Anda di halaman 1dari 9

PANDANGAN ISLAM TENTANG ZAKAT DAN PAJAK

DISUSUN OLEH :
NAMA :
1.Muhammad Lifi K
2.Muhammad Panji Rizvialdo

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
TAHUN AKADEMIK 2017-2018

BAGAIMANA PANDANGAN ISLAM TENTANG ZAKAT DAN PAJAK

PENDAHULUAN

Mayoritas penduduk negara Indonesia beragama Islam,yang


persentasenya mencapai 88%,bahkan merupakan jumlah muslim
terbesar didunia. Dalam pandangan Islam,kita sebagai warga negara
indonesia yang baik dan beriman,WAJIB bagi kita untuk membayar
ZAKAT dan PAJAK.

A.KONSEP DAN FUNGSI ZAKAT DALAM PANDANGAN ISLAM

1.Pengertian dan Fungsi Zakat


Zakat secara bahasa menurut Sayid Sabiq berasal dari kata “zaka”
yang berarti mensucikan. Secara istilah syara’,zakat ialah suatu nama
atau sebutan dari suatu hak Allah Swt yang dikeluarkan oleh seorang
muslim kemudian diberikan kepada fakir miskin. Dalam Al-Qur’an,Allah
Swt telah memerintahkan agar mengambil zakat bagi orang-orang yang
memiliki harta. Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an surah At-taubah
[9]:103,yang artinya : Ambillah shadaqah (zakat) dari sebagian harta
mereka,dengan zakat itu kamu mensucikan mereka dan berdoalah untuk
mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi
mereka. Dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui.

2.Istilah Zakat dalam Al-Qur’an dan Hadits


Dalam Al-Qur’an istilah zakat disebut juga dengan istilah shadaqah.
Kata shadaqah adalah nama umum untuk sebuah pemberian yang
bersifat materi maupun non materi.
Allah berfirman :

Yang artinya : Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki


maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman
yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pahalanya) kepada mereka
dan bagi mereka pahala yang banyak“. (QS. Al-Hadid: 18)

3.Landasan Hukum Zakat


Zakat sudah sangat jelas dalilnya,baik dalam Al-Qur’an maupun
dalam hadits.
Rasulullah pernah bersabda :

“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka


bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah
Rasulullah,menegakan shalat,menunaikan zakat. Jika mereka melakukan
hal itu maka darah dan harta mereka akan dilindungi kecuali dengan hak
islam dan perhitungan mereka ada pada Allah ta’ala (Hadits riwayat
Bukhari dan Muslim).
B.PAJAK MENURUT PENGERTIAN UMUM

1.Pengertian Pajak
Menurut Soemitro dalam (Winataputra, dkk., 2016 : 17),pajak ialah
peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara yang digunakan
untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk
public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public
investment. Menurut UU No 28 Tahun 2007,pasal 1 : Pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak
mendapatkan imbalaan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

2.Fungsi Pajak
Pajak merupakan bagian terbesar dari penerimaan negara kita.
Dengan demikian,pajak sangat penting fungsinya bagi kelangsungan
kehidupan bernegara,khususnya dalam pelaksanaan pembangunan.
Karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai
semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan.

C.PENDAPATAN NEGARA MENURUT ISLAM

Pendapatan Negara (Mawarid Ad-Daulah) pada zaman pemerintahan


Rasulullah Muhammad Saw (610-632 M) dan Khulafaurrasyidin (632-650
M) diklarifikasikan menjadi 3 kelompok,yaitu :
1.Ghanimah
2.Fay’I
3.Shadaqah atau Zakat
1. GHANIMAH,adalah harta rampasan perang yang diperoleh dari kaum
kafir,melalui peperangan
2. FAY’I,adalah harta rampasan yang diperoleh kaum muslim dari
musuh tanpa terjadinya pertempuran

3.ZAKAT,adalah kewajiban kaum muslim atas harta tertentu yang


mencapai nishab tertentu dan dibayar pada waktu tertentu.

Jika terjadi kondisi Baitul Mal kekurangan atau kosong (karena tidak
ada Ghanimah dan Fay’I atau Zakat),maka seorang Imam (Khalifah) tetap
wajib mengadakan tiga kebutuhan pokok rakyatnya yaitu
Keamanan,Kesehatan,dan Pendidikan sebagaimana hadits Rasulullah
Saw yang berartikan : “Barang siapa diantaramu yang bangun dipagi hari
dalam kegembiraan,sehat badan,dan mempunyai bahan makanan pada
hari itu,maka ia seolah-olah diberikan seluruh dunia ini.” (HR.Tirmidzi)

D.UTANG ATAU PAJAK

Jadi dalam hal ini,Khalifah/Imam/Pemimpin Negara punya dua


pilihan,yaitu Utang atau Pajak. Utang mengandung konsekuensi riba dan
membebani generasi yang akan datang. Oleh sebab itu,Pajak merupakan
pilihan yang lebih baik karena tidak menimbulkan beban bagi generasi
yang akan datang. Inilah alasan-alasan yang memunculkan ijtihad baru
dikalangan fuqaha,berupa Pajak (Dharibah).

E.HUKUM MEMBAYAR PAJAK DALAM ISLAM

Ulama berbeda pendapat mengenai adakah kewajiban bagi kaum


muslim atas harta selain zakat. Mayoritas fuqaha berpendapat bahwa
zakat adalah satu-satunya kewajiban kaum muslim atas harta. Barang
siapa telah menunaikan zakat,maka bersihlah hartanya dan bebaslah
kewajibannya. Dasarnya adalah berbagai hadits Rasulullah Saw. Selain
ada pendapat ulama bahwa dalam harta kekayaan ada kewajiban lain
selain zakat. Jalan tengah dari dua perbedaan pendapat ini adalah
bahwa kewajiban atas harta yang wajib adalah Zakat,namun jika datang
kondisi yang menghendaki adanya keperluan tambahan (darurat),maka
akan ada kewajiban tambahan lain berupa Pajak (Dharibah).
Diperbolehkannya memungut pajak tidak ada alasan lain selain
untuk kemaslahatan umat,karena dana pemerintah tidak mencukupi
untuk membiayai berbagai “pengeluaran” yang jika pengeluaran itu
tidak dibiayai,maka timbul kemudaratan,sedangkan mencegah
kemudaratan adalah suatu kewajiban. Dalam pemungutan pajak
ini,negara berkewajiban untuk memenuhi dua syarat,yaitu :

1. Penerimaan hasil-hasil pajak harus dipandang sebagai suatu amanah


dan harus dibelanjakan secara jujur dan efisien untuk merealisasikan
tujuan tujuan pajak.

2. Pemerintah harus mendistribusikan beban pajak secara merata di


antara mereka yang wajib membayarnya.

F.LANDASAN HUKUM PAJAK MENURUT ISLAM

Pajak (Dharibah) adalah semata-mata hasil ijtihad Khalifah karena


negara mengalami kondisi krisis. Tidak ada dalil yang tegas mengenai
hukum pajak.
Kapan saat mulai diterapkannya pajak didalam pemerintahan
islam,belum ada keterangan yang jelas. Namun,ada keterangan dalam
buku Sejarah Perkembangan Ekonomi Islam oleh Adiwarman A.

Namun demikian,pembahasan tentang pajak dalam Al-Qur’an


dilandaskan dasar hukumnya pada :
a) QS.[2]:177
b) QS.[6]:141
c) QS.[4]:59

Dan Rasulullah pernah bersabda yang artinya “ Di dalam harta terdapat


hak-hak yang lain disamping zakat “. (HR.Thirmidzi)

G.DEFINISI PAJAK MENURUT PANDANGAN ISLAM

Menurut Yusuf Qardhawi,pajak adalah kewajiban yang


ditetapkan ,yang harus disetorkan kepada negara sesuai dengan
ketentuan,tanpa mendapat prestasi kembali dari negara,dan hasilnya
untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum di satu pihak dan
untuk merealisasi sebagian tujuan ekonomi,sosial,politik dan
tujuan-tujuan yang ingin dicapai negara (Qardhawi, 1973, hal.998)
Menurut Abdul Qadim Zallum berpendapat bahwa pajak adalah
harta yang diwajibkan Allah Swt kepada kaum muslim untuk membiayai
berbagai kebutuhan dan pos-pos pengeluaran yang memang diwajibkan
atas mereka,pada kondisi baitul mal (Abdul Qadim, 2002,hal.138)

Dari definisi tersebut,nampak bahwa definisi yang dikemukakan


Abdul Qadim lebih dekat dan tepat dengan nilai-nilai Syari’ah,karena di
dalam definisi ersebut terangkum lima unsur penting pajak menurut
Syari’ah,yaitu :

1. Diwajibkan oleh Allah Swt


2. Obyeknya Harta
3. Subyeknya kaum Muslimin yang kaya
4. Tujuannya untuk membiayai kebutuhan mereka
5. Dilakukan karena adanya kondisi khusus

Karakteristik pajak menurut Syariat adalah sebagai berikut :

1. Pajak bersifat temporer atau hanya boleh dipungut ketika di baitul


mal tidak ada harta atau kurang.
2. Pajak hanya boleh dipungut untuk pembiayaan yang merupakan
kewajiban bagi kaum muslimin dan sebatas jumlah yang diperlukan
3. Pajak hanya diambil dari kaum muslimin
4. Pajak hanya dipungut dari kaum muslimin yang mencukupi
5. Pajak dapat dihapus apabila sudah tidak diperlukan lagi

H.ANALISIS PERBEDAAN DAN PERSAMAAN ZAKAT DAN PAJAK

Memang terdapat banyak kesamaan antara Zakat dan Pajak,tetapi


tidak bisa dipungkiri bahwa keduanya juga memiliki perbedaan yang
hakiki sehingga keduanya tidak dapat disamakan begitu saja.

Berikut persamaan dan perbedaannya :

1. Zakat dan Pajak bersifat wajib dan mengikat atas harta penduduk
suatu negara

2. Zakat dan Pajak harus disetorkan pada lembaga resmi

3. Dari sisi kesamaan dan tujuan antara keduanya yaitu,untuk


menyelesaikan problem ekonomi dan mengentaskan kemiskinan
I.RANGKUMAN

Dalam ajaran Islam,Kewajiban utama kaum muslim atas harta adalah


Zakat,akan tetapi Pajak juga merupakan salah satu landasan untuk
mencegah kemiskinan dan mencapai tujuan-tujuan lain sebuah negara
asalkan sesuai syariat ajaran Islam.

Anda mungkin juga menyukai