Anda di halaman 1dari 9

1141. Jawaban B.

Destruksi alveolus
Pembahasan :
Pada PPOK terdapat salaih satu tanda yaitu emfisema paru. Pada emfisema
paru terjadi pengembangan pau yang tidak maksimal dan terjadi destruksi alveolus
sehingga banyak udara tepeangkap di dalamnya dan menimbulkan perkusi
hipersonor.
Sumber : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia-PPOK
1142. Jawaban.
Pembahasan :
Wanita tersebut mengalami filariasis. Orang yang terinfeksi microfilaria akibat
adanya larva cacing dalam tubuhnya, tidak selalu menimbulkan gejala. Gejala yang
timbul biasanya diakibatkan oleh larva cacing yang merusak kelenjar getah bening
sehingga mengakibatkan tersumbatnya aliran pembuluh limfa. Gejala yang timbul
biasanya berupa pembengkakan (edema) di daerah tertentu (pada aliran pembuluh
limfa di tubuh manusia). Gejala ini dapat berupa perbesaran tungkai/ kaki (kaki
gajah) atau lengan dan perbesaran skrotum/ vagina yang edemanya bersifat
permanen.
Obat yang saat ini digunakan untuk pengobatan massal berdasarkan
kesepakatan global di bawah arahan WHO adalah Dietilkarbamazin (DEC)
ditambah Albendazol, diberikan dalam dosis tunggal sekali setahun dan diulang
sekali setiap tahun selama lima tahun di daerah endemis filariasis. Dalam
riwayat Pemberian Obat Massal Pencegahan (POMP) Filariasis di Indonesia DEC
selalu digunakan karena DEC adalah obat pilihan untuk filariasis. Obat ini
membunuh mikrofilaria, akan tetapi efeknya pada filaria dewasa masih
dipertanyakan. Albendazol dipakai untuk membunuh filarial dewasa. Albendazol
selama ini merupakan obat bebas yang dipakai untuk mengobati investasi cacing
dalam usus.
Secara farmakologis, dosis yang dianjurkan untuk DEC adalah 3-6 mg/ kg berat
badan/hari (orang Barat 70 kg, Indonesia 50 kg) dapat diberikan tiap hari 150300 mg selama 21 hari dan diberikan sesudah makan. Obat menyerap
dengan cepat dan tidak mempengaruhi kandungan ASI. Kadar maksimal dalam
darah dicapai dalam kisaran waktu 1-2 jam, tetapi ada juga yang mengatakan2-4
jam (T max). Obat dibuang oleh tubuh dan kadar dalam tubuh tinggal setengah
kadar asal (T1/2): bila urin asam dalam 2-3 jam, bila urin basa dalam10- 12 jam
(bila lama bertahan dalam badan maka dosis diturunkan, juga kepada seseorang
dengan gangguan ginjal). Setelah itu, dosis tunggal obat diekskresi habis dalam 48
jam.

Albendazol pada dosis tunggal 400 mg membunuh filarial dan juga cacing usus
lainnya termasuk cacing tambang. Ini merupakan keuntungan tambahan
memberikan albendazol mengingat angka kecacingan di Indonesia masih tinggi.
Dari dulu albendazol sudah digunakan sebagai obat bebas untuk obat cacing,
dapat diberikan 3 hari dengan dosis 2 x sehari @200 mg. Ada laporan efek
samping alopecia pada dosis 800 mg/hari. Albendazol bersifat teratogenik dan
embriotoksik pada hewan, oleh karena itu tidak boleh digunakan pada wanita hamil.
Juga tidak boleh pada cirrhosis hepatis dan anak berusia di bawah 2 tahun karena
belum diketahui keamanannya pada anak.
Sumber: Buletin filariasis Indonesia, Depkes RI 2010

1143. Jawaban : A
Pembahasan:
Taenia saginata adalah salah satu cacing pita yang berukuran besar dan panjang
terdiri atas kepala yang disebut skoleks, leher dan strobila yang merupakan
rangkaian ruas-ruas proglotid, sebanyak 1000 2000 buah. Panjang cacing 4 12
meter atau lebih. Skoleks hanya berukuran 1 2 milimeter, mempunyai empat batil
isap dengan otot-otot yang kuat tanpa kait kait. Bentuk leher sempit, ruas-ruas
tidak jelas dan didalamnya tidak terlihat struktur tertentu. Strobila terdiri atas
rangkaian proglotid yang belum dewasa(imatur), proglotid yang dewasa (matur)
dan proglotid yang mengandung telur atau disebut gravid(Sutanto,2008)
Ovarium terdiri atas dua lobus, berbentuk kipas, besarnya hampir sama. Letak
ovarium di sepertiga bagian posterior proglotid. Vitelaria letaknya dibelakang
ovarium dan merupakan kumpulan folikel yang eliptik (Sutanto, 2008).
Taenia saginata memiliki Proglotid dengan Jumlah segmen mencapai 2000.
Dan Segmen matur panjangnya 3-4 kali lebarnya. Segmen gravida paling ujung
panjangnya 2 cm dan lebarnya 0,5cm. cacing ini juga mempunyai Lubang genital
berada didekat ujung posterior. Uterus pada segmen gravida berupa batang
memanjang ditengah segmen, bercabang lateral 15-30 di setiap sisi yang
memenuhi ruang segmen. Segmen gravida dilepaskan satu persatu dan dengan
kekuatan sendiri mampu bergerak keluar anus (Heru, 2002).
Morfologi dari telur cacing Taenia saginata yaitu berbentuk bulat, memiliki
ukuran 30-40 m. kulit sangat tebal, halus, dengan garis-garis silang. warna kulit
kuning gelap-coklat. isi terang abu-abu. Berisi masa bulat bergranula yang diliputi
dengan membran yang halus, dengan tiga pasang kait berbentuk lanset yang
membias, kadang-kadang telur berada mengambang didalam kantung yang
transparan (Heru, 2002).
Sumber : http://dwirusmita.blogspot.com/2012/10/parasitologi-taenia-sp.html

1144. Jawaban: B
Pembahasan :

Sumber: Sudoyo, Aru W., dkk. Buku ajar ilmu penyakit dalam jil:I ed:V. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI. Jakarta: 2009.HAL: 1597
1145. Jawaban : C
Pembahasan : demam setiap 2 hari sekali khas untuk parasit tertiana ( P. falciparum, P. vivax, P. ovale) pilihan B
dapat disigkirkan.
Pada plasmodium falciparum gejala yang timbul berupa demam yang lebih tidak teratur, keringat banyak, gelisah,
mual, denyut nadi tidak teratur, limpa dan hati membesar, anemia, gagal ginjal serta koma.

Gejala klinis yang ditimbulkan oleh P. vivax adalah demam, suhu badan mencapai
40,6 oC, menggigil, anemia, splenomegali(perbesaran limpa). Gejala demam timbul
setiap 48 jam atau 72 jam.Gejala dapat timbul secara mendadak.

Gambar pada soal eritrosit tampak membesar dibandingkan eritrosit di sekitar nya.
Kemungkinan pasien tersebut terserang plasmodium vivax.
Sumber: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20157/4/Chapter%20II.pdf

1146. Jawaban : A
Pembahasan:
Anak tersebut sebelumnya mengalami pilek dan batuk, kemungkinan disebabkan
oleh H.influenzae lalu penyebaran penyakit menyebar hingga ke tulang

Umur

Organisme
S.
aureus , Enterobacter species,
and group
Neonatus (lebih kecil dari 4 bulan)
A and B Streptococcus species
S.
aureus , group
A Streptococcus
Anak-anak (4 bulan 4 tahun)
species,Haemophilus
influenzae ,
and Enterobacter species
Anak-anak, remaja ( 4 tahun- S. aureus (80%), group A Streptococcus
species, H.
influenzae ,
dewasa)
and Enterobacter species
S.
aureus and
Orang dewasa
occasionally Enterobacter orStreptococc
us species

Kelainan tulang yang terjadi pada foto roentgen biasanya baru dapat dilihat kira-kira
10-14 hari setelah infeksi. Sebelumnya mungkin hanya dapat dilihat pembengkakan jaringan
lunak saja. Perubahan-perubahan pada tulang lebih cepat terlihat pada anak-anak. Bila
pada foto pertama belum terlihat kelainan tulang sedangkan klinis dicurigai osteomielitis,
sebaiknya foto diulang kira-kira 1 minggu kemudian. Sering kali reaksi periosteum yang
terlihat lebih dahulu, baru kemudian terlihat daerah-daerah berdensitas lebih rendah pada
tulang yang menunjukkan adanya destruksi tulang, dan disebut rarefaksi. Gambaran tulang
selanjutnya bergantung pada terapi yang diberikan. Bila terapi adekuat, proses akan
menyembuh dan yang terlihat pada foto mungkin hanya berupa reaksi periostel dan
skelerosis. Bila terapi terlambat atau tidak adekuat, maka gambaran radiologik akan
memperlihatkan proses patologik.

Gambaran radiologi osteomielitis sangat bervariasi. Radiografi yang


dilakukan
pada
awal
perjalanan
penyakit
akan
memperlihatkan
pembengakakan jaringan lunak atau edem jaringan lunak subkutan, akan
tetapi radiografi akan terlihat normal pada 7-10 hari pertama infeksi. Pada
hari ke 10-14, suatu area fokal yang opak akan terlihat di metafisis. Hal ini
diakibatkan oleh proses perusakan litik yang berhubungan dengan reaksi
fokal periosteal. Gambaran radiologi yang tipikal akan menunjukkan suatu

gambaran lusen berbentuk oval dan terletak longitudinal dengan dikelilingi


oleh batas-batas sklerotik dengan sedikit atau tidak ada pembentukan tulang
baru periosteal.
Gambaran radiologi dapat terlihat normal, terutama diawal perjalanan
penyakit. Pada beberapa keadaan, gambaran akan menunjukkan
pembengakakan jaringan lunak, reaksi periosteal, resorpsi tulang
subperiosteal, erosi dan skwestrum. Perluasan infeksi melalui korteks
metafisis akan menyebabkan pembentukan tulang baru periosteal. Bila
terjadi pembentukan tulang baru, baik di trabekula maupun korteks, maka
tulang akan terlihat lebih opak yang dikenal dengan sklerosis. Tulang baru
periosteal ini jika membungkus tulang lama akan menjadi involukrum. Bila
terjadi perluasan infeksi ke tulang lain yang menyebabkan nekrosis maka
disebut dengan skwestrum.
Sumber : https://somelus.wordpress.com/2009/03/13/osteomyelitis/
1147. Jawaban: E
Pembahasan : Malaria cerebral merupakan suatu penyakit yang melibatkan
manifestasi klinis dari Plasmodium falciparum yang mempengaruhi status mental
dan dapat menyebabkan koma.
Bentuk cincin pada eritrosit biasanya disebabkan P.falciparum
Sumber : https://dokmud.wordpress.com/2009/10/23/malaria-serebral/
1148.Jawaban : A
Pembahasan :
DKA timbul bila kadar gula darah >300 gr/dl, ketonemia, dan asidosis (pH < 7,32
dan kadar bikarbonat < 15 mEq/L). Gejala yang timbul berupa mual, muntah, nafas
cepat dan dalam, nyeri perut, malaise, dapat disertai dengan atau tanpa koma.
SSumber : Sudoyo, Aru W., dkk. Buku ajar ilmu penyakit dalam jil:I ed:V. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI. Jakarta: 2009

1149. Jawaban : E
Pembahasan:
Unstable angina nyeri dada yang tidak dipengaruhi oleh aktivitas dan tidak pula
membaik dengan istirahat
Sumber
:
http://www.amazine.co/17932/ketahui-3-jenis-angina-stable-unstablevariant-angina/
1150. Jawaban :
1151. Jawaban : A
Pembahasan :

Amiodarone merupakan obat anti arrhythmic yang mempengaruhi irama


detak jantung. Digunakan untuk pengobatan ventricular tachycardia atau
ventricular fibrillation.
Sumber
http://health.detik.com/read/2010/07/15/152853/1399967/769/amiodarone

1152. Jawaban : A
Pembahasan :

Sumber : http://image.slidesharecdn.com/rematoidarthritisshb150130151049-conversion-gate01/95/rematoid-arthritis-shb-9-638.jpg?
cb=1422652306
1153. Jawaban : A
Pembahasan :
Ionotropik adalah zat yang dapat mempengaruhi daya kontraksi otot. Faktor
yang meningkatkan kontraktilitas disebut sebagai aksi ionotropik positif, dan yang
menurunkan sebagai ionotropik negative. Agen ionotropik positif, biasanya
menstimulasi masuknya ion kalsium kedalam sel otot jantung kemudian akan
meningkatkan tekanan dan durasi dari kontraksi ventricular.
Yang termasuk agen ionotropik positif salah satunya adalah digoxin.
Sumber: http://pharmacist-bobone.blogspot.com/2012/07/obat-initropik-dankronotropik.html

1154. Jawaban : C
Pembahasan:

Amoebiasis paling sering disebabkan oleh E.hystolitica dengan klinis diare


lebih dari 8-9 kali dalam sehari, sering disertai darah pada feses, diikuti
ketidaknyamanan pada perut.
Sumber : WHO
1155. Jawaban:
1156. Jawaban:
1157. Jawaban : C

Sumber : WHO 2011


1158. Jawaban : C
Pembahasan :
Klorokuin merupakan obat pilihan untuk parasit malaria yang masih sensitif,
digunakan untuk P. vivax, P. malariae, dan P. ovale.Dosis oral untuk pencegahan
malaria adalah 300 mg/minggu, dimulai 2 minggu sebelum ke daerah yang diduga
ada malaria dan dilanjutkan 8 minggu setelah meninggalkan daerah tersebut.
Sumber: http://www.kalbemed.com/Portals/6/09_188Profilaksis%20Malaria%20di
%20Perbatasan%20Indonesia-Timor%20Leste.pdf

1159. Jawaban : E

Sumber: http://www.itd.unair.ac.id/files/pdf/protocol1/MALARIA.pdf

1160. Jawaban : A
Cotrimoxazole adalah antibiotik yang merupakan kombinasi Sulfamethoxazole dan
Trimethoprim dengan perbandingan 5 : 1. Kombinasi tersebut mempunyai aktivitas bakterisid yang
besar karena menghambat pada dua tahap sintesis asam nukleat dan protein yang sangat esensial
untuk mikroorganisme. Cotrimoxazole mempunyai spektrum aktivitas luas dan efektif terhadap
bakteri gram-positif dan gram-negatif, misalnya Streptococci, Staphylococci, Pneumococci,
Neisseria, Bordetella. Klebsiella, Shigella dan Vibrio cholerae. Cotrimoxazole juga efektif terhadap
bakteri yang resisten terhadap antibakteri lain seperti H. influenzae, E. coli. P. mirabilis, P.
vulgaris dan berbagai strain Staphylococcus. Dosis dewasa 960 mg, 2 x sehari
Sumber: http://bukusakudokter.org/2012/12/08/cotrimoxazole

Anda mungkin juga menyukai