ARTIKEL
ARTIKEL
ABSTRAK
ISPA masih banyak ditemukan ditempat pelayanan kesehatan, baik ditingkat
Puskesmas maupun ditingkat Rumah sakit, akan tetapi masih banyak ibu yang belum
mengetahui penanganan yang tepat untuk anak sakit ISPA. Ibu memiliki peranan penting
dalam melakukan upaya perawatan anak yang menderita ISPA. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan peran ibu memberikan
penanganan pertama ISPA pada anak di Desa Pakis Kecamatan Tayu Kabupaten Pati.
Desain penelitian ini Deskriptif Corelasi dengan menggunakan pendekatan cross
sectional. Tehnik sampel yang digunakan Total Sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah
semua ibu yang memiliki anak dengan riwayat ISPA di Desa Pakis Kecamatan Tayu
Kabupaten Pati dengan jumlah sampel sebanyak 60 orang. Sampel yang digunakan sebanyak
60 orang. Data dianalisis menggunakan uji chi square.
ABSTRACT
The upper respiratory tract infections cases are still found in the health services, both at
the health centers and at the hospital level. But still a lot of mother do not know how to
handle upper respiratory tract infection on children at Pakis, Tayu sub district. Mother has an
important role to do treatment of children suffering from upper respiratory tract infection.
The purpose of this study was to know the factors related to mother’s role in giving first
treatment of upper respiratory tract infection on children at Pakis, Tayu sub district Pati
Regency.
This research was cross sectional. The samples in this study were all mothers having
children with a history of upper respiratory tract infection on children at Pakis, Tayu sub district Pati
Regency with the samples as many as 60 people. The data were analyzed by using chi square test.
Tabel 4.7 Tabulasi Silang Tradisi Dengan Peran Ibu Memberikan Penanganan Pertama ISPA Pada
Anak
Peran p value
Tradisi Kurang baik Baik Total
n % N % n %
Kurang baik 18 75,0 6 25,0 24 100 0,001
Baik 11 30,6 25 69,4 36 100
Total 29 48,3 31 51,7 60 100
Berdasarkan hasil penelitian
PEMBAHASAN diketahui bahwa responden yang memiliki
tingkat ekonomi > 1.250.000 sebesar 34
Gambaran Tingkat Pendidikan Di Desa responden (56,7%) dan ≤ 1.250.000
Pakis sebanyak 26 responden (43.3%).
Berdasarkan hasil penelitian Sesuai dengan teori (Priyoto,2014)
diketahui bahwa responden yang memiliki bahwa keadaan sosial ekonomi
tingkat pendidikan tinggi sebesar 11 mempengaruhi faktor fisik, kesehatan dan
responden (18,4%), menengah 13 pendidikan. Tingkat ekonomi yang rendah
responden (21.6%) dan dasar sebanyak 36 menjadikan masyarakat menggunakan
responden (60.0%). pelayanan kesehatan non pemerintah
Sesuai dengan teori Slamet (2008), misalnya dari swasta maupun penyedia
menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat tradisional atau pelayanan kesehatan
pendidikan maka wawasan pengetahuan tradisional lebih dapat dianggap sebagai
semakin baik dan akan semakin menyadari cerminan kepercayaan masyarakat
bahwa begitu penting kesehatan bagi terhadap perawatan yang dianggap sesuai
kehidupan. oleh masyarakat tersebut, dari pada
Responden yang mempunyai kemauan mereka membayar setiap jenis
pendidikan tinggi tentang penanganan pelayanan kesehatan yang disediakan
pertama ISPA diharapkan dapat (Soesetyo dan Tjiptoherijanto, 2008).
menerapkan pendidikan yang dimilikinya
dalam bentuk perilaku penanganan Gambaran Tradisi Atau Kepercayaan
pertama ISPA yaitu dengan cara ibu yang Ibu Di Desa Pakis
memiliki balita yang menderita ISPA Berdasarkan hasil penelitian
untuk segera mendapatkan pertolongan diketahui bahwa sebagian responden
pertama untuk mencegah kejadian ISPA dengan tradisi yang kurang baik sebanyak
yang lebih parah. 24 responden (40.0%) karena dari 60, 47
responden menyatakan dalam memberikan
penanganan pertama ISPA pada anaknya
responden menyatakan bahwa ia akan
membawa anaknya ke dokter/puskesmas
apabila sakit anaknya sudah parah/ sudah
Gambaran Tingkat Ekonomi Ibu Di perlu mendapatkan pertolongan tenaga
Desa Pakis kesehatan, sedangkan sebagian responden
dengan tradisi baik menyatakan ibu tidak
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Peran Ibu Memberikan Penanganan 6
Pertama ISPA Pada Anak |
membawa anaknya kedukun pijat, karena kadang-kadang membujuk anaknya untuk
ibu menganggap dipijat dan diberikan makan sebanyak 1 responden (1,6%).
pengobatan tradisional, obat warung bukan Hasil kuesioner peran no 2 ibu
penanganan yang tepat untuk menyatakan selalu (50,0%) menambah
menyembuhkan ISPA ttapi ibu langsung lauk daging saat anak makan, sedangkan
membawa anaknya ke puskesmas untuk yang sering menambahkan lauk daging
mengobati anaknya. sebanyak (46,6%) dan ibu yang kadang-
Menurut Amir dan Hanafiah (2009) kadang memberikan lauk daging sebanyak
menyatakan bahwa tradisi adalah sesuatu (56,6%). Sedangkan dari hasil kuesioner
yang identik dengan adat istiadat, no 3 ibu menyatakan sering memberikan
kebiasaan kuno, sistem kepercayaan yang gorengan untuk anak sebanyak (46,6%)
mempengaruhi sikap dan pengetahuan dan kadang-kadang sebanyak (50,0%).
mereka tentang sakit dan upaya Hasil kuesioner peran no 4 ibu
penyembuhannya. Pada masyarakat menyatakan selalu memberikan minum
pedesaan khususnya, pengobatan banyak ketika anak sakit sebanyak
tradisional ini masih menduduki tempat (95.0%), sering (36,6%), dan kadang-
teratas dibanding dengan pengobatan- kadang (33,3%). Hasil kuesioner peran no
pengobatan yang lain. 5 didapatkan hasil ibu selalu menghentikan
Pada masyarakat yang masih minum ketika anak mengalami batuk
sederhana, masalah sehat-sakit adalah (40.0%), sering (63.3%) dan kadang-
lebih bersifat budaya dari pada gangguan- kadang (26.6%). Hasil kuesioner no 6
gangguan fisik. Identik dengan itu selalu memberikan obat dari apotik
pencarian pengobatan pun lebih sebanyak (80.0%), sering (20.0%),
berorientasi kepada sosial-budaya kadang-kadang (55.0%).
masyarakat dari pada hal-hal yang Hasil kuesioner peran no 7
dianggap masih asing. Dukun didapatkan hasil ibu selalu memberikan
(bermacaam-macam dukun) yang obat warung untuk anknya sebanyak
melakukan pengobatan tradisional (20.0%), sering (40.0%), dan kadang-
merupakan bagian dari masyarakat berada kadang (28.3%). Hasil kuesioner no 8 ibu
di tengah-tengah masyarakat, dekat dengan selalu memberikan lintingan tissue untuk
masyarakat, dan pengobatan yang menghilangkan mukus yang kering
dihasilkan adalah kebudayaan masyarakat sebanyak (15.0%), sering (50.0%) dan
sehingga lebih diterima oleh masyarakat kadang-kadang sebanyak (25.0%). Hasil
dari pada dokter, mantri, bidan dan kuesioner no 9 ibu selalu memberikan
sebagainya yang masih asing bagi mereka. kompres apabila anaknya demam sebesar
(96.3%), sering (43.3%) dan kadang-
Gambaran Peran Ibu Di Desa Pakis kadang (25.0%). Sedangkan hasil
Berdasarkan hasil penelitian kuesioner no 10 didapatkan hasil ibu selalu
diketahui bahwa sebagian responden memberikan selimut untuk anaknya
mempunyai peran yang baik dalam apabila kedinginan sebesar (92.8%) dan
memberikan penangan ISPA pada anak di kadang-kadang memberikan selimut
Desa Pakis yaitu sebanyak 31 responden sebesar (30.0%).
(51,7 %) karena dari hasil kuesioner peran Hal tersebut sesuai dengan
no 1 didapatkan rata-rata ibu menyatakan pendapat WHO (2005), yang menyatakan
bahwa selalu membujuk anaknya untuk bahwa dalam penanganan ISPA dirumah,
makan ketika sakit sebanyak (98,5%), ibu mengusahakan agar anak makan
sedangkan yang sering membujuk anaknya sedikit dan sering, jika anak menderita
untuk makan sebanyak (83,3%) dan demam, ibu dapat menurunkan suhu
tubuhnya dengan di kompres dan dapat