Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

ANALISIS DAN BAHASAN

1. Pengumpulan dan Pengelolaan Dana Zakat Pada Rumah Zakat


a. Mekanisme Pengumpulan Dana Zakat Pada Rumah Zakat
Rumah zakat sebagai lembaga amil zakat pada umumnya melakukan
pengumpulan dana zakat sesuai dengan undang-undang yang dibuat oleh
pemerintah. Dalam mekanisme pengumpulan serta penyaluran yang dilakukan
oleh Rumah Zakat tersebar di setiap provinsi, kota, kabupaten di Indonesia.
Namun, pengumpulan yang dilakukan oleh Rumah Zakat dilakukan
berdasarkan penyebaran kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, dan
untuk wilayah pelosok, Rumah Zakat melakukan penyebaran dengan cara
melakukan program-program kemanusiaan atau dukungan bantuan bagi
daerah yang kurang mampu.

Rumah Zakat pun dalam melakukan kegiatan pengumpulan


zakatnya menyesuaikan dan mengikuti peraturan pemerintah yang
menyatakan bahwa: BAZ dan LAZ mempunyai tugas pokok mengumpulkan
dana zakat dari muzakki baik perorangan maupun badan, yang dilakukan
langsung oleh bagian pengumpulan atau Unit pengumpul zakat. Wajib
menerbitkan bukti setoran sebagai tanda terima atas setiap zakat yang
diterima.
b. Mekanisme Pengelolaan Dana Zakat Pada Rumah Zakat

Pada prinsipnya, sesuai dengan peraturan pemerintah tentang


pengelolaan dana zakat yang di lakukan oleh Badan Amil Zakat dan Lembaga
Amil Zakat, pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk mustahik
dilakukan berdasarkan persyaratan:

 Hasil pendapatan dan penelitian kebenaran mustahik delapan asnaf.


 Mendahulukan orang-orang yang paling tidak berdaya memenuhi
kebutuhan dasar secara ekonomi, dan sangat memerlukan bantuan.
 Medahulukan mustahik dalam wilayahnya masing-masing.

Prinsip-prinsip ini di implementasikan oleh Rumah Zakat dengan cara


yang berbeda, yang membuat Rumah Zakat memiliki brand awareness yang
berciri khas, yaitu disamping melakukan bantuan dengan mendahulukan
orang-orang yang mengutamakan bala bantuan dalam memenuhi kebutuhan
dasar secara ekonomi, tetapi juga membenamkan bantuan dalam segi
pendidikan di kalangan orang tidak mampu, hal ini mejelaskan bahwa Rumah
Zakat sebagai organisasi nirlaba tidak mengesampingkan prinsip dan tujuan
awal, tetapi juga memberikan pengaruh bantuan di sektor lain seperti
pendidikan.
Sedangkan untuk pendayagunaan hasil pengumpulan zakat secara produktif
dilakukan setelah terpenuhinya poin-poin yang saya sebutkan diatas.
Disamping itu terdapat pula usaha nyata yang berpeluang menguntungkan, dan
mendapat persetujuan tertulis dari dewan pertimbangan

2. Evaluasi Atas Pengakuan, Pengukuran dan Pelaporan Zakat Terhadap PSAK


45, PSAK 101 dan PSAK 109.
a. Evaluasi Penyajian Laporan Keuangan Menurut PSAK 45 Terhadap
Laporan Keuangan Rumah Zakat
Jika dilihat dari kebijakan akuntansi Rumah Zakat dalam menetapkan
laporan keuangannya, memang Rumah Zakat Berpedoman pada PSAK 45.
Dimana penyajian tersebut berupa, laporan posisi keuangan dan laporan
perubahan aktivitas atau laporan perubahan dana. Dimana dalam penyajian
laporan posisi keuangan Rumah Zakat sudah sesuai.
Dalam melakukan pencatatan dan pelaporan zakatnya Rumah Zakat
masih berpedoman menggunakan sistem pelaporan campuran antara PSAK 45
dan PSAK 109.Hal ini dikarenakan karena PSAK 109 tergolong masih baru (
2010 ) dan sedang dalam tahap proses penerapan terhadap PSAK 109 .dengan
lingkungan kerja pada Rumah Zakat. Rumah Zakat dalam melakukan kegiatan
pengumpulan dan penyalurannya telah sesuai dengan ketentuan PSAK
45,bahkan laporan aktivitas dalam Rumah Zakat disesuaikan dengan kegiatan
pengumpulan dan penyaluran Zakat ,Infaq dan Shadaqahnya yaitu menjadi
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana.
b. Evaluasi Penyajian Laporan Keuangan Menurut PSAK 101 Terhadap
Laporan Keuangan Rumah Zakat
Rumah Zakat tidak berpedoman terhadap PSAK 101 dikarenakan,
kebijakan laporan keuangan Rumah Zakat berpedoman terhadap PSAK 101.
Namun dalam tujuan pembuatan laporan keuangan syariah, baik PSAK 45
maupun PSAK 109 tetap berpedoman pada PSAK 101, dimana didalam PSAK
101 tersebut terlampir bahwa setiap lembaga keuangan syariah baik bank dan
non-bank harus berpedoman terhadap PSAK 101.
Dari pernyataan tujuan PSAK 101 tersebut menjelaskan bahwa dalam
pengukuran serta penyajian laporan keuangan dalam transaksi tertentu diatur
didalam PSAK yang terkait. Hal ini menjelaskan bahwa Rumah Zakat secara
khusus menjalankan Badan Usaha yang bergerak dibidang pengumpulan zakat
ini termasuk dalam transaksi tertentu atau bahkan terdapat PSAK yang terkait
dengan bidang usaha syariah yang telah diatur dalam PSAK 45 atau PSAK 109.
c. Evaluasi Pengakuan dan Pengukuran PSAK 109 Terhadap Laporan
Keuangan Rumah Zakat
Dalam laporan perubahan donasi yang dibuat oleh Rumah Zakat, telah
menerapkan mengenai penagkuan penerimaan perolehan zakat nya diaman
penerimaan zakat diakui pada saat kas atau aset lainnya diterima.
nilai wajar atas asset nonkas yang diterima oleh Rumah Zakat untuk zakat
ditentukan menggunakan harga pasar yang tersedia, jika harga pasar tidak
tersedia maka dapat ditentukan dengan menggunakan metode lainnya sesai
dengan SAK yang berlaku secara relevan.
3. Penyajian Laporan Keuangan Rumah Zakat
Dalam penyajian laporan keuangan eksternal yang dilakukan Rumah Zakat
yang Peneliti dapatkan, Penyajian tesebut belum sesuai dengan PSAK 101, dimana
laporan eksternal yang di berikan dan ditunjukan kepada umat tidak sesuai dengan
penyajian yang seharusnya dituliskan dalam penyajian laporan keuangan yang tertera
pada PSAK 101.
Namun menurut PSAK 101 pada paragraf ke 12, Rumah Zakat tidak
mencantumkan beberapa elemen yang disebutkan dalam PSAK 101 paragraf 11, namun
Penyajian laporan keuangan yang dilakukan oleh Rumah Zakat juga turut serta
mencantumkan komponen laporan keuangan tambahan yang menjelaskan karakteristik
utama entitasnya, yaitu sebagai sebuah lembaga amil zakat, dimana Rumah Zakat juga
turut mencantumkan Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat serta laporan sumber
dan Penggunaan dana kebajikan.
Rumah Zakat tidak mencantumkan laporan arus kas pada penyajian laporan
keuangan yang di tunjukan kepada umat atau masyarakat, hal ini yang menurut peneliti
sangat fatal akibatnya bagi entitas kemasyarakatan seperti Rumah zakat.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Rumah Zakat sebagai lembaga organisai non-profit yang dimaksudkan untuk
mengembangkan dalam misi-misi kemanusiaan melalui pengelolaan dana-
dana zakat, infak, shadaqah dan dana-dana kemanusiaan lainnya dalam skala
yang lebih luas.
2. Rumah Zakat diimplementasikan dalam bentuk pengembangan struktur,
kultur, dan sumberdaya organisasi, serta dijabarkan dalam serangkaian
program. Melalui implementasi pengembangan struktur, kultur, dan
sumberdaya organisasi, serta serangkaian program pemberdayaan tersebut
terlihat bahwa strategi-strategi meraih keunggulan yang dikembangkan Rumah
Zakat meliputi stretegi-stretegi yang lazim digunakan oleh organisasi-
organisasi non-profit.
3. Program-program pemberdayaan Rumah Zakat telah berhasil mencapai tujuan.
Dukungan masyarakat terhadap program-program pemberdayaan melalui
penyaluran donasinya yang terus meningkat, yang disinergikan dengan
komitmen para amil untuk terus berkarya secara profesional guna memberikan
yang terbaik bagi bangsa, merupakan faktor-faktor yang mendorong
keberhasilan tersebut.

B. SARAN
Diharapkan upaya yang lebih besar lagi dari Rumah Zakat, Upaya penyadaran
tersebut kiranya tidak sebatas pada sosialisasi kewajiban membayar zakat saja, tetapi
juga sosialisasi tentang hadirnya lembaga-lembaga non-profit dalam pengelola zakat
yang amanah dan profesional di tengah-tengah mereka

Anda mungkin juga menyukai