Anda di halaman 1dari 29

KEMENTERIAN KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

ARAH KEBIJAKAN TRANSFER


KE DAERAH DAN DANA DESA
T.A. 2019

Disampaikan oleh:
SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL
PERIMBANGAN KEUANGAN

Rapat Kerja Keuangan Daerah Tahun 2018 & Sosialisasi


Permendagri tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2019
Jakarta, 24 Mei 2018
OUTLINE 2

Perkembangan Ekonomi 2018


1 Tujuan Desentralisasi dan Kebijakan Fiskal 2019 4
Fsikal  Pelaksanaan APBN TA 2018
 Strategi Kebijakan Fiskal 2019
 Kebijakan Transfer ke Daerah dan
Dana Desa 2019
Tantangan dan Capaian
2
Pembangunan Strategi Pengelolaan 5
Keuangan Daerah

3 Pengelolaan Keuangan Penutup 6


Daerah
TUJUAN DESENTRALISASI FISKAL
Desentralisasi Fiskal sebagai bagian dari pelaksanaan Otonomi Daerah, memiliki arti penting dalam
mewujudkan tujuan kebijakan fiskal.

3
TANTANGAN DAN CAPAIAN PEMBANGUNAN #1:
ISU DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN NASIONAL
TANTANGAN DAN CAPAIAN PEMBANGUNAN #2:
CAPAIAN KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH #1: KUALITAS APBD 6

Pemerintah Daerah perlu terus melakukan perbaikan dari sisi pengelolaan keuangan daerah. Hal ini dapat dilihat
dari beberapa indikator kinerja pengelolaan keuangan daerah yang menunjukkan adanya tingginya
ketergantungan daerah terhadap dana transfer ke daerah dan belum optimalnya kualitas belanja daerah.

Total Pendapatan APBD Th.2018: Rp1.100 triliun


Porsi Belanja: Bel.Pegawai 38,6%; Bel. Modal 20,8%; Bel. Barag/Jasa 23,5%; Lainnya 17,1%
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH #2: KOMPOSISI APBD 7

dalam miliar
329.09
1,098.66
NASIONAL 1,003.34 PROVINSI
238.06 118.30
936.68 263.96
222.25 248.82
824.97 184.82
745.82
139.91 221.69 219.25
121.5 221.49 202.98 118.90
208.65 109.73
180.93 55.36
163.05 82.06 96.71
233.88
214.02 209.18
174.63 191.45 45.15 44.71 68.36
36.45 36.85
405.03 50.52 52.93
286.64 312.68 329.19 350.42 48.03 47.37
87.07
36.44 38.32 43.42 47.41
2013 2014 2015 2016 2017
2013 2014 2015 2016 2017
Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal Belanja Lainnya Total Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal Belanja Lainnya Total

769.57
• Porsi Belanja pegawai dalam APBD Provinsi naik
Kab/Kota
666.7
739.38
103.36 119.76 dari 17,9% tahun 2013 menjadi 26,5% tahun
43.2 579.64
75.09
176.77 166.33 2017.
39.44512.65
• Porsi Belanja pegawai dalam APBD Kab./Kota
163.5
144.08
126.6 165.52
96.41
118 142.34 156.25
turun dari 48,8% tahun 2013 menjadi 41,3%
tahun 2017
303.00 317.96
• Peningkatan porsi belanja pegawai Provinsi
250.2 274.36 285.77

2013 2014 2015 2016 2017


karena adanya pengalihan kewenangan dari
Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal Belanja Lainnya Total
Kab/Kota ke Provinsi
Sumber: Kemenkeu, diolah
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH #3:
8
PERMASALAHAN DAN TANTANGAN

Rata-Rata Jumlah Program dan Kegiatan


Provinsi Kabupaten/Kota
Program 201 153
Kegiatan 1.513 740
 Terdapat 150-600 program pada satu daerah, serta lebih dari 19.500
variasi program dan 277.700 variasi kegiatan.
Dampak: (1) anggaran tidak fokus pada prioritas daerah; serta (2)
sulitnya sinkronisasi dan harmonisasi program & kegiatan di APBD
dengan program & kegiatan di K/L/

PEMENUHAN MANDATORY SPENDING TERKAIT PENERAPAN E-GOVERNMENT SE-PROV. NTB


LAYANAN PUBLIK  E-Planning baru diterapkan 136 daerah
 E-Budgeting baru diterapkan 8 daerah
PENDIDIKAN 20% 48 daerah (8,9% dari total pemda)  E-Procurement sudah diterapkan seluruh daerah
belum memenuhi  Aplikasi Penatausahaan Web-Based baru diterapkan 158 daerah, sedangkan
13 daerah (2,4% dari total pemda) Aplikasi Penatausahaan Dekstop-Based sudah diterapkan 384 daerah
KESEHATAN 10%
belum memenuhi  Aplikasi Terintegrasi baru diterapkan oleh 6 daerah
Langkah-langkah implementasi E-Government dan persiapan bagi pemerintah daerah:
INFRASTRUKTUR 287 daerah (52,9% dari total pemda) belum
25% DTU* memenuhi  Penyusunan dasar hukum e-government (Perkada);

ADD  Pengembangan infrastruktur e-government (hardware dan software); dan


83 daerah (19,1% dari 434 pemda) belum
10% DTU  Penyiapan SDM (pelatihan dan bimtek).
memenuhi
*per 22 Mei 2018
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH #4: VALUE FOR MONEY 9

VALUE FOR MONEY: utilitas yang diperoleh dari setiap rupiah uang yang dibelanjakan, baik dengan meminimalkan
dana APBD dan menarik sebanyak mungkin investasi swasta maupun mengoptimalkan dana APBD secara efektif
dan efisien untuk peningkatan layanan publik, pengentasan kemiskinan, dan perbaikan kesejahteraan
Perbandingan daerah dengan size belanja yang hampir sama, tapi komposisi dan output/outcome berbeda.
PERKEMBANGAN EKONOMI 2018 DAN KEBIJAKAN FISKAL 2019 #1: 10
PELAKSANAAN APBN 2018
PERKEMBANGAN EKONOMI 2018 DAN KEBIJAKAN FISKAL 2019 #2: 11
STRATEGI KEBIJAKAN FISKAL TAHUN 2019 #1
PERKEMBANGAN EKONOMI 2018 DAN KEBIJAKAN FISKAL 2019 #3: 12
STRATEGI KEBIJAKAN FISKAL TAHUN 2019 #2
PERKEMBANGAN EKONOMI 2018 DAN KEBIJAKAN FISKAL 2019 #4: 13
ARAH KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA TA 2019
(triliun Rupiah) Transfer ke Daerah dan Dana Desa tahun 2019 tumbuh 8,3% dari APBN 2018 829,6
Dalam rangka mendukung implementasi Desentralisasi Fiskal
766,2 8,3
742,0
710,3 3,3
623,1 14,0
4,5
Proyeksi 2019
8,6 2017 APBN 2018
2016
2015
Pertumbuhan (%) Kebijakan Transfer ke Daerah dan Dana Desa

Dana Transfer Dana Transfer DID, Otsus, dan Dana Desa


Umum Khusus Dais D.I.Y
 Fokus pada SDM dan daya saing.  Penajaman kriteria
 Alokasi sesuai kemampuan  Pemberdayaan &
 Sinkronisasi perencanaan DAK. penilaian DID. pengembangan potensi
keuangan negara.
 Refocusing bidang & menu DAK Fisik. ekonomi desa (pola
 Reformulasi DAU agar fokus pada  Peningkatan efisiensi
pemerataan kemampuan fiskal.  Afirmasi kpd daerah tertinggal, kemitraan).
perbatasan, kepulauan, dan dan efektivitas dalam
 Pemenuhan kurang bayar DBH  Mengurangi kesenjangan
transmigrasi. penggunaannya. layanan publik antardesa.
tahun sebelumnya, aksesibilitas
thd data sumber DBH,  Peningkatan akurasi data dan biaya  Reformulasi untuk
pemanfaatan DBH earmarked satuan DAK Nonfisik. peningkatan kesejahteraan,
untuk program pemerintah di  Penyaluran berbasis kinerja pengentasan kemiskinan, dan
daerah. output/outcome. perluasan kesempatan kerja.
 DTU untuk infrastruktur (25%) dan  Penguatan peran K/L pengampu.  Sinergi dengan program
pemenuhan anggaran mandatory.  Pemanfaatan TI untuk peningkatan penanggulangan kemiskinan
output layanan. lainnya (PKH, Rastra, KUR).
PERKEMBANGAN EKONOMI 2018 DAN KEBIJAKAN FISKAL 2019 #5: 14
FORMULASI PENGHITUNGAN ALOKASI DAU

Alokasi Pagu: 28,7% X PDN Neto


DAU Dasar Celah Fiskal  Provinsi: 14,1%
 Kab./Kota: 85,9%

Kebutuhan Fiskal Kapasitas Fiskal

 Jumlah Penduduk  PAD Porsi Kapasitas Fiskal


 Luas Wilayah  DBH VARIABEL PAD DBH PAJAK DBH SDA
≈ % Gaji  PDRB per Kapita
PROVINSI 60% 100% 100%
 IPM
KAB./ KOTA 60% 100% 100%
 IKK

Porsi Kebutuhan Fiskal


LUAS WILAYAH
VARIABEL JUML. PENDUDUK DARAT LAUT PDRB PER KAPITA IPM IKK
(100%) (100%)

Provinsi 31% 15% 12% 22% 20%

Kab./ Kota 31% 13% 12% 20% 24%


PERKEMBANGAN EKONOMI 2018 DAN KEBIJAKAN FISKAL 2019 #6: 15
ARAH KEBIJAKAN DAK FISIK TA 2019 #1
DAK Fisik untuk mengatasi ketimpangan infrastruktur publik antardaerah.
PERTIMBANGAN DALAM PERANCANGAN
Kebijakan DAK Fisik 2019 BIDANG DAN MENU KEGIATAN DAK FISIK TA 2019

Kesesuaian bidang dengan pembagian jenis


Mempertajam sinkronisasi antara kegiatan yang
didanai DAK Fisik dengan Belanja KL
1 DAK Fisik (Reguler, Penugasan, dan Afirmasi);

Kebutuhan nasional dan dukungan prioritas


Pengintegrasian aplikasi perencanaan DAK Fisik 2 nasional;
kedalam aplikasi KRISNA (Kolabrasi Perencanaan
Dukungan untuk pemenuhan janji Presiden
dan Informasi Kinerja Anggaran) 3 dan Wakil Presiden pada saat pemilihan
umum;
Perencanaan dan pengalokasian DAK Fisik dengan
berbasis usulan daerah (Proposal Based) 4 Pemilihan menu kegiatan yang mendukung
program prioritas nasional dengan target
capaian keluaran (output) dapat tercapai
dalam satu tahun (proyek kegiatan tuntas
Mempertajam menu kegiatan DAK Fisik untuk dan dapat dimanfaatkan); dan
mendukung pencapaian prioritas nasional
5 Pengintegrasian pelaksanaan beberapa
bidang terkait dengan pendekatan program
Pengintegrasian beberapa bidang terkait dengan
(programmatic approach), misalnya untuk
pendekatan program (programmatic approach), program penanggulangan Stunting.
contoh penanggulangan stunting
PERKEMBANGAN EKONOMI 2018 DAN KEBIJAKAN FISKAL 2019 #7: 16
ARAH KEBIJAKAN DAK FISIK TA 2019 #2 (JENIS DAN BIDANG)

11 Bidang: DAK Reguler 6 Bidang: DAK Afirmasi 9 Bidang: DAK Penugasan


Mempercepat pembangunan infrastruktur dan
Meningkatkan kualitas kesejahteraan Mendukung pencapaian Prioritas Nasional Tahun 2019 yang
pelayanan dasar pada lokasi prioritas yang termasuk
masyarakat melalui pemenuhan pelayanan menjadi kewenangan daerah dengan lingkup kegiatan
kategori daerah perbatasan, kepulauan, tertinggal, dan
spesifik dan lokasi prioritas tertentu
dasar dan pemerataan ekonomi. transmigrasi (Area/Spatial Based).

Perumahan Kelautan IKM Pendidikan Perumahan Kesehatan Pendidikan Jalan Irigasi Kesehatan
Pertanian Perikanan
Permukiman Permukiman

Pasar Lingkungan Sanitasi Pariwisata


Kesehatan KB Energi Skala Pariwisata Jalan Transportasi Air Minum Sanitasi Hidup
Kecil
Kehutanan

Air Minum
Air Minum Sanitasi
Pendidikan
• Bidang DAK Tahun 2019 sama dengan tahun sebelumnya, hanya dilakukan
Penambahan Sub relokasi untuk beberapa bidang dengan pertimbangan kesesuaian dengan Arah
Bidang GOR dan
Kebijakan RKP 2019  mengingat sekarang merupakan periode akhir RPJMN
Perpusda Dibawah
bidang Pendidikan 2015-2019.
Perpustakaan GOR • Difokuskan pada penajaman dan perbaikan proses perencanaan DAK melalui
Daerah sistem yang terintegrasi.
PERKEMBANGAN EKONOMI 2018 DAN KEBIJAKAN FISKAL 2019 #8: 17
ARAH KEBIJAKAN DAK FISIK TA 2019 #3 : MENGATASI STUNTING

Tematik Stunting
Bidang Kesehatan Sanitasi Air Minum Pendidikan

PMT, Obat Sarpras


Sistem Sistem
Kegiatan/ Gizi dan Alat Sanitarian Penyuluhan Sambungan Sarpras PAUD
Pengelola Penyediaan
Menu Antropome- kit Kesehatan, Regional Air
tri Air Limbah Air Minum
Gizi, dan KB

• Program Based DAK Stunting bukan jenis/bidang DAK yang baru (pengelompokan DAK sektor tertentu dari DAK Penugasan)
• Lokasi priorotas dipilih dengan koordinasi Wapres di TNP2K (minimal 1600 desa di 160 kab/kota).
• Konvergensi tidak hanya pada lokasi, namun juga pengintegrasian sumber pendanaan {belanja KL, DAK Fisik (bidang
Kesehatan, Air Minum, Sanitas), DAK Non Fisik (BOK, BOKB, Adminduk, BOP Paud), Dana Desa, dan hibah pada sektor
tertentu yang relevan (air minum).
PERKEMBANGAN EKONOMI 2018 DAN KEBIJAKAN FISKAL 2019 #9: 18
ARAH KEBIJAKAN DAK NONFISIK TA 2019
DAK Nonfisik untuk mendukung operasional pelayanan publik, sehingga mengurangi biaya dan bermanfaat
langsung bagi masyarakat.
Kebijakan DAK NF 2019 Jenis
Fokus pada upaya perbaikan kualitas Mengakomodasi jenis DAK Nonfisik baru Bantuan Operasional Sekolah
kinerja untuk seluruh bidang DAK Non (saat ini dalam proses pembahasan):
Fisik, melalui: 1. PLTsa; Bantuan Operasional Pemerintah
PAUD
1. Pengalokasian berbasis kinerja 2. BOP Museum dan Taman Budaya;
2. Penyaluran berbasis kinerja dan 3. BOP Kesetaraan; dan Bantuan Operasional Kesehatan
peningkatan efektivitas pemantauan. dan KB
4. Dana Pelayanan Kepariwisataan.
Peningkatan Kapasitas Koperasi
dan UMKM
Penyempurnaan pengalokasian melalui Mendorong pemanfaatan teknologi
pemutakhiran data sasaran penerima dan informasi untuk peningkatan output dan Pelayanan Administrasi
unit cost. efisiensi biaya layanan. Kependudukan

Pengalokasian sesuai kebutuhan riil di Integrasi program based DAK untuk Stunting.
daerah, dalam rangka pencapaian SPM.  Dana Tunjangan Profesi Guru
 Dana Tambahan Penghasilan Guru
 Dana Tunjangan Khusus Guru
PERKEMBANGAN EKONOMI 2018 DAN KEBIJAKAN FISKAL 2019 #10: 19
ARAH KEBIJAKAN DID TA 2019
 Opini BPK atas LKPD Th. 2017: Rp 7,5 triliun (317 daerah)
KRITERIA UTAMA:  Waktu penetapan APBD
 Penerapan E-Procurement
Th. 2018: Rp 8,5 triliun (313 daerah)

Kriteria Kinerja:
(1) (2) (3) (4)
Pengelolaan Pelayanan Umum Basic services Kesejahte-
Keuangan
raan Sosial
Investasi Tata Kelola Perencanaan Inovasi SAKIP Pendidikan Kesehatan Infrastruktur

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Perencanaan Perbaikan Kualitas
Target Kemudahan Otonomi
Kualitas baik dari investasi & yang terintegrasi, Inovasi Efektivitas Pengembang kualitas nutrisi penyediaan Pengentasan
pengelolaan berdasarkan tata komprehensif, pelayanan anggaran -an kualitas dan kesehatan layanan kemiskinan dan
keuangan daerah Izin kelola yang baik dan terukur publik berbasis kinerja SDM bayi dasar kualitas hidup
• Porsi perpajakan • Rata-rata lama • Akses air • Pengentasan
Pelayanan • LPPD Perencanaan Kinerja Perencanaan • Stunting minum
sekolah u/ kemiskinan
daerah investasi • EKPPD terbaik, inisiasi dan kinerja umur 15/25 • Imunisasi
• Kualitas belanja • Akses • Perbaikan IPM
terpadu • Penerimaan Satyalancana progresif, dan pelayanan dan diatasnya lengkap u/ sanitasi
• Kualitas perencanaan dan Karyabhakti Praja inovatif publik • Angka bayi layak
anggaran penajaman Nugraha
partisipasi SMP • Persalinan • Kualitas
• Ruang fiskal indikator
• HLS ditolong jalan
• Realisasi SILPA/total kemudahan
tenakes
investasi
belanja
PERKEMBANGAN EKONOMI 2018 DAN KEBIJAKAN FISKAL 2019 #11:
20
ARAH KEBIJAKAN DANA OTSUS, DTI, DK PROV. DIY TA 2019

DANA OTSUS DAN DTI

Penyesuaian pagu Dana Otsus berdasarkan pagu DAU yang dinamis.


Peningkatan efektivitas pemanfaatan Dana Otsus dan DTI melalui penyaluran berdasarkan
kinerja pelaksanaan serta pemantauan dan evaluasi secara kontinyu.
Sinkronisasi rencana penggunaan DTI dengan kegiatan Kementerian/Lembaga.

DANA KEISTIMEWAAN DIY

Peningkatan kualitas perencanaan dan ketepatan penggunaan dana sesuai program


prioritas nasional.
Peningkatan pemantauan dan evaluasi dalam rangka akuntabilitas penyelenggaraan
urusan keistimewaan DIY.
Mendorong percepatan pelaporan pelaksanaan kegiatan dengan memperhatikan
pencapaian kinerja.
PERKEMBANGAN EKONOMI 2018 DAN KEBIJAKAN FISKAL 2019 #12:
21
ARAH KEBIJAKAN DANA DESA TA 2019
Meningkatkan besaran Dana Desa untuk percepatan penurunan kemiskinan, kesenjangan,
dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa.

Menyempurnakan formulasi pengalokasian Dana Desa dengan memperhatikan pemerataan


𝑋 dan berkeadilan
Kebijakan penyaluran berdasarkan pada kinerja pelaksanaan, yaitu kinerja penyerapan dan
capaian output

Meningkatkan upaya pemerintah dalam Perencanaan Partisipatif desa dan Swakelola desa.

Memprioritaskan pemanfaatan dana desa untuk bidang pembangunan desa dan


pemberdayaan masyarakat desa.

Memperkuat supervisi, pemantauan dan evaluasi, serta pengawasan Dana Desa.

Meningkatkan kesiapan kelembagaan pengelola Dana Desa, kapasitas perangkat desa, serta
tenaga pendamping.
STRATEGI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH: OPTIMALISASI PEMBIAYAAN KREATIF 22

Daerah dapat menggunakan instrumen pembiayaan kreatif untuk akselerasi pembangunan daerah, melalui mekanisme pinjaman dapat dari bank
atau nonbank, termasuk Regional Infrastructure Development Fund (RIDF) dari PT. SMI, penerbitan obligasi daerah, pengembangan KPBU, dan
pemanfaatan Pembiayaan Investasi Non-Anggaran (PINA).

1 LATAR BELAKANG PEMBIAYAAN DAERAH 2 TUJUAN PEMBIAYAAN DAERAH 3 TANTANGAN DAN MASALAH
• Adanya keterbatasan APBN dan APBD dalam membiayai • Membentuk sumber baru pertumbuhan ekonomi. • Mengubah pola pikir pembiayaan tradisional  pembiayaan kreatif;
kebutuhan infrastruktur yang sangat besar. • Meningkatkan investasi di wilayah pemerintah daerah. • Identifikasi proyek strategis;
• TKDD merupakan sumber utama pembiayaan untuk pembangunan • Mendorong pertumbuhan ekonomi • Pemilihan sumber pembiayaan;
infrastruktur Pemerintah Daerah. • Persetujuan legislatif;
• Adanya kesenjangan pembiayaan antardaerah, terutama untuk • Feasibility Study (FS), Detail Enginering Design (DED), dan AMDAL;
penyediaan infrastruktur untuk kawasan timur Indonesia • Project management.

4 CREATIVE FINANCING

PINJAMAN DAERAH PEMBIAYAAN INVESTASI NON-ANGGARAN (PINA)


 Bersumber dari Pemerintah Pusat, Daerah Lain, Bank & Non-bank.  membiayai infrastruktur strategis nasional yang memiliki nilai komersil.
 Tipe Pinjaman: (i) Short-term; (ii) Middle-term; and (ii) Long term.  Prioritas proyek:
 2014 – 2018 : sekitar 50 Pemda, Total Rp8,58 Triliun  Mendukung pencapaian target prioritas pembangunan;
 Digunakan untuk pembanguanan : Jalan, Jembatan, RS, Pasar, dan Terminal  Memberikan manfaat ekonomi dan sosial;
 Proyek: Jalan Tol, Water Supply System, Generator Listrik Tenaga Uap

OBLIGASI  Pinjaman jangka yang bersumber dari masyarakat. PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP
 Kerjasama untuk pembangunan infrastruktur sosial ekonomi.
 Proyek Infrastruktur Keuangan Publik yang:  Dukungan Pemerintah:
Menghasilkan pendapatan untuk APBD; dana/atau Project Development Facility (PDF);
Memberikan manfaat bagi masyarakat. Viability Gap Fund (VGF); and
 Pilot Project: Prov. Jawa Tengah didukung oleh World Bank & ADB Penjamin Infrastruktur.
 Proyek: Light Rail Transit (LRT) dan Pengelolaan Sampah menjadi Energi
18
PENUTUP: KESIMPULAN 23

 TKDD merupakan salah satu instrument penting dalam memperbaiki kualitas dan
memeratakan pelayanan dasar publik, menciptakan lapangan kerja, mengentaskan
kemiskinan, serta meningkatkan pemerataan kemampuan keuangan antardaerah.
 TKDD merupakan sumber utama APBD, sehingga untuk meningkatkan efektivitas
penggunaanya perlu dilakukan perbaikan pengelolaan TKDD melalui pengaturan
penggunaan DTU minimal 25% untuk infrastruktur, afirmasi pengalokasian DAU untuk
daerah kepulauan, pengalokasian DAK sesuai prioritas nasional dan daerah, afirmasi
pengalokasian DAK Fisik untuk daerah tertinggal, perbatasan, kepulauan, dan transmigrasi.
 Untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan sarana pelayanan publik, Daerah perlu
mengoptimalkan alternatif sumber pembiayaan melalui pinjaman daerah, obligasi daerah
dan KPBU.
 Pengelolaan Keuangan Daerah harus dilakukan secara efisien, efektif, produktif, dan
optimal, serta transparan dan akuntabel karena keberhasilan pembangunan bukan berasal
dari besar atau kecilnya dana yang diperoleh, namun bagaimana mengelola dana yang
ada dengan tepat dan mengutamakan value for money dan bersih dari korupsi.
PEMBAYARAN THR : Pedoman dan Penerima 24

PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBAYARAN THR


• PP NO. 19 Tahun 2018 tentang Pemberian Tunjangan Hari Raya Dalam Tahun Anggaran 2018 Kepada Pegawai Negeri
Sipil, Prajurit Tentara Nasional Indonesia, Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pejabat Negara, Penerima
Pensiun dan Penerima Tunjangan.
• PMK No. 54/PMK.05/2018 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Hari Raya Dalam Tahun
Anggaran 2018 Kepada Pegawai Negeri Sipil, Prajurit Tentara Nasional Indonesia, Anggota Kepolisian Negara Republik
Indonesia, Pejabat Negara, Penerima Pensiun dan Penerima Tunjangan.

PENERIMA THR :
 PNS Pusat dan Daerah
 Prajurit TNI
 Anggota Polri
 Pejabat Negara
 Penerima Pensiun
 Penerima Tunjangan
PEMBAYARAN THR: Beban Anggaran 25

APBN : APBD :
 PNS Pusat  PNS Daerah
 Prajurit TNI
 Gubernur dan Wagub,
 Anggota Polri
Bupati/wabup, Walikota/walkot
 Penerima Pensiun
 Penerima Tunjangan  Anggota DPRD
 Pejabat Negara selain Gubernur, Wakil Gubernur,
Bupati/Walikota dan Wakil bupati/Wakil walikota
 Pejabat dan pegawai lain :
a. Pejabat lain yang hak keuangan atau hak administrasinya
disetarakan atau setingkat menteri dan pejabat pimpinan
tinggi;
b. Wakil menteri atau jabatan setingkat wakil menteri;
c. Staf khusus di lingkungan kementerian;
d. Hakim ad hoc; dan
e. Pegawai lainnya yang diangkat oleh pejabat Pembina
kepegawaian/pejabat yang memiliki kewenangan sesuai
peraturan per-UU.
PEMBAYARAN THR : Besaran dan Waktunya 26

BESARAN:
LARANGAN
• Pembayaran THR sebesar penghasilan bulan Mei
 PNS Pusat dan Daerah,
• Penghasilan PNS, Prajurit TNI, Anggota Polri dan Pejabat Negara : Prajurit TNI, Anggota Polri,
Gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan jabatan atau tunjangan umum, Pejabat Negara, Penerima
dan tunjangan kinerja Pensiun, dan Penerima
Tunjangan dilarang
• Penerima pensiun: menerima lebih dari 1 THR
Gaji pokok, tunjangan keluarga dan/atau tunjangan tambahan penghasilan yang dananya bersumber
• Penerima tunjangan, sesuai tunjangan yang diatur dalam peraturan dari APBN dan/atau APBD.
perundang-undangan.  Apabila ada lebih dari 1 THR,
• Penghasilan yang digunakan sebagai dasar pembayaran THR, tidak THR diberikan salah satu
dikenakan potongan iuran dan/atau potongan lain sesuai peraturan yang jumlahnya lebih besar.
perundang-undangan  Apabila menerima lebih dari
WAKTU : 1 THR, maka kelebihan
pembayaran tersebut
• Pembayaran THR dilaksanakan pada bulan Juni. merupakan utang dan wajib
• Dalam hal pemberian THR belum dapat dibayarkan, pembayaran dapat dikembalikan kepada
dilakukan pada bulan-bulan berikutnya. negara.
PEMBAYARAN GAJI KE-13 : Pedoman dan Penerima 27

PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBAYARAN GAJI KE-13


• PP NO. 18 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2016 tentang Pemberian Gaji,
Pensiun atau Tunjangan Ketiga Belas kepada Pegawai Negeri Sipil, Prajurit Tentara Nasional Indonesia, Anggota
Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pejabat Negara, Penerima Pensiun atau Penerima Tunjangan.

PENERIMA GAJI KE-13:


 PNS Pusat dan Daerah
 Anggota TNI
 Anggota Polri
 Pejabat Negara
 Penerima Pensiun
 Penerima Tunjangan
PEMBAYARAN GAJI KE-13 : pedoman dan pelaksanaan 28

 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMBAYARAN GAJI KE-13:


 PMK No. 52/PMK.05/2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan No.
96/PMK.05/2016 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemberian Gaji, Pensiun atau Tunjangan
Ketiga Belas kepada Pegawai Negeri Sipil, Prajurit Tentara Nasional Indonesia, Anggota
Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pejabat Negara, Penerima Pensiun dan Penerima
Tunjangan.
 Pemberian gaji ke-13 sebesar penghasilan pada bulan Juni, komponen penghasilannya sama
dengan komponen penghasilan dalam rangka pembayaran THR.
 Penghasilan yang digunakan sebagai dasar pembayaran gaji ke-13, tidak dikenakan potongan iuran
dan/atau potongan lain sesuai peraturan perundang-undangan.
 Pembayaran Gaji ke-13 dilaksanakan pada bulan Juli (dalam hal pemberian gaji ke-13 belum dapat
dibayarkan, pembayaran dapat dilakukan pada bulan-bulan berikutnya).

Info mengenai Pedoman Pembayaran THR dan Gaji Ke-13 dapat diunduh melalui website DJPK:
www.djpk.kemenkeu.go.id
29

@KemenkeuRI KemenkeuRI KemenkeuRI

Anda mungkin juga menyukai