PASIEN CA GASTER
1. DEFINISI
Kanker lambung merupakan bentuk neoplasma maligna gastrointestinal. Karsinoma lambung
merupakan bentuk neoplasma lambung yang paling sering terjadi dan menyebabkan sekitar 2,6%
dari semua kematian akibat kanker
Kanker lambung adalah salah satu penyakit pembunuh manusia dengan jumlah kematian 14.700
setiap tahun.Kanker lambung terjadi pada kurvatura kecil atau antrum lambung dan
adenokarsinoma. Factor lain selain makanan tinggi asam yang menyebabkan insiden kanker
lambung mencakup Inflamasi lambung, anemia pernisiosa, aklorhidria ( tidak adanya hidroklorida
). Ulkus lambung, bakteri H, plylori, dan keturunan.
Kanker lambung adalah suatu keganasan yang terjadi dilambung, sebagian besar adalah dari jenis
adenokarsinoma.Jenis kanker lambung lainnya adalah leiomiosarkoma (kanker otot polos) dan
limfoma. Kanker lambung lebih sering terjadi pada usia lanjut. Kurang dari 25% kanker tertentu
terjadi pada orang dibawah usia 50 tahun . Kanker lambung pada pria merupakan keganasan
terbanyak ketiga setelah kanker paru dan kanker kolorektal, sedangkan pada wanita merupakan
peringkat keempat setelah kanker payudara, kanker serviks dan kanker kolorektal
2. ETIOLOGI
Penyebab pasti dari kanker lambung belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang bisa
meningkatkan perkembangan kanker lambung, meliputi hal- hal sebagai berikut:
1. Faktor predisposisi
a. Faktor genetic
Sekitar 10% pasien yang mengalami kanker lambung memiliki hubungan genetik.
Walaupun masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi adanya mutasi dari gen E-
cadherin terdeteksi pada 50% tipe kanker lambung.Adanya riwayat keluarga anemia
pernisiosa dan polip adenomatus juga dihubungkan dengan kondisi genetik pada
kanker lambung
b. Faktor umur
Pada kasus ini ditemukan lebih umum terjadi pada usia 50-70 tahun, tetapi sekitar 5 %
pasien kanker lambung berusia kurang dari 35 tahun dan 1 % kurang dari 30 tahun
2. Faktor presipitasi
a. Konsumsi makanan yang diasinkan, diasap atau yang diawetkan.
Beberapa studi menjelaskan intake diet dari makanan yang diasinkan menjadi faktor
utama peningkatan kanker lambung. Kandungan garam yang masuk kedalam
lambung akan memperlambat pengosongan lambung sehingga memfasilitasi konversi
golongan nitrat menjadi carcinogenic nitrosamines di dalam lambung. Gabungan
kondisi terlambatnya pengosongan asam lambung dan peningkatan komposisi
nitrosamines didalam lambung memberi kontribusi terbentuknya kanker lambung
b. . Infeksi H.pylori.
H.pylori adalah bakteri penyebab lebih dari 90% ulkus duodenum dan 80% tukak
lambung . Bakteri ini menempel di permukaan dalam tukak lambung melalui interaksi
antara membran bakteri lektin dan oligosakarida spesifik dari glikoprotein membran
sel-sel epitel lambung .
c. Sosioekonomi.
Kondisi sosioekonomi yang rendah dilaporkan meningkatkan risiko kanker lambung,
namun tidak spesifik.
d. Mengonsumsi rokok dan alkohol.
Pasien dengan konsumsi rokok lebih dari 30 batang sehari dan dikombinasi dengan
konsumsi alkohol kronik akan meningkat risiko kanker lambung
3. MANIFESTASI KLINIS
Gejala awal dari kanker lambung sering tidak pasti karena kebanyakan tumor ini dikurvatura
kecil, yang hanya sedikit menyebabkan ganguan fungsi lambung.Beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa gejala awal seperti nyeri yang hilang dengan antasida dapat menyerupai
gejala pada pasien ulkus benigna.Gejala penyakit progresif dapat meliputi tidak dapat makan,
anoreksia, dyspepsia, penurunan BB, nyeri abdomen, konstipasi, anemia dan mual serta
muntah
Gejala klinis yang ditemui antara lain
a. Anemia, perdarahan samar saluran pencernaan dan mengakibakan defisiensi Fe mungkin
merupakan keluhan utama karsinoma gaster yang paling umum.
b. Penurunan berat badan, sering dijumpai dan menggambarkan penyakit metastasis lanjut.
c. Muntah, merupakan indikasi akan terjadinya (impending) obstruksi aliran keluar
lambung.
d. Disfagia
e. Nausea
f. Kelemahan
g. Hematemesis
h. Regurgitasi
i. Mudah kenyang
j. Asites perut membesar
k. Kram abdomen
l. Darah yang nyata atau samar dalam tinja
m. Pasien mengeluh rasa tidak enak pada perut terutama sehabis makan
4. PATOFISIOLOGI
Karsinoma gaster merupakan bentuk neoplasma lambung yang paling sering terjadi dan
menyebabkan sekitar 2,6 % dari semua kematian akibat kanker. Laki-laki lebih sering
terserang dan sebagian besar kasus timbul setelah usia 40 tahun.
Penyebab kanker lambung tidak diketahui tetapi dikenal faktor-faktor predisposisi tertentu.
Faktor genetik memegang peranan penting, dibuktikan karsinoma lambung lebih sering terjadi
pada orang dengan golongan darah A. Selain itu faktor ulkus gaster adalah salah satu faktor
pencetus terjadinya karsinoma gaster.
Pada stadium awal, karsinoma gaster sering tanpa gejala karena lambung masih dapat
berfungsi normal. Gejala biasanya timbul setelah massa tumor cukup membesar sehingga bisa
menimbulkan gangguan anoreksia, dan gangguan penyerapan nutrisi di usus sehingga
berpengaruh pada penurunan berat badan yang akhirnya menyebabkan kelemahan dan
gangguan nutrisi. Bila kerja usus dalam menyerap nutrisi makanan terganggu maka akan
berpengaruh pada zat besi yang akan mengalami penurunan yang akhirnya menimbulkan
anemia dan hal inilah yang menyebabkan gangguan pada perfusi jaringan penurunan
pemenuhan kebutuhan oksigen di otak sehingga efek sesak sering terjadi.
Pada stadium lanjut bila sudah metastase ke hepar bisa mengakibatkan hepatomegali. Tumor
yang sudah membesar akan menghimpit atau menekan saraf sekitar gaster sehingga impuls
saraf akan terganggu, hal ini lah yang menyebabkan nyeri tekan epigastrik
Adanya nyeri perut, hepatomegali, asites, teraba massa pada rektum, dan kelenjar limfe
supraklavikuler kiri (Limfonodi Virchow) yang membesar menunjukkan penyakit yang lanjut
dan sudah menyebar.
5. PATHWAY
Perut membesar
Kecemasan,ketidaktauan
Disafagia Sendawa
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan radiologi yang sering digunakan jenis penyakit ini adalah endoskopi,
endoskopi merupakan pemeriksaan yang paling sensitif dan spesifik untuk mendiagnosa
karsinoma gaster.Endoskopi dengan resolusi tinggi dapat mendeteksi perubahan ringan
pada warna, relief arsitektur dan permukaan mukosa gaster yang mengarah pada
karsinoma dini gaster
Pemeriksaan radiologi dengan menggunakan barium enema masih digunakan di Jepang
sebagai protokol untuk skrinning, bila kemudian dijumpai kelainan selanjutnya dilakukan
pemeriksaan dengan endoskopi
2. Pemeriksaan laboratorium
Anemia (30%) dan tes darah positif pada feses dapat ditemukan akibat perlukaan pada
dinding lambung.LED meningkat.Fractional test meal à ada aklorhidria pada 2/3 kasus
kanker lambung.Elektrolit darah dan tes fungsi hati àkemungkinan metastase ke hati.
8. PENATALAKSANAAN MEDIS
Tidak ada pengobatan yang berhasil menangani karsinoma lambung kecuali mengangkat
tumornya.Bila tumor dapat diangkat ketika masih terlokalisasi di lambung, pasien dapat
sembuh. Bila tumor telah menyebar ke area lain yang tidak dapat dieksisi secara bedah
penyembuhan tidak dapat dipengaruhi. Pada kebanyakan pasien ini, paliasi efektif untuk
mencegah gejala seperti obstruksi, dapat diperoleh dengan reseksi tumor.
Bila gastrektomi subtotal radikal dilakukan, punting ambung dianastomosisikan pada jejunum,
seperti pada gastrektomi ulkus. Bila gastrektomi total dilakukan kontinuitas gastrointestinal
diperbaiki dengan anastomosis diantara ujung esophagus dan jejunum. Bila ada metastasis
pada organ vital lain, seperti hepar, pembedahan dilakukan terutama untuk tujuan paliatif dan
bukan radikal.Pembedahan paliatif dilakukan untuk menghilangkan gejala obstruksi dan
disfagia.
Untuk pasien yang menjalani pembedahan namun tidak menunjukkan perbaikan, pengobatan
dengan kemoterapi dapat memberikan control lanjut terhadap penyakit atau paliasi.Obat
kemoterapi yang sering digunakan mencakup kombinasi 5-fluorourasil (5FU), Adriamycin,
dan mitomycin-C.Radiasi dapat digunakan untuk paliasi pada kanker lambung.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Anamnesis
Pengkajian mengenai nama,umur,dan jenis kelamin. Hal ini yang perlu dikaji dari identitas
klien ini adalah tanggal masuk rumah sakit (MRS), nomor rekam medis dan diagnosis medis.
Keluhan utama meliputi :
a. Nyeri
b. Penurunan Berat badan.
c. Muntah
d. Anoreksia
e. Disfagia
f. Nausea
g. Kelemahan
h. Hematemasis
i. Regurgitasi
j. Mudah kenyang
k. Asites ( perut membesar)
l. Keram abdomen
m. Darah yang nyata atau samar dalam tinja
n. Pasien mengeluh rasa tidak enak pada perut terutama sehabis makan.
2. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status hemodinamik : tekanan darah, nadi, akral dan pernafasan
b. Berat badan kurang, kaheksia, konjungtiva kadang–kadang anemis
c. Pemeriksaan Abdomen daerah epigastrium dapat teraba massa, nyeri epigastrium. Pada
keganasan dapat ditemukan hepatomegali, asites.
d. Bila ada keluhan melena, lakukan pemeriksaan colok dubur.
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri b/d adanya sel epitel abnormal, gangguan impuls saraf lambung
2. Nutrisi kurang dari kebutuhanb/d anoreksia
3. ketidakefektifan pola nafas b/d pemenuhan penuruan oksigen
4. Ansietas b/d keganasan penyakit stadium lanjut
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
3. Kolaborasi 3. Pemberian
dengan tim medis analgesik lebih
dalam pemberian efektif pada
analgesik siklus nyeri
3. Kolaborasi 3. Pemberian
pemberian diet makanan melalui
cair dengan cara selang di
pemberian perlukan pada
makanan melalui pasien yang
selang sesuai sangat lemah
indikasi yang
gastrointestinal
masih berfungsi
3 3 Setelah diberikan tindakan 1. Kaji frekuensi 1. Dengan mengkaji
keperawatan selama 3x24 dan kedalaman kualitas frekuensi
jam diharapkan pasien pernafasan serta dan kedalaman
mampu mempertahankan melaporkan pernafasan kita
frekuensi pola nafas setiap perubahan dapat mengetahui
dengan kriteria hasil : yang terjadi kondisi klien
- Irama nafas reguler
- Frekuensi nafas 16- 2. Berikan pasien 2. Penurunan
20x/menit posisi nyaman diafragma dapat
semi fowler memperluas
daerah dada
sehingga ekspansi
paru bisa
maksimal
3. Kolaborasi 3. Pemberian O2
dengan tim medis dapat
lain untuk menurunkan
pemberian O2 beban pernafasan
dan obat-obatan
6. EVALUASI
Dx 1 :
- Klien tidak tampak meringis
- Skala nyeri 0
- Klien tampak lebih rileks
Dx 2 :
- Menunjukan peningkatan berat badan ideal menuju tujuan yang tepat
Dx 3 :
- Irama nafas reguler
- Frekuensi nafas 26-20x/ menit
Dx 4 :
Dongoes, ME (1999), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi ke 3, Penerbit Buku Kedokteran, EGC,
Jakarta.
Soeparman (1999), Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Balai Pustaka, Penerbit FKUI, Jakarta.
Sylvia Anderson (1996), Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Alih Bahasa, Adi Dharma,
Edisi II.