Anda di halaman 1dari 16

UNIVERSITAS INDONESIA

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

STIMULASI PERSEPSI: PERILAKU KEKERASAN


SESI 1 DAN SESI III

NAUFALIA ZULFA AD’HANIA

1406544734

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

DEPOK

JULI 2018

1
RENCANA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Terapi Kegiatan : Stimulasi Persepsi

Hari : Kamis

Tanggal : 29 November 2018

I. Latar Belakang
Kelompok adalah kumpulan individu yang berada pada seting tatap muka untuk
menyelesaikan sebuah tugas yang membutuhkan kerjasama dan kolaborasi
(Videbeck, 2012) Setiap anggota kelompok berada pada posisi untuk
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh atau dari anggota kelompok lain. Tujuan
kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta
mengubah perilaku ynag destruktif dan maladaptif..
Terapi aktitas kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui dalam
rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu.
Tujuan dilakukan terapi aktivitas kelompok adalah untuk mengajarkan klien
belajar sesuatu yang baru atau mencari jalan keluar masalah bersama-sama
(Videbeck,2012 ) Terapi aktivitas kelompok dibagi empat yaitu terapi aktivitas
kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori,
terapi aktivitas terapi aktivitas stimulasi realita, dan terapi aktivitas kelompok
sosialisasi.

Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi dilaksanakan dengan


melatih klien mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah
dialami. Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi.
Dengan proses ini, diharapkan respons klien terhadap berbagai stimulus dalam
kehidupan menjadi adaptif. (Keliat & Akemat, 2013). Klien di ruang Kresna
sebagian besar masuk dengan alasan melakukan perilaku kekerasan. Oleh karena
itu TAK Stimulasi persepsi ini dapat memberikan pengetahuan kepada klien terkait
perilaku kekerasan yang dilakukan meliputi tanda dan gejala, penyebab, akibat, dan
cara mengontrol marah salah satunya dengan ungkapan verbal.

2
II. Landasan Teori
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan
yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain
(Townsend, 2011). Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri
sendiri, orang lain, maupun lingkungan dimana hal tersebut untuk mengungkapkan
perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif (Keliat, Akemat, Daulima,
Nurhaeni, 2015). Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri
sendiri, orang lain, maupun lingkungan (Fitria, 2010).Berdasarkan beberapa
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku kekerasan erupakan salah satu
respon terhadap stressor yang dihadapi seseorang yang dapat menimbulkan
kerugian baik kepada diri sendiri, orang lain atau lingkungan.
Perilaku kekerasan dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adanya
faktor predisposisi (pendukung) dan faktor presipitasi (pencetus). Faktor
predisposisi klien perilaku kekerasan adalah faktor psikologis, sosial budaya dan
neurobiologis (Fitria, 2010). Faktor presipotasi atau pencetus terjadinya perilaku
kekerasan adalah kelemahan fisik klien, keputusasaan, ketidak berdayaan, harga
diri rendah, adanya kritikan, hinanan, kekerasan orang lain, lingkungan yang ramai
dan ribut, serta adanya konflik.
Berikut ini merupakan tanda-tanda yang dapat diobservasi pada klien dengan
perilaku kekerasan:
a. Fisik
1) Muka merah dan tegang
2) Mata melotot/ pandangan tajam
3) Tangan mengepal
4) Rahang mengatup
5) Postur tubuh kaku
6) Jalan mondar-mandir
b. Verbal
1) Bicara kasar
2) Suara tinggi, membentak atau berteriak
3) Mengancam secara verbal atau fisik
4) Mengumpat dengan kata-kata kotor

3
5) Suara keras
6) Ketus
c. Perilaku
1) Melempar atau memukul benda/orang lain
2) Menyerang orang lain
3) Melukai diri sendiri/orang lain
4) Merusak lingkungan
5) Amuk/agresif

TAK stimulasi persepsi adalah terapi yang bertujuan untuk membantu klien yang
mengalami kemunduran orientasi, menstimulasi persepsi dalam upaya memotivasi proses
berpikir dan afektif serta mengurangi perilaku maladaptif (Purwaningsih dan Karlina , 2009).
Menurut Keliat ,Akemat, Helena dan Nurhaeni (2013) TAK stimulasi persepsi adalah terapi
yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan atau
kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Dari pengertian di atas, TAK stimulasi
persepsi dapat dijadikan untuk media terapi bagi klien yang mengalami risiko perilaku
kekerasan. Pada TAK Stimulasi persepsi akan dikenalkan pada klien tentang berbagai perilaku
kekerasan yang biasa dilakukan dan beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengontrol
perilaku kekerasan. Melalui TAK stimulasi persepsi setiap klien dapat belajar dari pengalaman
yang dirasakan oleh setiap peserta sehingga mereka dapat belajar dan mengantisipasi adanya
kejadian yang sama, selain itu peserta juga dapat mengetahui ternyata banyak orang lain yang
memiliki masalah yang sama dan mencari solusinya bersama-sama.

TAK stimulasi persepsi risiko perilaku kekerasan dibagi menjadi lima sesi yaitu :

a. Sesi 1 : Mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan


b. Sesi 2 : Mencegah perilaku kekerasan secara fisik
c. Sesi 3 : Mencegah perilaku kekerasan secara sosialisasi
d. Sesi 4 : Mencegah perilaku kekerasan secara spiritual
e. Sesi 5 : Mencegah perilaku kekerasan secara obat

4
Rencana Keperawatan TAK Stimulasi Persepsi Sesi I
1. Diagnosa keperawatan kelompok
Risiko Perilaku Kekerasan
2. Tujuan umum
Klien mampu mengendalikan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
3. Tujuan khusus
 Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
 Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan
 Mengidentifikasi akitbat perilaku kekerasan
 Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan

4. Rancangan Kegiatan
 Topik : Mengenal perilaku kekerasan klien
 Metode : Dinamika kelompok dan diskusi tanya jawab
 Media : papan tulis (Flipchart), spidol, kursi, papan nama, dan meja
 Sasaran Klien
a. Kriteria :
 Klien dengan riwayat perilaku kekerasan
 Klien yang kooperatif
 Klien tidak menunjukkan gejala agresif, impulsif, mengamuk
 Klien dalam keadaan tenang
b. Proses Seleksi :
 Mahasiswa perawat melakukan pendaatan seluruh pasien di
ruangan Kresna
 Mahasiswa perawat memilih pasien yang memiliki riwayat
perilaku kekerasan
 Mahasiswa perawat melakukan kontrak dengan klien
 Mendata kembali klien yang menyetujui mengikuti TAK
 Waktu : Jumat, 29 November 2018 pukul 09.30 wib
 Tempat : Ruang makan Wisma Kresna Laki-laki RSMM Bogor
 Tahapan Kegiatan :
a. Tahap Persiapan (15 menit)

 Memilih klien yang memiliki perilaku kekerasan yang sudah

5
kooperatif
 Membuat kontrak dengan klien
 Mendata klien yang bersedia mengikuti TAK
 Mempersiapkan alat dan tempat
b. Tahap Orientasi (5 menit)
 Salam terapeutik
 Perawat memberikan salam kepada peserta
 Perawat memperkenalkan nama dan panggilan menggunakan
papan nama
 Menanyakan nama dan panggilan ke klien (pakai papan nama)
 Evaluasi/ validasi
 Perawat leader menanyakan kabar pasien hari ini
 Perawat leader menanyakan masalah yang dirasakan klien saat
ini
 Kontrak
 Perawat leader menjelaskan topik TAK pada hari ini yaitu
stimulasi persepsi perilaku kekerasan
 Perawat leader menjelaskan tujuan TAK hari ini yaitu mengenal
perilaku kekerasan yang dilakukan
 Perawat leader melakukan kontrak waktu yaitu kurang lebih 30
menit
 Perawat leader menjelaskan peraturan kegiatan :
- Setiap peserta wajib mengikuti kegiatan dari awal hingga
akhir
- Setiap peserta diijinkan berbicara setelah mengangkat tangan
dan dipersilahkan oleh perawat
- Peserta yang akan meninggalkan kegiatan harus meminta izin
kepada perawat
- Setiap peserta dilarang menganggu jalannya kegiatan
c. Tahap Kerja (20 menit)

 Perawat fasilitator membagikan papan nama kepada masing-masing


klien.
 Perawat leader mendiskusikan penyebab marah (menanyakan

6
pengalaman tiap klien dan menulis di papan tulis)
 Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar
oleh penyebab marah sebelum perilaku kekerasan terjadi :
 Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab,
(tanda dan gejala)
 Tulis di papan tulis
 Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien
(verbal, merusak lingkungan, mencederai/memukul orang lain, dan
memukul diri sendiri)
 Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah
 Tulis di papan tulis
 Mendiskusikan dampak/akibat perilaku kekerasan
 Tanyakan akibat perilaku kekerasan
 Tuliskan di papan tulis/flipchart)
 Memberikan reinforcement atau pujian pada peran serta klien
 Beri kesimpulan penyebab, tanda dan gejala; perilaku kekerasan;
dan akibat perilaku kekerasan
 Menanyakan kesediaan untuk mempelajari cara baru yang sehat
untuk menghadapi kemarahan.
Contoh Dokumentasi yang ditulis di papan tulis :
Nama Penyebab Tanda dan PK yang Akibat Komitmen
Klien Marah Gejala Marah Dilakukan PK Perubahan
Perilaku
Tn.A Diejek oleh Tegang, Berteriak- Dijauhi Mencoba
temannya berdebar. teriak, oleh tdak
Napas gemetar membantiing temannya meanggapi
dan cepat, barang di ejekan
mata melotot rumah, teman
mengamuk

d. Tahap Terminasi (5 menit)


 Evaluasi
 Subjektif

7
- Perawat Leader menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK
- Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien
yang positif
 Objektif
- Perawat leader menanyakan kembali apa yang sudah
dipelajari
- Perawat leader menanyakan tanda gejala, penyebab, akibat
perilaku kekerasan
 Rencana Tindak Lanjut
 Menganjurkan klien untuk menilai dan mengevaluasi jika terjadi
perilaku kekerasan, marah dan dirasakan klien.
 Kontrak yang akan datang
 Mengajarkan cara mengontrol marah melalui TAK sesi
selanjutnya
 Menyepakati TAK (waktu dan tempat ) selanjtnya

 Setting tempat L
O
L CL
CL K
K F
F

K
F K
O
K F
K
F

 Kriteria Evaluasi:
a. Evaluasi Struktur :
- Peralatan yang dibutuhkan tersedia dengan lengkap
- Kondisi lingkungan kondusif dan tenang
- Leader, co leader, observer dan fasilitator menjalankan tugas sesuai
dengan perannya
- Jumlah klien dan perawat yang seimbang

8
b. Evaluasi Proses
- Leader mampu memimpin dan mengkoordinir kegiatan TAK dari awal
hingga akhir
- Co leader membantu leader untuk menjalankan TAK
- Fasilitator mendampingi peserta dan membantu leader untuk
mengkoordinasikan suasana
- Observer menjalankan peran sebagai pengamat jalannya proses TAK
dan melaporkan hasil pengamatan
c. Evaluasi Hasil
- Minimal 70% peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
- 70% peserta mempu menyebutkan penyebab, tanda gejala, akibat dan
perilaku kekerasan yang dilakukan
- 70% peserta mampu menyampaikan perasaannya setelah mengikuti
TAK
 Pengorganisasian Kelompok
a. Leader : Naufalia Zulfa A
Tugas :
- Menyusun rencana terapi aktivitas kelompok
- Megarahkan kelompok sesuai tujuan
- Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok dengan tertib
- Memotivasi anggota untuk aktif selama kegiatan terapi aktivitas
kelompok
- Mengatasi masalah yang mungkin muncul saat pelaksanaan
b. Co Leader : Shinta Ully
Tugas :
- Mendampingi leader
- Mengambil alih posisi leader jika terjadi blocking
- Menulis di papan tulis/ flipchart
c. Fasilitator : Aryan Nugorho, Andini Pratiwi, Ria Samardiyah, Nurul
Jannah, Widya Rahmawati
Tugas :
- Memfasilitasi klien dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok
- Membantu kelompok berperan aktif

9
- Berperan sebagai role model bagi klien selama proses aktivitas
kelompok
- Memberikan stimulus dan motivator pada pasien untuk aktiv mengikuti
TAK
d. Observer : Diyah Hardiyanti, Putri Rini Anisa,
Tugas :
- Mendokumentasikan kemampuan yang dimiliki setiap pasien selama
TAK
- Mendokumentasikan keadaan TAK dan mencatat evaluasi proses, hasil
dan struktur

Rencana Keperawatan TAK Stimulasi Persepsi Sesi III


1. Diagnosa keperawatan kelompok
Risiko Perilaku Kekerasan
2. Tujuan umum
Klien mampu mengontrol perilaku kekerasan dengan cara sosialisasi (verbal)
3. Tujuan khusus
 Klien mampu mengungkapkan keinginan dan permintaan tanpa memaksa
 Klien dapat mengungkapkan penolakan dan rasa sakit hati tanpa kemarahan
4. Rancangan Kegiatan
 Topik : Mengontrol perilaku kekerasan dengan sosialisasi (verbal)
 Metode : Dinamika kelompok, diskusi tanya jawab, bermain peran
 Media : papan tulis (Flipchart), spidol, kursi, papan nama, dan meja
 Sasaran Klien
c. Kriteria :
 Klien dengan riwayat perilaku kekerasan

10
 Klien yang kooperatif
 Klien tidak menunjukkan gejala agresif, impulsif, mengamuk
 Klien dalam keadaan tenang
d. Proses Seleksi :
 Mahasiswa perawat melakukan pendaatan seluruh pasien di
ruangan Kresna
 Mahasiswa perawat memilih pasien yang memiliki riwayat
perilaku kekerasan
 Mahasiswa perawat melakukan kontrak dengan klien
 Mendata kembali klien yang menyetujui mengikuti TAK sesuai
dengan kontrak pada sesi I TAK
 Waktu : Jumat, 29 November 2018 pukul 10.00 wib
 Tempat : Ruang makan Wisma Kresna Laki-laki RSMM Bogor
 Tahapan Kegiatan :
e. Tahap Persiapan (15 menit)

 Memilih klien yang memiliki perilaku kekerasan yang sudah


kooperatif
 Membuat kontrak dengan klien
 Mendata klien yang bersedia mengikuti TAK
 Mengutamakan klien yang sudah pernah mengikuti sesi I TAK RPK
 Mempersiapkan alat dan tempat
f. Tahap Orientasi (5 menit)
 Salam terapeutik
 Perawat memberikan salam kepada peserta
 Perawat memperkenalkan nama dan panggilan menggunakan
papan nama
 Menanyakan nama dan panggilan ke klien (pakai papan nama)
 Evaluasi/ validasi
 Perawat leader menanyakan kabar pasien hari ini
 Perawat leader menanyakan masalah yang dirasakan klien saat
ini
 Perawat leader apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala
serta perilaku kekerasan

11
 Kontrak
 Perawat leader menjelaskan topik TAK pada hari ini yaitu
stimulasi persepsi ke III dengan tujuan untuk mencegah perilaku
kekerasan secara sosial
 Perawat leader melakukan kontrak waktu yaitu kurang lebih 30
menit
 Perawat leader menjelaskan peraturan kegiatan :
- Setiap peserta wajib mengikuti kegiatan dari awal hingga
akhir
- Setiap peserta diijinkan berbicara setelah mengangkat tangan
dan dipersilahkan oleh perawat
- Peserta yang akan meninggalkan kegiatan harus meminta izin
kepada perawat
- Setiap peserta dilarang menganggu jalannya kegiatan
g. Tahap Kerja (20 menit)

 Perawat fasilitator membagikan papan nama kepada masing-masing


klien.
 Perawat leader mendiskusikan dengan klien bagaimana cara jika
ingin meminta sesuatu dari orang lain
 Co Leader menuliskan cara-cara yang disampaikan klien
 Perawat leader mendemonstrasikan cara meminta sesuatu tanpa
paksaan yaitu “ Saya perlu/ingin/minta,.... yang akan saya gunakan
untuk ....”
 Memilih dua orang klien untuk secara bergilir mendemonstrasikan
cara di atas
 Ulangi lagi sampai semua klien mencoba
 Memberikan pujian pada peran setiap klien
 Perawat leader mendemonstrasikan cara menolak dan
menyampaikan rasa sakit hati kepada oranglain yaitu “Saya tidak
dapat melakukan ....” atau “Saya tidak terima dikatakan ....” atau
“Saya kesal dikatakan demikian, saya harap kamu mengerti”.
 Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan ulang
cara pada di atas

12
 Ulangi sampai semua klien mencoba
 Memberikan pujian pada semua klien
Contoh Dokumentasi yang ditulis di papan tulis :
Memperagakan cara Memperagakan cara
Memperagakan cara
No. Nama klien meminta tanpa mengungkapkan
menolak yang baik
paksa kekerasan yang baik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

h. Tahap Terminasi (5 menit)


 Evaluasi
 Subjektif
- Perawat Leader menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK tentang melatih cara meminta, menolak dan
menyampaikan marah dengan cara yang baik
- Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien
yang positif
 Objektif
- Perawat leader menanyakan kembali apa yang sudah
dipelajari
- Perawat leader menanyakan bagaimana cara meminta,
menolak dan menyampaikan marah dengan cara yang baik
 Rencana Tindak Lanjut
 Menganjurkan klien untuk melatih cara meminta, menolak dan
menyampaikan marah dengan cara yang baik
 Menganjurkan klien melatih cara meminta, menolak dan
menyampaikan marah dengan cara yang baik
 Memasukkan latihan cara meminta, menolak dan menyampaikan
marah dengan cara yang baik dalam jadwal harian

13
 Kontrak yang akan datang
 Mengajarkan cara mengontrol marah melalui TAK sesi spiritual
 Menyepakati TAK (waktu dan tempat ) selanjutnya

 Setting tempat L
O
L CL
CL K
K F
F

K
F K
O
K F
K
F

 Kriteria Evaluasi:
d. Evaluasi Struktur :
- Peralatan yang dibutuhkan tersedia dengan lengkap
- Kondisi lingkungan kondusif dan tenang
- Leader, co leader, observer dan fasilitator menjalankan tugas sesuai
dengan perannya
- Jumlah klien dan perawat yang seimbang
- Klien kooperatif dan mengikuti acara dari awal hingga akhir
e. Evaluasi Proses
- Leader mampu memimpin dan mengkoordinir kegiatan TAK dari awal
hingga akhir
- Co leader membantu leader untuk menjalankan TAK
- Fasilitator mendampingi peserta dan membantu leader untuk
mengkoordinasikan suasana
- Observer menjalankan peran sebagai pengamat jalannya proses TAK
dan melaporkan hasil pengamatan
f. Evaluasi Hasil
- Minimal 70% peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir

14
- 70% peserta mempu memperagakan cara meminta, menolak dan
mengungkapkan rasa kesal dengan baik
- 70% peserta mampu menyampaikan perasaannya setelah mengikuti
TAK
 Pengorganisasian Kelompok
5. Leader : Naufalia Zulfa A
Tugas :
- Menyusun rencana terapi aktivitas kelompok
- Megarahkan kelompok sesuai tujuan
- Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok dengan tertib
- Memotivasi anggota untuk aktif selama kegiatan terapi aktivitas
kelompok
- Mengatasi masalah yang mungkin muncul saat pelaksanaan
6. Co Leader : Shinta Ully
Tugas :
- Mendampingi leader
- Mengambil alih posisi leader jika terjadi blocking
- Menulis di papan tulis/ flipchart
7. Fasilitator : Aryan Nugorho, Andini Pratiwi, Ria Samardiyah, Nurul
Jannah, Widya Rahmawati
Tugas :
- Memfasilitasi klien dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok
- Membantu kelompok berperan aktif
- Berperan sebagai role model bagi klien selama proses aktivitas
kelompok
- Memberikan stimulus dan motivator pada pasien untuk aktiv mengikuti
TAK
8. Observer : Diyah Hardiyanti, Putri Rini Anisa,
Tugas :
- Mendokumentasikan kemampuan yang dimiliki setiap pasien selama
TAK
- Mendokumentasikan keadaan TAK dan mencatat evaluasi proses, hasil
dan struktur

15
Referensi
Keliat, B, A., & Pawirowiyono, A. (2013). Keperawatan jiwa: Terapi aktivitas
kelompok. Jakarta: EGC.
Keliat, B. A., Akemat, Helena, N., & Nurhaeni, H. (2013). Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas: CMHN (Basic Course). Jakarta: EGC.
Stuart, GW. (2013). Principle and practice of psychiatric nursing 10th ed. New South
Wales: Elsevier.
Townsend, C,M. (2011). Psychiatric Mental Health Nursing Concepts of Care.
Philadelphia : Davis Company
Videbeck, S.L. (2012). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Penerbit Salemba
Medika

16

Anda mungkin juga menyukai