Anda di halaman 1dari 13

EPISODE II : METODE PELAKSANAAN

1.

I. PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN


A. Lapis Pondasi Agregat Klas S
Lapis pondasi Agregat Klas S digunakan pada bahu jalan tanpa penutup aspal tebal
padat 15 cm, dengan kondisi elevasi permukaan dan kemiringan melintang mengacu
pada Spesifikasi Teknik. Bahan Material Klas S terdiri dari fraksi Agregat Kasar
(tertahan saringan No. 4), dan Faraksi Agregat Halus(lolos saringan No. 4) dengan
rentang komposisi dan syarat spesifikasi bahan yang diatur dalam Spesifikasi
Teknik.

Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan
sebagai berikut :
1. Wheel loader memuat material Agregat yang telah dicampur dari base camp /stock
file ke dalam dump truck untuk selanjutnya dibawa kelokasi pekerjaan. Material
dihampar di lokasi keja dengan menggunakan Vibrator roller, dengan tetap menjaga
tebal hamparan pada yang disyaratkan dalam gambar. Untuk menjaga kadar air
bahan yang disyaratkan dalam rentang Spesifikasi, maka sebelum pemadatan dapat
dilakukan penyiraman material hamparan dari segregasi sebelum pemadatan
dengan menggunakan alat bantu.
2. Peralatan yang digunakan adalah : Whell Loader, Dumptruck, Vibrator Roller, Water
Tank dan Alat bantu.
3. Volume pekerjaan ini = 36,86 M3

II. PERKERASAN BERBUTIR


A. Lapis Pondasi Agregat Klas A
Lapis Pondasi Agregat KLas A adalah Mutu Lapis Pondasi atas untuk lapisan
dibawah lapisan beraspal, dengan tebal 15 cm. Bahan material klas A terdiri dari
fraksi Agregat Kasar (tertahan saringan No. 4), dan fraksi agregat halus (lolos
saringan No. 4) dengan rentang komposisi dan syarat sifat bahanyang diatur dalam
spesifikasi teknik.

Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan
sebegai berikut :
1. Wheel Loader memuat material agregat yang telah dicampur dari base camp/stock
file kedalam Dump Truck untuk selanjutnya dibawa ke lokasi pekerjaan. Material
dihampar dilokasi kerja dengan menggunakan Motor Grader, yang selanjutnya
setelah mencapai tebal hamparan gembur yang cukup kemudian dipadatkan dengan
menggunakan Vibrator Roller, dengan tetap menjaga tebal hamparan padat yang
disyaratkan dalam gambar. Untuk menjaga kadar air bahan yang disyratkan dalam
rentang Spesifikasi, maka sebelum pemadatan dapat melakukan penyiraman
material hamparan dengan menggunakan Water Tank. Sekelompok pekerja akan
merapihkan hamparan dari agregasi sebelum pemadatan dengan menggunakan alat
bantu.
2. Peralatan yang digunakan adalah : Wheel Loader, Dump Truck, Vibrator Roller,
Water Tank dan Alat Bantu.
3. Volume Pekerjaan ini = 62,46 M3

B. Lapis Pondasi Agregat Klas B


Lapis pondasi agregat Klas B adalah Mutu lapis pondasi bawah untuk lapisan
dibawah lapisan Lapis Pondasi Klas A, dengan tebal pada 20 cm. bahan material Klas
B terdiri dari Fraksi Agregat Kasar (tertahan saringan No. 4) dan fraksi aregat halus
(lolos saringan no. 4) dengan rentang komposisi dan syarat sifat bahan yang diatur
dalam spesifikasi teknik.

Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan
sebagai berikut :
1. Wheel Loader memuat material agregat yang telah dicampur dari base camp/stock
file ke dalam dump truck untuk selanjutnya dibawa kelokasi pekerjaan. Material
dihampar dilokasi kerja dengan menggunakan motor greder, yang selanjutnya
setelah mencapai tebal hamparan gembur yang cukup kemudian dipadatkan dengan
menggunakan vibrator roller, dengan tetap menjaga tebal hamparan padat yang
disyaratkan dalam gambar. Untuk menjaga kadar air bahan yang disyaratkan dalam
rentang Spesifikasi, maka sebelum pemadatan dapat dilakukan penyiraman material
hamparan dengan menggunakan Water Tanker. Sekelompok pekerja akan
merapikan hamparan dari agregasi sebelum pemadatan dengan menggunakan alat
bantu.
2. Peralatan yang digunakan adalah : Wheel Loader, Dump Truck, Vibrator Roller,
Water Tank dan alat bantu.
3. Volume pekerjaan ini = 87,44 M3

III. PERKERASAN ASPAL


A. Lapis Resap Pengikat – Aspal Cair
Pekerjaan lapis resap pengikat terdiri dari pekerjaan penyiapan permukaan dan
penghamparan bahan aspal yang dihampar diatas permukaan pondasi tanpa bahan
pengikat aspal atau semen (dalam hal ini Lapis Pondasi Agregat Klas A), dengan
komposisi sebesar 0,4 – 1,3 Liter per meter bujur sangkar.
Pekerjaan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga masih memungkinkanlalu lintas
satu lajur tanpa merusak pekerjaan yang sedang dilaksanakan dan hanya
menimbulkan gangguan yang minimal bagi lalu lintas. Bangunan dan benda- benda
lain disamping tempat kerja (struktur, kerb lantai dan lain-lain) harus dilindungi
agar tidak menjadi kotor karena percikana aspal. Bahan yang digunakan untuk
pekerjaan ini adalah aspal semen pen 60/70 atau 80/100 (memenuhi standar
AASHTO M20) yang diencerkan dengan minyak Tanah (kerosene), dengan
membandigngkan pemakaian minyak tanah pada rentang 80 -85 bagian minyak
perseratus bagian aspal semen (80 pph 85 pph) kurang ekivalen dengan viskovitas
aspal cair hasil kilang jenis MC-30.

Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan
sebagai berikut :
1. Menyiapkan permukaan yang akan dihampar dengan menggunakan mesin
kompresor yang dibantu dengan alat manual seperti : sikap dan sapu lidi.
Menyiapkan material yang digunakan dengan mencampur Aspal dan Korosene
sesuai komposisi yang ditentukan, dan kemudian dipasnaskan sehingga menjadi
aspal cair. Penghamparan dilakukan dengan menggunakan Aspal Sprayer secara
seksama, dengan mengacu pada rentang suhu yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
Perapihan dilakukan setelah penyemprotan selesai dilakukan.
2. Peralatan yang digunakan adalah : Compressor, Asphalt Sprayer yang di gandeng
Dump Truck dan alat bantu.
3. Volume pekerjaan ini = 499,88 Liter

B. Lapis Perekat Asphalt Cair


Pekerjaan lapis perekat terdiri dari pekerjaan penyiapan permukaan dan
penghamparan bahan aspal yang dihampar diatas permukaan bahan pengikat
semen atau Asphalt (Sperti semen Tanah, RCC, CTB, Perkerasan Beton / Lantai
Jembatan Beton, Lapis Penetrasi Macadam, Laston, Lataston dll.) dengan komposisi
seperti disyaratkan dalam Spesifikasi untuk setiap Jenis Bahan Asphalt dan kondisi
permukaan yang sesuai.
Pekerjaan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga masih memungkinkanlalu lintas
satu lajur tanpa merusak pekerjaan yang sedang dilaksanakan dan hanya
menimbulkan gangguan yang minimal bagi lalu lintas. Bangunan dan benda- benda
lain disamping tempat kerja (struktur, kerb lantai dan lain-lain) harus dilindungi
agar tidak menjadi kotor karena percikan aspal. Bahan yang digunakan untuk
pekerjaan ini adalah aspal semen pen 60/70 atau 80/100 (memenuhi standar
AASHTO M20) yang diencerkan dengan minyak Tanah (kerosene), dengan
membandingkan pemakaian minyak tanah pada rentang 25 - 30 bagian minyak per
100 bagian aspal (25 pph 30 pph).

Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan
sebagai berikut :
1. Menyiapkan permukaan yang akan dihampar dengan menggunakan mesin
kompresor yang dibantu dengan alat manual seperti : sikap dan sapu lidi.
Menyiapkan material yang digunakan dengan mencampur Aspal dan Korosene
sesuai komposisi yang ditentukan, dan kemudian dipasnaskan sehingga menjadi
aspal cair. Penghamparan diolakukan dengan menggunakan aspal Sprayer secara
seksama, dengan mengacu pada rentang suhu yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
Perapihan dilakukan setelah penyemprotan selesai dilakukan.
2. Peralatan yang digunakan adalah : compressor, asphalt Sprayer yang di gandeng
Dump Truck dan alat bantu.
3. Volume pekerjaan ini = 82,71 Liter

C. Cam. Panas Asbuton Lap. Aus (aC-WC asbP) T 15/20(t=4cm)


Campuran beraspal panas dengan Asbuton Lapis Aus (AC-WC AsbP) adalah
campuran panas antara Agregat dengan bahan pengikat asphalt keras pen 60 yang
campurannya menggunakan asboton butir dengankelas penetrasi 15 (0,1 mm) dan
kadar abutmen 20 %, yang dicampur diunit pencampuran Asphalt (UPA), dihampar
dan dipadatkan dalam keadaan panas pada temperatur tertentu, dengan ketebalan
padat 4 cm.
Sebelum melakukan pekerjaan, penyedia jasa terlebih dahulu menunjukan semua
usulan agregat dan campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujuian material
dan campuran di Laboratorium dan hasil percobaan penghamparan dan pemadatan
campuran (Trial Mix) yang dibuat diinstansi pencampuran aspal, yang tertuang
secara berurutan sesuai dalam Spesifikasi Teknik, mulai dari pengusulan DMF
hingga persetujuan JMF.

Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan
sebagai berikut :
1. Wheel Loader memuat dari Stock File ke Hot Bin, kemudian bersama-sama dengan
Asphalt Asbuton butir di campur diunit pencampuran asphalt dengan komposisi
yang telah disetujui dump truck membawa campuran asphalt panas kelokasi
pekerjaan. Campuran dihampar dengan menggunakan Asphalt Finisher, kemudian
pemadatan awal oleh Tandem Roller, pemadatan utama oleh Type Roller dan
pemadatan akhir kembali dengan Tandem Roller . lintasan pemadatan dilakukan
sesuai jumlah lintasan yang telah disetujui. Semua rentang suhu yang disyaratkan
selama proses ini harus tetap dijaga untuk mendapatkan kepadatan yang optimum.
Selama penghamparan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepid an sambungan
hamparan secara manual, sebagian lagi bertugas mengatur lalu lintas yang lewat.

2. Peralatan yang digunakan adalah : Wheel Loader, Asphalt Mixing Plant + Genset,
Asphalt Finisher, Tandem Roller, Pneumatic Type Roller, Dump Truck, dan alat bantu.
3. Volume pekerjaan ini = 551,40 M2

D. Cam. Panas Asbuton Lap. Permukaan Antara (AC-BC AsbP) T 15/20(t=5cm)

Campuran berasphalt panas dengan Asbuton Lapis Aus (AC-BC AsbP) adalah
campuran panas antara agregat dengan bahan pengikat asphalt keras pen 60 yang
campurannya menggunakan Asbuton butir dengan kelas penetrasi 15 (0,1 mm) dan
kadar abutmen 20 %, yang dicampur diunit pencampuran asphalt (UPA), dihampar
dan dipadatkan dalam keadaan panas pada temperature tertentu, dengan ketebalan
padat 5 cm.

Sebelum melakukan pekerjaan, penyedia jasa terlebih dahulu menunjukan semua


usulan agregat dan campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujuian material
dan campuran di Laboratorium dan hasil percobaan penghamparan dan pemadatan
campuran (Trial Mix) yang dibuat diinstansi pencampuran aspal, yang tertuang
secara berurutan sesuai dalam Spesifikasi Teknik, mulai dari pengusulan DMF
hingga persetujuan JMF.

Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan
sebagai berikut :
1. Wheel Loader memuat agregat dari Stock File ke Hot Bin, kemudian bersama-sama
dengan Asphalt Asbuton butir di campur diunit pencampuran asphalt dengan
komposisi yang telah disetujui dump truck membawa campuran asphalt panas
kelokasi pekerjaan. Campuran dihampar dengan menggunakan Asphalt Finisher,
kemudian pemadatan awal oleh Tandem roller, pemadatan utama oleh Type Roller
dan pemadatan akhir kembali dengan Tandem Roller . lintasan pemadatan
dilakukan sesuai jumlah lintasan yang telah disetujui. Semua rentang suhu yang
disyaratkan selama proses ini harus tetap dijaga untuk mendapatkan kepadatan
yang optimum. Selama penghamparan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepid
dan sambungan hamparan secara manual, sebagian lagi bertugas mengatur lalu
lintas yang lewat.

2. Peralatan yang digunakan adalah : Wheel Loader, Asphalt Mixing Plant + Genset,
Asphalt Finisher, Tandem roller, Pneumatic Type Roller, Dump Truck, dan alat bantu.
3. Volume pekerjaan ini = 20,82 M2

IV. PEKERJAAN STRUKTUR


A. Beton Mutu Sedang dengan fc = 30 MPa Untuk Lantai

Beton mutu sedang (30 MPa) merupakan beton mutu sedang yang bersifat
structural yang digunakan untuk beton bertulang seperti bangunan bawah
jembatan, lantai, dan perkerasan beton semen. Dalam kegiatan ini beton mutu
sedang diperuntukkan untuk struktur bangunan bawah jembatan (Abutment, Wing
Wall dan Petak Injak). Pekerjaan ini juga sudah termasuk pembuatan perancah dan
bekisting untuk acuan pengecoran.

Sebelum melakukan pekerjaan, penyedia jasa terlebih dahulu menunjukan semen


usulan agregat dan campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujian material
dan campuran di laboratorium berdasarkan kuat beton untuk umut 7 dan 28 hari,
atau umur yang lain yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, yang tertuang
secara berurutan sesuai dalam spesifikasi teknik, mulai dari pengujuian DMF hingga
persetujuan JMF.

Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria
teknis utama, yaitu kelecakan (Workability), kekuatan (Straigth), dan keawetan
(Durability). Penyedia jasa akan membuat gambar detil untuk seluruh perancah
yang akan digunakan, dan memperoleh persetujuan direksi pekerjaan sebelum
setiap pekerjaan perancah dimulai.

Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan
sebagai berikut :

1. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, baja tulangan dan benda lain
yang harus dimasukkan kedalam beton (seperti pipa atau selongsong)) harus sudah
dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran. Acuan yang
dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang kedap dan
kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecora, pemadatan
dan perawatan, dan acuan dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa
merusak beton. Segera sebelum beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau
diolesi minyak disisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
Bahan dan material yang telah disetujui dicampur dan diaduk menggunakan
Concrete Mixer dilokasi pekerjaan, kemudian campuran beton dituang kedalam
acuan.
Kegiatan pengecoran dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan
konstruksi yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai. Untuk
pemadatan campuran digunakan concrete vibrator, dengan ketentuan penggunaan
mengikuti spesifikasi teknik. Sekelompok pekerja dengan menggunkan alat bantu
akan merapihkan pengecoran setelah pengecoran dilaksanakan.
Acuan tidak dibongkar dari bidang vertical, dinding, kolom yang tipis struktur yang
sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan yang ditopang oleh
perancahdibawah pelat, balok, gelegar, atau struktur busur, tidak dibongkar hingga
pengujian menunjukan bahwa paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton
telah dicapai.

2. Peralatan yang digunakan adalah : Concrete Mixer, Water Tank, Concrete Vibrator,
dan alat bantu.

3. Volume Pekerjaan ini = 27,36 M3

B. Beton Mutu Sedang dengan fc = 30 MPa Untuk Induk. Diafragma dan Kerb

Beton mutu sedang (30 MPa) merupakan beton mutu sedang yang bersifat
structural yang digunakan untuk beton bertulang seperti bangunan bawah
jembatan, lantai, dan perkerasan beton semen. Dalam kegiatan ini beton mutu
sedang diperuntukkan untuk struktur bangunan bawah jembatan (Abutment, Wing
Wall dan Petak Injak). Pekerjaan ini juga sudah termasuk pembuatan perancah dan
bekisting untuk acuan pengecoran.

Sebelum melakukan pekerjaan, penyedia jasa terlebih dahulu menunjukan semen


usulan agregat dan campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujian material
dan campuran di laboratorium berdasarkan kuat beton untuk umut 7 dan 28 hari,
atau umur yang lain yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, yang tertuang
secara berurutan sesuai dalam spesifikasi teknik, mulai dari pengujuian DMF hingga
persetujuan JMF.

Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria
teknis utama, yaitu kelecakan (workability), kekuatan (Straigth), dan keawetan
(durability). Penyedia jasa akan membuat gambar detil untuk seluruh perancah
yang akan digunakan, dan memperoleh persetujuan direksi pekerjaan sebelum
setiap pekerjaan perancah dimulai.
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan
sebagai berikut :

1. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, baja tulangan dan benda lain
yang harus dimasukkan kedalam beton (seperti pipa atau selongsong)) harus sudah
dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran. Acuan yang
dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang kedap dan
kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecora, pemadatan
dan perawatan, dan acuan dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa
merusak beton. Segera sebelum beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau
diolesi minyak disisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
Bahan dan material yang telah disetujui dicampur dan diaduk menggunakan
Concrete Mixer dilokasi pekerjaan, kemudian campuran beton dituang kedalam
acuan.

Kegiatan pengecoran dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan


konstruksi yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai. Untuk
pemadatan campuran digunakan concrete vibrator, dengan ketentuan penggunaan
mengikuti spesifikasi teknik. Sekelompok pekerja dengan menggunkan alat bantu
akan merapihkan pengecoran setelah pengecoran dilaksanakan.
Acuan tidak dibongkar dari bidang vertical, dinding, kolom yang tipis struktur yang
sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan yang ditopang oleh
perancahdibawah pelat, balok, gelegar, atau struktur busur, tidak dibongkar hingga
pengujian menunjukan bahwa paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton
telah dicapai.

2. Peralatan yang digunakan adalah : Concrete Mixer, Water Tank, Concrete Vibrator,
dan alat bantu.

3. Volume Pekerjaan ini = 28,45 M3

C. Beton Mutu Sedang dengan fc = 20 MPa

Beton mutu sedang (20 MPa) merupakan beton mutu sedang yang bersifat
structural yang digunakan untuk beton bertulang seperti bangunan bawah
jembatan, lantai, dan perkerasan beton semen. Dalam kegiatan ini beton mutu
sedang diperuntukkan untuk struktur bangunan bawah jembatan (Abutment, Wing
Wall dan Petak Injak). Pekerjaan ini juga sudah termasuk pembuatan perancah dan
bekisting untuk acuan pengecoran.

Sebelum melakukan pekerjaan, penyedia jasa terlebih dahulu menunjukan semen


usulan agregat dan campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujian material
dan campuran di laboratorium berdasarkan kuat beton untuk umut 7 dan 28 hari,
atau umur yang lain yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, yang tertuang
secara berurutan sesuai dalam spesifikasi teknik, mulai dari pengujuian DMF hingga
persetujuan JMF.
Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria
teknis utama, yaitu kelecakan (workability), kekuatan (Straigth), dan keawetan
(durability). Penyedia jasa akan membuat gambar detil untuk seluruh perancah
yang akan digunakan, dan memperoleh persetujuan direksi pekerjaan sebelum
setiap pekerjaan perancah dimulai.

Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan
sebagai berikut :

1. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, baja tulangan dan benda lain
yang harus dimasukkan kedalam beton (seperti pipa atau selongsong)) harus sudah
dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran. Acuan yang
dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang kedap dan
kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecora, pemadatan
dan perawatan, dan acuan dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa
merusak beton. Segera sebelum beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau
diolesi minyak disisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
Bahan dan material yang telah disetujui dicampur dan diaduk menggunakan
Concrete Mixer dilokasi pekerjaan, kemudian campuran beton dituang kedalam
acuan.

Kegiatan pengecoran dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan


konstruksi yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai. Untuk
pemadatan campuran digunakan concrete vibrator, dengan ketentuan penggunaan
mengikuti spesifikasi teknik. Sekelompok pekerja dengan menggunkan alat bantu
akan merapihkan pengecoran setelah pengecoran dilaksanakan.
Acuan tidak dibongkar dari bidang vertical, dinding, kolom yang tipis struktur yang
sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan yang ditopang oleh
perancahdibawah pelat, balok, gelegar, atau struktur busur, tidak dibongkar hingga
pengujian menunjukan bahwa paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton
telah dicapai.

2. Peralatan yang digunakan adalah : Concrete Mixer, Water Tank, Concrete Vibrator,
dan alat bantu.

3. Volume Pekerjaan ini = 252,03 M3

D. Beton Mutu Sedang dengan fc = 15 MPa

Beton mutu sedang (15 MPa) merupakan beton mutu sedang yang bersifat
structural yang digunakan untuk beton bertulang seperti bangunan bawah
jembatan, lantai, dan perkerasan beton semen. Dalam kegiatan ini beton mutu
sedang diperuntukkan untuk struktur bangunan bawah jembatan (Abutment, Wing
Wall dan Petak Injak). Pekerjaan ini juga sudah termasuk pembuatan perancah dan
bekisting untuk acuan pengecoran.
Sebelum melakukan pekerjaan, penyedia jasa terlebih dahulu menunjukan semen
usulan agregat dan campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujian material
dan campuran di laboratorium berdasarkan kuat beton untuk umut 7 dan 28 hari,
atau umur yang lain yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, yang tertuang
secara berurutan sesuai dalam spesifikasi teknik, mulai dari pengujuian DMF hingga
persetujuan JMF.

Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria
teknis utama, yaitu kelecakan (workability), kekuatan (Straigth), dan keawetan
(durability). Penyedia jasa akan membuat gambar detil untuk seluruh perancah
yang akan digunakan, dan memperoleh persetujuan direksi pekerjaan sebelum
setiap pekerjaan perancah dimulai.

Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan
sebagai berikut :

1. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, baja tulangan dan benda lain
yang harus dimasukkan kedalam beton (seperti pipa atau selongsong)) harus sudah
dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran. Acuan yang
dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang kedap dan
kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecora, pemadatan
dan perawatan, dan acuan dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa
merusak beton. Segera sebelum beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau
diolesi minyak disisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
Bahan dan material yang telah disetujui dicampur dan diaduk menggunakan
Concrete Mixer dilokasi pekerjaan, kemudian campuran beton dituang kedalam
acuan.

Kegiatan pengecoran dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan


konstruksi yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai. Untuk
pemadatan campuran digunakan concrete vibrator, dengan ketentuan penggunaan
mengikuti spesifikasi teknik. Sekelompok pekerja dengan menggunkan alat bantu
akan merapihkan pengecoran setelah pengecoran dilaksanakan.
Acuan tidak dibongkar dari bidang vertical, dinding, kolom yang tipis struktur yang
sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan yang ditopang oleh
perancahdibawah pelat, balok, gelegar, atau struktur busur, tidak dibongkar hingga
pengujian menunjukan bahwa paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton
telah dicapai.

2. Peralatan yang digunakan adalah : Concrete Mixer, Water Tank, Concrete Vibrator,
dan alat bantu.

3. Volume Pekerjaan ini = 2,16 M3

E. Beton Mutu Sedang dengan fc = 10 MPa


Beton mutu sedang (10 MPa) merupakan beton mutu sedang yang bersifat
structural yang digunakan untuk beton bertulang seperti bangunan bawah
jembatan, lantai, dan perkerasan beton semen. Dalam kegiatan ini beton mutu
sedang diperuntukkan untuk struktur bangunan bawah jembatan (Abutment, Wing
Wall dan Petak Injak). Pekerjaan ini juga sudah termasuk pembuatan perancah dan
bekisting untuk acuan pengecoran.

Sebelum melakukan pekerjaan, penyedia jasa terlebih dahulu menunjukan semen


usulan agregat dan campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujian material
dan campuran di laboratorium berdasarkan kuat beton untuk umut 7 dan 28 hari,
atau umur yang lain yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, yang tertuang
secara berurutan sesuai dalam spesifikasi teknik, mulai dari pengujuian DMF hingga
persetujuan JMF.

Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria
teknis utama, yaitu kelecakan (workability), kekuatan (Straigth), dan keawetan
(durability). Penyedia jasa akan membuat gambar detil untuk seluruh perancah
yang akan digunakan, dan memperoleh persetujuan direksi pekerjaan sebelum
setiap pekerjaan perancah dimulai.

Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan
sebagai berikut :

1. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, baja tulangan dan benda lain
yang harus dimasukkan kedalam beton (seperti pipa atau selongsong)) harus sudah
dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran. Acuan yang
dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang kedap dan
kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecora, pemadatan
dan perawatan, dan acuan dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa
merusak beton. Segera sebelum beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau
diolesi minyak disisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
Bahan dan material yang telah disetujui dicampur dan diaduk menggunakan
Concrete Mixer dilokasi pekerjaan, kemudian campuran beton dituang kedalam
acuan.

Kegiatan pengecoran dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan


konstruksi yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai. Untuk
pemadatan campuran digunakan concrete vibrator, dengan ketentuan penggunaan
mengikuti spesifikasi teknik. Sekelompok pekerja dengan menggunkan alat bantu
akan merapihkan pengecoran setelah pengecoran dilaksanakan.
Acuan tidak dibongkar dari bidang vertical, dinding, kolom yang tipis struktur yang
sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan yang ditopang oleh
perancahdibawah pelat, balok, gelegar, atau struktur busur, tidak dibongkar hingga
pengujian menunjukan bahwa paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton
telah dicapai.
2. Peralatan yang digunakan adalah : Concrete Mixer, Water Tank, Concrete Vibrator,
dan alat bantu.

3. Volume Pekerjaan ini = 9,10 M3

F. Beton Tulangan U24 Polos

Merupakan baja tulangan polos (bukan ulir) dengan baja mutu sedang yang
memiliki tegangan leleh karekteristik 2.400 kg/cm2. Pekerjaan ini mencakup
pengadaan dan pemasangan baja tulangan pada acuan cetakan sesuai dengan
Spesifikasi dan Gambar.

Pekerjaan dilakukan secara manual dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :


1. Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan kebutuhan, kemudian disusun
sedemikian rupa sesuai dengan gambar kerja, dan setiap pertulangan diikat dengan
menggunakan kawat beton.
2. Peralatan yang digunakan adalah : alat bantu
3. Volume pekerjaan ini = 6.342,95 Kg

G. Beton Tulangan U32 Ulir

Merupakan baja tulangan Bentuk Ulir dengan baja mutu sedang yang memiliki
tegangan leleh karekteristik 3.200 kg/cm2. Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan
pemasangan baja tulangan pada acuan cetakan sesuai dengan Spesifikasi dan
Gambar.

Pekerjaan dilakukan secara manual dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :


1. Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan kebutuhan, kemudian disusun
sedemikian rupa sesuai dengan gambar kerja, dan setiap pertulangan diikat dengan
menggunakan kawat beton.
2. Peralatan yang digunakan adalah : alat bantu
3. Volume pekerjaan ini = 625.021,61 Kg

H. Dinding Sumuran Silinder Terpasang, Diameter 350 cm

Pondasi sumuran harus dibuat memenuhi ketentuan dimensi dan fungsihnya


penyedia jasa harus menyediakan alat yang sesuai dengan jenis tanah sehingga
penggalian tanah dapat mencapai kedalaman yang telah ditentukan atau mencapai
daya dukung yang telah ditentukan.

Pekerjaan dilaksanakan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan


pekerjaan sebagai berikut :
1. Cetakan untuk dinding sumuran yang dicor ditempat harus memenuhi garis dan
elevasi yang tepat, kedap air dan tidak boleh dibuka paling sedikit 3 hari setelah
pengecoran atau sampai pengujian menunjukan bahwa beton telah mencapai kuat
tekan minimum yang disyaratkan.
2. Peralatan yang digunakan adalah : Concrete Mixer dan alat bantu
3. Volume pekerjaan ini = 8,00 M1

I. Pasangan Batu

Pekerjaan pasangan batu digunakan pada struktur seperti dinding penahan, gorong
– gorong pelat, dan tembok kepala gorong-gorong besar dari pasangan batu yang
digunakan untuk menahan beban luar yang cukup besar.

Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan
sebagai berikut :
1. Semen, pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan
concrete mixer. Batu terlebih dahulu dibesihkan, lalu disusun dengan baik,
kemudian diisi/diikat dengan campuran mortar dengan dimensi sesuai gambar
kerja.
2. Peralatan yang digunakan adalah : Concrete Mixer dan alat bantu
3. Volume pekerjaan ini = 108,23 M3

J. Expansion Joint Type Baja Bersudut

Pekerjaan ini terdiri dari pemasokan dan pemasangan sambungan lantai yang
terbuat dari logam atau elastomer, dan setiap bahan pengisi (filler) dan penutup
(sealer) untuk sambungan antar struktur baik dalam arah memanjang maupun
melintang harus sesuai dalam spesifikasi seksi 7.11.1

Pekerjaan dilakukan secara mekanik dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :


1. Bahan sambungan yang dikirim kelapangan harus disimpan, ditutupi pada landasan
diatas permukaan tanah.
2. Peralatan yang digunakan adalah : Concrete Mixer dan alat bantu
3. Volume pekerjaan ini = 18,00 M1

K. Perletakan Elastomerik Alam Ukuran (300 x 350 x 36)


Elastomeric yang akan dipasang harus dilakukan pengujian oleh laboratorium
independent baik pengujian secara kekanis maupun pengujian bahan dan
memenuhi ketentuan yang tercantum dalam SNI 3967-2008 dengan ketentuan
jumlah benda uji.

Pekerjaan dilakukan secara mekanik dengan urutan sebagai berikut :


1. Perletakan harus ditandai dengan jelas tentang jenis dan tempat pemasangan pada
saat tiba ditempat kerja. Alat – alat pengamanan yang cocok harus disediakan
sebagaimana diperlukan. Alat – alat penjepit sementara harus digunakan untuk
menjaga orientasi bagian-bagian dengan tepat.
2. Peralatan yang digunakan adalah : Concrate Mixer dan alat bantu
3. Volume pekerjaan ini = 14,00 buah

Anda mungkin juga menyukai