Anda di halaman 1dari 7

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR GULA


DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2
DI RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO SEMARANG

Berkat, Lintang Dian Saraswati, Muflihatul Muniroh


Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email : berkatnababan35@gmail.com

ABSTRACT

Indonesia with a growth of 152% or from 8.426.000 people in 2000 to 21.257.000


people in 2030. The proportion of cases of Type 2 DM in Semarang City Hospital in
2014 amounted to 1.83 percent and in 2015 3.22 percent of all Hospital in Semarang
City . The purpose of this study to determine the factors associated with blood sugar
levels in patients with Diabetes Mellitus type 2 in RSUD KRMT Wongsonegoro
Semarang. The method of this research is analytic observational with cross sectional
approach. This research is done by observation and interview method. The sampling
technique used in this research is random sampling technique. The result of bivariate
analysis showed that there was no significant correlation between food intake (p =
0,765), drug intake (p = 0,731), physical activity (p = 1,000), stress level (p = 0,094 ),
family support (p = 0,453), and smoking status (p = 0,459) with blood glucose level in
Type 2 DM patient. So, it can be concluded that nothing related to blood sugar level.

Keyword : Blood sugar level, DM patient, related factor

PENDAHULUAN insulin yang dihasilkan tidak cukup atau


Diabetes Melitus Tipe 2 atau tidak bekerja sebagaimana mestinya di
Insulin Non-dependent Diabetes dalam tubuh sehingga glukosa tidak
Mellitus/NIDDM merupakan penyakit dapat masuk ke dalam sel-sel tubuh.
yang disebabkan oleh resistensi insulin, Banyak penderita DM Tipe 2 tidak
karena jumlah reseptor insulin pada memahami dan menyadari kalau kadar
permukaan sel berkurang, meskipun gula darahnya sudah tinggi. Hal ini
jumlah insulin tidak berkurang. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
menyebabkan glukosa tidak dapat diantaranya asupan makan terutama
masuk ke dalam sel insulin, walaupun karbohidrat, lemak dan protein , asupan
telah tersedia. Kondisi ini disebabkan obat, perilaku merokok, stres,
oleh obesitas terutama tipe sentral, diet dukungan keluarga, dan aktivitas fisik.
tinggi lemak dan rendah karbohidrat, Menurut Fox, ada beberapa hal yang
kurang olahraga, serta faktor menyebabkan gula darah naik, yaitu
keturunan.1 Penderita DM tipe 2 masih kurang berolah raga, bertambahnya
dapat menghasilkan insulin akan tetapi, jumlah makanan yang dikonsumsi,
200
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

meningkatnya stres dan faktor emosi, bivariat derajat kepercayaan yang


pertambahan berat badan dan usia, digunakan adalah 95% dengan α
serta dampak perawatan dari obat, sebesar 0,05.
misalnya steroid.2 Penelitian ini menggunakan
Menurut data WHO, Indonesia beberapa kuesioner, diantaranya adalah
menduduki tempat ke 4 terbesar Kuesioner PSS yang berisi 10
dengan prevalensi diabetes tertinggi di pertanyaan mengenai stres. Kuesioner
dunia setelah India, China dan Amerika HDDFS yang didesain untuk melihat
Serikat. Indonesia dengan tingkat dukungan keluarga, kuesioner
pertumbuhan sebesar 152% atau dari merokok, kuesioner Food Recall 24
8.426.000 orang pada tahun 2.000 jam, kuesioner GPAQ (Global Physical
menjadi 21.257.000 orang di tahun Activity Questionare) terdiri dari 16
2030.3 pertanyaan sederhana mengenai
Menurut data dari Dinas Kesehatan aktivitas sehari-hari, dan Kuesioner
Kota (DKK) Semarang, proporsi kasus asupan obat.
DM Tipe 2 di RSUD Kota Semarang
pada tahun 2014 sebesar 1,83 persen HASIL
dan tahun 2015 3,22 persen dari Karakteristik Responden
semua Rumah Sakit yang ada di Kota Penelitian dilakukan pada
Semarang.4 Penelitian ini dilakukan di penderita Diabetes Melitus Tipe 2 pada
RSUD kota Semarang karena masih kelompok umur dengan proporsi
banyak kasus dan peningkatan yang terbesar adalah pada kelompok umur
didapatkan terkait DM tipe 2, dan DM yang lebih dari atau sama dengan 45
tipe 2 merupakan pola 10 besar tahun (92%). Sebagian besar responden
penyakit rumah sakit di kota semarang adalah perempuan dengan proporsi
yang mengalami peningkatan setiap sebesar 60%. Dilihat dari frekuensi
tahun. Oleh karena itu, peneliti ingin Indeks Massa Tubuh( IMT), diperoleh
mengetahui faktor-faktor yang nilai IMT minimal 16,2, nilai maksimal
berhubungan dengan kadar gula darah 37,6;dan nlai rata-rata (mean) yaitu IMT
pada penderita Diabetes Melitus Tipe 2 23,8 dengan standar deviasi 3,8049,
dan proporsi IMT gemuk-obesitas yaitu
METODE PENELITIAN 32%. Dilihat dari tingkat pendidikan,
Penelitian ini merupakan sebagian besar frekuensi tingkat
observasional analitik dengan metode pendidikan yang rendah memiliki
kuantitatif dan menggunakan proporsi sebesar 63%. Tingkat
pendekatan atau desain cross sectional. pendidikan rendah yaitu apabila
Penelitian ini bertujuan untuk untuk pendidikan hanya sampai pada tamat
mengetahui hubungan antara variabel SD maupun tidak sekolah..
dependen dan variabel independen,
yaitu asupan makan, asupan obat, Faktor-faktor yang berhubungan
aktivitas fisik, tingkat stress, tingkat dengan Kadar Gula Darah
dukungan keluarga dan status merokok Dari beberapa analisis analisis
dengan kadar gula darah. Analisis bivariat chi square dengan interval
hubungan antara variabel independen kepercayaan 95% yang telah dilakukan,
dan variabel dependen dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
dengan uji Chi Square. Dalam analisa

201
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel 1. Analisis Bivariat Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kadar Gula Darah
pada Penderita Diaabetes Melitus Tipe 2 di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro
Semarang

No. Variabel p value POR CI 95%


1 Tingkat Asupan Makan
Karbohidrat
a. Lebih 1,000 1,055 0,328-3,397
b. Cukup
Lemak
a. Lebih 0,346 0,525 0,161-1,711
b. Cukup
Protein
a. Lebih 1,000 1,055 0,211-5,285
b. Cukup
2 Tingkat Asupan Obat
a. Tidak sesuai 0,731 0,537 0,313-7,537
b. Sesuai
3 Tingkat Aktivitas Fisik
a. Rendah 1,000 0,889 0,252-3,132
b. Sedang-Tinggi
4 Tingkat Stres
a. Tinggi 0,094 2,871 0,865-9,527
b. Rendah
5 Tingkat Dukungan Keluarga
a. Kurang Mendukung 0,453 1,880 0,570-6,206
b. Mendukung
6 Status Merokok
a. Perokok/Pernah 0,459 2,704 0,328-22,325
b. Bukan Perokok
sering disebut diet mampu menurunkan
Dari Hasil analisis bivariat berat badan significan, memperbaiki
menunjukkan bahwa dari hasil uji chi tekanan darah, level kolesterol dan
square Fisher’s Exact Test didapatkan marker lainnya dari penyakit jantung.
tidak ada hubungan yang bermakna Salah satu bentuk yang dianjurkan apa
antara asupan makan (p=0,765), yang disebut dengan Mediterarranean
asupan obat (p=0,731), aktivitas fisik diet-kaya dengan lemak baik dan
(p=1,000), tingkat stres(p=0,094), sejumlah karbohidrat dan protein (dari
dukungan keluarga (p=0,453), dan ikan dan ayam).5
status merokok (p=0,459) dengan kadar Berdasarkan hasil uji chi square
gula darah pada penderita DM Tipe 2 pada penelitian ini menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan yang signifikan
PEMBAHASAN antara asupan makan(karbohidrat,
Studi membuktikan bahwa lemak dan protein) dengan kadar gula
pengaturan makan yang baik atau darah(p>0,05).
202
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Penelitian ini memiliki hasil yang 79 responden yang mengomsumsi obat


sama dengan penelitian dilakukan oleh sesuai anjuran terdapat (86,1%) yang
Pratiwi Wulandari tahun 2013 tentang kadar gula darahnya buruk, lebih besar
anailsis beberapa faktor yang daripada yang kadar gula darahnya baik
berhubungan terkendalinya kadar gula (11,1%).
darah pada penderita DM tipe 2 yang Penelitian sebelumnya tentang
dilakukan di RSUD Tugurejo Semarang pengaruh asupan obat pasien dengan
membuktikan bahwa tidak ada ada kadar gula darah yang dilakukan oleh
hubungan asupan lemak terhadap Qurratueni yang menyatakan bahwa
kadar gula darah (p-value= tidak ada hubungan asupan obat
0,678>0,05).6 Berbeda dengan dengan kadar gula darah pada
penelitian yang dilakukan oleh penderita DM tipe 2.7 Hal ini
Rahmawati 2011 mengatakan bahwa bertentangan dengan penelitian yang
ada hubungan antara pola makan dilakukan oleh catur mei 2013 yang
terhadap kadar gula darah pada menyatakan bahwa ada hubungan
penderita DM tipe 2.7 Perbedaan hasil asupan obat atau kepatuhan minum
ini dapat dikarenakan pada penelitian obat dengan pengendalian kadar gula
Rahmawati tersebut menggunakan darah pada penderita DM tipe 2.
metode Food Frequency yang lebih Secara teori, melakukan aktifitas
akurat untuk melihat kualitas makanan fisik atau berolahraga secara teratur
dan nilai keseluruhan dari jenis dapat menurunkan dan menjaga kadar
makanan yang dikomsumsi.5 gula darah tetap normal. Prinsipnya,
Kepatuhan minum obat juga tidak perlu olahraga berat, olahraga
merupakan salah satu faktor yang ringan atau aktifitas fisik ringan akan
berhubungan dengan pengendalian sangat bagus pengaruhnya bagi
kadar glukosa darah penderita DM tipe kesehatan. Beberapa olahraga yang
2 dimana penderita yang tingkat disarankan, antara lain jalan atau lari
kepatuhan minum obatnya rendah pagi, bersepeda, berenang dan lain
memiliki pengendalian kadar glukosa sebagainya. Olahraga akan
darah yang buruk. memperbanyak jumlah dan juga
Berdasarkan hasil uji chi-square meningkatkan penggunaan glukosa.8
pada penelitian ini menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil uji chi-square
tidak ada hubungan yang signifikan pada penelitian ini menunjukkan bahwa
antara asupan obat dengan kadar gula tidak ada hubungan yang signifikan
darah , dengan nilai p value = 0,731 antara aktivitas fisik dengan kadar gula
(p>0,05). Tidak adanya hubungan darah , dengan nilai p value = 1,000
tersebut dapat dikarenakan pada (p>0,05). Tidak adanya hubungan
penelitian ini responden sudah cukup tersebut dapat dikarenakan pada
baik untuk mengomsumsi obat yang penelitian ini responden sudah cukup
telah diberikan dokter dimana diperoleh baik untuk melakukan aktivitas fisik
hasil bahwa dari 21 responden, yang dimana diperoleh hasil bahwa dari 67
tidak mengomsumsi obat sesuai responden, yang melakukan aktivitas
anjuran, terdapat (90,5%) responden rendah, terdapat (86,6%) responden
yang kadar gula darahnya buruk, lebih yang kadar gula darahnya buruk, lebih
banyak daripada yang kadar gula banyak daripada yang kadar gula
darahnya baik (9,5%). Sedangkan dari darahnya baik (13,4%). Sedangkan dari

203
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

33 responden yang mengomsumsi gula darahnya buruk, lebih besar


melakukan aktivitas sedang-tinggi daripada yang kadar gula darahnya baik
terdapat (87,9%) yang kadar gula (23,1%).
darahnya buruk, lebih besar daripada Penelitian Nugroho menunjukkan
yang kadar gula darahnya baik (12,1%). ada hubungan antara tingkat stres
Penelitian sebelumnya tentang terhadap kadar gula darah penderita
pengaruh aktivitas fisik dengan kadar diabetes melitus Di Sukoharjo. Selama
gula darah pada penderita DM tipe 2 stres hormon-hormon yang mengarah
yang dilakukan oleh Sugiyarti 2011 yang pada kadar gula darah akan meningkat
menyatakan bahwa ada hubungan seperti epineprin, kortisol, glukagon,
aktifitas fisik dengan kadar gula darah. (adenocorticotropin) ACTH,
Hal ini berbeda dengan penelitian yang kortikosteroid, dan tiroid. Stres fisik
dilakukan oleh Qurratueni 2009 yang maupun emosional mengaktifan sistem
menyatakan bahwa tidak ada hubungan neuroendokrin dan sistem saraf simpatis
antara aktifitas fisik dengan kadar gula melalui hipotalamus-pituitari-adrenal.10
darah pada penderita DM tipe 2. Keluarga dapat membantu
Stres erat hubunganya dengan mengurangi ketidakpedulian yang
timbulnya diabetes. DM sering dikatakan disebabkan oleh penyakit tertentu dan
sebagai penyakit yang tidak bisa mereka dapat menghilangkan godaan
disembuhkan karena merupakan pada ketidaktaatan dan seringkali dapat
penyakit dengan komplikasi paling menjadi kelompok pendukung untuk
banyak yang berkaitan dengan mencapai kepatuhan. Selain dukungan
peningkatan glukosa darah sehingga keluarga, asupan obat juga memiliki
berakibat terhadap rusaknya pembuluh pengaruh yang besar untuk menekan
darah, saraf dan struktur internal lainya. kadar gula darah pada penderita DM
Hal inilah yang membuat para penderita tipe 2.
DM mengalami stres karena mereka Berdasarkan hasil uji chi-square
selalu dihadapkan dengan rasa takut pada penelitian ini menunjukkan bahwa
akan cacat fisik bahkan kematian.9 tidak ada hubungan yang signifikan
Berdasarkan hasil uji chi-square antara dukungan keluarga dengan kadar
pada penelitian ini menunjukkan bahwa gula darah , dengan nilai p value =
tidak ada hubungan yang signifikan 0,453 (p>0,05). Tidak adanya hubungan
antara tingkat stres dengan kadar gula tersebut dapat dikarenakan pada
darah , dengan nilai p value = 0,094 penelitian ini keluarga responden sudah
(p>0,05). Tidak adanya hubungan cukup baik dalam hal mendukung baik
tersebut dapat dikarenakan pada secara jasmani maupun rohani nya
penelitian ini responden sudah cukup dimana diperoleh hasil bahwa dari 52
baik untuk mengendalikan stres pada responden, yang keluarganya kurang
dirinya dimana diperoleh hasil bahwa mendukung, terdapat (90,4%)
dari 74 responden, yang mengalami responden yang kadar gula darahnya
stres tinggi, terdapat (90,5%) responden buruk, lebih banyak daripada yang
yang kadar gula darahnya buruk, lebih kadar gula darahnya baik (9,6%).
banyak daripada yang kadar gula Sedangkan dari 48 responden yang
darahnya baik (9,5%). Sedangkan dari keluarganya mendukung terdapat
26 responden yang mengakami stres (83,3%) yang kadar gula darahnya
rendah terdapat (76,9%) yang kadar

204
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

buruk, lebih besar daripada yang kadar akan terhambat. Disamping itu merokok
gula darahnya baik (16,7%). juga menyebabkan kadar gula darah
Penelitian sebelumnya tentang meningkat yang berakibat pada semakin
pengaruh dukungan keluarga dengan parahnya penyakit diabetes.
kadar gula darah yang dilakukan oleh
Atyanti 2010 menyatakan bahwa ada KESIMPULAN
hubungan dukungan keluarga dengan Berdasarkan hasil analisis data
kadar gula darah pada penderita DM secara statistik terhadap faktor-faktor
tipe 2. yang berhubungan dengan kadar gula
Perilaku merokok juga memiliki darah pada pasien penderita Diabetes
peranan penting dalam mempengaruhi Melitus Tipe 2 di RSUD KRMT
kadar gula penderita DM tipe 2. Wongsonegoro Semarang, diperoleh
Sejumlah studi telah memeriksa kesimpulan sebagai berikut:
hubungan antara merokok dan insidens 1. Karakteristik responden dilihat
abnormalitas glukosa dan telah dari jenis kelamin, bahwa jumlah
menunjukkan bahwa merokok responden yang perempuan
berasosiasi dengan intoleransi glukosa, lebih banyak dari laki-laki; lalu
kelainan glukosa puasa, dan diabetes dilihat dari faktor umur,
mellitus tipe 2.11 cenderung berumur lebih dari 45
Berdasarkan hasil uji chi-square tahun keatas, dan cenderung
pada penelitian ini menunjukkan bahwa memiliki IMT yang normal tetapi
tidak ada hubungan yang signifikan sebagian besar masih pada
antara status merokok dengan kadar golongan pendidikan rendah
gula darah , dengan nilai p value = yaitu tidak sekolah atau hanya
0,459 (p>0,05). Tidak adanya hubungan tamat SD
tersebut dapat dikarenakan pada 2. Tidak ada Hubungan yang
penelitian ini responden sudah cukup signifikan antara Tingkat Asupan
baik dalam hal mengurangi komsumsi Karbohidrat dengan Kadar Gula
rokok dimana diperoleh hasil bahwa dari Darah.
17 responden, yang pernah merokok, 3. Tidak ada Hubungan yang
terdapat (94,1%) responden yang kadar signifikan antara Tingkat Asupan
gula darahnya buruk, lebih banyak Lemak dengan Kadar Gula
daripada yang kadar gula darahnya baik Darah.
(5,9%). Sedangkan dari 83 responden 4. Tidak ada Hubungan yang
yang bukan perokok terdapat (85,5%) signifikan antara Tingkat Asupan
yang kadar gula darahnya buruk, lebih Protein dengan Kadar Gula
besar daripada yang kadar gula Darah.
darahnya baik (14,5%). 5. Tidak ada Hubungan yang
Menurut Dr. Sanjeev Bhambani, signifikan antara Tingkat Asupan
seorang endokrinologi dari New Delhi Obat dengan Kadar Gula Darah.
mengatakan bahwa rokok dan diabetes 6. Tidak ada Hubungan yang
adalah kombinasi yang mematikan signifikan antara Tingkat
karena merokok dapat merusak Aktivitas Fisik dengan Kadar
pembuluh darah dengan cara Gula Darah.
mempersempitnya. Sehingga pasokan
oksigen menuju ke beberapa organ vital

205
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

7. Tidak ada Hubungan yang Pasien Diabetes Mellitus di Wilayah


signifikan antara Tingkat Stres Kerja Puskesmas Sukoharjo. 2011
dengan Kadar Gula Darah. 6 Soewondo, Pradana. Ketoasidosis
8. Tidak ada Hubungan yang Diabetik. Dalam: Buku Ajar Ilmu
signifikan antara Tingkat Penyakit Dalam. Edisi IV. Jakarta:
Dukungan Keluarga dengan Fakultas Kedokteran Universitas
Kadar Gula Darah. Indonesia. 2006
9. Tidak ada Hubungan yang 7 Riset Kesehatan Dasar . 2013
signifikan antara Status merokok 8 Profil kesehatan Kota Semarang tahun
dengan Kadar Gula Darah. 2015
10. 9 Chua, SS and SP Chan. Medication
DAFTAR PUSTAKA adherence and achievement of
1. Anies. Waspada Ancaman Penyakit glycaemic targets in ambulatory type 2
Tidak Menular. Jakarta: PT Elex Media diabetic patients. Journal of Applied
Komputindo. 2006 Pharmaceutical Science, 1(4): 55-59.
2011
2 Profil kesehatan Jawa tengah tahun 10 Willi C, Bodenmann P, Ghali WA,
2015 Faris PD, Cornuz J. Active Smoking and
3 I Gusti Made Geria Jelantik dan Hj. the Risk of Type 2 Diabetes. JAMA.
Erna Haryati. Hubungan Faktor Risiko 2007; 298(22): 2654-64
Umur, Jenis Kelamin, Kegemukan dan 11 Price, S. A. dan Wilson, L. M.
Hipertensi dengan Kejadian Diabetes Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-
Mellitus Tipe Ii di Wilayah Kerja Proses Penyakit, Edisi 6, Volume 1.
Puskesmas Mataram. Media bina ilmiah. Jakarta: EGC. 2006.
Volume 8, No. 1, Februari 2014
4 Dinas Kesehatan Kota Semarang
tahun 2015
5 Nugroho & Okti. Hubungan antara
Tingkat Stres dengan Kadar Gula pada

206

Anda mungkin juga menyukai