Anda di halaman 1dari 9

1.

Identifikasi gel P
Tampak jelas gel P di lead I, II, aVR. Gel P di II defleksi positip, defleksi negatif di aVR, dan setiap 1 gel
P diikuti 1 komplek QRS. Adanya gel P menandakan pacemaker berasal dari SA node ----> normal
2. Tentukan aksis jantung.
Dari semua bipolar lead, hanya lead I yang mempunyai voltase paling tinggi. Jadi aksis jantung
mengarah ke lead I yang kurang lebih O derajat, setiap lead yang dijauhi arah aksis jantung akan
menghasilkan arah defleksi berlawanan dengan lead yang dituju aksis jantung. Seperti lead III & aVF
akan menghasilkan arah defleksi dominan negatif----->normal
3. Tentukan irama
Irama teratur----> normal
4. Frekfensi jantung kurang lebih 70x/menit ----> normal
5. Morfologi Gelombang
Lihat gel T di lead III negatif, di lead aVF pendek/kecil ----> normal
Setiap lead yang mempunyai tinggi gel R kurang dari 5 mm biasanya akan memiliki gel T negatif,
datar, atau pendek.
6. Konfigurasi komplek QRS ----> normal
7. Tidak ditemukan adanya kelainan atau abnormal dalam ekg ini.
8. Kesimpulan : NORMAL SINUS RHYTM
1. Identifikasi gel P
Tampak jelas sekali adanya gel P dan selalu diikuti komplek QRS ----normal
Dominan pacemaker berasal dari SA node----> normal pacemaker
2. Tentukan aksis jantung
Lead II, III, aVF mempunyai voltase yang paling tinggi , menunjukan aksis antara 60-90 derajat. Lead
aVL lebih banyak dijauhi oleh aksis jantung dari pada lead I, sehingga defleksi negatif di lead aVL
akan dominan.----> normal
3. Tentukan irama
Anda perhatikan dengan jeli kalau panjang antara RR interval tidaklah sama ---tidak teratur
4. Karena tidak ada lead panjang, anda boleh menggunakan RR intervaal atau cara lain.
Frekfensi jantungnya kurang lebih 65 x/menit ----normal
5. Morfologi Gelombang
Anda bisa lihat T negatif di lead V1, V2, V3 dan Gel R yang tinggi V5, V6, II, III
6. Konfigurasi komplek QRS masih normal
7. Disinilah pengalaman yang akan menentukan kasus ini. Secara teori data yang kita dapat
menandakan adanya Hipertropi ventrikel kiri dengan penjumlahan (gel R di V5/V6 + gel S di V1/V2 >
35 mm) dan besar kemungkinan juga adanya iskemia di anterior lead (v1,v2,v3). Saya tidak
menyalahkan anda jika hasil analisa anda seperti itu. Tapi perlu anda tahu bahwa untuk hipertropi,
BBB biasanya akan selalu di ikuti dengan adanya "strain pattern" yaitu repolarisasi yang abnormal.
Dan hipertropi ventrikel kiri akan menghasilkan aksis ke kiri atau LAD (left aksis deviation). Untuk T
inverted di lead V1,2,3 tergantung klinis pasien, tapi kalau secara klinis tidak ditemukan tanda-tanda
iskemia berarti keadaan ini adalah masih dalam batas normal.
8. Kesimpulan : SINUS ARHYTMIA dengan voltase yang tinggi di ventrikel kiri + T inverted merupakan
masih dalam batas normal.

1. Identifikasi gel P
Tampak jelas sekali gel P di semua lead dengan bentuk yang runcing. Setiap gel P diikutidengan
komplek QRS. Biarpun gambaran gel P hampir di semua lead berbentuk runcing, tetap kita katakan
kalau gel P pada EKG ini berasal dari SA node.
2. Tentukan aksis jantung
Banyak cara untuk menentukan aksis jantung, anda lihat di lead I & aVR dengan morfologi komplek
QRS bifasik (setengah positip dan setengah negatif). Aksis jantungnya tegak lurus dengan kedua lead
tersebut, yaitu lead aVF & III. Jadi aksis jantungnya antara 90 sampai 120 derajat ---> Normal tapi
cenderung ke kanan atau RAD
3. Tentukan irama
irama teratur.
4. Frekfensi Jantung
Frekfensi jantungnya 100 x/menit
5. Morfologi gelombang
Gel R di lead V1 lebih besar dari gel S, ST strain pattern di V1-V3, ST segmen deperesi di
II,III,aVF,V4,V5,V6.
6. Konfigurasi komplek QRS di precordial lead
Diawali dengan gel R yang lebih tinggi dari gel S di V1 menandakan adanya pembesaran otot
ventrikel.
7. Gel P yang runcing, frekfensi jantung 100x/mnt, RAD, gel R yang lebih tinggi dari gel S, ST strain
pattern di V1,2,3 dan ST segmen depresi di II, III, aVF,V4, V5, V6
8. Kesimpulan : SINUS TAKIKARDI Dengan Adanya P Pulmonal dan Pembesaran Ventrikel
kanan/RVH dan Iskemia di Inferior lateral wall

1. Identifikasi gel P
Tidak ditemukan adanya gel P yang meyakinkan tapi komplek QRS tidak melebar atau masih dalam
batas normal. Ini menunjukan irama masih berasal dari atas ventrikel.
2. Tentukan aksis jantung.
Anda lihat di lead II mempunyai morfologi kompek QRS yang bifasik, jadi aksis jantungnya tegak
lurus dengan lead II adalah lead aVL atau negatif 30 atau LAD.
3. Tentukan irama jantung
Jarak yang berbeda antara RR interval menandakan irama tidak teratur.
4. Hitung frekfensi jantung
Karena tidak ada lead yang dibuat panjang, silahkan anda hitung dengan menggunakan RR interval.
Frekfensi jantungnya kurang lebih 90 x/menit.
5. Morfologi gelombang
Adanya gel S yang dalam di lead II, III, aVF dkarenakan aksis jantung menjauhi ketiga lead tersebut.
Gel R yang tinggi di lead V4,5,6, dan adanya ST strain pattern di lead I, aVL, V4,5,6.
6. Konfigurasi komplek QRS di precordial lead masih normal
7. Tidak adanya gel P, komplek QRS normal, irama tidak teratur, Gel R yang tinggi di lead V4,5,6
dengan ST strain pattern, LAD
8. Kesimpulan : ATRIAL FIBRILATION Dengan Normal Ventrikel Respon, Pembesan Otot Jantung kiri

1. Identifikasi gel P
Tampak jelas gel P defleksi positip di lead II dan gel P defleksi negatif di lead aVR. Setiap gel P bisa
anda lihat selalu diikuti komplek QRS. Adanya gel P menunjukan pacemaker berasal dari SA node ->
Normal
2. Tentukan aksis jantung.
Dominan defleksi positip di lead I dan lead aVF memastikan kalau aksis jantungnya dalam batas
normal.
3. Tentukan irama
Anda bisa lihat jarak PP atau RR interval antara beat yang satu dengan lainnya sama, ini menandakan
iramanya teratur.
4. Hitung Frekfensi jantung.
Pada ekg ini frekfensi jantungnya kurang lebih 80 x/menit.
5. Identifikasi morfologi gelombang
Tampak gel R di lead I yang tingginya lebih dari 15 mm, gel R di V4,5,6 yang tingginya lebih dari 25
mm, gel S yang dalam di V1,2 yang melebihi 20 mm, ST strain pattern di lead I, aVL, V4, V5, V6.
Tampak gel T inverted atau datar atau kecil di lead II, III, aVF adalah variant normal. Perlu anda
ketahui bahwa variant normal adalah yang tampak abnormal tapi sebenarnya masih normal.
6. Konfigurasi komplek QRS di prekordial lead masih normal
7. Adanya gel R yang tingginya lebih dari normal di lead I, V4, V5, V6 yang diikuti ST pattern dan
penjumlahan gel R di lead V5/V6 + gel S di lead V1/V2 melebihi 35 mm mengarahkan ke pembesaran
otot ventrikel kiri, yang walaupun aksis jantungnya masih dalam batas normal.
8. Kesimpulan : SINUS RHYTM Dengan LVH (left ventrikel hypertropi)

1. Identifikasi gel P
Tampak jelas gel P defleksi positip di lead II, I,III, aVF dan gel P defleksi negatif di lead aVR. Setiap gel
P selalu diikuti komplek QRS, adanya gel P menunjukan pacemaker berasal dari SA node.
2. Tentukan aksis jantung
Anda lihat di lead I tampak komplek QRS dominan berdefleksi negatif dan komplek QRS di lead aVF
dominan berdefleksi positip, ini menunjukan kalau aksis jantungnya mengarah ke kanan atau RAD.
Atau anda bisa lihat lead bifasik ada di lead aVR, aksi jantung akan mengarah tegak lurus dengan
lead befasik. Jadi aksis jantungnya mengarah ke lead III 120 derajat, karena lead III tegak lurus
dengan lead aVR.
3. Tentukan iramanya.
iramanya teratur
4. Hitung frekfensi jantungnya
Anda bisa menghitungnya, pada EKG ini frekfensi jantungnya kurang lebih 80x/menit
5. Identifikasi morfologi gelombang
Anda lihat lead I dan aVL ditemukan morfologi komplek QRS dengan pola r kecil dan S besar.
Sedangkan di lead II, III, aVF dengan pola q kecil dan R besar. Di lead v1 tampak gel R yang tinggi
yang melebihi gel S, tampak juga ST strain pattern di lead V1 & V3.
6. Konfigurasi komplek QRS yang abnormal di mana gel R yang tinggi di V1 yang di ikuti ST strain
pattern menandakan adanya pembesaran ventrikel kanan atau RVH
7. Ditemukan RAD (aksis jantung 120 derajat), pola rS komplek QRS di lead I &aVL, pola qR komplek
QRS di lead II, III, aVF. Adanya juga gel R yang melebihi voltase gel S di V1.
8. Kesimpulan : SINUS RHYTM Dengan RVH dan LPHB (left posterior hemiblok)

1. Identifikasi gel P
Masih tampak jelas gel P defleksi positip di lead I, II, III dan gel P defleksi negatif di lead aVR. Setiap
gelombang P masih diikuti komplek QRS. Adanya gel P manandakan pacemaker masih berasal dari
SA node.
2. Tentukan aksis jantung
Komplek QRS dominan defleksi positip di lead I dan dominan defleksi negatif di lead aVF
menunjukan kalau aksi jantung mengarah ke kiri atau LAD.
3. Tentukan iramanya
Biarpun gambar EKGnya agak mengerikan, tapi jarak RR interval antara tiap beat adalah sama. Hal ini
manandakan iramanya teratur.
4. Hitung frekfensi jantung
Pada EKG ini frekfensi jantungnya kurang lebih 75 x/menit.
5. Identifikasi morfologi gelombang
Tampak dengan jelas komplek QRS yang melebar hampir di semua lead yang diikuti dengan
perubahan gel T. Amati dengan jeli di lateral lead (I,aVL, V5/V6) tidak ada gel q kecil. Lihat juga tidak
ada gel r kecil di V1. Gel Q di lead V1 dan V2 bukan karena infark, tapi dikarenakan adanya blok
bundle branch sebelah kiri.
6. Konfigurasi komlek QRS abnormal. Tidak adanya gel r kecil V1 menandakan adanya gangguan
konduksi.
7. Komplek QRS lebar di semua lead dengan perubahan gel T, aksis jantung ke kiri atau LAD, tidak
ada gel r kecil di V1, tidak ada juga gel q kecil di lead lateral (I, aVL, V5,V6).
8. Kesimpulan : SINUS RHYTM Dengan adanya LBBB

Pada kasus EKG ini sama dengan EKG 12 lead no. sebelumnya
Yang membedakannya adalah komplek QRS pada kasus ini masih dalam batas normal tapi terdapat
morfologi/bentuk M shave atau kuping kelinci.
Kesimpulan : SINUS RHYTM Dengan LBBB Incomplete

Anda mungkin juga menyukai