Anda di halaman 1dari 6

DASAR TEORI BATUAN BEKU (POSTER)

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma, baik

dibawah permukaan (intrusif) maupun diatas permukaan (ekstrusif). Ciri khas batuan

beku adalah kenampakannya yang kritalin, yaitu memiliki unit-unit kristal yang kecil

yang saling mengikat satu sama lain. Identifikasi batuan merupakan suatu kegiatan

membuat deskripsi tentang suatu batuan tertentu. Sifat fisika dan kimia yang umum

dikenal dalam mengidentifikasi batuan adalah :

1. Warna

Warna batuan beku biasanya representasi dari mineral pembentuk

batuan beku itu sendiri. Mineral-mineral tersebut dibedakan menjadi dua

kelompok, yakni: berwarna cerah (bersifat asam/felsic) dan berwarna

gelap (bersifatbasa/ mafic).

2. Tekstur

Tekstur merupakan kenampakan batuan berkaitan dengan ukuran,

bentuk, dan sususnan butir mineral penyusun batuan. Tekstur dapat

dijadikan petunjuk tentang proses (ganesa) yang terjadi pada waktu

lampau sehingga menghasilkan batuan tersebut. Tekstur yang umumnya

sering dijumpai pada batuan beku :

 Feneritik

 Afanitik

 Porfiritik

 Glassy
 Fragmental

3. Struktur

Struktur adalah kenampakan hubungan antara bagian batuan yang

berbeda. Macam-macam struktur yang terdapat pada batuan beku:

 Masif

 Jointing

 Vesikular

 Aliran

 Amigdaloidal

4. Komposisi Mineral Pembentuk Batuan

Mineral-mineral yang terdapat pada batuan beku, antara lain : kwarsa,

mika, feldspar, olivine, piroksen. Mineral-mineral penyusun batuan

metamorf, antara lain : kwarsa, mika feldspar, karbonat, mineral lempung.

(penuntun praktikum geologi dasar, 2013)

Tekstur menggambarkan sifat butir (kristal) yang membentuk batu. Batuan

dianggap berbutir kasar jika kita dapat membedakan kristal dengan mata telanjang.

Batuan beku berbutir halus setidaknya memiliki bagian dari matriks batuan yang

memiliki kristal yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Tekstur porfiritik

diproduksi oleh dua tahap pendinginan yang berbeda, baik kristal besar dan kecil di

batu yang sama. Pendinginan yang lambat (umumnya di bawah tanah) menghasilkan

kristal besar. Pendinginan cepat (pada atau dekat permukaan Bumi) menghasilkan

kristal yang lebih kecil. Dalam sebuah porfiritik, kristal adalah ukuran jelas berbeda.
Kristal yang lebih kecil disebut matriks atau massa dasar. Istilah pegmatit disediakan

untuk batuan beku yang memiliki kristal yang luar biasa besar. Ini adalah istilah yang

digunakan untuk batuan beku namun biasanya terkait dengan granit. Pegmatites

adalah unik karena mereka tidak membentuk langsung dari batuan beku lelehan

namun terbentuk dari cairan yang berasal dari atau dekat tubuh batuan beku.Cairan

(umumnya berair dan di bawah temperatur dan tekanan yang tinggi) memungkinkan

untuk banyak kebebasan untuk migrasi ion (dibebankan atom atau molekul) ke situs

kristalisasi. Hasilnya adalah pembentukan kristal besar.(Nakamura dkk, 2002)

Batuan beku terbentuk dari pemadatan bahan batu (magma cair), baik

mengalami kristalisasi maupun tanpa kristalisasi. Ada dua tipe dasar batuan beku

yaitu:

1. Batuan beku intrusif (plutonik) seperti diorit, granit, gabro, dan pegmatite

yaitu batuan beku yang mengeras di bawah permukaan bumi.

2. Batuan beku ekstrusif (vulkanik) seperti andesit, basalt, obsidian, batu

apung, riolit dan scoria yang mengeras pada atau di atas permukaan bumi.

(www.Budi Setiyarso.blogspot.com)

Batuan adalah kumpulan dari mineral-mineral, atau agregasi dari mineral-mineral

, biasanya dia tidak dalam keadaan homogen dan tidak pula mempunyai susunan

kimia dan sifat-sifat fisika yang tetap dan terbentuk di alam. Untuk mengetahui

proses-proses yang terjadi suatu batuan terlebih dahulu kita melakukan

pendiskripsian batuan, yaitu: jenis batuan, warna batuan, tekstur batuan, struktur,

serta komposisi-komposisi mineral yang menyusun batuan. Secara Umum jenis

batuan dibagi atas 3 yaitu batuan beku, sedimen dan metamorf.Batuan beku adalah
batuan yang terbentuk melalui hasil pembekuan magma atau kristalisasi magma yang

dipengaruhi oleh suhu.Penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada tiga patokan

utama yaitu berdasarkan genetic batuan, berdasarkan senyawa kimia yang terkadung,

dan berdasarkan susunan mineraloginya.

Berdasarkan Genetik Batuan beku terdiri atas kristal-kristal mineral dan kadang-

kadang mengandung gelas, berdasarkan tempat kejadiannya (genesa) batuan beku

terbagi menjadi 3 kelompok yaitu :

1) Batuan beku dalam (pluktonik), terbentuk jauh di bawah permukaan bumi.

Proses pendinginan sangat lambat sehingga batuan seluruhnya terdiri atas

kristal-kristal (struktur holohialin).contoh : Granit, Granodiorit, dan

Gabro.

2) Batuan beku korok (hypabisal), terbentuk pada celah-celah atau pipa

gunung api. Proses pendinginannya berlangsung relatif cepat sehingga

batuannya terdiri atas kristal-kristal yang tidak sempurna dan bercampur

dengan massa dasar sehingga membentuk struktur porfiritik. Contoh

batuan ini dalah Granit porfir dan Diorit porfir.

3) Batuan beku luar (efusif) terbentuk di dekat permukaan bumi. Proses

pendinginan sangat cepat sehingga tidak sempat membentuk kristal.

Struktur batuan ini dinamakan amorf. Contohnya Obsidian, Riolit dan

Batua pung.

Berdasarkan Senyawa Kimia Berdasarkan komposisi kimianya batuan beku

dapat dibedakan menjadi:


a) Batuan beku ultra basa memiliki kandungan silika kurang dari 45%.

Contohnya Dunit dan Peridotit.

b) Batuan beku basa memiliki kandungan silika antara 45% - 52 %.

Contohnya Gabro, Basalt.

c) Batuan beku intermediet memiliki kandungan silika antara 52%-65 %.

Contohnya Andesit dan Syenit.

d) Batuan beku asam memiliki kandungan silika lebih dari 65%.

Contohnya Granit, Riolit.

Dari segi warna, batuan yang komposisinya semakin basa akan lebih gelap

dibanding yang komposisinya asam.

Berdasarkan Susunan Mineralogi Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi

dan tekstur akan dapat mencrminkan sejarah pembentukan battuan dari pada atas

dasar kimia. Tekstur batuan beku menggambarkan keadaan yang mempengaruhi

pembentukan batuan itu sendiri. Seperti tekstur granular member arti akankeadaan

yang serba sama, sedangkan tekstur porfiritik memberikan arti bahwa terjadi dua

generasi pembentukan mineral. Dan tekstur afanitik menggambarkan pembekuan

yang cepat. Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B. Travis, tekstur

batuan beku yang didasarkan pada ukuran butir mineralnya dapat dibagi menjadi:

a) Batuan dalam Bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang

menyusun batuan tersebut dapat dilihat tanpa bantuan alat pembesar.

b) Batuan gang Bertekstur porfiritik dengan massadasar faneritik.

c) Batuan gang Bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik.


d) Batuan lelehan Bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak

dapat dibedakan atau tidak dapat dilihat dengan mata biasa. (Nesse,

2000)

Nakhlites (batuan beku mars) adalah batuan beku, yang dipadatkan dari

magma basaltik, walaupun komposisi magmanya yang tidak teratur. Asal beku yang

disusun oleh mineralogi, kimia mineral, tekstur, dan formasi urutan mineral. Mineral

kimia dan pola mineral yang ada di bumi, bulan, dan eucrite (asteroidal) adalah sama-

sama memiliki basal. Keseluruhan tekstur dari nakhlites juga mirip dengan basal

terestrial, seperti tekstur mesostasis. Demikian pula, mineral dalam nakhlites

mengandung multifase, inklusi kaca yang identik dengan yang diidentifikasi sebagai

inklusi batuan basaltik magmatik di bumi.Sehingga, batu hampir identik dengan

nakhlites yang telah ditemukan di Bumi.Interpretasi awal dari nakhlites

mengandalkan mineral dan kesamaan tekstur dengan batuan basaltik terestrial.

Mineraloginya didominasi oleh piroksin, olivin, plagioklas, dan oksida Fe-Ti seperti

yang ditemukan pada batu basal. Tekstur keseluruhannya adalah phenocrystic atau

porfiritik basal.Pada NWA817 dan MIL03346 ada pengecualian yaitu bahwa mereka

mesostases sebagian besar kaca.(Sautter, 2002).

Anda mungkin juga menyukai