084-1.

3. ^ a b c d e f g h i j (Inggris) STANLEY MONKHOUSE MA, MB, BChir, PhD (2006). Cranial Nerve Functional

Anatomy. Cambridge University Press. ISBN-13 978-0-511-13272-8.

Lihat pula

12 PASANG SARAF OTAK (Nervus Cranial)


Susunan saraf yang terdapat pada bagian kepala yang keluar dari otak dan melewati lubang
tulang tengkorak kepala yang berhubungan erat dengan otot panca indera yaitu mata, telinga,
hidung, lidah dan kulit.
Berikut kita bahas 1-12 saraf kranial yang sangat berperan penting bagi panca indera manusia
yaitu:
1. Nervus Olfaktorius (N1 hidung) yang terletak bawah dahi
Sifatnya sensorik membawa rangsangan aroma (bau-bauan) dari rongga hidung ke otak.

2. Nervus Optikus (N2 mata)


Sifatnya sensorik, mensarafi bola mata membawa rangsangan penglihatan ke otak.

3. Nervus Okulomotoris (N3 Otot** bola mata)


Sifatnya motorik, mensarafi otot-otot orbital dan mengangkat kelopak mata (otot pengerak bola
mata) didalam saraf ini terkandung serabut saraf otonom ( para simpatis).

4. Nervus Troklearis (N4 sama dengan nervus 3)


Sifatnya motorik, mensarafi otot-oto orbital. Sebagai pemutar bola mata

5. Nervus Trigeminus (5N terbagi 3: nervus optalmikus, nervus maksilaris, dan nervus
mandibularis). Saraf ini merupakan saraf otak terbesar yang memiliki 2 buah akar saraf
pengerak. Sifatnya majemuk (sensorik + motorik) yang terdiri dari 3 cabang yaitu:
a. Nervus optalmikus, sifatnya sensorik ( mensarafi kulit kepala bagian depan kelopak mata atas,
selaput lendir kelopak mata dan bola mata)
b. Nervus maksilaris, sifatnya sensorik ( mensarafi gigi atas, bibir atas, palatum, batang hidung,
rongga hidung dan sinus maksilaris)
c. Nervus mandibularis, sifatnya majemuk (serabut motoriknya mensarafi otot-otot pengunyah dan
serabut sensoriknya mensarafi gigi bawah, kulit daerah temporal dan dagu).

6. Nervus Abdusen (N6)


Sifatnya motorik, mensarafi otot-otot orbital sebagai penggoyang sisi mata.

7. Nervus Fasialis (N7 lidah, rongga mulut dan wajah)


Sifatnya majemuk (sensorik + motorik), serabut motoriknya mensarafi otot-otot lidah sebagai
pengecap dan selaput lendir rongga mulut. Di dalam saraf ini terdapat saraf otonom
(parasimpatis) untuk wajah sebagai mimik dan kulit kepala.

8. Nervus Auditorius (N8 telinga)


Sifatnya sensorik, mensarafi alat pendengaran yang membawa rangsangan dari telinga ke otak.
Saraf ini memiliki 2 buah kumpulan serabut saraf yaitu rumah keong (koklea) disebut akar
tengah adalah saraf untuk mendengar dan pintu halaman (vetibulum), disebut akar tengah adalah
saraf untuk keseimbangan.

9. Nervus Glossofaringeus (N9)


Sifatnya majemuk (sensorik + motorik), yang mensarafi faring, tonsil dan lidah.
10. Nervus Vagus
11. Nervus Assesorius
12. Nervus Hipoglosus

PENGKAJIAN FISIK SISTEM SARAF


a. Saraf cranial (bagian dari sistem saraf tepi)
Bertujuan untuk mengevaluasi fungsi saraf-saraf cranial, baik fungsi sensories maupun fungsi
motoriknya.
Langkah-langkah
1. Nervus Olfaktorius (N1 sensori) Persepsi pencuiman (membedakan bau)
Bersihkan rongga hidung dan pastikan rongga hidung tidak ada tersumbat oleh mukus atau benda
lain
Minta klien untuk menutup kedua mata dan satu lubang hidungnya
Dekatkan sumber bau ke lubang hidung yang tidak ditutup dan minta klien untuk
mengidentifikasi sumber bau/ jenis bau
Lakukan langkah yang sama pada lubang hidung yang lain
2. Nervus Optikus (N2 sensori) mensarafi bola mata membawa rangsangan penglihatan ke
otak.

Anda mungkin juga menyukai