Echo
Echo
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata
kuliah “ Peralatan Bedah dan Anastesi” serta untuk memberi informasi
tentang alat meja operasi secara mendetail kepada pembaca.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Meja Operasi
Meja operasi adalah meja yang sebenarnya adalah tempat tidur yang
berfungsi untuk meletakan pasien bedah sesuai posisi yang dikehendaki
dokter yang akan melakukan prosedur pembedahan atau operasi. Meja
operasi merupakan salah satu perangkat wajib yang ada di ruang operasi.
Peran dasar meja operasi adalah menyesuaikan posisi bedah. Posisi yang bisa
dilakukan yaitu posisi rawan, posisi telentang, posisi memiringkan, posisi
perineum dan posisi duduk. Terdapat dua jenis meja operasi, yaitu meja
operasi yang dapat digerakan secara hidrolik dan elektrohidrolik
(menggunakan tenaga listrik) dimana jenis ini sebelumnya digerakan secara
mekanik.
Fungsi meja operasi antara lain yaitu :
1. Menjadi salah satu syarat prosedural pelaksanaan operasi pembedahan
2. Meringankan kinerja dokter bedah
3. Meningkatkan efektivitas dan keberhasilan operasi
Meja operasi biasanya memiliki beberapa bagian diantaranya komponen
elektronik, aksesoris, dll, dari papan meja operasi, papan belakang dan papan
kursi dan papan kaki, termasuk papan kepala, papan belakang, papan kursi,
papan, papan dan kaki kiri kanan. Permukaan kaki belakang terdiri dari enam
bagian. Tindakan tunggal dapat dicapai dalam proses pengoperasian panel
naik dan turun, miring ke belakang dan di bagian belakang pinggang, dapat
menangani operasi yang berbeda pada pasien dengan persyaratan posisi
berbeda.
Aksesoris tempat tidur bedah umumnya meliputi: ember kotoran, pelat
pendukung kaki, Piring, kepala, lengan piring, batang dan anestesi infus
rak. Ini adalah peran sekunder penyesuaian postur tubuh. Tali kartu, tali tali
yang diikat, diikat dan diikat dengan gelang dan aksesoris lainnya dapat
melindungi anestesi pasien, mencegah risiko terjatuh dari tempat
3
tidur. Aksesori dilengkapi dengan sponge pad, untuk memastikan bahwa
pasien selama pengoperasian sirkulasi normal dan menjaga kenyamanan
tubuh. Tempat tidur operasi listrik untuk transmisi hidrolik listrik umum,
terutama terdiri dari pompa tenaga listrik, silinder hidrolik, katup pengikat,
katup solenoid, sakelar kontrol posisi dan catu daya, melalui pengendali
manual, kontrol jarak jauh inframerah dan pengendali tambahan untuk
kontrol.
1. Sistem hidrolik
Sistem hidrolik memiliki struktur yang kompak, ukuran kecil,
ringan, kebisingan rendah, kontrol halus, mudah dipasang dan tata letak
keseluruhan dan karakteristik lain yang sudah tua. Sistem hidrolik
meliputi tangki bahan bakar, katup cek, katup solenoida, katup pengikat,
akumulator tipe kapsul bedah elektrik, pengukur tekanan, throttle dan
silinder. Kapsul tersebut bisa digunakan sebagai sumber
tenaga. Digunakan untuk menyimpan minyak tekanan dan melepaskan
energi sesuai kebutuhan. Menurut pengukur tekanan untuk mendapatkan
kompensasi tekanan otomatis. Motor penggerak digerakkan secara
independen oleh drive masing-masing. Kedua sisi tempat tidur operasi
4
dilengkapi dengan kontrol pengontrol tempat tidur yang tertutup, dan bisa
dilengkapi dengan kontrol tangan berbagai motion control.
2. Sistem sirkuit
Tabel operasi listrik dari parameter dikendalikan oleh
mikroprosesor. Mikroprosesor dihubungkan ke aktuator hidrolik dan
motor melalui bagian penggerak kontrol. Aktuator hidrolik dan motor
digunakan untuk melengkapi berbagai gerakan tempat tidur operasi,
Electric Surgical Table termasuk gerakan depan dan belakang, gerakan
longitudinal, gerakan pengangkatan dan rotasi tempat tidur. Desain
mikroprosesor menyederhanakan desain sirkit. Sangat mengurangi garis
patahan. Untuk memastikan keandalan tindakan.
5
2.4 Macam-Macam Posisi Pasien
1. Posisi Fowler
Fowler
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian
kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan
untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi
pernapasan pasien.
2. Posisi Sim’s
posisi sims
Posisi sim adalah posisi miring kekanan atau miring kekiri. Posisi
ini dilakukan untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat per anus
(supositoria). Berat badan terletak pada tulang illium, humerus dan
klavikula.
3. Posisi Trendelenberg
posisi trendeleberg
Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian
kepala lebih rendah daripada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk
Pasien dengan pembedahan pada daerah perut.
6
4. Posisi Dorsal Recumben
dorsal recumben
Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan kedua lutut fleksi
(ditarik atau direnggangkan) di atas tempat tidur. Posisi ini dilakukan
untuk merawat dan memeriksa serta pada proses persalinan.
5. Posisi Lithotomi
Lithotomi
Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan mengangkat kedua
kaki dan menariknya ke atas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk
memeriksa genitalia pada proses persalinan, dan memasang alat
kontrasepsi.
6. Posisi Genu pectrocal
genu pectoral
Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki di tekuk dan
dada menempel pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk
memeriksa daerah rektum dan sigmoid.
7
7. Posisi orthopeneic
Posisi pasien duduk dengan menyandarkan kepala pada penampang
yang sejajar dada, seperti pada meja.
8. Supinasi
Suspinasi
Posisi telentang dengan pasien menyandarkan punggungnya agar
dasar tubuh sama dengan kesejajaran berdiri yang baik.
9. Posisi pronasi
Pasien tidur dalam posisi telungkup Berbaring dengan wajah
menghadap ke bantal.
Pronasi
10. Posisi lateral
Lateral
Posisi miring dimana pasien bersandar kesamping dengan sebagian
besar berat tubuh berada pada pinggul dan bahu.
8
2.5 Standar Prosedur Operasional Pengoperasian Alat
Berikut merupakan langkah-langkah standar prosedur pengoperasian meja
operasi :
1. Pastikan meja operasi dalam keadaan bersih.
2. Sambungkan kabel meja operasi ke sumber listrik.
3. Letakan pasien pada meja operasi.
4. Tekan main switch yang terdapat di samping konektor kabel power,
maka remote meja operasi akan menyala.
5. Tekan tombol ON pada remote untuk menghidupkan alat.
6. Untuk mengatur posisi meja sesuai yang diinginkan lihat petunjuk
pada remote sesuai dengan gambar yang ditunjukan pada remote.
7. Pastikan ketinggian meja operasi sesuai dengan dokter.
8. Setelah selesai menggunakan meja operasi, kembalikan ke posisi
meja ke posisi normal. Jika sudah kemudian tekan tombol OFF.
2.7 Troubleshooting
9
Bagian unit tidak dapat Masalah pada bagian Check bagian
berfungsi atau tidak dapat hidrolik remote,apabila masih belum
mengatur posisi berfungsi,check bagian
control unit, jika belum
berhasil cek bagian hidrolik
dan lakukan penggantian
pada bagian yang rusak
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Meja operasi adalah meja yang sebenarnya adalah tempat tidur yang
berfungsi untuk meletakan pasien bedah sesuai posisi yang
dikehendaki dokter yang akan melakukan prosedur pembedahan atau
operasi.
2. Fungsi meja operasi antara lain yaitu menjadi salah satu syarat
prosedural pelaksanaan operasi pembedahan, meringankan kinerja
dokter bedah serta meningkatkan efektivitas dan keberhasilan
operasi.
3. Meja operasi terbagi menjadi dua jenis sistem kerja, yaitu sistem
hidrolik dan sistem sikuit.
11
DAFTAR PUSTAKA
12