Anda di halaman 1dari 20

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENDORONG


SEKTOR INDUSTRI DI ERA INDUSTRI 4.0

DISAMPAIKAN DALAM
Indonesia Industrial Summit
“Implementasi Industri 4.0 Dalam Rangka Transformasi Lanskap Industrial Nasional
Menuju Top 10 Ekonomi Dunia 2030”

Jakarta, 4 April 2018


OUTLOOK EKONOMI INDONESIA 2018
• Didorong dengan membaiknya kondisi ekonomi global kendati Pertumbuhan Ekonomi
masih dibayangi ketidakpastian, pertumbuhan ekonomi Indonesia Proyeksi 2018 BI Kemenkeu World
diperkirakan mencapai 5,4% pada 2018 seiring pertumbuhan Bank
investasi dan volume perdagangan global yang meningkat. PDB 5.1 – 5.5 5.4 5.3
• Dengan tekanan administrated price, inflasi diperkirakan 2,5% - Konsumsi RT 4.9 – 5.3 5.1 5.2
4,5% di tahun 2018.
Konsumsi 3.1 – 3.5 3.8 3.8
Pemerintah
Investasi 5.8 – 6.2 6.3 6.0
ASUMSI MAKRO 2018
Ekspor 5.3 – 5.7 5.1 2.4
Pertumbuhan Ekonomi (%) 5.4
Impor 4.5 – 4.9 4.5 2.0
Inflasi (% yoy) 3.5

Nilai Tukar (Rp/USD) 13.400 Inflasi


Proyeksi Inflasi 2018 %yoy
Suku Bunga SPN (%) 5.2
IHK 3,5 Inflasi 2018
Harga Minyak (US$/Barel) 48 diperkirakan
Inti 3,6 meningkat
Lifting Minyak (ribu barel/hari) 800 didorong oleh
peningkatan
Administered Price 3,2 inflasi inti dan VF
Lifting Gas (ribu barel/hari) 1.200
Volatile Food 3,2

2
lanjutan ....
Posisi dan Kontribusi Industri
Pertumbuhan PDB Nasional 2017 Perkembangan Industri Pengolahan
dalam 5 Tahun terkahir
Kontribusi (%) Pertumbuhan (%) 25.00

21.03 21.08 20.97 20.51 20.16


20.00
PDB

15.00

Kontribusi Industri
10.00 Pengolahan

5.56 5.01 5.03 5.07


4.88
5.00 Pertumbuhan
4.37 4.64 Industri Pengolahan
4.33 4.29 4.27
Sumber: BPS
-
2013 2014 2015 2016 2017

 Pertumbuhan Industri Pengolahan dalam 5 tahun


terakhir masih stagnan di angka 4 persen-an.
 Terjadi tren penurunan dalam kontribusi industri
Sumber: BPS
pengolahan terhadap PDB Nasional.
Industri Pengolahan masih mendominasi kontribusi terhadap  Untuk itu perlu kebijakan pemerintah untuk terus
pertumbuhan PDB Nasional pada tahun 2017 sebesar 20,16%,
mendorong peningkatan sektor Industri.
3
REVOLUSI INDUSTRI 4.0 SUDAH TIBA
Memanfaatkan dan mengoptimalkan Revolusi Industri 4.0 untuk menarik industri yang masih menggunakan
teknologi 1.0, 2.0, dan 3.0
Gerbong 2:
Lokomotif: Industri 2.0
Industri 4.0

Industri
1.0

Industri 3.0

4 Industry Industry Industry Industry


1.0 2.0 3.0 4.0

• Industri Indonesia mayoritas masih menggunakan teknologi revolusi industri 1.0 – 3.0. Industri 4.0 harus
dimanfaatkan sebagai lokomotif untuk menarik industri 1.0 – 3.0 dalam mencapai pertumbuhan yang
lebih optimal, meningkatkan produktivitas, tenaga kerja, dan memperluas pasar.
• Indonesia akan ‘naik kelas,’ meninggalkan industri 1.0 – 3.0, dan seutuhnya masuk ke revolusi industri 4.0
• Indonesia dapat melesat cepat, seperti bagian roket yang mencapai tujuan ‘spaceship’ yang berada di
ujung roket, setelah melalui beberapa tahap pemisahan beberapa kali. Spaceship ini adalah industri 4.0,
yang akan membawa Indonesia sampai ke atas.
4
STRATEGI MENDORONG INDUSTRI PRIORITAS
Manfaat Revolusi Digital Implikasi:
Manufaktur
Internet of
Things and • Paradigma
digitalization manufaktur-ekspor
Nilai Tambah Autonomous angsa terbang telah
Robots and usai. Nilai tambah
Artificial Pendekatan
produksi (assembly)
Intelligence
terus berkurang,
baru
sementara nilai diperlukan
Penciptaan System
Integration tambah di hulu dan
Lapangan Kerja
hilir semakin tinggi.

Ekspor Biotechnology • Rendahnya biaya


tenaga kerja tidak
Devisa
lagi relevan.
• Negara berkembang, termasuk Indonesia, mengadopsi
contoh industrialisasi dari negara-negara yang lebih Quantum
maju dan sudah melakukan industrialisasi terlebih Computing • Penciptaan lapangan
dahulu. kerja tidak lagi
• Mulai dari produksi produk yang sederhana, kasar dan sebanyak tahun
murah, namun secara bertahap meningkatkan kualitas Additive
dari produk-produk tersebut.
1980-1990an.
Manufacturing
• Nilai tambah yang dihasilkan dari proses produksi
cukup tinggi dan lapangan kerja untuk pekerja minim
keterampilan juga dapat tersedia. Sumber: CReco Consulting solely, 2017 5
Mengembangkan Manufaktur dengan Servisifikasi
Mengadopsi IR4.0 Secara Bertahap lanjutan...
Jangka Pendek- Produk X++
Menengah SA, JV, M&A dengan MNC
IR 4.0
FTA Pedagang
FTA dengan besar dan
negara Ritel
Industri • Internet of things
• Digitalization prioritas
Prioritas Desain &
• Cloud internet
IR 1.0, 2.0, 3.0 Branding
Produk X • Big Data
Hambatan
Umum

Hambatan Produk Y
Khusus

Platform
E-commerce
Contohnya untuk
industri kreatif
IR 4.0
Jangka Panjang
Sistem yang Produk z
• Artificial intelligence
• Biotech
terintegrasi
• Additive manufacturing
• Quantum computing
6
Industri Berorientasi Ekspor (Prioritas)
INDUSTRI PADAT KARYA ELASTISITSAS
BERORIENTASI EKSPOR IMPOR TINGGI

Padat Orientasi • Elastisitas impor >1


karya ekspor • Mendukung industri
padat karya
Industri yang Daya tarik dan
ditinggalkan daya dorong AGRIBISNIS • Mendukung hilirisasi
CHina tinggi DENGAN RCA TINGGI • Petrokimia
• Besi
• Elektronik • Baja • Mesin dan
• TPT RCA > 1
• Komponen turbin
• Alas Kaki
• otomotif
PENDUKUNG
PROGRAM PEMERINTAH
• Industri kreatif
• CPO • Kakao
• Jasa padat karya • Karet • Kopi
• Berorientasi Memanfaatkan dana APBN
ekspor akan digunakan dalam
jumlah yang besar
• Kerajinan,
perhiasan • Alutsista
• Wisata alam, • Farmasi & alat kesehatan
sejarah & budaya • Power plant
• Medical tourism
7
Transformasi R.I 1.0 – 3.0 Menuju Pasar Dunia

Kondisi Sekarang Target


Transformasi
IR 1.0-3.0 Off-taker Pasar Dunia
Agregator Struktural

Utamanya
untuk UMKM Wholesale & Ritel E-Commerce
dan industri
kreatif

industri mengadobsi Meningkatkan akses Peningkatan


teknologi terbaru untuk penjualan hasil industri Ekspor
beralih ke Industri 4.0

Percepatan pertumbuhan industri :


Perbaikan sistem
Perubahan fundamental, • Peningkatan jaringan penjualan
perpajakan dan
regulasi dan kebijakan melalui ritel & pedagang grosir
kemudahan
untuk mendorong • FTA dengan negara prioritas
persyaratan
• E-commerce Platform
Sumber: CReco Consulting solely, 2017
8
STRATEGI PENYIAPAN TENAGA KERJA TERAMPIL UNTUK R.I 4.0
R.I 4.0 harus dipandang bukan hanya sebagai ancaman pengurangan lapangan pekerjaan, tetapi juga harus
dipandang sebagai kesempatan yang melahirkan peluang pekerjaan baru, yang berpotensi untuk menciptakan
pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Untuk itu perlu menyiapkan tenaga kerja terampil salah satunya adalah
dengan melakukan perubahan fundamental terhadap pendidikan dan pelatihan vokasi.

Fokus Pada Sektor Unggulan


Fokus Pada Politeknik Fokus Pada BLK Fokus Pada SMK
Penggerak Ekonomi Indonesia

Fokus pada sektor unggulan Fokus pada jurusan yang Fokus penyiapan Fokus kepada kebutuhan
perekonomian Indonesia yang mempunyai higher level tenaga kerja yang jurusan yang sejalan
berpotensi penyerapan thinking, white collar job terdampak oleh industri dengan Industri 4.0
lapangan pekerjaan besar, dan dibidang-bidang yang 4.0, yaitu: dengan membuka
yakni; Manufaktur, Agribisnis, membutuhkan program ilmu • Upskilling; jurusan bidang keahlian
pariwisata, khusus, seperti Operator • Reskiling; baru dan menutup
Alat Berat, Operator • Penyiapan jurusan yang saat ini
Peralatan Konstruksi dan keterampilan bagi sudah tidak relevan
CNC Permesinan dan calon tenaga kerja dengan kebutuhan pasar
Manufaktur baru kerja.
9
1
0

TERIMA KASIH
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
COPYRIGHT 2018

10
11

LAMPIRAN
INDONESIA MENGALAMI DEINDUSTRIALISASI PREMATUR, dilihat dari penurunan output
dan ekspor manufaktur, dan pergeseran terjadi dari manufaktur ke sektor jasa yang berproduktivitas yang rendah

Pertumbuhan Output dan Ekspor Kontribusi terhadap PDB (%) Jumlah Tenaga Kerja (juta orang)
Manufaktur(%) 60 60
80 25 50 50
70 20
Output (RHS) 40 40
60
15 30
50 30
10 Export (LHS)
40 20 20
30 5
Linear (Output 10 10
20 0 (RHS))
10 0 0
-5 Linear (Export
0 (LHS))
1980
1984
1988
1992
1996
2000
2004
2008
2012
2016

-10 -10
-20 -15 commodity manufacturing services Commodity Manufacturing Services

• Setelah krisis ekonomi di akhir 1990an, terlihat jelas bahwa sektor manufaktur tidak sepenuhnya pulih, sektor manufaktur, baik dari segi output
maupun ekspornya, mengalami tren turun.
• Dari tahun 2000 sampai 2016, manufaktur secara rerata tumbuh sekitar 5%, sementar di awal tahun 1990an sampai 1997 dan selama tahun
1980an, sektor ini dapat bertumbuh sekitar 11% per tahun.
• Hal yang sama juga terjadi pada ekpornya. Tingkat pertumbuhan tinggi ekspor manufaktur yang dicapai pada tahun 1980an adalah sekitar 32%,
sedangkan dari tahun 2000-2016 secara rata-rata ekspor manufaktur bertumbuh di angka yang jauh lebih rendah yaitu 6% per tahun, bahan di
tahun 2016 sendiri pertumbuhannya 2.5%.
• Penurunan manufaktur juga diiringi oleh pergeseran aktivitas ekonomi dari sektor manufaktur ke sektor jasa. Transformasi struktural ekonomi
yang digambarkan oleh perpindahan dari sektor pertanian ke manufaktur dan selanjutnya ke jasa ternyata tidak terjadi sesuai ekspektasi.
Indonesia bergeser dari sektor manufaktur ke sektor jasa yang bernilai tambah rendah seperi sektor perdagangan dan jasa masyarakat
Sumber: BPS, CEIC, Diolah 12
SEMENTARA ITU, HARGA KOMODITAS MASIH RENDAH

Indeks Harga Komoditas dan Dampaknya pda Dampak Ledakan Komoditas pada Penerimaan Pemerintah
Neraca Berjalan (Kuartalan, 2010-2017) (1992-2015)
220 700000 250
9,000
170 600000
200 Income Tax (IDR bn,
4,000 500000 LHS)
120
400000 150
-1,000 VAT (IDR bn, LHS)
70
300000 100
-6,000 20
200000 Land and Building
-11,000 -30 50 Tax (IDR bn, LHS)
100000
Commodity Price Index (RHS)
0 0
Current Account (USD mn, LHS)
Trade Balance (USD mn, LHS)

• Tantangan yang lebih besar datang ke Indonesia ketika ledakan komoditas usai sementara sektor manufaktur mengalami penurunan dan
masi belum sepenuhnya mampu untuk menggantikan peran komoditas bagi perekonomian Indonesia. Meskipun harga komoditas mulai
meningkat namun masih jauh lebih rendah dibandingkan harga di tahun 2013-2014.
• Dampak rendahnya harga komoditas pada perekonomian Indonesia terlihat pada neraca perdagangan (dan oleh karenanya pada neraca
berjalan) serta pada penerimaan pemerintah yang utamanya pada pendapatan bukan pajak dari sumber daya alam
• Indonesia perlu kembali mengembangkan sektor manufaktur untuk menghadapi penurunan ekonomi dan untuk memiliki sumber
pertumbuhan yang lebih stabil.

Sumber: CEIC, Index Mundi 13


SKILL YANG DIBUTUHKAN DALAM MENGHADAPI R.I 4.0
terdapat beberapa keahlian yang dibutuhkan agar dapat sukses menghadapi dinamika dunia kerja yang terus berubah. Terdapat
4 keahlian utama yang dibutuhkan seperti berikut :

• Media Literacy
• Creativity and Curiosity
• Visual Literacy
• Creativity and Curiosity
• Multicultural Literacy
• Problem Solving Skill
• Global Awareness
Information, • Risk Taking
Media and • Technological Literacy Learning and
Technology Skills Innovation Skills

• Leadership and Responsibility • Team Work and Collaboration


• Ethical and Moral Values Skill
• Productivity and Accountability • Personal and Social
• Flexibilty and Adaptability Responsibility
Effective
Life and Career • Social and Cross Cultural Communication • Interactive Communication
Skills Skills
• Initiative and Self Direction • National and Global Orientation
14
TEKNOLOGI YANG BERPENGARUH PADA PERKEMBANGAN R.I 4.0
Menurut World Economic Forum terdapat tiga perkembangan teknologi yang paling berpengaruh terhadap R.I 4.0 yakni; (i) perkembangan penggunaan komputer dan big
data, (ii) perkembangan teknologi internet dan cloud technology, dan (iii) perkembangan energi baru dan terbarukan.

12% Crowdsourcing, 26% Advanced in Kemampuan pekerja untuk dapat menguasai perkembangan
the sharing economy computing power teknologi dengan cepat, terutama penggunaan perangkat
and peer to peer and Bigdata komputer, internet, cloud teknology, pengolahan data dan
platforms informasi, dapat mengurangi resiko kehilangan pekerjaan
akibat otomatisasi industri 4.0.
9% Advanced 22% New
robotics and energy
autonomous supplies and
transport technologies

Teknologi Solusi:
yang Berpengaruh
7% Artificial 32% the 1. Memberikan pelatihan dasar yang sesuai dengan perkembangan
intelligence internet of perubahan teknologi dan skill yang dibutuhkan dimasing-masing sektor.
and machine Thing and 2. Memberikan pelatihan yang dapat mempercepat penguasaan
learning Cloud
Technology perkembangan teknologi seperti penggunaan 3D printing, pemahaman
terhadap penggunaan perangkat teknologi yang terintegrasi Internet.
3. Memberikan pelatihan kewirausahaan dan akses terhadap permodalan
6% Advanced 6% Advanced
Manufacturing material,
yang dapat digunakan dalam membuka usaha yang sesuai dengan
and 3D printing biotecnology and perkembangan industri 4.0 (pengolahan big data, reseller, dan produksi
genomics barang kreatif lainnya)

Sumber: World Economic Forum, 2016 15


POTENSI E-COMMERCE
Proporsi e-commerce di Indonesia masih kecil (<3 persen) namun potensi ke depan cukup
besar

Tujuan Mengakses Internet (%) Proyeksi Penjualan e-commerce


di Indonesia (USD miliar) 16.48
Media Sosial 82.05 14.42
12.34
Mendapat informasi/berita 73.5 10.37
8.59
Hiburan 45.1 7.06
5.78
Mengerjakan tugas sekolah 35.08
Mengirim/menerima email 27.8
Pembelian/penjualan barang/jasa 11.33
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Fasilitas finansial 8.38
Lainnya 3.89
Penjualan E-commerce
Menurut Kategori (%)
Proporsi e-commerce terhadap Toys,
13.8 Total Penjualan Ritel, 2016 (%) Hobby,
19.8
9.2
7.2 Fashion,
4.1 35.3
1.6 Furniture
1.2 1 0.8 0.5 &
Appliances
, 17.1

Food & Electronics &


Sumber: BPS, Euromonitor, Internet live stats, Similarweb,
Personal Media, 19
Statista, PWC, Alexa, Nomura Research care, 8.8 16
PENINGKATAN DAYA TARIK INVESTASI INDONESIA
Recently, Indonesia is including thoroughly to be Investment Grade Country
Moody’s: Change the outlook from Stable to be Fitch: Improve the rating from BBB-/Positive to R&I: Improve the rating from BBB-
Positive (Baa3/Positive) BBB/Stable /Positive to BBB/Stable

2017 2018
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Agst Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar

S&P: Improve the rank to be Investment Grade JCR: Improve the rating from BBB-/Positive to
(BBB-/Stable) BBB/Stable

Global Competitiveness Index Ease of Doing Business


2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

High rank is better

36
72
41
91
106

China India Indonesia


Indonesia Thailand Vietnam
Thailand Philippines Vietnam
Philippines Malaysia Brunei

Peringkat GCI Indonesia naik dari 41 di 2016/2017 menjadi 36 di 2017/2018. Ranking EoDB Indonesia meningkat secara signifikan dalam kurun 2 tahun
Perbaikan tersebut dapat dilihat di semua pilar daya saing, meskipun kesiapan terakhir, naik dari 106 di 2016 ke 72 di 2018 (meningkat 34 peringkat).
teknologi, individu, dan perusahaan masih rendah dimana mencerminkan penyebaran
innovasi yang belum merata. 17
lanjutan...
Selama Januari-Februari 2018, sektor industri pengolahan meningkat 5,86 %ytd dan pertambangan meningkat 39,44 %ytd. Sementara ekspor
sektor pertanian mengalami penurunan sebesar 12,48 %ytd. Sektor industri pengolahan masih menjadi pendorong terbesar bagi ekspor non
migas (share: 72,68 persen)

Industri Pengolahan Pertanian Periode Jan-Feb Pertambangan Periode Jan-Feb


(Miliar USD) (Miliar USD)
Periode Jan-Feb
(Miliar USD) 0.82 0.83 5.14 5.09
0.80 0.79
4.79 4.62
20.82
19.28 19.20 19.67 0.66 4.18
18.20 18.81 17.88 3.85
16.52 0.56
0.55 3.28 3.31
13.40 0.47 0.49
2.58

Share Jan-Feb 2018 (%) 1.72 16.13 72.68

Sumber: BPS, diolah


Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan
18
lanjutan...
Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri

Sumber: BPS

Ket: Share dihitung dari total penduduk berumur 15


Share tenaga kerja sektor industri pengolahan selama 10 tahun terakhir mengalami
tahun keatas bekerja di sektor tsb dibagi dengan peningkatan 0.6% per tahun*
total penduduk 15 tahun keatas yang bekerja
*perhitungan CAGR 19
PENTINGNYA INDUSTRI DALAM PEREKONOMIAN

Untuk Peningkatan PDB Untuk Peningkatan Untuk Menyerap Tenaga Kerja Untuk Pertumbuhan Ekonomi
Produktivitas dengan dalam Jumlah Besar Berkelanjutan
Kontribusi terhadap PDB
Mengandalkan Teknologi
Korea 29% 7.51 7.46
5.50 6.98

China 27% 5.69


5.97 5.86 6.3 6.1
5.27 5.15
6.1 6.17 6.03
5.
5.56 5.61
5.05
5.02
5.03
5.12
4.86 4.78 5.03 5.69
5.02
4.71
4.50 4.5

Jerman 23% 3.64


4.05
4.79
4.42
2.56

Indonesia 22%
17,01
Mexico 19%
Juta
Japan 19% Pertumbuhan Industri Non Migas
Pertumbuhan Ekonomi
India 16%
Penyerapan Tenaga Kerja
Italia 16% Sumber: world bank, 2016 Sumber: BPS, 2017
Sumber: BPS, 2017

Sumber: United Nations, Industrial Development Organization, 2016 • Pertumbuhan Ekonomi


• Peningkatan produktvitas ini • Industri saat ini merupakan Indonesia sangat
• Industri manufaktur masih
juga berarti peningkatan sektor keempat yang dipengaruhi dan sejalan
merupakan mesin
efisiensi penggunaan bahan menyerap tenaga kerja dengan pertumbuhan sektor
pertumbuhan ekonomi,
baku dan penambahan value banyak, yakni 17,01 juta industri (manufaktur).
dan berperan dalam
added. orang.
aktivitas ekonomi global. • Jika pertumbuhan industri
• Kontribusi industri • Peningkatan produktivitas • Peningkatan sektor industri (manufaktur) melambat maka
terhadap PDB Indonesia akan berdampak pada juga berarti peningkatan berdampak terhadap
merupakan posisi ke 4 di peningkatan pendapatan penyerapan tenaga kerja perlambatan pertumbuhan
dunia pada tahun 2015. perkapita. dalam jumlah besar. ekonomi, dan sebaliknya.
20

Anda mungkin juga menyukai