Anda di halaman 1dari 3

Cara meningkatkan peranan orangtua terhadap pendidikan dan prestasi anak

Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak dari kedua orangtuanya.
Suatu pernyataan dalam pasal 31 ayat 1 UUD 1945 kembali memaknai betapa
pentingnya pendidikan bagi setiap anak. Salah satu agenda penting dalam upaya
mengatasi krisis kehidupan berbangsa adalah penerapan pendidikan dengan
adanya peranan orangtua terhadap pendidikan dan prestasi mereka. Semua itu
diperlukan demi tercipta generasi terbaik demi kemajuan bangsa dan negara.

Peranan orang tua dalam meningkatkan dan mendukung prestasi belajar anak
memang wajib adanya. Dalam setiap proses pembelajaran, tentunya diawali dengan
unit lembaga pendidikan terkecil yang bernama keluarga. Keluarga yang bagian
intinya adalah orangtua, menjadi pemegang tampuk kekuasaan sekaligus navigator
terhadap kehidupan anak.

Bagaimana solusi untuk memperkuat peranan orangtua terhadap pendidikan


anak?

Setidaknya kita bersama merumuskan beberapa langkah solutif yang bisa


diterapkan untuk meningkatkan peran orangtua dalam pendidikan anak kini.

1. Mengindari gap technology dengan terus belajar

Teruslah membuka diri terhadap inovasi teknologi informasi. Dahulu, orangtua


hanya diajari menggunakan papan tulis kapur, buku bergambar dan puzzle kayu
saja. Tetapi kini anak sudah lebih maju daripada orangtuanya dalam hal mencari
channel Youtube kesukaan, stalking Instagram idolanya juga membuat status di
akun WhatsApp miliknya.

2. Open minded sesama anggota keluarga


Pemikiran yang transparan adalah modal dari keluarga yang rukun dan bahagia.
Dalam pelaksanaannya, orangtua harus mampu merangsang anak bercerita segala
peristiwa penting yang didapat dari sekolah dan pergaulannya.

3. Menjadikan teknologi sebagai pembantu, bukan pengganti

Kini ada begitu banyak startup pembelajaran online dengan media website yang
menyajikan konten pelajaran berupa teks, video dan presentasi kemudian diunduh
dan disimpan kedalam gadget anak. Atau penggunaan aplikasi simulasi belajar yang
dinilai lebih efektif membantu anak dalam memahami pelajaran. Sebagai orangtua
fitur seperti ini memang harus dimanfaatkan.

Orangtua harus bisa memberikan aturan ketat mengenai penggunaan gadget.


Berikan pengawasan ganda memastikan bahwa anak benar-benar membuka
informasi yang ditujukan sedari awal sebagai pembelajaran online. Install aplikasi
anak yang bisa mengawasi aktifitas didalam gadget anak. Selepas itu berikan jatah
konsumsi gadget per harinya. Sehingga seperti yang diharapkan, kita bisa
mempergunakan teknologi dengan benar dan mengambil manfaatnya.

4. Meningkatkan interaksi online antar anak dan orangtua

Lagi, orangtua milenial bisa memanfaatkan teknologi informasi sebagai media


kedekatan terhadap anak. Kesibukan dan jarak sudah tidak menjadi penghalang lagi
untuk sekedar berkomunikasi dan menciptakan kedekatan.

5. Menghindari pihak ketiga dalam proses pembelajaran anak

Dimana-mana pihak ketiga memang selalu mengkhawatirkan. Ayah dan ibu milenial
tidak bisa mengurus anak, kemudian mempekerjakan pengasuh, minta tolong
kepada orangtua untuk merawat cucunya atau menitipkan anak ke tempat penitipan.
Pihak ketiga tersebut sebetulnya bisa dihilangkan apabila salah satu dari orangtua
mengalah dalam karir-nya. Anda yang protes mahalnya biaya hidup saat ini, tentu
bukanlah orangtua yang memiliki pemikiran panjang mengenai investasi pendidikan
anak. Karena bekal pendidikan terbaik berasal dari orangtua, itu jelas tidak
tergantikan. Teknologi bisa saja lebih baik secara teknis, namun orangtua adalah
pendidik paling komplit yang pernah ada.

Semoga saja dengan berbagai langkah kongkrit diatas, orangtua milenial bisa
meningkatkan perannya dalam proses pendidikan anak. Karena anak adalah
anugerah, memperlakukannya sebagai aset jangka panjang dengan kontribusi
maksimal dari orangtua adalah pilihan wajib yang harus dilakukan. Sekian artikel
dari kosngosan, semoga bermanfaat :D

Anda mungkin juga menyukai