Chest Pain
Chest Pain
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nyeri dada merupakan salah satu keluhan yang paling banyak ditemukan di klinik. Sebahagian besar
penderita merasa ketakutan bila nyeri dada tersebut disebabkan oleh penyakit jantung ataupun
penyakit paru yang serius. Diagnosa yang tepat sangat tergantung dari pemeriksaan fisik yang
cermat, pemeriksaan khusus lainnya serta anamnesa dari sifat nyeri dada mengenai lokasi,
penyebaran, lama nyeri serta factor pencetus yang dapat menimbulkan nyeri dada.
Salah satu bentuk nyeri dada yang paling sering ditemukan adalah angina pektoris yang merupakan
gejala penyakit jantung koroner dan dapat bersifat progresif serta menyebabkan kematian, sehingga
jenis nyeri dada ini memerlukan pemeriksaan yang lebih lanjut dan penangannan yang serius. Agar
diagnosa lebih cepat diarahkan, maka perlu juga lebih dulu mengenal macam– macamjenis nyeri
dada yang disebabkan oleh berbagai penyakit lain.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Nyeri dada adalah perasaan nyeri / tidak enak yang mengganggu daerah dada dan seringkali
merupakan rasa nyeri yang diproyeksikan pada dinding dada (referred pain)
Nyeri Coroner adalah rasa sakit akibat terjadinya iskemik miokard karena suplai aliran darah koroner
yang pada suatu saat tidak mencukupi untuk kebutuhan metabolisme miokard.
Nyeri dada akibat penyakit paru misalnya radang pleura (pleuritis) karena lapisan paru saja yang bisa
merupakan sumber rasa sakit, sedang pleura viseralis dan parenkim paru tidak menimbulkan rasa
sakit (Himawan, 1996)
B. Etiologi
Nyeri dada pleuritik biasanya lokasinya posterior atau lateral. Sifatnya tajam dan seperti ditusuk.
Bertambahnya nyeri bila batuk atau bernafas dalam dan berkurang bila menahan nafas atau sisi
dada yang di gerakan. Nyeri berasal dari dinding dada, otot, iga, pleura perietalis, saluran nafas
besar, diafragma, mediastinum dan saraf interkostal. Nyeri dada pleuritik dapat di sebabkan oleh
difusi pleura akibat infeksi paru, emboli paru, keganasan atau radang sub diafragmatik
peneumotoraks dan penumomediastinum.
Nyeri dada non pleuretik biasanya lokasinya sentral, menetap atau dapat menyebar ke tempat lain.
Paling sering disebabkan oleh kelainan di luar paru :
a. Kardial
1) Iskemik miokard akan menimbulkan rasa tertekan atau nyeri subternal yang menjalar ke aksila
dan turun ke bawah ke bagian dalam lengan terutama lebih sering ke lengan kiri. Rasa nyeri juga
dapat menjalar ke epigasterium, leher, rahang, lidah, gigi, mastoid dengan atau tanpa nyeri dada
subternal. Nyeri disebabkan karena saraf eferan viseral akan terangsang selama iskemik miokard,
akan tetapi korteks serebral tidak dapat menentukan apakah nyeri berasal dari miokard. Karena
rangsangan saraf melalui spedula spinalis T1-T4 yang juga merupakan jalannya rangsangan saraf
sensoris dari sistem somatis yang lain. Iskemik miokard terjadi bila kebutuhan O2 miokard tidak
dapat dipenuhi oleh aliran darah koroner. Pada penyakit jantung koroner aliran darah ke jantung
akan berkurang karena ada pemyempitan pembuluh darah koroner.
Serangan nyeri dada khas yang timbul waktu bekerja. Berlangsung hanya beberapa menit dan
menghilang dengan nitrogliserin atau istirahat. Nyeri dada dapat timbul setelah makan, pada udara
dingin, reaksi simfatis yang berlebihan atau gangguan emosi.
c) Infark miokard
Iskemik miokard yang berlangsung lebih dari 20-30 menit dapat menyebabkan infark miokard. Nyeri
dada berlangsung lebih lama, menjalar ke bahu kiri, lengan dan rahang. Berbeda dengan angina
pektoris, timbulnya nyeri dada tidak ada hubungannya dengan aktivitas fisik dan bila tidak diobati
berlangsung dalam beberapa jam. Disamping itu juga penderita mengeluh dispea, pelpitasi dan
berkeringat. Diagnosa ditegakan berdasarkan serioal EKG dan pemeriksa enzim jantung.
2) Prolaps katup mitral dapat menyebabkan nyeri dada prekordinal atau substernal yang dapat
berlangsung sebentar maupun lama. Adapun mumur akhir sistolik dan midsistolik-click dengan
gambaran echokardiogram dapat membantu menegakan diagnosa.
3) Stenosis Aorta Berat atau substenosis aorta hipertrofi yang idiopatik juga dapat menimbulkan
nyeri dada iskemik.
b. Perikardial
Saraf sensori untuk nyeri terdapat pada perikardium parietalis diatas diafragma. Nyeri perikardial
lokasinya didaerah sternal dan diarea preokardinal, tetapi dapat menyebar ke epigastrium, leher,
bahu, dan punggung. Nyeri biasanya seperti ditusuk-tusuk dan timbul pada aktu menarik nafas
dalam, menelan, miring atau bergerak.
C. Manisfestasi
2. Sakit kepala
5. Sesak nafas
6. Takikardi
7. Kulit pucat
11. Kelemahan
D. Patofisiologi
Terjadi penonjolan sistolik atau diskinesia dengan akibat penurunan ejection fraction isi sekuncup
atau stroke volume akhir distolik ventrikel kiri. Tekanan akhir diastolic ventrikel kiri naik dengan
akibat tekanan atrium kiri juga naik peningkatan tekanan atrium kiri diatas 25mmHg yang lama yang
akan menyebabkan transfudasi cairan ke jaringan intersitisium paru (gagal jantung) pemburukan
hemodinamik ini bukan saja disebabkan karena daerah infark, tapi juga daerah iskemik di sekitarnya.
Miokard yang masih relative baik akan mengadakan konspensasi khusunya dengan bantuan
rangsangan andrenergae untuk mempertahankan curah jantung tetapi dengan akibat peningkatan
kebutuhan oksigen miokard konpensasi ini jelas tidak akan memadai bila daerah yang bersangkutan
juga mengalami iskemia atau bahkan sudah fibritik. Bila infark kecil dan miokard yang harus
berkompensasi masih normal, pemburukan hemodinamik akan minimal sebaliknya bila infark luas
dan miokard yang harus berkompensasi sudah buruk akibat iskemia atau infark lama. Tekanan akhir
diastolic ventrikel kiri akan naik dan gagal jantung terjadi sebagai akibat sering terjadi perubahan
bentuk serta ukuran ventrikel kiri dan tebal jantung ventrikel baik yang terkena infark maupun non
infark. Perubahan tersebut menyebabkan remodeling ventrikel yang nantinya akan mempengaruhi
fungsi ventrikel dan timbulnya aritmia.
Perubahan-perubahan hemodinamik ini tidak setatis bila makin tenang fungsi jantung akan
membaik walaupun tidak di obati. Hal ini di sebabkan karena daerah-daerah yang tadinya iskemik
mengalami perbaikan daerah diskinetik akan menjadi akinetik karena terbentuk jaringan parut yang
kaku. Miokard sehat dapat pula mengalami hipertropi sebaliknya perburukan himodinamik akan
terjadi iskemia berkepanjangan atau infark meluas. Terjadinya penyulit mekanis seperti rupture
septum ventrikel, regurgitasi mitral akut dan anorisma ventrikel akan memperburuk vaal
hemodinamik jantung.
Aritmia merupakan penyulit tersering dan terjadi terutama pada menit-menit atau jam-jam pertama
setelah serangan. Hal ini disebabkan oleh perubahan-perubahan masa refakter, daya hantar dan
kepekaan terhadap rangsangan.
E. Pathway
O2 Miokard
Darah
Perubahan Perfusi
Nyeri Akut
F. Pemeriksaan Penunjang
c. Pemeriksaan darah rutin, kadar glukosa, lipit dan EKG waktu istirahat perlu
di lalukan. Hasilnya mungkinsaja normal walaupun ada penyakit jantung koroner yang berat. EKG
bisa di dapatkan gambaran iskemik dengan infakmiokard lama atau depresi ST dan T yang terbalik
pada penyakit yang lanjut.
2. Laboratorium
e. Kateterisasi jantung
3. Foto thorax
4. Ecocardiogram
G. Penatalaksanaan
1. Nitrat
Nitrat meningkatkan pemberian D2 miokard dengan dilatasi arteri epikardial tanpa mempengaruhi,
resistensi arteriol arteri intramiokard.
2. Beta Bloker
Beta bloker tetap merupakan pengobatan utama karena pada sebagian besar penderita akan
mengurangi keluhan angina
3. Ca-antagonis
Kerjanya mengurangi beban jantung dan menghilangkan spasma koroner, penderita akan
mengurangi keluhan angina.
Segi lain dari pengobatan angina adalah pemberian antipletelet dan anti kugulan.
BAB III
A. Pengkajian
1. Pengkajian Primer
a. Airway
b. Breathing
c. Circulation
1) Bagaimana dengan nadi perifer dan nadi karotis? Kualitas (isi dan tegangan).
2) Bagaimana Capillary refillnya, apakah ada akral dingin, sianosis atau oliguri?
2. Pengkajian Sekunder
Hal-hal penting yang perlu dikaji lebih jauh pada nyeri dada (koroner) :
a. Lokasi nyeri
Dimana tempat mulainya, penjalarannya (nyeri dada koroner : mulai dari sternal menjalar ke leher,
dagu atau bahu sampai lengan kiri bagian ulna)
b. Sifat nyeri
Perasaan penuh, rasa berat seperti kejang, meremas, menusuk, mencekik/rasa terbakar, dll.
Derajat nyeri, lamanya, berapa kali timbul dalam jangka waktu tertentu.
d. Kronologis nyeri
f. Faktor yang memperkuat / meringankan rasa nyeri misalnya sikap/posisi tubuh, pergerakan,
tekanan, dll.
g. Gejala lain yang mungkin ada atau tidaknya hubungan dengan nyeri dada.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan kenyamanan nyeri (nyeri akut) b.d iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan
arteri, inflamasi jaringan.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Prinsip-prinsip Tindakan :
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nyeri dada adalah perasaan nyeri / tidak enak yang mengganggu daerah dada dan seringkali
merupakan rasa nyeri yang diproyeksikan pada dinding dada (referred pain). Nyeri Coroner adalah
rasa sakit akibat terjadinya iskemik miokard karena suplai aliran darah koroner yang pada suatu saat
tidak mencukupi untuk kebutuhan metabolisme miokard.
Nyeri dada akibat penyakit paru misalnya radang pleura (pleuritis) karena lapisan paru saja yang bisa
merupakan sumber rasa sakit, sedang pleura viseralis dan parenkim paru tidak menimbulkan rasa
sakit (Himawan, 1996)
A. PENGERTIAN
• Nyeri dada adalah perasaan nyeri / tidak enak yang mengganggu daerah dada dan seringkali
merupakan rasa nyeri yang diproyeksikan pada dinding dada (referred pain)
• Nyeri Coroner adalah rasa sakit akibat terjadinya iskemik miokard karena suplai aliran darah
koroner yang pada suatu saat tidak mencukupi untuk kebutuhan metabolisme miokard.
• Nyeri dada akibat penyakit paru misalnya radang pleura (pleuritis) karena lapisan paru saja yang
bisa merupakan sumber rasa sakit, sedang pleura viseralis dan parenkim paru tidak menimbulkan
rasa sakit (Himawan, 1996)
B. ETIOLOGI
Nyeri Dada:
a. Cardial
- Koroner
- Non Koroner
b. Non Cardial
- Pleural
- Gastrointestinal
- Neural
- Sakit kepala
- Sesak nafas
- Takikardi
- Kulit pucat
- Perubahan kesadaran
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Takhikardi / disritmia
b. Laboratorium
c. Foto Thorax
d. Echocardiografi
e. Kateterisasi jantung
F. PENGKAJIAN
1. Pengkajian Primer
a. Airway
b. Breathing
c. Circulation
- Bagaimana dengan nadi perifer dan nadi karotis? Kualitas (isi dan tegangan)
- Bagaimana Capillary refillnya, apakah ada akral dingin, sianosis atau oliguri?
2. Pengkajian Sekunder
Hal-hal penting yang perlu dikaji lebih jauh pada nyeri dada (koroner) :
a. Lokasi nyeri
Dimana tempat mulainya, penjalarannya (nyeri dada koroner : mulai dari sternal menjalar ke leher,
dagu atau bahu sampai lengan kiri bagian ulna)
b. Sifat nyeri
Perasaan penuh, rasa berat seperti kejang, meremas, menusuk, mencekik/rasa terbakar, dll.
Derajat nyeri, lamanya, berapa kali timbul dalam jangka waktu tertentu.
d. Kronologis nyeri
f. Faktor yang memperkuat / meringankan rasa nyeri misalnya sikap/posisi tubuh, pergerakan,
tekanan, dll.
g. Gejala lain yang mungkin ada atau tidaknya hubungan dengan nyeri dada.
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan kenyamanan nyeri (nyeri akut) b.d iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan
arteri, inflamasi jaringan
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai O2 dan kebutuhan metabolisme jaringan
H. INTERVENSI KEPERAWATAN
Prinsip-prinsip Tindakan :
DAFTAR PUSTAKA
1. Abdurrahman, N, Anamnesa dan pemeriksaan Jasmani Sistem Kardiovaskuler dalam IPD Jilid I,
Jakarta: FKUI, 1999.
ARTIKEL BERKAITAN
nyakit Dalam