Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA Tn.N.

P DENGAN SALAH
SATU ANGGOTA KELUARGA YANG TERDIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DI
DUSUN I DESA TUNGGULO KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN
GORONTALO

Daerah Binaan (DARBIN) Desa Tunggulo Praktek Klinik Keperawatan Keluarga

Oleh:

REYNALDI DUNGGIO

NIM: 751440116072

Program Studi Diploma III Keperawatan

Mengetahui,

Clinical Teaching

(CT)

Kartin L. Buheli, S.Kp, M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Politeknik Kesehatan Kementerian kesehatan Gorontalo

2018

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 1


LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI

A. Konsep Medis
1. Definisi
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertsensi tidak hanya
beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain
seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah,
makin besar resikonya (Sylvia A. price).
Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh
darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan(Lanny S dkk
2004).

2. Etiologi
 Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan :
1) Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui
penyebabnya. Faktor yang mempengaruhi yaitu : genetik, lingkungan.
2) Hipertensi sekunder
Penyebab yaitu : penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing
dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
 Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas :
1) Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg
dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
2) Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160
mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
 Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan-perubahan pada :
- Elastisitas dinding aorta menurun
- Katub jantung menebal dan menjadi kaku
- Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
- Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
- Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 2


3. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras
saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui
system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol
dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh
darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,
menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan
keadaan hipertensi untuk pertimbangan gerontology.
Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer
bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.
Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung ( volume sekuncup ),
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer
(Brunner & Suddarth, 2002 )

4. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
a) Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.
Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan
arteri tidak terukur.
b) Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala
terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 3


Manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu : Mengeluh
sakit kepala, pusing Lemas, kelelahan, Sesak nafas, Gelisah, Mual Muntah,
Epistaksis, Kesadaran menurun.

5. Komplikasi
Efek pada organ :
a. Otak
- Pemekaran pembuluh darah
- Perdarahan
- Kematian sel otak : stroke
b. Ginjal
- Malam banyak kencing
- Kerusakan sel ginjal
- Gagal ginjal
c. Jantung
- Membesar
- Sesak nafas (dyspnoe)
- Cepat lelah
- Gagal jantung

6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang sebagai berikut :
1) Pemeriksaan Laboratorium
- Hb/Ht : Untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti:
hipokoagulabilitas, anemia.
- BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
- Glucosa : hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi ) dapat diakibatkan
oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
- Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal dan
ada DM.
2) CT Scan : mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
3) EKG : dapat menunjukan pola regangan, dimana luas peninggian gelombang P
adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
4) IUP : mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal, perbaikan
ginjal
5) Photo dada : menunjukan destruksi klasifikasi pada area katup, pembesaran
jantung.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 4


7. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas
akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Prinsip pengelolaan penyakit
hipertensi meliputi :
1. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan
sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat
ini meliputi :
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
- Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
- Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
- Penurunan berat badan
- Penurunan asupan etanol
- Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan
untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat
prinsip yaitu: Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari,
jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain.
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik
atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan
Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x
perminggu.
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
- Tehnik Biofeedback
- Tehnik relaksasi
- Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )

2. Terapi dengan obat


Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah
saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar
penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu
dilakukan seumur hidup penderita, pengobatannya meliputi :
 Step 1 Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE
inhibitor
 Step 2 Alternatif yang bisa diberikan : Dosis obat pertama dinaikkan
diganti jenis lain dari obat pilihan pertama ditambah obat ke 2 jenis lain,
dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker,
clonidin, reserphin, vasodilator.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 5


 Step 3 Alternatif yang bisa ditempuh Obat ke-2 diganti Ditambah obat ke-
3 jenis lain
 Step 4 Alternatif pemberian obatnya Ditambah obat ke-3 dan ke-4 Re-
evaluasi dan konsultasi Follow Up untuk mempertahankan terapi Untuk
mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan
komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat,
dokter ) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 6


B. Konsep Keperawatan
1. Tinjauan umum keluarga
a. Definisi keluarga
Keluarga (Dep Kes R.I 1988) adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan bebarapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Komang Ayu
Henny Achjar, 2010:2)
b. Tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, termasuk
bagaimana persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit,
pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan persepsi keluarga
terhadap masalah yang dialami keluarga.
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh mana
keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, bagaimana
masalah dirasakan oleh keluarga, keluarga menyerah atau tidak terhadap
masalah yang dihadapi, adakah rasa takut terhadap akibat atau adakah
sikap negatifdari keluarga terhadap masalah kesehatan, bagaimana sistem
pengambilan keputusan yang dilakukan keluarga terhadap anggota
keluarga yang sakit.
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit seperti
bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat dan
perkembangan perawatan yang diperlukan, sumber-sumber yang ada
dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap yang sakit.
4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan seperti pentingnya
hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang
dilakukan keluarga, upaya pemeliharaan lingkungan yang dilakukan
keluarga, kekompakan anggota keluarga dalam menata lingkungan dalam
dan luar rumah yang berdampak terhadap kesehatan keluarga.
5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
seperti kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas
pelayanan kesehatan, keberadaan fasillitas kesehatan yang ada,
keuntungan keluarga terhadap penggunaan fasilitas kesehatan, apakah
pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah pengalaman yang
kurang baik yang dipersepsikan keluarga.(Komang Ayu Henny Achjar,
2010:9).
c. Tipe Keluarga
1) Tipe keluarga menurut Allender & Spradley (2001)
- Keluarga inti atau Nuklear family adalah keluarga yang terdiri dari
suami, istri dan anak kandung atau anak angkat.
- Keluarga besar (Extended family) adalah keluarga inti bertambah
dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya
kakek, nenek, paman dan bibi.
- Keluarga Dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa
anak.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 7


- Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
dengan anak kandung atau anak angkat, yang disebabakan karena
perceraian atau kematian.
- Single adult yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang dewasa
saja.
- Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri
yang berusia lanjut.(Komang Ayu Henny Achjar, 2010: 4)
Fungsi keluarga
d. Fungsi keluarga menurut Friedman (1998); Setiawati & Dermawan (2005)
yaitu:
1) Fungsi Afektif; fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan pemeliharaan
kepribadian dari anggota keluarga.
2) Fungsi sosialisasi; tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada
anak, membentuk nilai dan norman yang diyakini anak, member batasan
perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-nilai
budaya keluarga.
3) Fumgsi perawatan kesehatan; fungsi keluarga dalam melindungi
keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin
pemenuhan kebutuhan secara fisik, mental dan spiritual, dengan cara
memelihara dan merawat anggota keluarga serta mengenali kondisi sakit
tiap anggota keluarga.
4) Fungsi ekonomi; untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang,
pangan, papan dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber dana
keluarga.
5) Fungsi biologis; meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan
anak untuk kelanjutan generasi selanjutnya.
6) Fungsi psikologis; keluarga memberikan kasih saying dan rasa aman,
memberikan perhatian pada anggota keluarga, membina pendewasaan
kepribadian anggota keluarga dan memberikan identitas keluarga.
7) Fungsi pendidikan; memberikan pengetahuan, keterampilan, membentuk
perilaku anak, mempersiapkan anak untuk untuk kehidupan dewasa,
mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.(Komang Ayu
HennyAchjar, 2010:5-7).
e. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga Menurut Duvall & Miller (1985);
Carter & Mr.Goldrick (1988), mempunyai tugas perkemabangan yang berbeda
seperti:
1) Tahap 1, keluarga pemula atau pasangan baru; membina hubungan yang
harmonis dan kepuasan bersama dengan membangun perkawinan.
2) Tahap II, keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur
30 bulan); membentuk keluarga muda sabagai sebuah unit,
mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memperluas
persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 8


tua kakek dan nenek dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga
besar masing-masing pasangan.(Komang Ayu Henny Achjar, 2010: 6)
3) Tahap III, keluarga dengan anak usia prasekolah (anak tertua berumur 2-6
tahun); memenuhi kebutuhan anggota keluarga, mengsosialisasi anak dll.
4) Tahap IV, keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13
tahun); mengsosialisasikan anak termasuk meningkatkan prsetasi sekolah
dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya dll.
5) Tahap V, keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20 tahun);
menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan mandiri dll.
6) Tahap VI, keluarga melepas anak usia dewasa muda ; memperluas siklus
keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapat melalui
perkawinan anak-anak dll.
7) Tahap VII, orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan, pensiun);
menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan, memprtahakan
hubungan yang memuaskan dan penuh arti para orang tua dan lansia dll.
8) Tahap VIII, keluarga dalam masa pensiun dan lansia; mempertahankan
pengaturan hidup yang memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan
yang menurun dll.(Komang Ayu Henny Achjar, 2010:7-8).

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 9


2. Diagnosa Keperawatan

NO DIAGNOSA NOC NIC


KEPERAWATAN ( TUJUAN ) (INTERVENSI)
1. Gangguan rasa nyaman NOC : NIC :
- Pain level Pain management
berhubungan dengan
- Pain control - Lakukan pengkajian
peningkatan tekanan - Comfort level nyeri secara
Kriteria hasil : komprehenssif.
vaskuler serebral dan
- Mampu mengontrol - Kaji tanda-tanda vital
ketidakmampuan nyeri (tahu penyebab - Observasi reaksi
nyeri, mampu nonverbal dari
keluarga untuk
menggunakan tehnik ketidaknyamanan
merawat. nonfarmakologi untuk - Gunakan teknik
mengurangi nyeri, komunikasi terapeutik
mencari bantuan ) untuk mengetahui
- Melaporkan bahwa nyeri pengalaman nyeri
berkurang dengan pasien
menggunakan - Berikan penjelasan
manajemen nyeri pada keluarga tentang
- TTV dalam batas normal cara mengurangi nyeri
- Menyatakan rasa dengan tekhnik
nyaman setelah nyeri relaksasi nafas dalam
berkurang - Anjurkan untuk
mengontrol jadwal
tidur
- Berikan penyuluha
kesehatan tentang
penyakit tekanan darah
tinggi
- Lakukan pjatan pada
telapak kaki masing-
masing 10 menit.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 10


NO DIAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN ( TUJUAN ) (INTERVENSI)
2. Ansietas berhubungan NOC : NIC :
- Risk Kontrol Environment
dengan ketidaktahuan
Manajemen :
keluarga dalam Kriteria Hasil : Manajemen Lingkungan
Setelah dilakukan - Gunakan pendekatan
mengenal masalah
kunjungan rumah yang menenangkan
kesehatan keluarga selama 3x diharapkan - Bantu pasien mengenal
Ansietas berkurang situasi yang
dengan kriteria hasil : menimbulkan
- Klien mampu kecemasan.
mengidentifikasi dan - Dorong pasien untuk
mengungkapkan mengungkapkan
gejala cemas perasaan ketakutan
- Mengidentifikasi, - Instruksikan pasien
mengungkapkan dan menggunakan tehnik
menunjukan tehnik relaksasi
untuk mengontrol
cemas
- Vital sign dalam batas
normal.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 11


DAFTAR PUSTAKA

Nurarif, Amin Huda. Kusuma, Hardhi, (2015), Aplikasi Asuhan Keperawatan NANDA NIC-
NOC, Jogjakarta, Medi Action Publishing.

Price, Sylvoa Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 2006. Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit, Ed.6, volume 1&2,EGC, Jakarta

Lanny Sustrani dkk. 2004. Hipertensi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Brunner, Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta: EGC

Nurarif, Amin Huda. Kusuma, Hardhi, (2013), Aplikasi Asuhan Keperawatan NANDA NIC-
NOC, Jogjakarta, Medi Action Publishing.

Wilkinson, Judith M.2011.Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA, Intervensi


NIC, Kriteria Hasil NOC. Ed.9. EGC, Jakarta ( Hal: 790, 793).

Achjar, Komang Ayu Henny.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga (Bagi
Mahasiswa Keperawatan & Praktisi Perawat Perkesmas). CV Sagung Seto, Jakarta (Hal: 2,
4-9).

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 12


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn.N.P DENGAN SALAH SATU
ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI PENYAKIT HIPERTENSI
DI DUSUN I DESA TUNGGULO KEC LIMBOTO BARAT KAB. GORONTALO

I. IDENTITAS UMUM
A. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn.N.P
Umur : 46 tahun
Agama : Islam
Suku : Gorontalo
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Alamat : Dusun I Desa Tunggulo Kec. Limboto Barat Kab. Gorontalo

B. Komposisi Keluarga
No Nama L/P Umur Hub. Keluarga Pekerjaan Pendidikan

1 Ny.Y.P P 46 tahun Istri IRT SMK

2 Tn. A P L 22 tahun Anak PETANI SMA

3 An. R.P P 10 tahun Anak PELAJAR SD

C. Genogram

Keterangan :

= Laki-laki = Klien

= Perempuan = Tinggal serumah

X = Meninggal = Saudara kembar

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 13


Tn. N.P menikah dengan Ny. Y.P kemudian memiliki 3 anak, satu anak
laki-laki dan dua anak perempuan. Yang tinggal serumah dengan T.n N.P adalah
istrinya, anak sulung dan anak bungsu, karena anak kedua sudah menikah dan
tinggal di rumah sendiri.

D. Tipe keluarga
Keluarga T.n N.P merupakan tipe keluarga inti ( NUCLEAR FAMILY) yang
terdiri dari Tn.N.P, dan istri beserta anak-anaknya.

E. Suku Bangsa
Keluarga Tn. N.P merupakan penduduk asli Gorontalo, kebudayaan yang
dianut tidak bertentangan dengan masalah kesehatan. Bahasa yang digunakan
sehari-hari adalah bahasa Indonesia dan bahasa gorontalo.

F. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan


Seluruh anggota keluarga Tn.A.M beragama islam, jika ada keluarga yang sakit
mereka akan senantiasa berdoa untuk kesembuhan pada Allah SWT.

G. Status sosial ekonomi keluarga


Anggota keluarga yang mencari nafkah adalah Tn.N.P Penghasilan Tn.N.P
dalam sebulan tidak menetap atau < 600.000.00 Kebutuhan tiap bulan yang
diberikan Tn.N.P kepada istrinya dibagi rata dengan jumlah yang diberikan tidak
menetap.

H. Aktivitas Rekreasi Keluarga :


Tn.N.P mengatakan tidak memiliki kebiasaan rekreasi dalam keluarganya,
namun klien sering menggunakan waktu senggangnya untuk pergi ke kebun.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 14


II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
A. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua)
Tahap perkembangan keluarga Tn.N.P saat ini merupakan keluarga dengan
anak dewasa tahap (VI) yaitu dengan umur anak tertua 22 tahun

B. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya :


Tn. N.P mengatakan istrinya dan anak-anaknya dalam keadaan sehat dan
dalam keadaan baik-baik saja. Dan juga terkadang memeriksakan kesehatannya ke
fasyankes terdekat untuk mengontrol kesehatannya.

C. Riwayat kesehatan keluarga inti


1. Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
Tn.N.P mengatakan ia menderita tekanan darah tinggi sekitar 3 minggu
yang lalu pada saat ia memeriksakan kesehatannya di puskesmas.saat dikaji
klien mengatakan merasa nyeri pada bagian kepala, nyeri dirasakan hilang
timbul, skala nyeri 5 (0-10) dan tengkuk terasa kaku. Dan klien merasa takut
dengan kondisinya sekarang, karena klien baru pertama kali mengalami
peningkatan tekanan darah tinggi.

2. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya.


T.n N.P mengatakan pernah dirawat dirumah sakit dengan keluhan BAB
yang berlebihan pada tahun 2017

III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN


A. Karakteristik Rumah
Jenis rumah permanen dengan luas bangunan 12x6 meter dengan luas
pekarangan 4 meter, status kepemilikan rumah pribadi, kondisi ventilasi rumah
memenuhi syarat yaitu 10% dari luas rumah, kondisi penerangan rumah baik
menggunakan tenaga listrik, kondisi lantai cor, kebersihan rumah secara
keseluruhan cukup bersih. Terdapat 3 kamar, ruang tamu, dan dapur. Pengelolaan
sampah dikumpulkan disuatu tempat kemudian dibakar. Sumber air berasal dari
DAB dan memiliki WC pribadi dengan tipe leher angsa, pembuangan limbah
keluarga mengarah kelubang penampungan bagian belakang rumah.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 15


B. Karakteristik tetangga dan komunitsa RW
Tentangga Tn.N.P dan Ny.Y.P merupakan penduduk asli gorontalo dan
memiliki komunikasi yang baik dan terbuka dengan tetangganya, hubungan antara
tetangga baik.

C. Sistem pendukung keluarga


Jumlah anggota keluarga dalam satu KK 4 orang yaitu Suami,Istri dan dua
anak, sedangkam Tn.Y.P mengatakan bila ada keluarga yang sakit selalu
memeriksa kesehatannya di puskesmas Limboto Barat.

IV. STRUKTUR KELUARGA


A. Struktur komunikasi keluarga
Anggota keluarga berkomunikasi langsung dengan bahasa gorontalo, dan
mendapat informasi kesehatan dari petugas kesehatan dan informasi lainnya dari
tv dan radio.

B. Struktur kekuatan keluarga


Dalam pengambilan keputusan ketika ada masalah yaitu di bicarakan bersama-
sama.

C. Struktur peran (peran masing-masing anggota keluarga)


1) Tn.N.P sebagai kepala keluarga dan juga pemberi nafkah
2) Ny.Y.P sebagai istri dari Tn.N.P
3) Tn.A.P sebagai anak sulung
4) An.R.P sebagai anak bungsu

D. Nilai dan norma keluarga


Keluarga mempunyai adat sopan santun terhadap orang lain. Norma agama di
junjung tinggi.

V. FUNGSI KELUARGA
A. Fungsi afektif
Hubungan antara keluarga baik, saling mendukung, bila ada sakit langsung
dibawah ke fasyankes terdekat.

B. Fungsi sosialisasi
Setiap hari keluarga selalu berkumpul dirumah, hubungan dalam keluarga baik
dan selalu menaati norma yang ada. Anggota keluarga yang dominan mengambil
keputusan yaitu Ny.Y.P akan tetapi di diskusikan beserta anggota keluarga
lainnya.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 16


C. Fungsi perawatan kesehatan
Tn.N.P menderita kolestrol dan hipertensi namun penyakit ini baru diketahui
satu bulan yang lalu.

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA


A. Stressor yang dihadapi keluarga
- Stresor jangka pendek
Saat ini Tn.N.P sesdikit cemas dan khawatir akan penyakitnya.
- Stresor jangka panjang.
Keluarga dan Tn.N.P berharap bisa lebih sehat dari sebelum-sebelumnya dan
tidak terjadi hipertensi berulang.

B. Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor


Keluarga selalu sabar dan mencari solusi secara bersama-sama, dan tidak lupa
untuk memeriksakan kesehatannya di fasyankes terdekat.

C. Strategi koping
Bila terdapat masalah keluarga Tn.N.P akan memecahkannya bersama, begitu
pula dengan pengembalian keputusan secara bersama-sama.

D. Strategi adaptasi disfungsional


Klien mengatakan jika ada keluarga yang sakit diusahakan segera di bawa ke
fasyankes terdekat.

VII. HARAPAN KELUARGA


Harapan keluarga Tn.N.P agar tekanan darahnya tidak tinggi lagi, tidak tambah parah
dan bisa mengontrol tekanan darahnya.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 17


KLASIFIKASI DATA

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


- Klien mengatakan merasa nyeri pada - Ttv :
bagian kepala TD : 150/100mmHg
- Nyeri dirasakan hilang timbul N : 84x/m
- Tengkuk terasa kaku RR : 21x/m
- Skala nyeri 5 (0-10) SB : 37’C
- Klien merasa takut dengan kondisinya - Kolestrol : 239mg/dl
sekarang
- Klien mengatakan baru pertama kali
mengalami peningkatan tekanan
darah tinggi.

ANALISA MASALAH

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1. DS : ketidakmampuan Gangguan rasa
- Klien mengatakan merasa keluarga merawat nyaman
nyeri pada bagian kepala anggota keluarga berhubungan dengan
- Nyeri dirasakan hilang yang sakit peningkatan tekanan
timbul vaskuler serebral
- Tengkuk terasa kaku
- Skala nyeri 5 (0-10)

DO :
- TTV :
TD : 150/100mmHg
N : 84x/m
RR : 21x/m
SB : 37’C
- Chol : 239mg/dl

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


2. DS : ketidakmampuan Ansietas
- Klien merasa takut dengan keluarga dalam
kondisinya sekarang mengenal masalah
- Klien mengatakan baru keluarga
pertama kali mengalami
peningkatan tekanan darah
tinggi

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 18


DO :
- TTV :
TD : 150/100 mmHg
N : 84 x/m
R : 21 xm
SB : 37 OC
- Chol : 239mg/dl

SKALA PRIORITAS MASALAH


1) Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
serebral dan ketidakmampuan keluarga untuk merawat.
NO KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN
1 Sifat masalah: 1 3/3 x 1 = 1 Klien mengatakan merasa
Aktual (Tidak/Kurang nyeri pada bagian kepala
Sehat) : 3 dan tengkuk terasa kaku.

2 Kemungkinan masalah 2 2/2 x 2 = 2 Klien sering datang ke


dapat diubah puskesmas jika sakit dan
Mudah : 2 rutin minum obat

3 Potensial masalah untuk 1 2/3 x 1 = 2/3 Pada saat klien merasa


dicegah: sakit klien segera minum
Tinggi : 2 obat.

4 Menonjolnya masalah: 1 2/2 x 1 = 1 Keluarga mengatakan


Ada masalah tetapi tidak pada saat klien merasa
perlu segera ditangani : 1 sakit, keluarga lamgsung
membawa ke puskesmas
Skore 4 2/3

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 19


2) Ansietas
NO KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN
1 Sifat masalah: 1 2/3 x 1 = 2/3 Klien mengatakan belum
Ancaman kesehatan : 2 terlalu mengetahui
tentang penyakit
Hipertensi.

2 Kemungkinan masalah 2 2/2 x 2 = 2 Klien mengatakan


dapat diubah : masalah tersebut dapat
Mudah : 1 diubah setelah
mengetahui apa itu
hipertensi

3 Potensial masalah untuk 1 1/3 x 1 = 2/3 Klien mengatakan hanya


dicegah: berdiam diri dan tidak
Cukup : 2 melakukan apa-apa ketika
cemas.

4 Menonjolnya masalah: 1 1/2 x 1 = 1/2 Klien mengatakan hanya


masalah berat harus berdiam diri dan tidak
segera ditangani : 2 mencari solusi ketika
cemas.

Skore 3 1/2

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 20


PRIORITAS MASALAH
1) Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
serebral dan ketidakmampuan keluarga untuk merawat.
2) Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga dalam mengenal masalah
kesehatan keluarga

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 21


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
NO DIAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN ( TUJUAN ) (INTERVENSI)
1. Gangguan rasa NOC : NIC :
- Pain level Pain management
nyaman berhubungan
- Pain control - Lakukan pengkajian
dengan peningkatan - Comfort level nyeri secara
Kriteria hasil : komprehenssif.
tekanan vaskuler
- Mampu mengontrol nyeri - Kaji tanda-tanda vital
serebral dan (tahu penyebab nyeri, - Berikan penjelasan
mampu menggunakan pada keluarga tentang
ketidakmampuan
tehnik nonfarmakologi cara mengurangi nyeri
keluarga untuk untuk mengurangi nyeri, dengan tekhnik
mencari bantuan ) relaksasi nafas dalam
merawat.
- Melaporkan bahwa nyeri - Berikan penjelasan
berkurang dengan pada keluarga tentang
menggunakan manajemen diet yang sesuai
nyeri dengan penderita
- TTV dalam batas normal hipertensi yaitu diet
- Menyatakan rasa nyaman rendah garam, rendah
setelah nyeri berkurang lemak dan kolestrol.
- Anjurkan untuk
mengontrol jadwal
tidur
- Berikan penyuluhan
kesehatan tentang
penyakit tekanan darah
tinggi
- Lakukan pjatan pada
telapak kaki masing-
masing 10 menit.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 22


2. Ansietas berhubungan NOC : NIC :
- Risk Kontrol Environment
dengan ketidaktahuan
Manajemen :
keluarga dalam Kriteria Hasil : Manajemen Lingkungan
Setelah dilakukan - Gunakan pendekatan
mengenal masalah
kunjungan rumah yang menenangkan
kesehatan keluarga selama 3x diharapkan - Bantu pasien mengenal
Ansietas berkurang situasi yang
dengan kriteria hasil : menimbulkan
- Klien mampu kecemasan.
mengidentifikasi dan - Dorong pasien untuk
mengungkapkan mengungkapkan
gejala cemas perasaan ketakutan
- Mengidentifikasi, - Instruksikan pasien
mengungkapkan dan menggunakan tehnik
menunjukan tehnik relaksasi
untuk mengontrol
cemas
- Vital sign dalam
batas normal.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 23


IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
KUNJUNGAN I
HARI/ DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
TANGGAL KEPERAWATAN
Minggu (Kunjungan pertama) 1) Mengkaji nyeri secara S:
19/11/2018 komprehensif dengan - Klien mengatakan
hasil klien mengatakan mengerti dengan
terkadang masih apa yang telah di
merasakan nyeri. ajarkan
2) Mengkaji tanda-tanda - Klien merasa lebih
vital dengan hasil nyaman setelah
140/100mmHg dilakukan
3) Memberikan penjelasan pemijatan tersebut.
pada keluaraga tentang
cara O:
mengurangi/mencegah - Klien tampak lebih
terjadinya nyeri d/h klien nyaman.
mampu melakukan - TD: 120/80 mmHg
tehnik distraksi N : 81 x/m
4) Memberikan penjelasan RR: 23x/m
pada keluarga untuk SB: 36
mengontrol waktu tidur
d/h klien mengerti dan A:
mau melakukan hal - Masalah gangguan
tersebut rasa nyaman
5) Melakukan pijatan pada teratasi
telapak kaki masing-
masing 10 menit d/h TD P : Pertahankan
klien menjadi 120/80 intervensi
mmHg - Kaji nyeri secara
komphrensif
- Kaji tanda-tanda
vital

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 24


- Mengajarkan
tentang cara
mengurangi
mencegah
terjadinya nyeri
- Lakukan pijatan
pada telapak kaki
masing-masing 10
menit.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 25


KUNJUNGAN KE II
HARI/ DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
TANGGAL KEPERAWATAN
Senin, Gangguan rasa 1. Mengkaji nyeri secara S :
20/11/2018 nyaman b/d komprensif dengan - Klien mengatakan
ketidakmampuan hasil klien mengatakan nyeri kepala
keluarga merawat sudah tidak merasakan sudah berkurang
anggota keluarga nyeri. - Klien mengatakan
yang sakit 2. Mengukur tanda-tanda merasa lebih
vital pada Ny.R.L nyaman setelah
dengan hasil : dilakukan pijatan
TD:120/70 mmhg,
SB: 360C, O:
N : 80x/m, R : 22x/m . - Kondisi Tn.N.P
3. Melakukan pijatan baik
pada kedua telapak - TD :
kaki masing-masing 10 120/70mmHg
menit dengan hasil N :80x/m
tekanan darah klien RR: 22x/m
menurun setelah SB : 360C
dilakukan pijatan

A : Masalah gangguan
rasa nyaman belum
teratasi

P : Pertahankan
Intervensi
- Kaji nyeri klien
- Kaji ttv klien
- Melakukan pada

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 26


telapak kaki
masing-masing
kaki 10 menit

KUNJUNGAN KE III
HARI/ DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
TANGGAL KEPERAWATAN
Selasa, Gangguan rasa 1. Mengkaji nyeri secara S :
20/11/2018 nyaman b/d komphrensif dengan hasil - Klien
ketidakmampuan klien mengatakan sudah mengatakan
keluarga merawat tidak merasakan nyeri sudah tidak
anggota keluarga yang 2. mengkaji tanda-tanda merasakan
sakit vital dengan hasil nyeri kepala
TD : 120/60 mmHg O:
N : 80x/m - Kondisi Tn. N.P
RR : 22x/m baik
SB : 360C TD : 120/60 mmHg
N : 80x/m
RR : 22x/m
SB : 360C

A:
Masalah gangguan
rasa nyaman sudah
teratasi

P:
Pertahankan intervensi

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 27


LAMPIRAN DOKUMENTASI

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 28

Anda mungkin juga menyukai