DHF Anak
DHF Anak
Pengertian
DHF atau dikenal dengan istilah demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh
Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes
Albopictus dan Aedes Aegepty ). Demam Berdarah Dengue sering disebut pula Dengue
Haemoragic Fever ( DHF ). DHF / DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypti yang betina. Demam dengue adalah penyakit yang terdapat pada anak-anak dan
dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua
hari pertama terinfeksi virus .
DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegepty dan beberapa nyamuk lain yang
menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick
manson,2001).Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan
oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegepty .
Klasifikasi Dengue
Who, 1986 mengklasifikasikan DHF menurut derajat penyakitnya menjadi 4 golongan,
yaitu:
1. Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari, uji
tourniquet positif, trombositipenia, dan hemokonsentrasi.
2. Derajat II
Sama dengan derajat i, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan seperti
petekie, ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi.
3. Derajat III
Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat
(>120x/mnt ) tekanan nadi sempit ( 120 mmhg ), tekanan darah menurun,
(120/80 120/100 120/110 90/70 80/70 80/0 0/0 )
4. Derajat IV
Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak teatur, (denyut jantung 140x/mnt)
anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.
B. Etiologi
Penyebab utama adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) melalui gigitan nyamuk Aedes (
Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ). Yang vektor utamanya adalah Aedes aegypti dan Aedes
albopictus. Adanya vektor tesebut berhubungan dengan :
Daerah yang terjangkit DHF adalah wilayah padat penduduk karena antar rumah jaraknya
berdekatan yang memungkinkan penularan karena jarak terbang Aedes Aegypti 40-100 m. Aedes
Aegypti betina mempunyai kebiasaan menggigit berulang (multiple biters) yaitu menggigit
beberapa orang secara bergantian dalam waktu singkat, (Noer, 1999).
a. Keluhan pada saluran pernafasan seperti batuk, pilek, sakit waktu menelan.
b. Keluhan pada pencernaan : mual, muntah, tidak nafsu makan (anoreksia)diare,
konstipasi.
c. Keluhan pada sistem tubuh lain :
1. Nyeri atau sakit kepala.
2. Nyeri pada otot, tulang, dan sendi (break bone fever)
3. Nyeri otot abdomen, nyeri ulu hati
4. Pegal-pegal pada seluruh tubuh
5. Kemerahan pada kulit, kemerahan (flushing) pada muka
6. Pembengkakan sekitar mata, lakrimasi dan foto fobia. Otot-otot sekitar mata sakit apabila
disentuh dan pergerakan bola mata terasa pegal.
7. Trombosit< 500.000 / mm3
E. Komplikasi
1. Trombositopeni ( 100.000/mm3)
2. Hb dan PCV meningkat ( 20% )
3. Leukopeni ( mungkin normal atau lekositosis )
4. Isolasi virus
5. Serologi ( Uji H ): respon antibody sekunder
6. Pada renjatan yang berat, periksa : Hb, PCV berulang kali ( setiap jam atau 4-6 jam
apabila sudah menunjukkan tanda perbaikan ), Faal hemostasis, FDP, EKG, Foto dada,
BUN, creatinin serum.
Pemeriksaan penunjang
1. Darah
a. Trombositopenia ( N : 150.000-400.000/ui )
b. Hemokonsentrasi ( N pria : 40-48 Nol % )
c. Mas pembekuan normal ( 10-15 )
d. Masa pendarahan memanjang ( N = 1-3 )
e. Kimia darah : – Hiponatremia.
f. Hipoproteinemia
g. Hipokalemia
h. SGOT, SGPT meningkat ( N < 12 u / i )
i. Ureum meningkat.
2. Urine
a. Albuminurial ringan
3. Sumsum tulang
Awal hiposelular kemudian menjadi hiperselular pada hari ke-5 dengan gangguan
maturasi. Hari ke-10 biasanya kembali normal.
4. Pemeriksaan serologi
Dilakukan pengukuran titer antibodi pasien dengan cara haema glutination inhibition tes
(HI test) atau dengan uji pengikatan komplemen (complement fixation test/CFT) diambil
darah vena 2-5 ml)
5. Foto thorak
Mungkin dijumpai pleural Efusion
6. USG
Hematomegali – Splenomegali.
A. Darah
a. Trombosit menurun. (N: 150.000-450.000/cmm)
b. HB meningkat lebih 20 % (N: 12.00 – 16.00)
1. HgB wanita dewasa : 12 – 16 g/dl
2. HgB pria dewasa : 14 – 18 g/dl
c. HT meningkat lebih 20 % ( N: 37.00 -47.00 )
1. HCT wanita dewasa : 38 – 47%
2. HCT pria dewasa : 42 – 50%
d. Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3
e. Protein darah rendah
f. Ureum PH bisa meningkat
g. NA dan CL rendah
G. Penatalaksanaan medis
H. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Resiko Perdarahan
· Obsevasi perdarahan : Pteckie, Epistaksis, Hematomesis dan melena
· Catat banyak, warna dari perdarahan
· Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan tractus Gastro Intestinal
b. Peningkatan suhu tubuh
· Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodik
· Beri minum banyak
· Berikan kompres