Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

BUMI DAN ALAM SEMESTA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar

Disusun oleh:

Ratu Lisa Wiliana

Siti Kurniasih

Widi Kautsaryani

Akuntansi C – Semester 2

STIE SEBELAS APRIL SUMEDANG


2014/2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan dan berkat-Nya


sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Bumi dan Alam Semesta”
ini dengan baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah
Ilmu Alamiah Dasar. Makalah ini menjelaskan lebih mendalam mengenai
tata surya, lapisan bumi, dan teori-teori terbentuknya bumi dengan bahasa
yang lebih mudah untuk di cerna dan di pahami.

Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang


penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan alam semesta, serta
infomasi dari media massa yang berhubungan dengan bumi sebagai bagian
dari alam semesta.

Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi


manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita
mengenai isi alam semesta , khususnya bagi penulis. Akhir kata, mungkin
dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Kritik dan saran
tentunya sangat kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan. Akhirnya
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.

Sumedang, Maret 2015

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alam semesta merupakan ruang dimana di dalamnya terdapat


kehidupan biotik maupun abiotik serta segala macam peristiwa alam yang
dapat diungkapkan maupun yang belum dapat diungkapkan oleh
manusia yang mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos.
Mikrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran sangat kecil,
misalnya atom, elektron, sel, amuba, dan sebagainya. Sedang
makrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat
besar, misalnya bintang, planet, dan galaksi.

Fenomena Alam saat ini sangat sulit untuk ditebak , bahkan baru –
baru ini kita sering memperoleh informasi terjadinya suaatu kejadian
alam sungguh luar biasa yang terjadi diluar nalar manusia. Seperti halnya
peristiwa jatuhnya meteor , sehingga menimbulkan bermacam – macam
argument dari masyarakat tentang kejadian itu. Ada yang berpendapat
bahwa kejadian itu terjadi karena Sang Pencipta marah, ada yang
berpendapat itu tanda – tanda kiamat dan ada yang berpendapat bahwa
itu memang fenomena alam. Hal itu terjadi karena pengetahuan tiap
orang perorangan pastilah berbeda sesuai dengan tingkat pendidikannya.

Kita sebagai mahasiswa dalam menanggapi kejadian itu harus berfikir


logis , karena kaum mahasiswa adalah kaum cendikia yang harus cepat
tanggap dalam menyikapi fenomena alam ini. Khususnya kita adalah
mahasiswa jurusan MIPA jadi dalam berargumen haruslah dapat
dibuktikan kebenarannya.

Dari sinilah kelompok kami termotifasi untuk mengupas tuntas


tentang materi yang kami beri judul “Bumi dan Alam Semesta,” Agar
kita tahu lebih jelas apa dan bagaimana yang terjadi sebelum alam
semesta ini terbentuk .
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana susunan tata surya?


2. Terdiri dari apa saja lapisan-lapisan bumi?
3. Apa saja dan bagaimana teori-teori tentang terjadinya bumi?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar.
2. Untuk mengetahui susunan tata surya.
3. Untuk mengetahui lapisan-lapisan bumi.
4. Untuk mengetahui macam-macam teori-teori terjadinya bumi.
5. Untuk mengetahui penjelasan mengenai terjadinya bumi.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Tata Surya

Pada zaman Yunani kuno, seorang filsafat bernama Clausius


Ptolomeus mengemukakan pendapatnya bahwa bumi adalah pusat dari
alam semesta. Menurut pandangan ini, matahari, bulan dan planet-planet
beredar mengelilingi bumi yang tetap diam sebagai pusatnya. Pandangan
Geosentris ini 14 abad lamanya dianut orang.

Pada abad ke-16, seorang ilmuwan Polandia “Nikolas Kopernikus”


mengubah pandangan diatas. Menurutnya bumi adalah planet dan seperti
halnya dengan planet-planet yang lain, beredar mengelilingi matahari
sebagai pusatnya (heliosentris). Pandangan ini didasari oleh adanya hasil
pengamatan yang teliti serta perhitungan yang sistematis. Kesemuanya
ini berkat bantuan teropong sebagai alat pengamat dan telah
berkembangnya matematika dan fisika sebagai sarana penunjang pada
masa itu.

Setelah adanya teropong dapat diamati planet-planet dan benda


angkasa lain yang lebih banyak lagi seperti satelit, komet, meteor, debu
dan gas antar planet. Semua benda angkasa ini beredar mengelilingi
matahari sebagai pusat disebut Sistem Tata Surya.

A. Bagian-bagian Tata Surya

Tata surya terdiri dari matahari sebagai pusat dan benda-benda lain
seperti planet, satelit, meteor-meteor, komet-komet, debu dan gas antar
planet beredar mengelilinginya. Keseluruhan sistem ini bergerak
mengelilingi pusat galaksi.

1. Matahari

Matahari merupakan tata surya yang paling besar, dimana 89%


massa tata surya terkumpul pada matahari. Matahari merupakan
pusat sumber tenaga di lingkungan tata surya, matahari terdiri dari
inti dan tiga lapisan kulit : fotosfer, chromosfer dan corona. Pada
pusat matahari suhunya mencapai jutaan derajat celcius dan
tekanannya ratusan juta atmosfer. Kulit fotosfer suhunya + 60000oC
dan memancarkan hampir semua cahaya.

Matahari sangat penting bagi kehidupan di muka bumi karena :


a. Merupakan sumber energi (sinar panas). Energi yang terkandung
dalam batubara dan minyak bumi sebenarnya juga berasal dari
matahari.
b. Mengontrol stabilitas peredaran bumi yang juga berarti mengontrol
terjadinya siang dan malam, bulan, tahun serta mengontrol peredaran
planet lain.
c. Dengan mempelajari matahari yang merupakan bintang yang
terdekat, berarti mempelajari bintang-bintang lain.

2. Planet

Planet merupakan benda angkasa yang tidak memiliki cahaya


sendiri, berbentuk bulatan dan beredar mengelilingi matahari.
Sebagian besar planet memiliki pengiring atau pengikut planet yang
disebut satelit yang beredar mengelilingi planet.

Dalam sistem tata surya terdapat delapan planet. Berdasarkan


urutan nya dari matahari. Planet-planet tersebut terdiri atas
Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan
Neptunus, beredar mengelilingi matahari pada orbit atau garis
edarnya masing-masing dalam suatu sistem tata surya.

 Penggolongan Planet

 Berdasarkan massanya, planet dalam sistem tata surya kita dibagi


menjadi dua, yaitu:
1. Planet Kecil (kerdil), seperti : Merkurius, Venus, Bumi dan
Mars. Ciri umumnya garis tengahnya kecil, tetapi padat, rapat
masa rata-ratanya terletak antara 2,4 – 5,5 gram setiap sentimeter
kubik, biasanya tidak berlapisan angkasa tebal. Golongan ini
menempati lintasan yang dekat dengan matahari.
2. Planet Raksasa, terdiri dari Jupiter, Saturnus, Uranus dan
Neptunus. Garis tengahnya jauh lebih besar dibandingkan pada
golongan pertama namun kurang padat. Rapat masa sangat
rendah, misalnya Saturnus antara 0,7 – 1,6 gram setiap sentimeter
kubik. Lintasan golongan ini jauh dari matahari.
 Berdasarkan Jaraknya ke Matahari, planet di bagi menjadi dua,
yaitu:
1. Planet Dalam (Interior Planet), yaitu planet-planet yang jarak
rata-ratanya ke matahari lebih dekat dari jarak rata-rata bumi ke
matahari atau lintasannya berada di antara lintasan bumi dan
matahari. Berdasarkan kriteria tersebut, maka yang termasuk
Planet Dalam adalah Merkurius dan Venus.
2. Planet Luar (Eksterior Planet), yaitu planet-planet yang jarak
rata-ratanya ke matahari lebih jauh dari jarak rata-rata bumi ke
matahari atau lintasannya berada di luar lintasan bumi. Planet-
planet yang termasuk ke dalam kelompok planet luar, yaitu Mars,
Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

 Kesamaan planet di dalam tata surya :

1. Berevolusi (beredar mengelilingi titik pusat gravitasi, dalam hal ini


matahari) dan berotasi (bergasing mengelilingi pusat masa planet
sendiri). Keduanya bergerak searah berlawanan dengan jarum jam
jika dilihat dari kutub utara. Aturan ini hampir tidak kecualinya
diikuti denga patuh, kecuali oleh beberapa satelit.
2. Bentuk lapisan planet mengelilingi matahari ataupun satelit
mengelilingi planet hampir menyerupai lingkatan. Yang mengingkari
hukum ini ialah Merkurius dan Pluto yang masing-masing
mempunyai keeksentrikan 0,206 dan 0,247.
3. Selain lintasannya yang sepusat (konsentris) semua lintasan tersebut
terdapat pada bidang edar yang satu dengan lainnya hampir
berhimpitan.

 Syarat benda angkasa disebut sebagai planet

Sidang Umum Perkumpulan Astronomi Internasional


(International Astronomical Union/IAU) ke-26 yang berlangsung di
Praha, Republik Ceko, pada tanggal 25 Agustus 2006 telah
memutuskan beberapa keputusan yang penting, di antaranya adalah
resolusi 5A yang berisi mengenai definisi sebuah planet. Suatu benda
angkasa dapat disebut sebagai planet apabila memiliki syarat-syarat
sebagai berikut.

 Berada dalam suatu orbit yang mengelilingi matahari.


 Mempunyai berat yang cukup untuk gravitasi dirinya dalam
mengatasi tekanan rigid supaya ia menjadi satu ekuilibrium
hidrostatik (bentuk hampir bulat).
 Merupakan objek yang dominan dalam orbitnya sendiri.

Planet Pluto, berdasarkan keputusan sidang IAU, tidak


memenuhi syarat sebagai sebuah planet karena Pluto memiliki orbit
yang tumpang tindih dengan Neptunus. Hal ini menunjukkan Pluto
sebagai sebuah objek yang tidak dominan di orbitnya sendiri.

 Macam-macam Planet

a) Merkurius

Merupakan planet terkecil dan terdekat dengan matahari.


Merkurius tidak mempunyai satelit atau bulan, dan tidak mempunyai
hawa. Planet ini mengandung albedo, yaitu perbandingan antara
cahaya yang dipantulkan dengan yang diterima dari matahari sebesar
0,07. Ini berarti 0,93 atau 93% cahaya yang berasal dari matahari
diserap. Garis tengahnya 4500 km. Diperkirakan tidak ada kehidupan
di Merkurius. Merkurius mengadakan rotasi dalam waktu 58,6 hari
dan mengelilingi matahari dalam waktu 88 hari.

b) Venus

Venus menempati urutan kedua terdekat dengan matahari,


dikenal dengan Bintang Kejora yang bersinar terang pada waktu sore
dan pagi hari. Mempunyai albedo 0,8 atau 20% cahaya matahari yang
datang diserap. Planet ini diliputi awan tebal (atmosfer) yang mungkin
terjadi dari karbon dioksida tetapi tidak mengandung uap air dan
oksigen.Planet ini tidak mempunyai satelit. Venus bergaris tengah
12.320 km, Rotasi venus+ 247 hari dan berevolusi (mengelilingi
matahari) selama 225 hari.

c) Bumi

Bumi menempati urutan ketiga terdekat dengan matahari.


Ukuran besarnya hampir sama dengan venus dan bergaris tengah
12.640 km. jarak antara bumi dengan matahari adalah 149 juta km.
jarak ini sering diubah menjadi satuan jarak astronomis atau
astronomical unit (AU). Jadi 1 AU = 140 juta km. bumi mengadakan
rotasi 24 jam, berarti hari bumi =24 jam. Satu hari venus=247 hari
bumi atau 247x24 jam bumi.

a. Gerak rotasi bumi

Pepatan bumi besarnya 1/300 sehingga dapatlah dianggap


memiliki bentuk bola. Titik pusatnya berimpit dengan titik pusat bola
langit. Sumbunya menembus permukaan bumi di kutub utara dan
selatan. Orang menganggap bahwa bola langit tetap tinggal diam,
sedang bumi berputar pada sumbunya dari barat ke timur. Anggapan
tersebut telah dikemukakan oleh sarjana-sarjana yunani seperti
Pythagoras, philalous, herakleitos, dan terakjir oleh kopernikus dari
polandia. Gerak bumi berputar pada porosnya disebut rotasi dari
bumi. Arah rotasi bumi sama dengan arah revolusinya, yakni dari
barat ketimur. Inilah sebabnya mengapa matahari terbit lebih dulu di
irian jaya daripada dijawa.

b. Akibat rotasi bumi

1. Gerak semu harian dari matahari, yang seakan-akan matahari,


bulan, bintan-bintan dan benda-benda langit lainnya terbit di timur dan
terbenam di barat.
2. Pergantian siang dan malam dimana separuh dari bola bumi
menerima sinar matahari (siang), sedangkan separuh bola lainnya
mengalami kegelapan (malam). Batas siang dan malam ini merupakan
sebuah lingkaran disekeliling bumi.
3. Diterangkan dengan hukum buys ballot. Arus-arus hawa(angin)
tidak bergerak lurus dari daerah maksimun kedaerah manimun, tetapi
membias kekanan bagi belah bulatan utara dan membias kekiri bagi
belah bulatan selatan.
4. Penggelembungan di khatulistiwa serta penempatan di kedua kutub
bumi.
5. Timbulnya gaya sentrifugal yang menyebabkan pemepatan bumi
tersebut serta pengurangan gaya tarik hingga arah vertical (unting-
unting) tidak tepat menuju ketitik pusat bumi, kecuali di khatulistiwa
dan di kutub.
6. Adanya dua kali air pasang naik dan pasang surut dalam sehari
semalam.
7. Perbedaan waktu antara tempat-tempat yang berbeda derajat
busurnya.

c. Gerak Revolusi dari Bumi

Berkat penyelidikan tiga sarjana, yaitu Galileo galilei, tycho


brahe, dan keplermaka susunan alam secara heliosentris dari
kopernikus diakui keunggulannya. Dalam susuana ini, maka bumi
berevolusi mengelilingi matahari. Bumi mengelilingi matahari dalam
satu kali revolusi selama waktu satu tahun.
Selama mengedarai matahari ternyata sumbu bumi miring
dengan arah yang sama terhadap bidang ekliptika. Kemiringan sumbu
bumi ini besarnya 23 1/20 terhadap bidang ekliptika tersebut. Akibat
dari revolusi bumi ialah:

1) Pergantian empat musim, yakni di sebelah utara garis balik utara


(23 ½ LU).
2) Perubahan lamanya siang dan malam.
3) Terlihatnya rasi (konstelasi) bintang yang beredar dari bulan
kebulan.

Lintasan bumi dalam revolusinya terhadap matahari disebut


orbit. Menurut hukum keppler pertama, orbit-orbit setiap planet
termasuk orbit bumi memiliki bentuk bangun elips. Matahari berada
pada salah satu titik api (focus) dari elips itu. Titik lintasan yang
terdekat dengan titik focus dimatahari itu berada tersebut titik
perihelium elips itu. Titik terjauh dari titik focus dimana matahari itu
berada disebut titik aphelium.

a. Gaya grafitasi terrestrial dari bumi

Bumi kita ini mempunyai gaya gerak dan gaya berat. Gaya tarik
bumi ini dinamakan gaya grafitasi terrestrial bumi. Benda dibumi ini
memiliki bobot karena pengaruh gaya grafitasi tersebut. Menentukan
bobot dari sebuah benda dibumi berarti mengukur besarnya gaya tarik
terhadap benda itu. Gaya grafitasi terrestrial inilah yang menahan
semua meteri yang ada dibumi serta atmosfernya sehingga tidak hilang
melayang ke alam semesta. Bumi merupakan sebuah megnet raksasa.
Maka, suatau medan magnet serta garis-garis gaya magnet bekerja
sekitar bumi.

b. Waktu

Kita telah mengenal waktu satu hari satu malam yang lamanya 24
jam. Waktu 24 jam ini adalah sehari semalam solar (matahari)
berdasarkan gerak semua matahari dalam membuat satu revolusi
lengkap. Sehari semalam sideral atau sideris adalah waktu bintan
berdasarkan merembangnya titik aries antaradua saat berturut-turut.
Sehari semalam solar, empat menit lebih lamadari sehari semalam
sideris. Bagi tujuan sehari-hari, kita menggunakan waktu solar. Bagi
keperluan tujuan astronomi atau perjalan antarplanet, lebih baik
memakai waktu sideris.
c. Tahun penanggalan (kalender)

Bangsa mesir kuno, sumeria, dan bangsa hindu sejak zaman


dahulu memiliki perhitungan waktu. Waktu ini berdasarkan revolusi
bumi dan tahunnya disebut tahun matahari. Semenjak Julius Caesar
(46 BC) telah ditetapkan bahwa setiap tahun terdiri dari 365 hari.
Tahun yang keempat di tambah dengan satu hari disebut tahun kabisat
(leap year ). Aturan ini dinamakan “ kalender Julian” atau aturan lama
dimana setiap tahun dihitung 365,25 hari. Ada dua tahun, yaitu tahun
sideris ialah selang waktu antara dua kedudukan yang sama berturut-
turut dari matahari terhadap suatu bintan tetap.

Bulan merupakan satelit atau benda angkasa yang mengelilingi


bumi. Jaraknya dengan bumi = 384.000km. bulan berdiameter 3456
km. bulan selalu menunjukkan permukaan yang sama dilihat dari
bumi. Ini berarti bulan mengadakan rotasi maupun revolusi
mengelilingi bumi dengan kecepatan yang tetap sama, pada
permukaan bulan, terdapat gunung-gunung dan dataran rendah seperti
di bumi.

d) Mars

Planet ini berwarna kemerah-merahan yang diduga tanahnya


mengandung banyak besi oksigen. Sehingga kalau oksigen masih ada,
jumlahnya sangat sedikit. Pada permukaan planet ini didapatkan
warna-warna hijau, biru dan sawo matang yang selalu berubah
sepanjang masa tahun. Jarak planet mars dengan matahari ialah
226,48 juta km. garis tengah adalah 6272 km dan revolusinya 1,9
tahun (687 hari), rotasinya 24 jam 37 menit. Berdasarkan data yang
dikirimkan oleh satelit Mariner IV di Mars tidak ada oksigen, hampir
tidak ada air, sedangkan kutub es yang diperkirakan mengandung
banyak air itu tak lebih merupakan lapisan salju yang sangat tipis.Mars
mempunyai 2 satelit/bulan yaitu phobus dan daimus, temperaturnya
lebih rendah dibandingkan dengan temperatur di Bumi.

e) Yupiter

Yupiter adalah planet terbesar yang ada di dalam Tata Surya. Jika
kita bayangkan Yupiter sebagai wadah, maka ia mampu menampung
sebanyak 1310 planet seukuran Bumi. Tetapi tidak sebanding dengan
besarnya, berat Yupiter hanya dua setengah kali Bumi. Planet ini
lembek, permukaannya hanya berupa gas helium dan hidrogen cair
yang terbungkus awan yang bergerak. Keunikan lain yang dimiliki
Yupiter, yaitu rotasi yang paling cepat, hanya membutuhkan 10 jam.
Sedangkan masa revolusinya membutuhkan waktu yang sangat lama,
yaitu 12 tahun. Bergaris tengah 138.560 km dan mempunyai kurang
lebih 14 satelit.

Berdasarkan analisis spektroskopis yupiter mengandung gas


metana dan amoniak banyak, serta mengandung gas hidrogen,
albedonya 0,44. Massa planet ini hampir 300 kali massa bumi dan
gravitasinya 2,6 kali gravitasi bumi.

f) Saturnus

Merupakan planet terbesar setelah Yupiter, bergaris tengah 118.400


km, berotasi 10 jam 14 menit, revolusinya sekitar 29,5 tahun dan
merupakan planet yang mempunyai cincin sabuk raksasa. Mempunyai
massa jenis 0,75 g/cm2, sehingga terapung diair. Planet ini berupa gas
yang terdiri dari metana dan amoniak dengan suhu rata-rata 103oC.
Saturnus mempunyai 10 satelit dan diantaranya yang terbesar disebut
Titan (besarnya 2 kali besar bulan bumi), yang lain disebut phoebe
yang bergerak berlawanan arah dengan 9 satelit lainnya yang
menunjukkan bahwa phoebe bukan “anak kandungnya”. Planet ini
memiliki tiga cincin tipis yang arahnya selalu sejajar dengan
ekuatornya, yaitu Cincin Luar, Cincin Tengah, dan Cincin Dalam.
Diameter Cincin Luar Planet Saturnus adalah sekitar 273.600 km,
Cincin Tengah sekitar 152.000 km, dan Cincin Dalam memiliki
diameter sekitar 160.000 km. Antara Cincin Dalam dan permukaan
Saturnus dipisahkan ruang kosong berjarak sekitar 11.265 km. Planet
Saturnus memiliki atmosfer yang sangat rapat terdiri atas hidrogen,
helium, metana, dan amoniak.

g) Uranus

Jarak Uranus ke matahari 2860 juta km dan berevolusi dalam


waktu 84 tahun, rotasinya 10 jam 47 detik dan arah geraknya berbeda
dengan yang lainnya yaitu dari timur ke barat. Uranus bergaris tengah
50.560 km. Berdasarkan pengamatan pesawat Voyager pada Januari
1986 Uranus memiliki 14 satelit. Planet ini ditemukan oleh hershcel
dan keluarganya dengan tidak sengaja pada tahun 1781 ketika mereka
mengamati saturnus. Besar uranus kurang dari stengah saturnus.

Atmosfer Uranus dipenuhi oleh hidrogen, helium, dan metana. Di


luar batas atmosfer Planet Uranus terdapat lima satelit yang
mengelilinginya, yaitu Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberon.
Jarak rata-rata Planet Uranus ke matahari sekitar 2.870 juta km.
Seperti halnya dengan Yupiter dan Saturnus, planet ini pun
merupakan planet raksasa yang sebagian besar massanya berupa gas.
Planet Uranus merupakan planet bercincin, ketebalan cincinnya
sekitar satu meter terdiri atas partikel-partikel gas yang sangat tipis dan
redup.

h) Neptunus

Jaraknya dengan matahari 4470 juta km. Mempunyai 2 satelit, satu


diantaranya disebut Triton yang bergerak berlawanan arah dengan
gerak rotasi Neptunus. Planet diketemukan pada tahun 1846 ketika
para astronom sedang mengamati planet uranus yang agak
menyimpang orbitnya. Berdasarkan hipotesis para astronom,
penyimpangan tersebut pasti ada yang mempengaruhi dan itu ternyata
benar.

Kondisi di Neptunus tidak berbeda jauh dari Uranus, terdiri atas


gas. Ukuran Neptunus juga besar, meskipun tidak sebesar Yupiter.
Jika diumpamakan wadah kosong, Neptunus mampu menampung 60
planet seukuran Bumi. Satu tahun di Neptunus sama dengan 165
tahun di Bumi sedangkan satu hari di sana sekitar 16 jam di Bumi.
Sejak tahun 1984, para ahli telah menduga bahwa Neptunus
mempunyai cincin. Dugaan ini terbukti setelah pesawat angkasa
Voyager 2 berhasil mendekati Neptunus dan memastikan bahwa
Neptunus memiliki paling tidak tiga lapis cincin.

3. Asteroid/Planetoida

Pada tahun 1801, Piazzi astronom dari Italia menemukan


benda langit yang berdiameter ±900 km beredar mengelilingi
matahari pada jarak antara Mars dan Yupiter yang berjumlah ±2.000
buah. Benda-benda langit itu disebut Planetoida. Pada tahun 1801
astronom Italia, Piazzi menemukan asteroid Ceres yang bergaris
tengah 750 kilometer.

Asteroid merupakan planet berbatu yang kecil dengan jumlah


yang sangat banyak. Dalam Tata Surya terdapat beribu-ribu asteroid
yang juga mengelilingi Matahari. Sebagian besar kelompok asteroid
dijumpai berada di antara orbit planet Mars dan Yupiter. Daerah ini
dikenal sebagai Sabuk Utama (Main Belt). Selain asteroid yang
mendiami daerah Sabuk Utama, ada pula kelompok asteroid dengan
orbit yang berbeda, seperti kelompok Trojan dan kelompok asteroid
AAA (Triple A Asteroids-Amor, Apollo, Aten).
Beberapa asteroid yang telah diidentifikasi antara lain Ceres
merupakan asteroid terbesar yang juga masuk kategori planet
kerdil/planet katai dengan diameter 780 km, Pallas 560 km, Vesta 490
km, Hygeva 388 km, Juno 360 km, dan Davida 272 km. Asteroid
yang orbitnya melewati orbit bumi dinamakan asteroid Apollo. Selain
itu, banyak di antara asteroid yang sudah diberi nama sesuai dengan
nama penemunya.

4. Komet (bintang berekor)

Merupakan kumpulan bungkah-bungkah batu yang diselubungi


oleh kabut asap yang berdiameter ±100.00 km (termasuk selubung
gas) dan diamter intinya yang berupa bungkah-bungkah batu berkisah
10-20 km. Cahaya matahari yang mengenai komet sebagian
dipantulkan, sedang lainnya berupa sinar ultra violet akan terjadi
eksitasi pada gas yang menyelubungi komet. Akibat eksitasi ini akan
terjadi resonansi atau fluorescensi dan gas yang berpendar
memancarkan cahaya.

Komet merupakan anggota tata surya, yang beredar


mengelilingi matahari dan menerima energinya dari matahari.
Dibandingkan planet , komet mempunyai lintasan yang lebih lonjong
dan tidak selalu terletak pada bidang ekliptika. Komet sebenarnya
beredar secara periodic. Komet kohoutek, misalnya, yang mendekati
bumi pada akhir tahun 1973, diperkirakan akan muncul kembali pada
4000 tahun mendatang.

Salah satu komet yang terkenal adalah komet Halley. Komet


ini ditemukan oleh Edmond Halley. Rata-rata periode munculnya
orbit komet Halley terjadi setiap 76–79 tahun sekali. Komet
Halleyterakhir terlihat pada tahun 1986 dan diperkirakan akan
tampak kembali pada tahun 2061. Inti atau pusat dari komet Halley
sangatlah gelap dengan diameter kurang lebih 1.024 km. Selain komet
Halley terdapat beberapa nama komet lainnya, seperti komet
Hyakutake dan Hale-Bopp.

Komet merupakan benda angkasa yang terlihat bercahaya


dikarenakan adanya gesekan atom-atom di udara. Ukurannya dapat
melebihi 10 mil dan mempunyai ekor yang panjangnya jutaan mil.
Oleh karena itu, komet sering disebut juga bintang berekor. Ciri khas
komet adalah ekornya yang sangat panjang. Panjangnya bisa
mencapai 100 juta km. Inti komet disebut nukleus yang terdiri atas
bongkahan es serta gas yang telah membeku. Diameter nukleus bisa
mencapai 10 km. Ekor merupakan bagian dari komet, berasal dari
coma yang menyelimuti inti komet. Diameter coma bisa mencapai
100.000 km.

5. Meteor (bintang beralih)

Merupakan batu-batu kecil yang berdiameter antara 0,2 – 0,5


mm dan massanya tidak lebih dari 1 gram. Merupakan semacam
debu angkasa yang bergerak dengan kecepatan rata-rata 60 km/detik.
Meteor adalah benda angkasa berupa pecahan batuan angkasa yang
jatuh dan masuk ke dalam atmosfer bumi. Ketika meteor masuk ke
dalam atmosfer bumi maka akan terjadi gesekan dengan udara
sehingga benda tersebut akan menjadi panas dan terbakar. Meteor
yang tidak habis terbakar di atmosfer bumi dan sampai ke permukaan
bumi disebut meteorit. Tumbukan meteorit berukuran besar pada
permukaan bumi seringkali menimbulkan lubang besar di permukaan
bumi yang disebut kawah meteorit, contohnya Kawah Meteorit
Arizona di Amerika Serikat yang lebarnya sekitar 1.265 m. Kawah ini
terbentuk oleh meteor yang jatuh kira-kira 40.000 tahun yang lalu.

Meteor yang sampai ke permukaan bmi disebut meteroid yang


massanya ±10.000 ton pernah jatuh di permukaan bumi yang
menimbulkan kawah meteor di Arizona dan Siberia. Meteorid
tersebut mengandung besi dan nikel. Meteor bukan tergolong bintang
karena merupakan anggota tata surya.

Ketika kita melihat sejenak ke langit yang cerah pada malam


hari, tampak seberkas cahaya bergerak cepat lalu hilang. Itulah
meteor. Meteor atau disebut juga bintang jatuh merupakan bagian
dari asteroid yang terpisah. Meteor yang jatuh mengarah ke Bumi
akan tampak seperti bola api.

Meteor yang jatuh terkadang sangat banyak dan disebut sebagai


hujan meteor. Ketika terjadi hujan meteor, jutaan meteor masuk ke
dalam atmosfer Bumi, tetapi sebagian besar terbakar habis sebelum
mencapai permukaan Bumi. Kadang-kadang meteor yang besar tidak
terbakar habis dan akhirnya sampai ke permukaan Bumi dan disebut
sebagai meteorit.
2.2 Bumi dan Lapisan-lapisan Bumi

 Susunan Lapisan Bumi

Menurut Hipotesisi Kant-Laplace : Bahwa bumi kemudian


mendingin disebelah luar sedangkan di dalam masih panas. Didekat
permukaan menjadi beku dan disebut kerak bumi.

Suess dan Wiechert (1919) membagi lapisan bumi sebagai berikut :

- Kerak bumi, tebalnya 30-70 km, terdiri batuan basal dan acid. Massa
jenisnya kira-kira 2,7 mengandung banyak Silikat dan Aluminium.
- Selubung bumi atau sisik silikat (Si), tebalnya 2.200 km, massa jenisnya
3,6-4. Selubung bumi bersama kerak bumi disebut Lithosfera.
- Lapisan Chalkosfea, tebalnya 1.700 km, massa jenisnya 6,4 terdiri dari
oksida besi dan sulfida besi.
- Inti bumi, atau Barisfera, merupakan bola dengan jari-jari 3.500 km,
massa jenisnya 9,6 terdiri dari besi dan nikel.

Kuhn dan Pittman (1940) mengemukakan bahwa sesungguhnya


bumi berasal dari matahari, maka inti bumi seharusnya juga seperti
material matahari. Yaitu terdiri sebagaian besar Hidrogen.Holmes (1936)
mengemukakan bahwa kerak bumi sebagai berikut :

- Bagian atas setebal 15 km, massa jenisnya 2,7 dan disebut magma-
granit.
- Lebih kedalam tebalnya 25 km, massa jenisnya 3,5 dan disebut magma-
basal.
- Bagian terbawah kerak bumi, setebal 20 km, massa jenisnya 3,5 dan
disebut magma-peridotit dan eklogit.

Wiechert (1910), mengemukakan bahwa pada pokoknya bagian


Lithosfera terdiri dari Silikat dan Aluminium.Disebelah bawah terutama
di lautan terdapat lapisan berat yang terdiri dari Silikat dan magnesium.

Wegner (1930) mengajukan hipotesis Continental drift (perkisar


benua) : permukaan bumi terdiri dari beberapa lempeng besar berukuran
benua, masing-masing terdiri dari bagian oceanis dan kontinental yang
bergerak relatif yang satu terhadap yang lainnya. Tebal tiap lempeng kerak
bumi kira-kira 80 km. Kecepatan relatif lempeng-lempeng ini berkisar 1 –
13 cm setahun. Lempeng-lempeng kerak bumi ini dipisahkan yang satu
dengan yang lain oleh batas lempeng yang geraknya dapat bersifat
divergensi, konvergensi atau shear (gesekan). Batas lempeng ini adalah
sangat labil dan ditandai oleh gunung api yang aktif serta kegempaan yang
tinggi.

 Struktur bumi

Seperti halnya kebanyakan benda langit, bumi berbentuk bola,


meskipun agak pepat pada kedua kutubnya. Kepepatan itu akibat gerak
rotasi mengelilingi sumbunya. Oleh karena itu, jarak pusat bumi terhadap
khatulistiwa lebih panjang dari pada kutubnya. Panjang diameter pada
khatulistiwa=12.762 km, sedangkan panjang diameter pada
kutub=12.306km.

Bumi diselimuti oleh gas yang disebut atmosfer. Pada permukan


bumi terdapat lapisan air yang di sebut hidrosfer. Bagian bumi yang padat
terdiri atas kulit (kerak) atau lithosfer, dan bagian inti yang disebut
centrosfer.

a. Lithosfer dan Centrosfer

Lithosfer tebalnya hanya kurang lebih 32 km (=32.000m) dan


merupakan bagian yang penting dalam kehidupan manusia yang berupa
benua-benua dan pulau sebagai tempat tinggal. Ketebalan lithosfer tidak
sama. Bagian tebal berupa benua setebal 8 km, bagian tipis berupa dasar
laut yang dalam setebal 3,5 km dan terdiri atas 2 lapisan, yaitu lapisan
sebelah atas, terdiri dari silicon dan aluminium dengan berat massa (BM)
rata-rata 2,65 dan lapisan sebelah dalam, terdiri dari silicon dan
magnesium dengan BM 2,9.

b. Hidrosfer

Hidrosfer tidak sepenuhnya menutupi seluruh permukaan bumi,


tetapi hanya 75% yang meliputi lautan, danau-danau, dan es yang
terdapat dalam kedua kutub. Kedalaman laut rata-rata 4000 m dan yang
terdalam adalah di dekat pulau guam dengan kedalaman 11000 m.
hidrosfer mempunyai pengaruh yang besar terhadap atmosfer karena air
yang menguap akan membentuk awan yang selanjutnya menimbulkan
hujan, kembali ke laut lagi.

c. Atmosfer

Atmosfer merupakan lapisan gas yang menyelubungi bumi, yang


dalam kehidupan sehari-hari disebut udara. Tebal atmosfer sebesar 4800
km, terhitung dari permukaan air laut. BJ bagian bawah 0,013, dan
semakin ke atas sem akin kecil sampai mendekati 0. Berikut ini uraian
lebih terinci:
d. Troposfer

Lapisan setebal 16 km ini, pada daerah khatulistiwa menipis


hingga hanya 8 km pada kutub-kutub bumi. Hampir seluruh uap air yang
terkandung dalam atmosfer terdapat didalam lapisan ini. Sehubungan
dengan kandungan uap air itulah terjadi hujan, salju, angin dan badai.

e. Stratosfer

Lapisan ini mulai dari 16 km sampai 80 km di atas bumi. Suhu rat-


rata, sekitar -35% C. pesawat terbang sebenarnya masih dapat
mengarungi pada lapisan terbawah dari strtosfer, asal semua pintu kabin
dapat ditutup rapat dan udara di dalam pesawat diatur, terutama kadar
oksigennya hingga seperti kondisi dalam troposfer.

f. Lonosfer

Lapisan ini terdapat di atas 80 km dengan tekanan udara sangat


rendah sehingga semua partikel terurai menjadi ion-ion. Lapisan ionosfer
sangat penting sehubungan dengan komunikasi rdio jarak jauh karena
lapisan ini merupakan pemantul gelombang radio.

2.3 Teori Terjadinya Bumi

 Hipotesis Kejadian Bumi

1. Hipotesis Kabut dari Kant dan Laplace

Immanuel Kant (1755) dari Jerman, mengemukakan pikiran


tentang kejadian bumi bahwa asal segalanya dari gas yang bermacam-
macam, yang tarik menarik membentuk kabut besar. Terjadinya
benturan masing-masing gas menimbulkan panas. Matahari berputar
kencang dan di katulistiwanya memiliki kecepatan linear paling besar
sehingga terlepaslah fragmen-fragmen. Fragmen-fragmen inilah yang
tadinya pijar melepaskan banyak panas dan mengembun, kemudian
cair dan bagian luar makin padat. Demikianlah terjadi planet-planet,
termasuk bumi.

Pierrre de Laplace (1796) dari Perancis mengemukakan adanya


kabut yang berputar dan pijar. Dikatulistiwa terjadi penumpukan
awan. Jika masa ini mendingin maka terlepaslah sedikit material dari
induknya. Fragmen tadi jadi dingin dan mengembun, berputar
mengelilingi induknya. Kemudian menyusul terlepasnya fragmen yang
kedua dan seterusnya. Sembilan buah planet yang kini beredar
dianggap terjadi dengan cara yang sama. Induknya adalah matahari.

2. Hipotesis Planetesimal

Dikemukakan oleh Chamberlain dan Moulton, kira-kira seratus


tahun setelah Kant dan Laplace, beranggapan matahari asal yang
didekati oleh suatu bintang besar yang sedang beredar, maka terjadi
tarik menarik sesuai dengan hukum Newton. Peledakan dimatahari
melepaskan sebagaian materialnya dan tertarik oleh adanya bintang
yang mendekat tadi. Material matahari itu akan sedikit menjauh dan
kemudian mendingin sementara bintang besar itu terus berlalu.
Selanjutnya terjadi pengembunan dan terbentuk sembilan planet dan
planetoida.

3. Hipotesis Pasang Surut Gas

Dikemukakan oleh Jeans dan Jeffrries (1930) yang mendukung


hipotesis planetesimal, mengemukakan adanya bintang besar yang
mendekat, kira-kira seperti bulan dan bumi, yaitu bulan menyebabkan
adanya pasang dan surut lautan. Bulan tak cukup kuat menarik air
menjulur jauh. Akan tetapi matahari yang mendekati bintang besar itu
menjauh, lidah api dari matahari asal itu putus dari induknya, pecah
berkeping-keping seraya mengembun dan membeku menjadi planet-
planet serta planetoida.

 Teori Pengukuran Usia Bumi

a. Teori sedimen

Pengukuran usia bumi didasarkan atas perhitungan tebal lapisan


sedimen yang membentuk batuan. Dengan mengetahui ketebalan lapisan
sedimen rata-rata yang terbentuk setiap tahunnya dengan
memperbandingkan tebal batuan sedimen yang terdapat di bumi sekarang
ini, maka dapat di hitung umur lapisan tertua kerak bumi. Berdasarkan
perhitunag mecam ini diperkirakan bumi terbentukl 500 juta tahun yang
lalu.

b. Teori kadar garam


Pengukuran usia bumi berdasarkan perhitungan kadar garam di laut.
Di duga bahwa mula-mula laut itu berair tawar. Dengan adanya sirkulasi
air dalam lam ini, maka air yang mangalir dari darat melalui sungai kelaut
membawa garam-garam. Keadaaan semacam itu berlangsung terus
menerus sepanjang abad. Dengan mengetahui kenaikan kadar garam
setiap tahun, yang dibandingkan dengan kadar garam pada saat ini, yaitu
kurang lebih 320, maka dihasilkan perhitungan bahwa bumi telah
terbentuk 1000 juta tahun yang lalu.

c. Teori ternal

Pengukuran usia bumi berdasarkan perhitungan suhu bumi. Diduga


bahwa bumi mula-mula merupakan batuan yang sangat panas yang lama
kelamaan mendingin. Dengan mengetahi massa dan suhu bumi saat ini,
maka ahli fisika bangsa inggris yang bernama elfin memperkirakan bahwa
perubahan bumi menjadi batuan yang dingin seperti saat ini dari batuan
yang sangat panas pada permulaannya memerlukan waktu 20.000 jutaan
tahun.

d. Teori radioaktivitas

Pengukuran usia bumi ynag dianggap paling benar ialah berdasarkan


waktu peluruhan unsur-unsur radioaktif. Dalam perhitungan ini,
diperlukan pengetahuan tentang waktu paroh unsure-unsur radioakktif.
Waktu paroh adalah waktu yang dibutuhkan unsur raioaktif untuk luruh
atau mengerungi sehngga massanya tinggal separoh.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, dapat kita tarik beberapa kesimpulan, yaitu:


1. Tata surya terdiri dari matahari sebagai pusat dan benda-benda lain
seperti planet, satelit, meteor-meteor, komet-komet, debu dan gas
antar planet beredar mengelilinginya. Keseluruhan sistem ini bergerak
mengelilingi pusat galaksi.
2. Suess dan Wiechert (1919) membagi lapisan bumi sebagai berikut :
- Kerak bumi, tebalnya 30-70 km, terdiri batuan basal dan acid.
Massa jenisnya kira-kira 2,7 mengandung banyak Silikat dan
Aluminium.
- Selubung bumi atau sisik silikat (Si), tebalnya 2.200 km, massa
jenisnya 3,6-4. Selubung bumi bersama kerak bumi disebut
Lithosfera.
- Lapisan Chalkosfea, tebalnya 1.700 km, massa jenisnya 6,4 terdiri
dari oksida besi dan sulfida besi.
- Inti bumi, atau Barisfera, merupakan bola dengan jari-jari 3.500 km,
massa jenisnya 9,6 terdiri dari besi dan nikel.
3. Terdapat beberapa teori tentang terjadinya bumi, yaitu:
- Hipotesis Kabut dari Kant dan Laplace
- Hipotesis Planetesimal
- Hipotesis Pasang Surut Gas

3.2 Saran

Semoga dengan selesainya makalah ini di harapkan agar para


pembaca khususnya mahasiswa STIE Sebelas April Sumedang dapat
lebih mengetahui dan memahami mengenai Bumi dan Alam Semesta.
Dan untuk menyempurnakan lagi isi makalah ini, kami harapkan adanya
kritik dan saran dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.com
http://www.wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai