Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PERENCANAAN PLAMBING

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

TUGAS PERENCANAAN
PLAMBING

Disusun Oleh:

PUTRA SUSILO (13513165)

BAIQ RAUDATUL JANNAH (13513190)

LILIS L RUMALUTUR (13513194)

PRODI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2015

(13513165) Putra Susilo


(13513190) Baiq Raudatul Jannah
(13513194) Lilis L Rumalutur
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

(13513165) Putra Susilo


(13513190) Baiq Raudatul Jannah
(13513194) Lilis L Rumalutur
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Semakin meningkatnya laju pertumbuhan penduduk, terjadinya


kemajuan di berbagai bidang, serta perub pola hidup manusia dari pola
produktif menjadi konsumtif, yang banyak terjadi di daerah perkotaan, seperti
pemamfaatan lahan untuk daerah pemukiman dan pembangunan gedung-
gedung bertingkat, menyebabkan timbulnya berbagai masalah dalam
penyediaan kebutuhan air bersih. Diantaranya, terbatasnya penyediaan air
bersih dan juga menurunnya kualitas air karena adanya kandungan bahan-
bahan organic serta anorganik dalam air tersebut.Sedangkan kesehatan adalah
factor utama yang harus di perhatikan di suatu lingkungan.Untuk mengatasi
permasalahan tersebut, maka dibutuhkan system Plambing untuk menjaga
kesehatan lingkungan gedung di tempat bekerja atau perumahan untuk
bermukim.System plambing ini meliputi system penyaluran air bersih, air
buangan, air hujan, serta system pemadam kebakaran, temasuk semua
sambungan, alat-alat dan perlengkapan yang terpasang didalamnya.

Gedung dan lingkungannya dirancang untuk harus memenuhi


kebutuhan serta menjamin keamanan dan keselamatan para penggunanya serta
memiliki daya tarik.Demikianlah hal tersebut berlaku bagi system plambing
yang jika tidak dirancang dengan baik mrnyebabkan biaya yang dikeluarkan
menjadi mahal dan tidak efektif dan juga menimbulkan banyak masalah
operasi dan perawatan. Maka ada beberapa prinsip yang perlu diketahui dan di
pertimbangkan dalam setiap perancangan, serta system lambing harus
dirancang oleh orang yang ahli di bidang plambing dan bekerja sama dengan
beberapa ahli yang terkait dalam pembangunan suatu gedung.

Sistem plambing yang di tetapkan harus sesuai dengan fungsi suatu


gedung dan juga harus di perhatikan hubungan dengan konstruksi dan
peralatan dalam gedung. Perlu di pertimbangkan juga keefektifan dan
penggunaan system tersebut.Pemmfaatan air yang tersedian pun harus
dilakukan dengan se-efisien mungkin dengan pertimbangan semakin
terbatasnya ketersediaan air bersih saat ini.

(13513165) Putra Susilo


(13513190) Baiq Raudatul Jannah
(13513194) Lilis L Rumalutur
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Dalam perancangan system plambing dapat digunakan program


computer ataupun tanpa computer.Walaupun demikian, kesalahann dalam
perancangan dapat kerap kali terjadi dan membahayakan jiwa manusia.Semua
system plambing yang direncanakan harus memenuhi pedoman pelaksanaan
dan standar yang telah ditetapkan, serta diharapkan tidak mengganggu
kenyamanan dan mengurangi kekuatan konstruksi sutu bangunan.

1.2 Maksud dan Tujuan Perencanaan Plambing

Maksud dan tujuan dari perencanaan system plambing ini adalah


sebagai berikut:

1. System penyediaan air bersih, untuk menyediakan air bersih ke


tempat-tempat yang dikehendaki dengan tekanan yang cukup.
2. System pembuangan air kotor, untuk membuang air kotor dari tempat-
tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian penting lainya.
3. System air hujan (Drainase), untuk menghindari terjadi genangan air
disuatu kawasan yang tidak dapat menyerap air hujan secara optimal.
4. Pipa vent untuk mensirkulasi udara dalam pipa pembuangan.
5. Pipa fire hydrant untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran.

1.3 Ruang Lingkup

Dalam merencanakan plambing untuk suatu gedung, yaitu gedung


berlantai lima ini harus mencakup beberapa hal berikut ini, yaitu:

1. Sistem plambing untuk air bersih harus mampu memenuhi kebutuhan


air bersih dalam gedung setiap hari.
2. Air bersih yang didistribusikan harus merata ke seluruh gedung,
terutama untuk ruang saniter dari lantai satu sampai lima.
3. System air yang direncanakan hanya untuk air dingin saja, karena
gedung perkantoran tidak memerlukan pendistribusian air panas.
4. System air buangan yang direncanakan harus mampu mengalirkan
semua air buangan yang ada dari gedung menuju drainase kota.
5. System pemadam kebakaran yang direncanakan harus snggup
mencegah kebakaran dalam gedung.

(13513165) Putra Susilo


(13513190) Baiq Raudatul Jannah
(13513194) Lilis L Rumalutur
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

6. Semua perhitungan mengenai kebutuhan air, kapasitas pompa dan


ukuran pipa, semuanya dijelaskan dalam criteria perencanaan.
7. Jumlah perlatan yang digunakan dan anggaran biaya yang dibutuhkan
diperhitungkan sebagaimana mestinya.

(13513165) Putra Susilo


(13513190) Baiq Raudatul Jannah
(13513194) Lilis L Rumalutur
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB II
KRITERIA PERENCANAAN
2.1 Kriteria Perencanaan Air Bersih

2.1.1 Kebutuhan Air

a. Kebutuhan air minum sehari diperkirakan dengan menggunakan nilai


pemakaian air per hari per orang sesuai dengan penggunaan gedung
b. Kebutuhan air untuk peralatan dan mesin yang memerlukan penambahan air
secara teratur harus diperhitungkan sendiri

Sesuai dengan SNI 03-7065-2005, kebutuhan/pemakaian air minimum di


suatu gedung perkantoran adalah 50 liter/pegawai/hari

2.1.2 Jenis Tangki Air Bersih

a. Tangki Bawah, Ketentuannya yaitu:


1. Bukan bagian structural dari bangunan, dan bila di letakan di luar
bangunan harus kedap dan taan terhadap beban yang
mempengaruhi.
2. Tangki yang dipasang di lantai terbawah berjarak dengan bak
penampung air kotor atau air buangan tidak kurang dari 5 m.
3. Ruang bebas di sekeliling tangki untuk perawatan diatas dan
dibawah dasar tangki harus minimal 60 cm.
4. Diameter lubang peerawatan minimal 60 cm dengan tutup lubang 10
cm lebih tinggi dari permukaan plat tutup tangki, dan mempunyai
kemiringan yang cukup.
5. Pipa keluar tangki di pasang minimal 20 cm dari atas dasar tangki.
6. Konstruksi tangki dan penempatan lubang pengisian dan
pengeluaran air harus dapat mencegah timbulnya bagian air terlalu
lama diam di tangki.
b. Tangki Atas, direncanakan pada ketinggian yang cukup untuk memberi
tekanan static pada alat plambing tertnggi di bangunan tersebut, sesuai
dengan persyaratan minium.
c. Tangki Tekan, harus direncanakan dengan tekanan yang cukup untuk
memenuhi persyaratan minimum pada alat plambing terjauh dan tertinggi.

(13513165) Putra Susilo


(13513190) Baiq Raudatul Jannah
(13513194) Lilis L Rumalutur
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2.1.3 Sistem Pipa Air Bersih

Pada dasarnya ada dua system pipa penyediaan air dalam gedung,
yaitu system pengaliran ke atas dan system pengaliran ke bawah.Dalam
system pengaliran ke atas, pipa utama dipasang dari tangki atas kebawah
sampai langit-langit lantai terbawah dari gedung, kemudian mendatar dan
bercanamg tegak ke atas untuk melayani lantai-lantai di atasnya.Dalam
system pengaliran ke bawah, pipa utama dari tangki atas di pasang mendatar
dalam langit-langit lantai teratas dari gedung, dan dari pipa mendatar ini
dibuat cabang-cabang tegak kebawah untuk melayani lantai-lantai di
bawahnya.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan system pipa,
yaitu:

1. System manapun yang dipilih, pipa harus dirancang dan dipasang


sedemikian rupa sehingga udara maupun air kalau perlu dapat di
keluarkan dengan mudah.
2. Pipa mendatar pada system pengaliran ke atas sebaiknya di buat agak
miring ke atas (searah aliran), sedangkan pada system pengaliran
kebawah di buat agak miring ke bawah, kemiringan sekitar 1/300.
3. Perpipaan yang tidak merata, melengkung ke atas atau melengkung ke
bawah harus dihindarkan, jika tidak bisa di hindarkan hendaknya di
pasang katup pelepas udara.
4. Harus dihindarkan membalikan arah aliran.
5. Laju aliran pada tiap bagian pipa harus ditentukan berdasarkan Unit
Beban Alat Plambing (UBAP) pada SNI 03-6481-2000 tentang
system plambing.
6. Ukuran pipa untuk setiap bagian system (jaringan) tersebut ditentukan
berdasarkan kehilangan tekanan yang diizinkan atau menggunakan
ekivalen tekanan pipa.

2.1.4 Jenis Pipa Air Bersih

Untuk perancangan plambing di suatu gedung perkantoran, tidak


diperukan adanya penyedian air panas sehingga pipa yang digunakan
biasanya adalah jenis PVC

Keuntungan pipa jenis ini yaitu:

(13513165) Putra Susilo


(13513190) Baiq Raudatul Jannah
(13513194) Lilis L Rumalutur
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 Kuat
 Ekonomis
 Tahan terhadap guncangan dan tekanan
 Tidak membebani terlalu berat pada kolom-kolom gedung
 Tidak rusak akibat pengangkutan kasar

2.1.5 Pemasangan Pipa Penyediaan Air Bersih

1) Pipa penyediaan air bersih tidak boleh di tempatkan dalam ruang


tangga, sumuran alat pengangkat di bawah lift, dibawah imbangan
lift atau ditempat yang menggangu jendela, pintu dan bukaan lainya.
2) Perlu adanya perlindungan terhadap korosi luar.
3) Perlu adanya perlindungan terhadap tegangan
4) Perlu dilindungi dari kerusakan seperti dengan selubung berupa besi
atau baja dengan ukuran dua standar lebih besar daripada ukuran
pipa yang dilindungi.
5) Galian untuk pemasangan pipa di bawah tanah harus berupa parit
terbuka. Seluruh pipa harus tertumpu pada dasar mantop, galian
harus di urug dengan tanah, pasir atau kerikil ayakan yang bersih dan
tidak tercampur dengan batu besar.
6) Pipa penyedia air bersih di atas tanah harus dipasang kokoh pada
gedung.
7) Adanya penahan pipa seperti penggantung, angker, pilar dan
sejenisnya
8) Perlunya kemiringan sehingga sebagian atau seluruh system dapat
dikosongkan.

2.1.6 Ukuran Pipa Air Bersih

 Pipa persil harus mempunyai ukuran tidak boleh kurang dari 20 mm,
bila terdapat katup penggelontor yang harus dihubungkan langsung
maka harus berukuran minimal 32 mm.
 Tekanan minimum yang tersedia 1.5 kPa
 Beban kebutuhan air minum pada system distribusi harus di
rencanakan atas dasar jumlah, macam dan kemungkinan penggunaan
alat plambing yang dilayaninya pada waktu bersamaan.
 Ukuran minimum pipa penyediaan air bersih untuk alat plambing
harus mengikuti tabel pada lampiran sesuai SNI 03-6481-2000.

(13513165) Putra Susilo


(13513190) Baiq Raudatul Jannah
(13513194) Lilis L Rumalutur
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 Ukuran pipa tegak air minum tidak boleh lebih kecil dari 15 mm,
bila ada katup penggelontor (1 atau 2) yang dihubungkan langsung
maka ukurannya minimal 32 mm, jika ada 3 atau lebih katup
penggelontor maka ukurannya 40 mm.
 Jika perpipaan dipengaruhi oleh korosi karena sifat air, maka harus
berukuran satu ukuran standar lebih besar dari ukuran minimum
yang di tetapkan.

2.1.7 Penentuan Pengukuran Pipa Air Bersih

Ukuran pipa jaringan air bersih harus memenuhi ketentuan berikut:

1. Penentuan ukuran harus memenuhi cara perhitungan teknis yang


benar
2. Ukuran pipa selain melayani alat plambing individu harus
sedemikian rupa sehingga kecepatan pengaliran pada wahtu
kebutuhan maksimum tidak lebih dari 3m/detik untuk pipa diatas
tanah dalam bagian hunian suatu gedung.

Ukuran pipa ditentukan berdasarkan laju aliran puncak, dan juga dengan
pertimbangan lainnya yang didasarkan pada pengalaman perancangan
ataupun kontraktor pelaksana. Ada dua metode dalam penentuan ukuran
pipa, yaitu:

1. Metode menggunakan kerugian gesek yang diizinkan


Kerugian gesek yang di izinkan dapat di hitung dengan rumus:
R = (1000) (H-Hi) (l-li) …………………………….(1)
Dimana
R : Kerugian gesek yang diizinkan (mm/m)
H : Head static pada alat plambing (m)
Hi : Head standar pada alat plambing (m)
l : panjang pipa lurus (m)
li : panajng ekivalen perlengkapan pipa (m)

Adapun berdasarkan ‘HASS 206-1976, Plumbing Code’ rumusnya:

R = (1000) (H-Hi) (K) (L+l) ………………………(rumus 2)

Dimana : R,H, dan Hi sama seperti rumus 1, dan


K : Koefisien system pipa besarnya 2-3

(13513165) Putra Susilo


(13513190) Baiq Raudatul Jannah
(13513194) Lilis L Rumalutur
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

L : panjang pipa lurus, pipa utama (m)


l : panjang pipa lurus, pipa cabang (m)
Rumus 2 ini dapat digunakan untuk pipa dengan laju aliran
tertinggi.Untuk lantai yang lebi rendah dari lantai tertinggi harus
dikurangkan dengan kerugian gesek pipa utama antara lantai
tersebut sampai lantai tepat diatasnya.

Jadi untuk lantai ke-n, kerugian gesek dapat di hitung dengan remus:

Rn = Hn-Rn-1 (Ln-1+L’n-1) - Rn-2 (L2-L’n-2)…..-Hinx 1000


K(Ln+ln)
Dimana :Rn ; kerugian gesek yang diizinkan pada lantai ke- (n)
Rn-1 : kerugian gesek di izinkan pada lantai ke- (n-1)
Rn-2 : Kerugian gesek diizinkan pada lantai ke- (n-2)
Hin : Head standar alat plambing pada lantai ke- (n)
Hn: Head static pada alat plambing lantai ke- (n)
K :Koefesien sistem pipa
Ln : Panjang garis pipa utama dari lantai ke-(n)
Ln-1 : Panjang lurus pipa utama dari lantai ke-(n-2) sampai
lantai ke (n-1)
Ln-2 :Panjang lurus pipa utama dari lantai ke (n-2) sampai
lantai (n-2)
Ln : Panjang lurus pipa-pia cabang pada lantai ke-(n)
Hn : Head statik pada alat plambing lantai ke-(n).

Langkah-langkah penentuan ukuran pipa dengan metode ini,yaitu :

1.Menghitung nilai kerugian gesek yang diijinkan untuk masing masing


sistem.

2.Menentukan beban unit alat plambing(dilihat pada tabel lampiran).

3.Menentukan laju aliran pada grafik.

4.Menentukan ratio(mm/m) dan kecepatan aliran grafik.

5.Menghitung panjang pipa lurus dan panjang pipa ekuivalen pada tabel
yang disediakan di lampiran

(13513165) Putra Susilo


(13513190) Baiq Raudatul Jannah
(13513194) Lilis L Rumalutur
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

6.Menjumlahkan besarnya pipa lurus dan panjang pipa ekivalen per


daerah.

7.Mengalihkan besarnya ratio (mm/m) dengan penjumlahan pipa


ekivalen dan pipa lurus per daerah.

8.Menjumlahkan secara total dari point 7 untuk tiap sistem.

9.Menjumlahkan secara total dari point 6 tiap sistem,lalu mengalikanya


dengan harga koefesien yang diijinkan pada tiap sistem.

10.Hasil penjumlahan poin 8 dalam satu sistem harus mendekati hasil


dari point 9.bila belum mendekati,maka dilakukan trial dengan
mengubah beberapa diameter pipa.

2. Metode menggunkan ekivalensi tekanan pipa

Metode ini bedasarkan pada konsep sirkit tertututp pipa-


pipa cabang yang bermula dari suatu pipa pengumpul(header) dan
kembali lagi,yang berarti kerugian gesek dalam masing-masing pipa
cabang tersebut sama.Metode ini sangat praktis digunakan untuk
menghitung secara kasar ukuran pipa yang melayani jumlah alat
plambing yang relatif sedikit.

Langkah-langkah penentuan ukuran pipa dengan metode ini,yaitu :

1.Menentukan alat plambing yang digunakan.

2.Menentukan pipa air masuk alat plambing

3.Menentukan nilai ekuivalensi pipa

4.Menjumlahkan nilai ekuivalensi pipa

5.Menentukan faktor pemakaian bersama untuk sejumlah alat


plambing tertentu.

6.Mengalikan jumlah ekivalen dengan faktor pemakaian.

7.Mengoreksi diameter pipa sesuai dengan nilai ekuivalen yang baru


dan lihat laju aliran untuk tiap alat plambing.

8. Hitung nilai kecepatan apakah memenuhi syarat yang diizinkan.

(13513165) Putra Susilo


(13513190) Baiq Raudatul Jannah
(13513194) Lilis L Rumalutur
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

9.Jika teryata kecepatanya tidak memenuhi syarat,maka diameter


pipa diubah sesuai persyaratan.

2.1.1 Pompa untuk Air bersih

Pompa adalah alata untukmenggeratkan cairan dari tempat bertekanan


rendah ke tempat dengan tempat tekanan yang lebih tinggi dengan proses
pemompaan dengan adanya tenaga(energi).

a.Kapasitas Pompa

Kapasitas pompa yaitu volume zat cair yang dipindahkan per unit waktu
yang biasanya diukur dalam liter/det.perhitungan kapasitas pompa dalam
perencanaan ini merupakan energi yang secara efektif diterima zat cairdari
pompa persatuan waktu yang disebut Daya air (Whp = Daya Horse Power)

1 Hp = 746 watt

Whp = 0,163 YQH atau P=QXH x G x P

Dimana : Q : kapasitas pompa (m3/menit)

H : total head pompa (m)

P : daya pompa (kw)

P : masa jenis zat cair

Y : Berat jenis zat cair (kg/Liter)

b. Head Pompa

Head merupakan kemampuan (energi) yang diberikan zat cair pada


kapasitas dan kecepatan tertentu, sehingga zat cair dapat mengalir dari tempat
yang rendah ke tempat yang tinggi. Perhitunggannya yaitu:

H = Hs + Hf + Vd2/g + Hp

Dimana : H : Head pompa (m)

Hs : Tinggi hisap atau head statis (m)

Hf : Kerugian gesek akibat gesekan dalam pipa (m)

Vd2/g : Kecepatan Head

(13513165) Putra Susilo


(13513190) Baiq Raudatul Jannah
(13513194) Lilis L Rumalutur
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Hp : perbedaan head tekaann yang bekerja pada 2 permukaan air.

c. Jenis Pompa Air Bersih

Dalam perancangan ini, jenis pompa yang digunakan yaitu jenis


putar (tipe sentrifugal). Tipe pompa ini di gunakan pada gedung bertingkat
karena memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

 Ukurannya kecil dan ringan


 Dapat memompa terus menerus tanpa gejolak
 Konstruksi sederhana dan mudah di operasikan.

Komponen utama dari pompa sentrifugal adalah impeller (bagian yang


berputar) dan rumah pompa (stasioner). Selepas dari impeller airr akan
masuk ke dalam rumah pompa dan disalurkan ke pipa keluar. Pompa
dengan impeller tunggal disebut pompa tingkat tunggal (single stage) dan
pompa dengan impeler banyak serta berurutan disebut dengan pompa
tingkat banyak (multi stage). Jumlah impeller pada pompa dengan tingkat
banyak bisa mencapai hingga 10 buah.

2.2 Kriteria Perencanaan sistem Pembuangan dan Vent

Dalam perencanaan ini, akan digunakan sistem pembuangan air kotor yaitu
yang berasal dari kloset, peturasan, dan yang lainnya dalam gedung, dan juga sistem
pembuangan air bekas yang berasal dari bak cuci tangan dan floor drain di gedung,
kedua sistem pembuangan ini akan di kumpulkan dan dialirkan secara terpisah.

2.2.1 Jenis Pipa Pembuangan

Pada perencanaan yang digunakan pipa PVC, pipa ini dipilih karena pipa ini
lebihekonomis, lebih ringan dibandingkan dengan pipa lainnya, dan tidak memili
sifat korosif atau berkarat sehingga dalam perawatannya akan lebih mudah karena
pipa ini akan tahan lama dan tifak memerlukan perlindungan terhadap korosifitas.

2.2.2 Ukuran Pipa Pembuangan

Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam penentuan ukuran pipa air


buangan dengan metode Unit Alat Plambing :

1. .Menentukan jalur dari masing-masing sistem.


2. Dari masing-masing sistem tersebut,ditentukan beban unit alat plambing.
3. Diperhatikan juga ukuran pipa minimumnya yang dibutuhkan.
4. Menentukan diameter minimal jalur tertentu dengan melihat beban unit alat
plambing dengan label yang disediakan.

(13513165) Putra Susilo


(13513190) Baiq Raudatul Jannah
(13513194) Lilis L Rumalutur
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

5. Untuk memepermudah pemasangan,diameter pip harus disesuaikan.

Selain itu,ada pula beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan pipa
pembuangan,bedasarkan standar HASS 206-1977,yaitu :

1) Ukuran minimum pipa cabang mendatar yang sekurang-kurangnya sama


dengan diameter terbesar dari perangkap alat plambing yang dilayani.
2) Pipa tegak hjarus mempunyai ukuran yang sekurang-kurangnya sama
dengan diameter terbesar cabang mendatar yang disambungkan ke pipa
tegak tersebut.
3) Pipa tegak maupun pipa cabang mendatar tidak boleh diperkecil
diameternya dalam arah aliran air buangan,kecuali kloset.
4) Untuk pipa pembuangan yang ditanam di dalam tanah atau dibawahnya
lantai bawah tanah harus mempunyai ukuran sekurang-kurangnya 50 mm.
5) Jarak pada pipa tegak antara dua titik dimana cabang cabang mendatar
disambungkan pada pipa tegak tersebut dengan jarak sekurang-kurangnya
2,5 mm.

2.2.3 Ukuran Vent

Jaringan air limbah pada gedung perkantoran berlantai lima ini harus
dilengkapi dengan vent yang memungkinkan adanya sirkulasi udara dalam semua
pipa dan memungkinkan keluar masuknya udara.

Tujuan dari pemasangan pipa vent adalah sebagai berikut :

 Menjaga sekat perangkap dari efek sifon atau tekanan.


 Menjaga aliran yang lancar dalam pipa pembuangan.
 Mengsirkulasikan udara dalam pipa pembuangan.

2.2.4 Jenis sistem dan pipa vent

Jenis sistem vent yang digunakan yaitu sistem vent lup,yang melayani dua
atau lebih perangkap alata plambing, dan disambungkan kepada vent pipa tegak, ini
dipasang pada cabang mendatar pipa air buangan yang mempunyai ukuran tetap.

Jenis pipa yang digunakan adalah pipa PVC,hal ini didasarkan pada segi harga
yang lebih ekonomis ,tidak mudah berkarat,dan lebih ringan.

2.2.5 Penentuan Ukuran Pipa Vent

Ukuran pipa vent didasarkan pada unit beban alat plambing dari pipa
pembuang yang dilayani dan panjang ukur pipa vent tersebut.

(13513165) Putra Susilo


(13513190) Baiq Raudatul Jannah
(13513194) Lilis L Rumalutur
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Langkah-langkahnya yaitu :

 Menentukan jalur masing-masing sistem.


 Dari jalur tersebut ,ditentukan beban unit alat plambingnya dari table yang
tersedia.
 Hitung panjang pipa vent tiap jalur.

Ukuran pipa vent lup minimum 32 mm dan tidak boleh kurang dari setetngah kali
diameter cabang mendatar pipa buangan atau tegak vent yang disambungkan.

2.3 Sistem Air Hujan

Gedung harus mempunyai perlengkapan drainase untuk menyalurkan air


hujan dari atap dan halaman atau perkarangan dengan pergerakan didalam persil ke
saluran air hujan kota atau saluran pembuangan campuran kota. Pada daerah yang
tidak terdapat saluran tersebut,pengaliran air hujan dilakukan sesuai ketentuan yang
berlaku,dan setiasp persil berhak menyalurkan air hujan ke saluran air hujan kota.

2.3.1 Perencanaan Pipa Penyalur Air Hujan

Perencanaan pipa air hujan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :


1) Pipa Air Hujan tidak boleh ditempatkan :
a) dalam ruang tangga
b) sumuran alat pengangkat.
c) dibawah lift atau dibawah beban imbangan lift.
d) langsung diatas tangki air minum tanpa tekanan.
e) diatas lubang pemeriksaan tangki air minum yang bertekanan,
f) diatas lantai yang digunakan untuk pembuatan persiapan
pembungkusan penyimpanan atau peragaan makanan.
2) Penempatan ujung buntu dilarang pada jaringan air hujan,kecuali bila
diperlukan untuk perpanjangan pipa lubang pembersih.

2.3.2 Ukuran Jaringan Drainase

1. Pembuangan air hujan gedung dan cabang-cabang mendatarnya .


Ukuran saluran pembuangan air hujan gedung dan setiap pipa cabang datarnya
dengan kemiringan 4% atau lebih kecil harus didasarkan pada jumlah daerah drainase
yang dilayani.

2. Drainase Tanah Bawah

(13513165) Putra Susilo


(13513190) Baiq Raudatul Jannah
(13513194) Lilis L Rumalutur
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Ukuran drainase tanah bawah yang dipasang bawah lantai kelder (besmen)
atau disekeliling tembok luar suatu gedung harus lebih besar atau sama dengan 100
mm.

3. Pipa Tegak Air Hujan


Ukuran talang air hujan didasarkan pada luas atap yang dilayani dan sesuai
dengan Tabel yang disediakan di Lampiran yang diijinkan untuk talangnya.Apabila
atap tersebut mendapat tambahan air hujan dari dinding yang berdekatan harus
ditambah dengan memperhitungkan 50% luas dinding terluas yang dianggap
sebagai atap.

4. Talang Atap
Ukuran talang atap setengah lingkaran didasarkan pada luas yang dilayani dan
sesuai dengan table yang disediakan pada Lampiran.

2.3.3 Perencanaan Jaringan Pembuangan Campuran.

1. Jaringan air kotor dan air hujan


Jaringan pembuangan air kotor harus terpisahkan seluruhnya dari jaringan
pembuangan air hujan.bila terdapat jaringan campuran,maka dapat disambungkan
dengan saluran pembuangan gedung campuran pada bidang horizontal yang
sama,dengan Y tungga yang diletak minimal 3 mm dari suatu cabang saluran
pembuangan air kotor.

2. Jaringan air limbah dan air hujan


Saluran campuran ini dapat disambungkan ke saluran pembuangan gedung
gadungan pada bidang datar dengan fiting Y-tunggal yang ditempatkan minimal 3
m dari suatu cabang pembuangan air limbah.

3. Ukuran Saluran Pembuangan.


Ukurannya harus didasarkan pada daerah drainase ekuivalen dengan jumlah
beban drainase air hujan dan saniter,dan ditentukan sebagai saluran pembuangan air
hujan memakai table pada lampiran,beban pembuangan air limbah harus
dikonversikan sebagai daerah drainase selanjutnya ditambahkan pada daerah
drainase air hujan.

2.3.4 Bangunan Resapan.

Berdasarkan SNI 03-2453-2002 ,ada beberapa kriteria umum sumur resapan ,yaitu :
1. Ditempatkan pada lahan yang relative datar.

(13513165) Putra Susilo


(13513190) Baiq Raudatul Jannah
(13513194) Lilis L Rumalutur
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2. Air yang masuk ke dalamnya adalah air hujan yang tidak tercemar.
3. Penempatannya harus mempertimbangkan keamanan bangunan sekitarnya.
4. Harus mempertimbangkan peraturan daerah setetmpat.
5. Hal-hal yang tidak memenuhi ketentuan ini harus disetujui Instansi yang
berwenang.

Sedangkan kriteria teknis yang harus dipenuhi terkait kedalaman tanah,yaitu


minimum 1,5 m pada musim hujan.untuk syarat permebealitas yaitu 2,0 cm/jam,
dengan klasifikasi untuk permebilitas tanah sedang (jenuh kelanauan 2,0-3,6
cm/jam atau 0,48-0,864 m3/m2/Hari),permebialitas tanah agak cepat (pasir halus
3,6-36 cm/jam atau 0,864-8,64 m3/m2/hari),dan permebilitas tanah cepat (pasir
kasar,lebih besar 36 cm/jam atau 8,64 m3/m2/hari)Terakhir adalah jarask terhadap
bangunan.

2.4.1 Kebutuhan Air


Alat pemadam kebakaran membutuhkan air yang cukup bila sewaktu-waktu
terjadi kebakaran, untuk itu maka biasanya air disimpan dan selalu tersedia di
ground reservoir.Alat pemadam kebakaran pun memerlukan tekanan air yang
kuat,karena harus mampu mensupply air dengan debit yang besar.untuk
menentukan jumlah post hydrant yang akan digunakan ,lalu tentukan debit untuk
tiap post hydrant.

2.4.2 Unit pemadam kebakaran


Pada suatu gedung biasanya digunakan alat pemadam api ringan
(APAR),yaitu tabung pemadam api yang mudah dioperasikan oleh satu orang
pengunna,dan bentuknya kecil serta ringan.beberapa unitnya yaitu :
1. Dry chemical powder
2. CO2
3. Foam AFF
4. Gas pengannti hallon (Clean agent)

Hal terpenting dari alat pemadam kebakaran tersebut tidak kadaluarsa ,karena jika
telah lewat dari masa perawatan,maka isinnya tidak dapat digunakan bahkan sudah
membeku.s

2.4.3 Pompas
Pompa yang digunakan harus memiliki tekanan yang cukup,jenis pompa
yang digunakan yaitu terdiri dari Electrik Pump,Diesel pump dan Jockey pump.

(13513165) Putra Susilo


(13513190) Baiq Raudatul Jannah
(13513194) Lilis L Rumalutur

Anda mungkin juga menyukai