PENDAHULUAN
organik dan terbentuk senyawa hasil subtitusi yang tidak larut dalam air.
organik yang mampu bereaksi secara adisi atau subtitusi dengan brom.
1
1.3 Prinsip Percobaan
dan dihasilkan I2, kemudian dititrasi dengan NaS 2O3 memakai indikator
2
Penentuan kadar fenilferin HCl dengan menggunakan metode
TAT ditandai dengan terjadinya perubahan warna dari biru menjadi tak
berwarna.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
proses yang mengakibatkan hilangnya aatu elektron atau lebih dari dalam
zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu unsur dioksidasi, keadaan
adalah zat yang memperoleh elektron, dan dalam proses itu zat tersebut
direduksi. (1)
diperoleh satu elektron atau lebih oleh zat (atom, ion atau molekul). Bila
(kurang positif), jadi suatu zat pereduksi adalah zat yang kehilangan elektron,
jelas karena elektron yang dilepaskan oleh sebuah zat harus diambil oleh zat
yang lain.jika orang membicarakan oksidasi suatu zat, ia harus ingat bahwa
pada saat yang sama reduksi dari suatu zat juga berlangsung. (3)
reaksi dari ion bromat (BrO3). Oksidasi potensiometri yang relatif tinggi dari
sistem ini menunjukkan bahwa kalium bromat adalah oksidator kuat. Hanya
4
saja kecepatan reaksinya tidak cukup tinggi. Untuk menaikkan kecepatan ini
titrasi dilakukan dalam keadaan panas dan dalam lingkungan asam kuat.
ion bromida bereaksi dengan ion bromat, dan bromin yang dibebaskan akan
merubah larutan menjadi warna kuning pucat, warna ini sangat lemah
uap yang tinggi dan mudah menguap, karena itu penetapan harus dilakukan
pada suhu terendah mungkin, serta labu yang dipakai untuk titrasi harus
ditutup.
Tidak mudah mengikuti serah terima elektron dalam hal ini, karena
suatu reaksi asam basa (penetralan H + menjadi H2O) berimpit dengan tahap
5
11.2 Uraian Bahan
Sinonim : Isoniazid
RM / BM : C6H7NO2 / 137,14
Kandungan : Tidak kurang dari 98,0 % dan tidak lebih dari 102,0 %
C6H7NO2
dan cahaya.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol
C7H6O3
Pemerian : Hablur ringan atau serbuk berwarna
putih
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai sampel
Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4
6
dalam kloroform dan eter. Larut dalam
natrium sitrat
3. Fenilferin hidroksida (F1 IV : 666)
RM / BM : C9H13NO3. HCL/203,67
RB :-
102,5%
RM / BM : HCl/ 36,46
Kandungan :Tidak kurang dari 35,0% dan tidak lebih dari 38%
HCl.
7
Nama resmi : Kalii bromidum
RM / BM : KBr / 119,01
higroskopis.
gliserol P.
a). Isoniazid
8
2. Analisa Kimia Farmasi Kwantitatif : 112
9
BAB III
METODE KERJA
III.1.1 Alat
kertas laminating, hitam putih, lap halus, lap kasar, statif dan klem.
III.1.2 Bahan
natrium heksaborbital.
Isoniazid
- Ditimbang 10 mg sampel
- Ditambahkan 5 gr KBr
- Ditambahkan 2 ml HCl P
berwarna
10
Na-Salisilat
- Ditimbang 30 mg sampel
- Ditambahkan 30 ml KBr
- Ditambahkan 5 ml HCL P
- Ditambahkan 5 ml kloroform
berwarna
Asetanilid
- Ditimbang seksama 30 mg
11
BAB IV
IV.2 Perhitungan
1. Isoniazid
Percobaan I
N.V.Bst
- Cara 1 : % kadar = x 100 %
Bs.Fk
= 113,406 %
N.V.BE
- Cara 2 : % kadar = x 100 %
Bs
= 113,406 %
12
Bs praktek
- Cara 3 : % kadar = x 100 %
Bs teori
= 113,406 %
Percobaan II
N.V.Bst
- Cara 1 : % kadar = x 100 %
Bs.Fk
= 77,0496 %
N.V.BE
- Cara 2 : % kadar = x 100 %
Bs
= 77,0496 %
Bs praktek
- Cara 3 : % kadar = x 100 %
Bs teori
13
= 77,0496 %
113,406 % + 77,0496 %
% kadar rata-rata =
2
= 95,2278 %
2. Asetanilid
Percobaan I
N.V.Bst
- Cara 1 : % kadar = x 100 %
Bs.Fk
= 4,017 %
N.V.BE
- Cara 2 : % kadar = x 100 %
Bs
= 4,017 %
Bs praktek
- Cara 3 : % kadar = x 100 %
Bs teori
= 4,017 %
14
Percobaan II
N.V.Bst
- Cara 1 : % kadar = x 100 %
Bs.Fk
= 7,232 %
N.V.BE
- Cara 2 : % kadar = x 100 %
Bs
= 7,232 %
Bs praktek
- Cara 3 : % kadar = x 100 %
Bs teori
= 7,232 %
4,017 % + 7,232 %
% kadar rata-rata =
2
= 5,6745 %
Reaksi
15
Reaksi KBr, KBrO3 dan HCl
2 KI + Br2 2 KBr + I2
Reaksi sampel
- Na. Salisilat
IV.3 Pembahasan
reaksi dari ion bromat (BrO 3). Oksidasi potensiometri yang relatif tinggi dari
sistem ini menunjukkan bahwa kalium bromat adalah oksidator kuat. Hanya
saja kecepatan reaksinya tidak cukup tinggi. Untuk menaikkan kecepatan ini
titrasi dilakukan dalam keadaan panas dan dalam lingkungan asam kuat.
ion bromida bereaksi dengan ion bromat, dan bromin yang dibebaskan akan
merubah larutan menjadi warna kuning pucat, warna ini sangat lemah
uap yang tinggi dan mudah menguap, karena itu penetapan harus dilakukan
16
pada suhu terendah mungkin, serta labu yang dipakai untuk titrasi harus
ditutup.
Asetanilid.
larutan menyebabkan ion bromida bereaksi dengan ion bromat. Setelah itu
menghasilkan iodida yang dioksidasi oleh bromin menjadi iodin yang dititrasi
ini tidak sesuai dengan persyaratan kadar yang tertera pada literatur, yaitu
17
Untuk Na-salisilat, mula-mula sampel ditimbang 30 mg. Kemudian
titik akhir titrasi. Kemudian dititrasi dengan Natrium tiosionat sampai warna
Kelebihan KBr dalam larutan menyebabkan ion bromida bereaksi dengan ion
dengan persyaratan kadar yang tertera pada literatur, hal ini mungkin saja
18
Pengukuran kurang teliti
19
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
Untuk laboratorium
Untuk asisten
Semoga ada yang bisa kita dapat dari proses yang telah kita
lalui selama ini, baik untuk kami sebagai adik dan praktikan, maupun
20
DAFTAR PUSTAKA
2. Wunas, J., Said, S., (1986), “Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif”< UNHAS,
Makassar, 122-123
21