Anda di halaman 1dari 28

ANALISIS KOMPREHENSIF KEKUATAN ISLAM DI INDO-

NESIA DALAM MENYONGSONG KEBANGKITAN

MAKALAH INI DIBUAT UNTUK


MENDAPATKAN NILAI UAS MATA
KULIAH TSAQOFAH ISLAMIYAH

SELLY OKTARIANI

AS 2013 C

NIM 41301065

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH

SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM SEBI

1436 H / 2015 M
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, segala puji kepada Allah SWT yang telah memberikan
berjuta nikmatNya sehingga memberikan kemudahan untuk menyelesaikan makalah ini.
Shalawat nan salam tercurah limpah kepada uswatun hasanah Rasulullaah SAW yang telah
memberikan segala yang dimiliki untuk umatnya. Semoga umatnya tetap terus istiqomah
menjalani sunnahnya dan mendapat syafaat di yaumul akhir. Aamiin.

Tentunya dalam menyelesaikan makalah ini penulis menyadari tidak akan terjadi
tanpa peran dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:

1. STEI SEBI yang telah memberikan kesempatan menuntut ilmu untuk melanjutkan
pendidikan S1 dengan pemberian beasiswa 100%.
2. Bapak Sigit Pramono, SE., Ak., MSACC, selaku Ketua STEI SEBI.
3. Bapak Sepky Mardian, SEI., MM, selaku Ketua Prodi Akuntansi Syariah STEI SEBI
4. Bapak Aries Hermawan, SEI, selaku dosen mata kuliah Tsaqofah Islamiyah yang te-
lah memberikan ilmunya selama satu semester.
5. Kepada orangtua yang telah memberikan dukungan moril dan materil.
6. Teman-teman AS 2013 C yang telah berbagi ilmunya dalam perkuliahan sehingga
memudahkan untuk menyelesaikan makalah ini.

Semoga kebaikan berbagai pihak dalam mendukung dan membantu untuk menyelesaikan
makalah ini dibalas oleh Allah Swt.

Mohon maaf atas ketidaksempurnaan tulisan ini, semoga dapat bermanfaat untuk semua.

Depok, 17 Januari 2015

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR............................................................................................................................ iii

DAFTAR GRAFIK .............................................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

LATAR BELAKANG ............................................................................................................... 1

TUJUAN PENULISAN ............................................................................................................. 1

BAB II ANALISA PEMBAHASAN .................................................................................................... 2

LETAK GEOGRAFIS ............................................................................................................... 4

KEKAYAAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA............................................................ 5

SUMBER DAYA MANUSIA ................................................................................................. 10

KARAKTER MASYARAKAT INDONESIA ........................................................................ 13

STABILITAS EKONOMI ....................................................................................................... 14

DINAMIKA POLITIK ............................................................................................................ 18

PERTUMBUHAN DAKWAH ................................................................................................ 19

BAB III KESIMPULAN.................................................................................................................... 21

BAB IV PENUTUP ............................................................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 22

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peta Indonesia........................................................................................................................ 4

Gambar 2 Islamic Finance Markets by Systemic Significance .............................................................. 17

iii
DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Target Bauran Energi Nasional (Sumber PGN) .......................................................................... 8

Grafik 2 Perkembangan PDB Perikanan Relatif terhadap PDB Pertanian (BPS 2013) ............................ 9

Grafik 3 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2001-2012 data BPS (diolah) ............................................ 15

Grafik 4 Pendapatan Per Kapita 2004-2012 (Rp.Juta) data BPS (diolah) .............................................. 16

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Proyeksi Proporsi Penduduk Umur 0-14 menurut Provinsi, 2010-2035 (%) data BPS 2013 ... 11

Tabel 2 Proyeksi Proporsi Penduduk Umur 15-64 menurut Provinsi, 2010-2035 (%) data BPS 2013 .. 12

Tabel 3 Proyeksi Proporsi Penduduk Umur 65+ menurut Provinsi, 2010-2035 (%) Data BPS 2013 .... 12

Tabel 4 jumlah penduduk berdasarkan pemeluk (1971-2010) data BPS.............................................. 19

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penyebaran agama Islam yang diawali oleh dakwah nabi Muhammad Saw kepada
umatnya sampai ke seluruh penjuru dunia hingga pada puncak kejayaannya peradaban Islam
mampu menguasai sepertiga dunia. Penyebaran agama Islam pun bukanlah hal yang mudah,
namun dengan kegigihan para sahabat, shahabiyah, tabi’in, tabi’ut tabi’in, dan para ulama
estafet dakwah terus berjalan sampai sekarang.

Dakwah Islam pun sampai di Indonesia melalui jalur perdagangan dan menyebar me-
lalui para pedagang Arab yang datang. Tujuan utama mereka tidak lain adalah menyebarkan
ajaran Islam melalui hubungan perniagaan, pernikahan, kebudayaan, dan lain-lain. Masyara-
kat Islam mulai terbentuk pada daerah-daerah pesisir lalu menyusul dan menyebar ke daerah
pelosok. Hingga pada puncaknya kondisi Islam yang membudaya melahirkan kerajaan-
kerajaan Islam diawali dengan berdirinya kerajaan Samudra Pasai di Aceh pada abad X sam-
pai abad XIV (1444 M).

Pertumbuhan dan pergerakan ajaran Islam di Indonesia hingga saat ini semakin men-
guat. Seiring menandakan bahwa Indonesia mempunyai kekuatan dalam membangun perada-
ban Islam di dunia. Hal ini juga diperkuat dengan potensi Indonesia yang memiliki kekayaan
alam sebagai modal untuk membangun peradaban yang makmur juga pertumbuhan dakwah
untuk membangun generasi yang robbani. Kekayaan dari keragaman yang ada di Indonesia
menjadi indikator Indonesia akan menjadi awal kebangkitan peradaban Islam selanjutnya.

1.2 TUJUAN PENULISAN


Adapun tujuan penulisan dari makalah ini:
1. Mengetahui potensi Indonesia untuk menjadi awal kebangkitan Islam selanjutnya.
2. Menambah ghirah umat Islam dalam melihat peluang kebangkitan Islam yang ada
di Indonesia.
3. Menambah Tsaqofah Islamiyah.

1
BAB II

ANALISA PEMBAHASAN

Islam merupakan agama penyempurna dari agama sebelumnya yang dibawa oleh
Rasul-Rasul sebelumnya. Kehadiran Islam menjadi penyelamat bagi umat manusia, dimana
Islam menghargai hak-hak manusia dalam kehidupan juga mengatur kehidupan manusia
secara komprehensif.

Islam mempunyai pengaruh besar dalam membangun peradaban di dunia. Bagaimana


ketika sepertiga bumi ini dikuasai oleh umat Islam membawa banyak pengaruh dalam
berbagai aspek kehidupan. Sejarah mencatat banyak penemuan-penemuan atau keilmuan
yang dipakai pada zaman sekarang merupakan hasil dari pemikiran orang-orang barat. Pa-
dahal jauh sebelum ilmuan barat menemukannya, ilmuan muslim sudah lebih dahulu
menemukan dan dipraktekkan oleh orang barat.

Dari hal tersebut menandakan bahwa Islam sangat mempunyai peran besar dengan
apa yang terjadi sampai saat ini. Namun sangat disayangkan semakin berkembangnya zaman,
Islam menjadi hal yang asing bagi umatnya sendiri. Seringkali umat Islam sendiri merasa ma-
lu dan tidak bangga dengan syariat Islam, banyak yang melanggar aturan syariat, kaku
bahkan menentang bila syariat ditegakkan, dan apatis bila sesama umat Islam atau bahkan
agamanya sendiri dihina oleh kaum lain. Akhirnya banyak kemunkaran terjadi dimana-mana
menjadi tanda bahwa sudah banyak umat Islam yang jauh dari agamanya.

Islam mempunyai lima fase kehidupan, seperti dalam sebuah hadist:

“Akan datang kepada kalian masa kenabian, dan atas kehendak Allaah masa itu akan
datang. Kemudian, Allaah akan menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah
itu akan datang masa Kekhilafahan ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah’dan atas kehendak Allaah
masa itu akan datang. Lalu, Allaah menghapusnya jika Ia berkehendak menghapusnya.
Setelah itu, akan datang kepada kalian, masa raja menggigit (raja yang dzalim), dan atas
kehendak Allaah masa itu akan datang. Lalu, Allaah menghapusnya, jika Ia berkehendak
menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa raja diktator (pemaksa), dan atas kehendak
Allaah masa itu akan datang, lalu Allaah akan menghapusnya jika berkehendak mengha-

2
pusnya. Kemudian, datanglah masa khilafah ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah (khilafah yang ber-
jalan diatas kenabian). Setelah itu, beliau diam” (HR. Imam Ahmad)1

Dalam hadist diatas dengan melihat realita yang ada, perjalanan hidup Islam sudah
berada pada fase raja diktator. Dimana mayoritas para pemimpin-pemimpin di zaman ini
menjadikan kekuasaan sebagai kekuatan untuk mengatur negaranya sesuai kehendak dirinya
tanpa melihat atau tanpa memperdulikan keadaan rakyatnya dan menjadikan kekuatannya
tersebut untuk kepentingan pribadi. Maka sangat sulit bila mencari pemimpin yang adil –
yang merefleksikan kepemimpinan Rasulullaah dan para sahabat – di zaman ini.

Gambaran ini menjadi pertanda bahwa Islam akan kembali lagi pada masa ‘ala Min-
haaj al-Nubuwwah (khilafah yang berjalan diatas kenabian) setelah fase yang sedang umat
Islam lalui sekarang yaitu fase raja diktator. Hal ini sudah diketahui bangsa barat2 dan di-
nanti-nanti oleh para umat Islam yang tak sabar akan datangnya kejayaan Islam kembali keti-
ka melihat keadaan umat sekarang yang sudah semakin merosot nilai-nilai moralnya, sistem
negara yang sudah semakin rusak, dan musuh-musuh Islam yang semakin menginjak izzah
umat Islam.

Banyak para ulama mengisyaratkan akan kembalinya kejayaan Islam dari Timur sep-
erti dalam riwayat hadist

Telah mengeluarkan Tabrani dalam Al Ausat, dari Ibnu Umar bahwa Nabi SAW telah
mengambil tangan Ali dan bersabda : “Akan keluar dari sulbi ini pemuda yag memenuhi
dunia dengan keadilan (Imam Mahdi). Bilamana kamu melihat yang demikian itu, maka
wajib kamu mencari Pemuda dari Bani Tamim itu, dia datang dari sebelah Timur dan dia
adalah pemegang bendera Al Mahdi”. (dari kitab Al Hawi lil Fatawa oleh Imam Sayuti).

Bila melihat dari hadist diatas, Timur yang dimaksud berpeluang di wilayah Asia
Tenggara. Sebab, jika dikatakan di Timur Tengah, kenyataannya yang terjadi di Timur Ten-
gah saat ini seperti konflik dan isu-isu keumatan pada umat muslim responsif datang dari

1
Hadis diatas diriwayatkan Ahmad, 4/273, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 5

2
National Intellegence Council (NIC) melaporkan hasil analisa badan intlelejen 15 negara yang berjudul
“Mapping the Global Future” (memetakan masa depan Global). Dalam laporan tersebut disebutkan ada empat
skenario dunia pada tahun 2020. Pertama, China dan India penguasa ekonomi dunia. Kedua, Amerika pen-
gorganisasi perubahan global. Ketiga, kembalinya kekhilafahan Islam. Keempat, munculnya lingkaran ketaku-
tan dunia. Di mana respon agresif terhadap ancaman “teroris” mengarah pada pelanggaran aturan sistem
keamanan yang berlaku.

3
negara-negara dalam rumpun melayu di Asia Tenggara. Dalam pengamalan dan kebangkitan
Islam pun negara rumpun melayu melebihi negara mayoritas muslim lain di Timur Tengah.

Negara dalam rumpun melayu yang dimaksud adalah Indonesia, Malaysia, dan Brunei
Darussalam. Namun dengan melihat potensinya baik dari aspek letak geografis, potensi sum-
ber daya alam, sumber daya manusia, karakter masyarakat, stabilitas ekonomi, dinamika poli-
tik, dan pertumbuhan dakwahnya Indonesia banyak diberi harapan oleh negara-negara Islam
di dunia. Ini disebabkan karena heterogennya Indonesia menjadikan Indonesia dinilai lebih
mampu menangani masalah keumatan dan lebih banyak belajar dari pengalaman dalam me-
nangani masalah sebelumnya.

LETAK GEOGRAFIS INDONESIA

Gambar 1 Peta Indonesia

Indonesia memiliki letak strategis, posisinya diantara dua benua yaitu benua Asia dan
Australia, serta diantara dua samudera yaitu samudera Hindia dan samudera Pasifik. Secara
astronomis, Indonesia terletak pada 6° LU – 11° LS dan 90° BT – 141° BT. Letak strategis
ini yang menjadikan Indonesia sebagai jalur perlintasan perdagangan antar benua dan antar
samudera.

Dengan adanya jalur perlintasan ini, seringkali Indonesia dijadikan tempat singgah
bahkan tempat menetap bagi para pedagang dari Timur maupun dari Barat. Lalu mereka

4
meneruskan kehidupan juga keturunannya di Indonesia, hingga adanya perkawinan kultur
antara kultur Indonesia dengan kultur diluar Indonesia dan saat ini masih ada yang tetap ber-
tahan.

Letak geografis Indonesia menurut astronomis diatas juga mengakibatkan iklim di


Indonesia paling ideal, negaranya yang melewati garis khatulistiwa, hingga tak heran bila In-
donesia memiliki tanah yang subur juga alamnya yang indah. Letak Indonesia yang strategis
memudahkan bagi bangsa Indonesia untuk belajar dan mendapatkan ilmu dari negeri Timur
dan negeri Barat.

Di sisi lain, wilayah yang strategis memudahkan Indonesia melakukan koordinasi dan
kerjasama dengan negara-negara ASEAN, dimana dalam ASEAN adalah berkumpulnya
negara-negara Asia Tenggara yang diantaranya merupakan rumpun melayu. Kemudahan
koordinasi ini bisa memperluas potensi bangkitnya peradaban Islam antara Indonesia, Malay-
sia, dan Brunei yang wilayahnya berdekatan. Jika kekuatan bertambah , potensi ini tidak han-
ya menjadi kekuatan untuk Indonesia, tapi juga untuk umat muslim di dunia. Dengan begitu,
untuk membangun peradaban Islam kembali akan lebih mudah.

KEKAYAAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA

“Aku tinggalkan kekayan alam Indonesia, biar semua negara besar dunia iri dengan
Indonesia, dan aku tinggalkan hingga bangsa Indonesia sendiri yang mengolahnya”. ~ Soe-
karno-Presiden RI ke-1 ~

Dalam membangun peradaban tidak hanya membutuhkan cita-cita yang tinggi, tetapi
juga membutuhkan modal besar sebagai kekuatan untuk membangun peradaban. Modal besar
untuk membangun peradaban adalah dengan kekayaan yang dimiliki. Kekayaan yang dimiliki
ini nantinya akan memakmurkan umat dan menjamin kehidupannya.

Indonesia sebenarnya memiliki modal ini, hanya saja potensinya kurang dioptimal-
kan. Banyak kekayaan Indonesia dalam bentuk sumber daya alam dijual dan diserahkan
kepada negara asing yang akhirnya menjadikan Indonesia menjadi budak di negerinya
sendiri. Rakyatnya bekerja untuk mengeruk sumber daya alam Indonesia, tetapi hasil dan ke-
untungannya dinikmati oleh negara lain.

5
Kekayaan sumber daya alam di Indonesia bisa ditemukan dalam berbagai sektor. Mu-
lai dari sektor kekayaan hasil tambang, Indonesia mempunyai hasil tambang yang banyak,
diantaranya ada aluminium, bijih besi, tembaga, emas, platina, molibdenum, belerang, titan
dioksid, timah hitam dan seng, logam tanah jarang, nikel, batu bara, uranium, dan mineral
industri3. Dari sektor kekayaan hasil pertanian berupa tanaman palawija, sayur mayur. Dari

3
Dalam situs www.geomagz.com yang ditulis oleh Teuku Ishlah untuk menjawab pertanyaan tentang jenis-
jenis mineral penting, yaitu:
1) Aluminium
Aluminium dihasilkan dari tambang bauksit. Indonesia pada 2013 tercatat menjadi negara eksportir bauksit
terbesar di Asia, yakni 40 juta ton. pada tahun 2009 cadangan bijih bauksit Indonesia mencapai
145.903.500 ton dan meningkat jadi 432.860.520 ton pada 2012 dari 110 IUP (Izin Usaha Pertambangan).
Sumber dayanya meningkat dari 502.748.000 ton pada 2009 menjadi 971.720.142 ton di 2012.
2) Bijih besi - pasir besi
Pada 2009 bijih besi di Indonesia mencapai 393.195.567 ton sumber dayanya dan 2.216.000 ton cadangan
3) Tembaga-emas
Dari 79 daerah prospek emas di Indonesia daerah yang mempunyai cadangan lebih dari 30 ton Au pada ka-
dar 1 ppm hanya ditemukan di sekitar Tembagapura (Papua), Batuhijau (360 juta to bijih, Cu o,7% dan Au
0,7 ppm), Gunung Pongkor Jawa Barat (102 ton, Au 10-18 ppm, kapasitas produksi 2 ton), Messeel di Sula-
wesi Utara (60 ton kapasitas produkasi 8 ton Au/tahun, tutup pada tahun 2004), dan Kelian (cadangan awal
59 ton, kapasitas produksi 12-14 ton Au/tahun, tutup pada 2002). Dalam hal ini Gosowong di Halmahera
Tengah juga perlu disebutkan (29,5 ton Au, kadar 20 ppm). Berdasarkan Neraca Sumber Daya Mineral dari
Badan Geologi 2013 memperlihatkan peningkatan sumber daya dan cadangan tembaga dan emas. Pada
2009 sumber daya bijih tembaga mencapai 4,925 miliar ton dan emas 6.575 ton meningkat menjadi 17,464
miliar ton bijih tembaga dan 9.837 ton emas pada 2013.
4) Platina
Mineral yang termasuk ke dalam kelompok platina terdiri dari platinum palladium, rhodium, ruthenium,
iridium, osminium. Potensi pasar dunia untuk platinum dan palladinium pada 2010 mencapai 12,5 miliar
dolas AS. Eksplorasi bijih platina masih dalam bentuk riset ilmiah yang jangka waktunya pendek dan bersi-
fat tinjauan yang dilakukan atas dasar kerjasama konsultasi teknik antara Pemerintah Indonesia (Direktorat
Sumber daya Mineral, kini pusat Sumber Daya Geologi PSDG, Badan Geologi) dengan Amerika Serikat (US
Geological Survey/ USGS) yang berlangsung 1986-1987
5) Molibdenum
Termasuk kelompok paduan besi tetapi terdapat juga mineralisasi berupa mineral ikutan dalam tipe porfiri
Cu-Mo dan tipe urat. Indonesia memiliki mineralisasi porfiri Cu-Mo yang ditemukan PT Tropic Eandevour
tahun 1980 yang diambil alih oleh PT Utah Indonesia dan BHP Minerals. Saat ini sedang dilakukan ek-
splorasi oleh PT Gorontalo Minerals. Namun, Endapan molibdenium disekitar sungai Mak di Gorontalo dit-
inggalkan. Padahal dalam kajian kelayakan tambang, endapan tersebut layak ditambang dengan kapasitas
15.000 ton bijih per hari dengan investasi 300 juta dollar AS. Areal lain endapan molibdenium di Tangse,
Provinsi NAD; Malala, Buol, Tolitoli, Provinsi Sulawesi Tengah, dan beberapa daerah prospek lain di Kali-
mantan Barat.
6) Belerang
Indonesia memiliki potensi bijih pint masif di Kalimantan Selatan, yang menarik untuk dijadikan bahan baku
belerang. Selain itu asih terdapat beberapa tambang belerang yang berkaitan dengan lapangan solfatara
dan fumarol seperti Gunung Ijen Jawa Timur, Gunung Kaba di Bengkulu, dan beberapa tempat lain.
7)Titan Dioksid
Di Indonesia banyak ditemukan indikasi endpan Ilminit dan Rutil, bahan pembuatan titan dioksid. Lokasi
keterdapatannya ada di sepanjang pantai Selatan Pulau Jawa seperti Pelabuhan Ratu, Cidaun, cipatujah,
Pantai Selatan Tasikmalaya, Cilacap, Kulon Progo, dan Pantai di Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, beberapa
tempat di Sumatera dan pantai utara Papua serta daerah lainnya.
8) Timah Hitam dan Seng
Mineralisasi timah hitam (timbal) dan seng banyak ditemukan dalam jumlah kecil di Pulau Sumatera dan
Jawa, Seperti di Pagar Gunung (Natal, Sumatera Utara), Tanjung Balit dan Sungai Tuboh (Sumatera Barat),

6
sektor energi terdapat minyak bumi, gas alam, batu bara, dan energi alternatif lain seperti en-
ergi matahari, tenaga angin, panas bumi dan tenaga air. Dari sektor kehutanan terdapat
berbagai jenis pohon yang berasal dari berbagai jenis hutan, diantaranya hutan tropis, hutan
mangrove, hutan hujan, dll. Lalu dari sektor hasil laut, Indonesia menyimpan jutaan jenis
ikan dan terumbu karang serta kekayaan laut lainnya

Dengan kekayaan sumber daya alam yang relatif melimpah, semestinya pertumbuhan
ekonomi Indonesia bisa lebih tinggi, bahkan bisa mencapai pertumbuhan ‘double digit’. Saat
ini, pendapatan per kapita Indonesia sekitar 3.500 dolar AS, dengan pertumbuhan ekonomi
yang relatif tinggi, yakni 5,5 persen4. Ini artinya, potensi kekayaan alam Indonesia sangat be-
sar dalam membantu pertumbuhan ekonominya. Potensi sebesar ini sebenarnya Indonesia
bisa saja tidak lagi bergantung pada fluktuasi nilai dollar, tidak lagi harus berhutang pada
Negara lain, dan juga tidak perlu lagi harus bersusah payah membayar mahal untuk mengek-
spor barang dari negara lain.

Gunung Limbung (Garut, Jawa Barat), Gunung Sawal (Ciamis, Jawa Barat), Kasihan (Pacitan, Jawa Timur),
Ketapang (Kalimantan Barat), dan lainnya. Usaha eksplorasi timbal yang dilakukan melalui kerjasama bilat-
eral antara Direktorat Sumber Daya Mineral (sekarang PSDG, Badan Geologi) dan Koea Selatan untuk lokasi
Pacitan (1991-1994), dan kerjasama dengan Jepang untuk lokasi Pagar Gunung (1980-1984) dan Sungai
Taboh (1983-1987).
9) Logam Tanah Jarang (LTJ)
Potensi Pasar Mineral LTJ 2010 mencapai 893 juta dolar AS. Indonesia memiliki potensi LTJ sekitar 2.715
ton monasit dan xenotim (LTJ).
10) Bijih nikel
Berdasarkan hasil kajian PSDG, Badan Geologi, tahun 2013. Indonesia memiliki sumber daya bijih nikel
sebesar 3,25 miliar ton dengan dengan cadangan sebesar 1,16 miliar ton berasal dari IUP Produksi
sebanyak 38 lokasi.
11) Batubara
Indonesia saat ini merupakan negara eksportir batubara keempat terbesar di dunia dengan kapasitas
produksi mencapai 119,9 juta ton pada 2006. Endapan batubara tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, Kali-
mantan, dan Papua.
12) Uranium
Mineralisasi uranium terbaik saat ini ditemukan di daerah Kalan yang berasosiasi dengan apatit, turmalin,
pirit, dan molibdenium, juga mineral uranit dalam bentuk urt yang tersebar diantara hablur apatit dan
monazanit. Sumber daya terukur mencapai 1.360 ton, terunjuk 7.728 ton, dan tereka 2004 ton. Berdasar-
kan penyelidikan BATAN-BGR 1976, Indonesia memiliki daerah prospek mineralisasi uranium di Papua, Ka-
limantan, dan Sumatera.
13) Mineral Industri
Mineral Industri seperti potasium, silikon, vernikulit, batu posfat, intan, flouspar. Penambangan intan
secara tradisional terdapat di Martapura Kalimantan Selatan, Purukcahu Kalimantan Tengah, dan Sungai
Landak di Ngabang Kalimantan Barat. Sementara di Papua dan Maluku memiliki potensi mineral asbes yang
ditemukan dalam batuan ultrabasa yang termalihkan (mengalami proses metamorfosa)
4
Badan Intelijen Negara, “Menyongsong 2014-2019 Memperkuat Indonesia dalam Dunia yang Beru-
bah”(Jakarta: CV Rumah Buku), halaman 232

7
Dalam sumber daya alam di bidang energi misalnya, Indonesia sebenarnya cukup
banyak memiliki berbagai alternatif energi, diantaranya minyak, gas, dan batu bara. Tapi re-
alitas energi nasional yang dimiliki mulai dari cadangan minyak Indonesia di tahun 2013
sebesar 3,59 miliar barel turun 150,39 juta barel dari 3,74 miliar barel di tahun 2012. Ca-
dangan minyak Indonesia berada pada angka ini diprediksi akan habis selama 11 tahun5. En-
ergi ini bukan hanya dihabiskan oleh negara sendiri, tapi banyak negara lain ikut mengeruk
kekayaan alam Indonesia. Tidak heran, bila kekayaan negara Indonesia akan cepat habis ka-
rena untuk menanggung miliaran manusia dari berbagai negara.

Potensi sumber daya mineral lainnya seperti gas alam dan batu bara yang statusnya
sebagai energi alternatif mungkin sudah harus ditingkatkan menjadi energi utama, yang ten-
tunya memiliki tantangan yang tidak mudah. Gas alam memiliki cadangan hingga mencapai
153,45 Tcf (Terbukti dan potensial) sementara cadangan batu bara mencapai 136 Miliar Ton6.

Grafik 1 Target Bauran Energi Nasional (Sumber PGN)

Pada tahun 2006 minyak bumi masih mendominasi bauran energi primer nasional
(52%). Respon terhadap situasi ini telah ditetapkan oleh pemerintah melalui target bauran
energi nasional, yang mana, bauran energi nasional akan mengalami perubahan dan lebih
mengutamakan pada energi terbarukan (2025).

Ini menandakan bahwa konsumsi dan kebutuhan energi di Indonesia sangat tinggi,
sementara konsumsi dan kebutuhan tidak diseimbangkan antara sumber daya yang tersedia.
Namun Indonesia benar-benar kaya akan sumber daya alamnya, jika energi yang biasa
digunakan saat ini akan terbatas masa ketersediaannya, Indonesia masih punya potensi energi

5
PGN Inside, edisi 59 / 2013, halaman 5
6
PGN Inside, edisi 59 / 2013, halaman 5

8
alternatif lain yang dapat diperbarui yaitu sinar matahari (tenaga surya), geografis Indonesia
sebagai negara maritim (tenaga air), hingga banyaknya gunung berapi (energi panas bumi).
Namun energi alternatif tersebut haruslah diuji terlebih dahulu dan dilakukan penelitian guna
memaksimalkan potensi alternatif yang ada.

Contoh potensial lain pada sektor kehutanan dan sektor kelautan atau perikanan. Di
sektor kehutanan Indonesia memiliki lebih dari 130 juta hektare hutan7. Namun ekosistem
hutan sudah semakin rusak, akibat penebangan hutan secara liar, pembakaran hutan, atau aki-
bat bencana alam yang mengorbankan paru-paru dunia ini. Sektor kehutanan berperan sentral
dalam menggerakkan perekonomian nasional karena memiliki nilai keterkaitan ke depan
(forward linkages) terbesar kedua dari 21 sektor perekonomian, setelah pertanian dan perke-
bunan8.

Potensi sumber daya alam yang ada pada sektor kelautan atau perikanan dalam
konteks Asia dan Asia Tenggara, Indonesia termasuk negara yang memiliki laut yang paling
luas. Asumsi optimistis, dengan rata-rata pertumbuhan 7 persen per tahun, maka pada tahun
2030 kontribusi sektor perikanan dan kelautan diharapkan mencapai 40 milyar dolar AS
(MGI, 2012).

Grafik 2 Perkembangan PDB Perikanan Relatif terhadap PDB Pertanian (BPS 2013)

7
Badan Intelijen Negara, “Menyongsong 2014-2019 Memperkuat Indonesia dalam Dunia yang Beru-
bah”(Jakarta: CV Rumah Buku), halaman 239
8
Nurrochmat et al. (2007) serta Nurrochmat dan Hasan (2012) dalam buku “Menyongsong 2014-2019
Memperkuat Indonesia dalam Dunia yang Berubah”(Jakarta: CV Rumah Buku), halaman 242

9
Dari semua hal yang diuraikan diatas, ternyata Indonesia mempunyai ‘harta karun’
yang begitu banyak. Bahkan kalau dibandingkan dengan negara maju sekelas Amerika yang
merupakan negara adidaya, Indonesia jauh lebih potensial untuk lebih menguasai peradaban
dengan modal besar yang dimiliki. Tak heran, jika dulu Indonesia menjadi rebutan negara-
negara asing untuk dimiliki kekayaan alamnya, bahkan sampai saat ini.

Sebagian besar negara-negara maju yang tingkat perekonomiannya diatas rata-rata,


mereka pun ternyata ikut menikmati hasil kekayaan Indonesia untuk menambah pundi-pundi
kekayaan negaranya. Hal ini yang menjadi perhatian bangsa Indonesia, dengan kekayaan
yang melimpah ruah namun masih tergolong dalam negara berkembang.

Jika saja sistem negara Indonesia bisa sejalan dengan syariat Islam, maka sudah
dipastikan Indonesia menjadi pemegang tombak kejayaan Islam selanjutnya. Dimana dengan
kekuatan modal besar ini bisa membangun peradaban Islam yang meluas.

SUMBER DAYA MANUSIA

Salah satu syarat dalam membangun sebuah peradaban adalah SDM (Sumber Daya
Manusia) untuk menggerakkan dan menjadi barisan dalam peradaban. SDM yang dibutuhkan
bukan hanya dari segi kuantitasnya, namun juga kualitasnya. SDM yang berkualitas sangat
mempunyai peran besar dalam menggerakkan dan menciptakan sebuah peradaban.

Indonesia memiliki sumber daya yang cukup memadai bila melihat jumlah
penduduknya sampai saat ini. Menurut publikasi BPS pada bulan Agustus 2010, jumlah
penduduk Indonesia berdasarkan hasil sensus adalah sebanyak 237.556.363 orang, yang
terdiri dari 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 perempuan, dengan tingkat laju pertum-
buhan rata-rata sebesar 1,4% per tahun.

Data di atas menunjukkan betapa kuat Indonesia mempunyai SDM secara kuntitas.
Apalagi Indonesia saat ini menduduki peringkat keempat populasi manusia terbanyak di
dunia9. Jumlah penduduk tersebut belum diklasifikasikan dalam susunan umur penduduk
yang dikategori anak-anak berumur 0-14 tahun, usia produktif 15-64 tahun, dan usia tua 65
tahun keatas.

9
Sumber www.detik.com “Negara dengan Penduduk Terbanyak di Dunia, RI masuk 4 besar” telah mengutip
data Departemen Perdagangan AS, melalui Biro Sensusnya, Kamis (6/3/2014)

10
Tabel 1 Proyeksi Proporsi Penduduk Umur 0-14 menurut Provinsi, 2010-2035 (%) data BPS 2013

11
Tabel 2 Proyeksi Proporsi Penduduk Umur 15-64 menurut Provinsi, 2010-2035 (%) data BPS 2013

Tabel 3 Proyeksi Proporsi Penduduk Umur 65+ menurut Provinsi, 2010-2035 (%) Data BPS 2013

12
Proyeksi umur tersebut lebih dominan pada usia produktif yaitu 15-64 tahun. Proyeksi
usia produktif pada tabel 2, menunjukkan angka peningkatan usia produktif tiap 5 tahun. Usia
produktif adalah usia dimana fisik masih kuat, mental dan pemikirannya masih bisa terus di-
asah. Inilah masa keemasan dalam pertumbuhan usia.

Sangat disayangkan bila potensi ini dibiarkan begitu saja, sebab kuatnya sebuah
peradaban juga karena kuatnya penggerak peradaban itu sendiri. Potensi ‘usia emas’ saat ini
justru mencemaskan, dimana peningkatan pergaulan bebas, penyakit sosial, angka pengang-
guran, yang malah menjadi beban bagi masyarakat juga Negara. Padahal, usia produktif ini
menjadi gambaran bagi generasi berikutnya.

KARAKTER MASYARAKAT INDONESIA

Keragaman yang ada di Indonesia ikut mempengaruhi karakter masyarakatnya.


Dengan berbagai macam suku, adat, budaya, bahasa, dan kepercayaan mempengaruhi pola
asuh dalam kehidupan sehari-hari. Dalam masyarakat Indonesia, beberapa masih memegang
teguh adat istiadat yang dibawa oleh nenek moyang mereka. Biasanya ini ditemui di daerah-
daerah pedalaman atau suku pedalaman yang sulit aksesnya untuk terhubung dengan dunia
luar. Ada juga masyarakat yang beragama atau religius telah memegang teguh ajaran agama
yang dianut.

Faktor-faktor tersebut membentuk idealisme masyarakat Indonesia yang terkadang


sulit diruntuhkan. Namun bukan berarti faktor luar pun tidak ikut mempengaruhi karakter
masyarakat Indonesia. Budaya-budaya barat yang disuguhkan dalam hiburan, tontonan, dan
mode mengubah image, cara pandang masyarakat, dan perilaku masyarakat. Masyarakat
cenderung mengaplikasi apa yang dilihat dan atau apa yang biasa dilihat oleh mereka. Bi-
asanya ini karena faktor ikut-ikutan atau takut dibilang kuno dan ketinggalan zaman.

Masyarakat Indonesia mudah terbuka bahkan antusias dengan informasi yang baru.
Artinya masyarakat Indonesia cukup melek pada info-info terbaru yang terjadi. Tapi, terka-
dang hal ini sulit dibendung ketika berita-berita provokasi yang hadir di masyarakat.
Masyarakat kurang memeriksa ulang berita yang ada dengan kejadian sebenarnya (tabayun).
Akibatnya, banyak pihak-pihak yang mengambil keuntungan dengan menyebarkan berita-
berita provokasi yang ‘membakar’ masyarakat, bahkan tak jarang beritanya mengada-ada
atau mengandung kebohongan.

13
Namun, ada hal yang bisa membuat bangsa lain jatuh cinta dan amat menghargai
masyarakat Indonesia, yaitu sikap ramahnya, saling bantu membantu (ta’awun), jiwa nasion-
alisme, dan kepeduliannya yang tinggi. Sikap ramah menjadi ciri khas Indonesia karena
masyarakat Indonesia senang hidup berbaur dan bermasyarakat. Jiwa nasionalisme masyara-
kat sering ditunjukkan dengan mendukung habis-habisan dalam menjaga NKRI karena se-
mangat perjuangan para pahlawan masih membekas hingga sekarang. Dalam hal saling
membantu dan kepedulian, sering masyarakat Indonesia tak segan untuk turun dan me-
nyumbangkan apa yang dimiliki ketika terjadi bencana alam dan kesusahan pada saudaranya.

Karakter masyarakat seperti ini yang membuat bangsa lain ikut menilai bahwa Indo-
nesia menjadi awal kebangkitan peradaban Islam selanjutnya. Dari mudahnya masyarakat
menerima dan terbuka pada informasi yang ada, sikap tenggang rasa, jiwa nasionalisme, dan
sikap saling membantu atau gotong royong. Karakter ini yang diperlukan untuk membangun
sebuah peradaban. Peradaban tidak akan terjadi jika hanya ada satu peran, untuk membangun
peradaban butuh banyak peran, dimana dibutuhkannya peran-peran tersebut yang mempunyai
satu visi, saling bekerja sama, dan menginginkan kebaikan yang sama untuk umat.

STABILITAS EKONOMI

Untuk melihat tingkat kemakmuran sebuah negara, bisa dilihat dari pertumbuhan
ekonominya. Setiap tahun grafik pertumbuhan ekonomi selalu menunjukkan fluktuasi yang
menggambarkan keadaan perekonomian dalam sebuah negara. Perekonomian dalam sebuah
negara terdiri dalam lingkup makro juga mikro. Pertumbuhan ekonomi yang baik ialah yang
terus menunjukkan peningkatan atau minimal menunjukkan keadaan stabil, yaitu ketika da-
lam keadaan peningkatan ekonomi mampu memanfaatkan keadaan tersebut untuk pem-
bangunan negara dan ketika berada pada penurunan tingkat ekonomi mampu bangkit dan tid-
ak terpuruk terus menerus. Indonesia sudah beberapa kali mengalami krisis moneter hingga
terjadinya PHK besar-besaran, harga barang-barang melambung tinggi, nilai tukar rupiah
menurun, namun Indonesia tetap bertahan dan mampu mengatasi permasalahan tersebut.

Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi di atas 6% pada 2011 dan 2012 meskipun
sedikit turun lagi pada 2013. Dengan tingkat tersebut, Indonesia sempat mencatatkan diri se-
bagai salah satu negara anggota kelompok G2010 yang memiliki tingkat pertumbuhan terting-

10
Kelompok negara-negara yang menguasai sekitar 85 persen perekonomian dunia pada 2009

14
gi, yakni 6,5 % pada 2011. Profil perkembangan Indonesia beberapa tahun ini membawa per-
hatian sejumlah negara serta lembaga-lembaga internasional seperti Bank Dunia yang
memproyeksikan Indonesia bersama dengan Brazil, China, India, Korea Selatan dan Rusia
akan menyumbang 50 persen pertumbuhan global pada 2025. Dengan pendapatan atau
Produk Domestik Bruto sebesar 825 milyar dolar AS pada 2011, Indonesia mencatatkan diri
sebagai negara dengan ukuran ekonomi terbesar ke-16 di dunia11.

Grafik 3 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2001-2012 data BPS (diolah)

Angka yang optimis untuk pertumbuhan ekonomi di Indonesia hingga ke depannya.


Pertumbuhan ini bukan hanya lebih tinggi dari angka pertumbuhan global 2011 sebesar 3,9
persen, melainkan juga tertinggi ketiga di Asia Pasifik setelah China dan India, serta tertinggi
di kawasan Asia Tenggara12.

Walau dalam tahun terakhir menjelang periode 2014-2019 memang terdapat beberapa
pelemahan dalam indikator ekonomi Indonesia, seperti pada pertumbuhan, ekonomi nilai tu-
kar rupiah, hingga tingkat cadangan devisa. Meskipun demikian, secara umum, perekonomi-

11
Badan Intelijen Negara, “Menyongsong 2014-2019 Memperkuat Indonesia dalam Dunia yang Beru-
bah”(Jakarta: CV Rumah Buku), halaman 181-182
12
Badan Intelijen Negara, “Menyongsong 2014-2019 Memperkuat Indonesia dalam Dunia yang Beru-
bah”(Jakarta: CV Rumah Buku), halaman 183

15
an tetap baik dan stabil untuk menjadi landasan bagi pembangunan ekonomi kurun waktu
berikutnya13.

Tingkat pertumbuhan ekonomi juga bisa dilihat dari peningkatan pendapatan


perkapita.

Grafik 4 Pendapatan Per Kapita 2004-2012 (Rp.Juta) data BPS (diolah)

Data 2004-2012 tentang peningkatan pendapatan per kapita menunjukkan setiap ta-
hunnya selalu meningkat. Pendapatan per kapita ini meningkat juga dipengaruhi peningkatan
biaya hidup yang dipengaruhi oleh kenaikan harga tiap tahunnya.

Stabilitas perekonomian di Indonesia menggambarkan perekonomian Indonesia tergo-


long kuat dibandingkan dengan negara-negara lain. Namun sifatnya masih spekulatif, sebab
sistem perekonomian Indonesia masih bergantung pada sistem ekonomi kapitalis. Hal ini
sungguh tidak adil, karena sistem perekonomian digerakkan oleh segelintir orang. Sehingga
harga, nilai mata uang, dan pergerakkan pasar bisa saja dipermainkan oleh golongan orang-
orang tertentu.

Di Indonesia saat ini sudah mulai mencoba menerapkan sistem ekonomi syariah. Sis-
tem ini memang bukanlah sistem yang baru terancang, tapi sistem ini sudah ada sejak zaman
Nabi dan umat Islam mencoba untuk menghadirkan kembali sebagai solusi dari sistem

13
Badan Intelijen Negara, “Menyongsong 2014-2019 Memperkuat Indonesia dalam Dunia yang Beru-
bah”(Jakarta: CV Rumah Buku), halaman 182

16
perekonomian yang menjerat. Ekonomi syariah mengutamakan keadilan dan untuk mencapai
maslahat, menginginkan pemerataan kekayaan hingga kemakmuran bisa dirasakan siapapun.

Prospek ekonomi syariah sangatlah bagus, sebab saat terjadinya inflasi dan krisis yang
pernah terjadi di dunia juga di Indonesia, ekonomi syariah mampu menghadapi dan bertahan
disaat yang lain goyah. Secara umum berdasarkan karakteristiknya dapat menghadapi krisis
keuangan global dengan lebih baik karena terhindar dari toxic asset seperti securitised sub-
prime loans, derivative products, collateralised debt-obligations dan berbagai structured
products yang berisiko tinggi, yang dianggap sebagai penyebab krisis keuangan global tahun
2008-200914.

Gambar 2 Islamic Finance Markets by Systemic Significance

Indonesia masuk kategori potensial untuk pertumbuhan ekonomi syariah. Melihat dari
peta pertumbuhan ekonomi syariah, Indonesia berada pada wilayah biru dimana wilayah biru
yang ditunjukkan adalah wilayah potensial, sedangkan wilayah hitam adalah wilayah yang
sudah bersistem ekonomi syariah. Indonesia menjadi potensial tumbuhnya ekonomi syariah
selain karena pertumbuhan perekonomiannya, hal ini diperkuat dengan jumlah penduduk In-
donesia yang mayoritas muslim.

Stabilitas perekonomian Indonesia serta potensi tumbuhnya sistem ekonomi syariah di


Indonesia menjadi indikator yang menguatkan statement bahwa peradaban Islam akan kem-
bali hadir dimulai dari Indonesia. Perekonomian yang baik membuat bangsa mampu menja-
14
Otoritas Jasa Keuangan, “Laporan Perkembangan Keuangan Syariah tahun 2013”, halaman 116

17
min kesejahteraan rakyatnya, serta pembangunan nasional dapat berjalan dengan lancar. Be-
gitu juga potensi ekonomi syariah yang menjamin maslahat untuk semua tidak perlu dira-
gukan sebagai sistem yang membawa negara pada masa depan ekonomi yang cerah.

DINAMIKA POLITIK

Dalam bidang politik, Indonesia memiliki sistem demokrasi pada politiknya. Artinya
pilihan dari rakyat dan untuk rakyat. Sistem demokrasi membuka peluang untuk masyarakat
supaya turut berperan aktif dalam menyuarakan aspirasinya. Di beberapa negara lain, sistem
ini tidak dipakai. Biasanya negara yang tidak memakai sistem demokrasi adalah bentuk nega-
ra monarki, yaitu pilihan dan putusan berada ditangan kerajaan.

Sistem demokrasi sebenarnya memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebi-


han dari sistem politik demokrasi yaitu setiap warga negara berhak menyuarakan pilihannya.
Selain itu negara mengarahkan warganya untuk menentukan apa-apa yang akan menjadi
keputusan negara. Tapi, sistem ini juga memiliki kekurangan. Kekurangan dalam sistem poli-
tik demokrasi tidak validnya hasil karena hasil di dapat dari suara terbanyak. Bisa saja, suara
banyak tersebut sudah digiring oleh pihak-pihak yang ingin mengambil keuntungan, atau
adanya manipulasi data dari suara terbanyak. Keterbukaan Indonesia dalam menerima as-
pirasi masyarakat, menyediakan lembaga hukum sebagai tempat tuntutan-tuntutan rakyat dan
nantinya akan diproses dalam sidang serta musyawarah.

Sistem politik di Indonesia masih harus banyak bebenah. Dari kekuatan hukum,
hukum di Indonesia masih tergolong lemah atau tidak secara tegas dalam memberikan huku-
man kepada pihak yang melanggar. Akhirnya tindak pidana seperti korupsi, pembunuhan,
pencurian, dan masih banyak kasus lainnya tak habis terselesaikan karena hukum Indonesia
tidak membuat efek jera bagi pihak yang bersalah.

Laju dinamika politik di Indonesia bersamaan dengan tingkat lahirnya partai-partai


baru sebagai komponen dalam perpolitikan Indonesia. Yang awalnya hanya tiga partai besar,
sekarang ada dua puluh lebih parpol di Indonesia. Umat muslim pun tak ketinggalan, yang
mempunyai visi dakwah untuk negara melalui pemerintahan melakukan upaya untuk masuk
ke parlemen dengan ikut mendirikan partai politik.

18
Potensi Indonesia dalam dinamika politik untuk membangun sebuah peradaban me-
mang sangat diperlukan. Sama ketika fase perjalanan Islam sebelumnya yaitu pada masa na-
bi, Khulafa Rasyidin, raja mengigit, mereka bisa sukses membawa kajayaan Islam karena
metode politiknya yang baik. Indonesia mempunyai dinamika politik yang cukup baik, walau
dengan sistem demokrasi tapi sedikitnya Indonesia juga menerapkan sistem musyawarah sep-
erti apa yang diajarkan dalam Islam.

PERTUMBUHAN DAKWAH

Indonesia saat Islam belum hadir, masih dibawah belenggu penjajah dan masih men-
jadi pengikut ajaran nenek moyang. Sebelum datangnya para saudagar dari negeri Timur un-
tuk mendakwahkan Islam, Indonesia mayoritas menganut ajaran Budha dan Hindu. Namun,
ketika Islam datang dengan menampilkan ajaran yang memanusiakan manusia, Islam masuk
dengan mudah melalui jalur perdagangan. Islam pun juga mencapai puncak kejayaan di In-
donesia ketika banyaknya kerajaan-kerajaan Islam yang berdiri dan hidup secara makmur.

Tabel 4 jumlah penduduk berdasarkan pemeluk (1971-2010) data BPS

19
Saat ini Indonesia menjadi negara dengan mayoritas muslim, dilihat dari data pemeluk
agama bahwa jumlah pemeluk Islam berada diatas persentase 80%, jumlah yang cukup ban-
yak dan menjadi potensi kekuatan umat Islam dalam membangun dan mengembalikan ke-
jayaan Islam. Dalam membangun peradaban dibutuhkan pasukan yang banyak dan kuat, sep-
erti yang telah dicetak oleh generasi kegemilangan Islam sebelumnya.

Pertumbuhan dakwah di Indonesia ditandai dengan mulai masuknya nilai-nilai Islam


dalam aspek kehidupan walaupun belum menyeluruh. Seperti mulai masuknya dakwah Islam
di bidang sosial, politik, dan ekonomi. Ini untuk membuktikan bahwa Islam bukan agama
yang mengajarkan terpisah antara dunia dan akhirat, atau hanya agama yang mengajaran ten-
tang ibadah saja. Tapi Islam mengajarkan tentang semua yang ada dalam kehidupan sekecil
apapun hal itu.

Penanaman nilai-nilai Islam pada bidang tersebut akhirnya membuat kebiasaan baik
di masyarakat. Salah satu contoh pertumbuhan dakwah sekarang yang sudah menjadi hal bi-
asa di Indonesia adalah penggunaan hijab. Bagaimana dulu wanita berhijab sering mendapat
tantangan entah di sekolah, di kampus, di tempat kerja, atau di lingkungan. Namun sekarang,
hampir semua wanita Islam yang ditemui saat ini sudah memakai hijab malah cenderung
menjadikannya fashion.

Selain itu, pertumbuhan dakwah di Indonesia adalah semakin banyaknya masyarakat


yang bergabung pada harakah-harakah tertentu. Masing-masing harakah tentu mempunyai
cita-cita dan visi tertinggi untuk agama Islam. Walau cara masing-masing berbeda dalam
berdakwah, namun tujuannya sama yaitu Islam ditegakkan. Ini lebih baik daripada muslim
yang tidak mengikuti harakah manapun. Dengan umat Muslim mengikuti suatu harakah,
maka dirinya akan diarahkan untuk memberikan manfaat di jalan dakwah.

Potensi pertumbuhan dakwah menguatkan semangat untuk kebangkitan kejayaan Is-


lam kembali. Dengan melihat pertumbuhan dakwah sampai saat ini menandakan bahwa
masyarakat menerima dakwah-dakwah Islam. Tinggal semangat dakwah yang harus muncul
pada setiap umat Islam agar kerja dakwah lebih mudah dan cita-cita umat Islam dapat
tercapai.

20
BAB III

KESIMPULAN

Indonesia merupakan negara yang beragam dengan segala potensi dan kekayaan yang
dimiliki. Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, sumber daya
manusia dengan jumlah penduduk mayoritas muslim, pertumbuhan ekonomi yang stabil dan
ekonomi syariahnya yang sedang tumbuh, wilayah Indonesia yang strategis, dinamika politik
yang dimiliki, karakter masyarakat yang beragam, serta pertumbuhan dakwahnya yang
meningkat.

Hal ini yang dilirik oleh para ulama dan negara-negara Islam lain, karena potensi yang
dimiliki Indonesia cukup diperhitungkan untuk menjadi negara yang mengawali kebangkitan
Islam selanjutnya. Tinggal bagaimana kesiapan Indonesia untuk menjawab harapan negara
Islam lain.

PENUTUP

Penulis mohon maaf bila terjadi kesalahan dalam penulisan ini, baik secara tulisan,
redaksi, maupun informasi yang dicantumkan.

Semoga makalah tulisan ini bisa bermanfaat untuk semua.

21
DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’an dan terjemahannya


Hadist
Natuna, Umar. (2013). Kebangkitan Islam dan Masa Depan. Ranai: STAI Natuna. Artikel
Mubarok, M. Yakub. (2011). Peradaban Islam di Indonesia. Semarang: IAIN Walisongo.
Makalah
Permana, S.Ag, M.Hum, Rahayu. Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia. Artikel
__________, (2011). Permasalahan yang Muncul Dari Eksternal Umat Islam. Majalah Al
Ikhwan
Otoritas Jasa Keuangan. (2013). Laporan Perkembangan Keuangan Syariah Tahun 2013. Ja-
karta: OJK
Tim Peneliti The Indonesian Institute. (2008). Indonesia 2008. Jakarta: The Indonesian Insti-
tute
PGN Inside Edisi 59/2013. (2013). Refleksi Semangat Perjuangan dan Idealisme Pendiri
Bangsa dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Strategis Indonesia - Gas Bumi. Jakarta:
PGN
Badan Intelijen Negara. (2013). Menyongsong 2014-2019 Memperkuat Indonesia dalam
Dunia yang Berubah. Jakarta: CV Rumah Buku
Kementerian Agama Badan Litbang dan Diklat Puslitbang Kehidupan Keagamaan. (2013).
Laporan Tahunan Kehidupan Keagamaan di Indonesia 2013. Jakarta: Puslitbang Kehidupan
Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Pusat Statistik. (2013). Proyeksi
Penduduk Indonesia 2010-2035. Jakarta: Badan Pusat Statistik
International Labour Office. (2013). Tren Ketenagakerjaan dan Sosial di Indonesia 2013
Memperkuat peran pekerjaan layak dalam kesetaraan pertumbuhan. _____: ILO
http:// geomagz.com/
http://detik.com/

22

Anda mungkin juga menyukai