P DENGAN SALAH
SATU ANGGOTA KELUARGA YANG TERDIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DI
DUSUN I DESA TUNGGULO KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN
GORONTALO
Oleh:
REYNALDI DUNGGIO
NIM: 751440116072
Mengetahui,
Clinical Teaching
(CT)
2018
HIPERTENSI
A. Konsep Medis
1. Definisi
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertsensi tidak hanya
beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain
seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah,
makin besar resikonya (Sylvia A. price).
Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh
darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan(Lanny S dkk
2004).
2. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan :
1) Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui
penyebabnya. Faktor yang mempengaruhi yaitu : genetik, lingkungan.
2) Hipertensi sekunder
Penyebab yaitu : penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing
dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas :
1) Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg
dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
2) Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160
mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan-perubahan pada :
- Elastisitas dinding aorta menurun
- Katub jantung menebal dan menjadi kaku
- Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
- Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
- Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
4. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
a) Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.
Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan
arteri tidak terukur.
b) Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala
terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
5. Komplikasi
Efek pada organ :
a. Otak
- Pemekaran pembuluh darah
- Perdarahan
- Kematian sel otak : stroke
b. Ginjal
- Malam banyak kencing
- Kerusakan sel ginjal
- Gagal ginjal
c. Jantung
- Membesar
- Sesak nafas (dyspnoe)
- Cepat lelah
- Gagal jantung
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang sebagai berikut :
1) Pemeriksaan Laboratorium
- Hb/Ht : Untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti:
hipokoagulabilitas, anemia.
- BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
- Glucosa : hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi ) dapat diakibatkan
oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
- Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal dan
ada DM.
2) CT Scan : mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
3) EKG : dapat menunjukan pola regangan, dimana luas peninggian gelombang P
adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
4) IUP : mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal, perbaikan
ginjal
5) Photo dada : menunjukan destruksi klasifikasi pada area katup, pembesaran
jantung.
Nurarif, Amin Huda. Kusuma, Hardhi, (2015), Aplikasi Asuhan Keperawatan NANDA NIC-
NOC, Jogjakarta, Medi Action Publishing.
Price, Sylvoa Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 2006. Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit, Ed.6, volume 1&2,EGC, Jakarta
Nurarif, Amin Huda. Kusuma, Hardhi, (2013), Aplikasi Asuhan Keperawatan NANDA NIC-
NOC, Jogjakarta, Medi Action Publishing.
Achjar, Komang Ayu Henny.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga (Bagi
Mahasiswa Keperawatan & Praktisi Perawat Perkesmas). CV Sagung Seto, Jakarta (Hal: 2,
4-9).
I. IDENTITAS UMUM
A. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn.N.P
Umur : 46 tahun
Agama : Islam
Suku : Gorontalo
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Alamat : Dusun I Desa Tunggulo Kec. Limboto Barat Kab. Gorontalo
B. Komposisi Keluarga
No Nama L/P Umur Hub. Keluarga Pekerjaan Pendidikan
C. Genogram
Keterangan :
= Laki-laki = Klien
D. Tipe keluarga
Keluarga T.n N.P merupakan tipe keluarga inti ( NUCLEAR FAMILY) yang
terdiri dari Tn.N.P, dan istri beserta anak-anaknya.
E. Suku Bangsa
Keluarga Tn. N.P merupakan penduduk asli Gorontalo, kebudayaan yang
dianut tidak bertentangan dengan masalah kesehatan. Bahasa yang digunakan
sehari-hari adalah bahasa Indonesia dan bahasa gorontalo.
V. FUNGSI KELUARGA
A. Fungsi afektif
Hubungan antara keluarga baik, saling mendukung, bila ada sakit langsung
dibawah ke fasyankes terdekat.
B. Fungsi sosialisasi
Setiap hari keluarga selalu berkumpul dirumah, hubungan dalam keluarga baik
dan selalu menaati norma yang ada. Anggota keluarga yang dominan mengambil
keputusan yaitu Ny.Y.P akan tetapi di diskusikan beserta anggota keluarga
lainnya.
C. Strategi koping
Bila terdapat masalah keluarga Tn.N.P akan memecahkannya bersama, begitu
pula dengan pengembalian keputusan secara bersama-sama.
ANALISA MASALAH
DO :
- TTV :
TD : 150/100mmHg
N : 84x/m
RR : 21x/m
SB : 37’C
- Chol : 239mg/dl
Skore 3 1/2
A : Masalah gangguan
rasa nyaman belum
teratasi
P : Pertahankan
Intervensi
- Kaji nyeri klien
- Kaji ttv klien
- Melakukan pada
KUNJUNGAN KE III
HARI/ DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
TANGGAL KEPERAWATAN
Selasa, Gangguan rasa 1. Mengkaji nyeri secara S :
20/11/2018 nyaman b/d komphrensif dengan hasil - Klien
ketidakmampuan klien mengatakan sudah mengatakan
keluarga merawat tidak merasakan nyeri sudah tidak
anggota keluarga yang 2. mengkaji tanda-tanda merasakan
sakit vital dengan hasil nyeri kepala
TD : 120/60 mmHg O:
N : 80x/m - Kondisi Tn. N.P
RR : 22x/m baik
SB : 360C TD : 120/60 mmHg
N : 80x/m
RR : 22x/m
SB : 360C
A:
Masalah gangguan
rasa nyaman sudah
teratasi
P:
Pertahankan intervensi