CACING TAMBANG
KE LO M PO K 3
SHELLI NADIA ZULFIDA (202013028)
POPY LANGEN (202013042)
SEMESTER 4
PRODI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
POLITEKNIK MITRA KARYA MANDIRI
KLASIFIKASI PENGOBATAN
MORFOLOGI PENCEGAHAN
Kingdom : Animalia
Filum : Nemathelminthes
Kelas : Nematoda
Sub kelas :Phasmidia
Ordo : Rhabditia
Sub ordo : Strongylata
Superfamilia : Strongyloidea
Familia : Ancylostomatidae
Genus : Ancylostoma
Spesies : Ancylostoma duodenale (Rizqiani Kusumasari,2019.).
Morfologi
Gambar Cacing dewasa Ancylostoma Duodenale. Perbesaran 10x3,3 (Sumber : Bethony, 2006)
Ket :
A: Betina a: ekor meruncing
B : Jantan b: bursa korpulatriks
Morfologi
Gambar Telur Ancylostoma duodenale. Perbesaran 10x40 (Sumber : Darwanto dkk. 2010)
Siklus hidup
Telur keluar bersama tinja. Di alam luar telur ini dapat matang dan
menghasilkan larva rhabditiform, selama 1-2 hari di bawah kondisi yang baik
dengan suhu optimal 23-33⁰C. Larva yang baru menetas (berukuran 275 x 16 μ)
aktif memakan sisa-sisa pembusukan organik dan cepat bertambah besar (500-
700 dalam 5 hari). Kemudian ia berganti kulit untuk kedua kalinya dan
berbentuk langsing menjadi larva filariform yang infeksius. (Irianto,2009).
Larva filarirorm aktif menembus kulit luar tuan rumah melalui folikelfolikel
rambut, pori-pori atau kulit yang rusak. Umunya daerah infeksi ialah pada
dorsum kaki atau disela jari kaki. Larva masuk bermigrasi ke saluran vena
menuju ke jantung kanan, darisana masuk ke saluran paru paru, member
jantung paru-paru sampai ke alveoli. Dari situ mereka naik ke bronchi dan
trakea, tertelan dan masuk ke usus. Peredaran larva dalam sirkulasi daerah dan
migrasi paru-paru berlangsung selama satu minggu. Selama periode ini mereka
mereka bertukar kulit untuk ketiga kalinya. Setelah berganti kulit empat kali
dalam jangka waktu 13 hari cacing akan dewasa. Yang betina bertelur 5-6 minggu
setelah infeksi. Infeksi per oral jarang terjadi, tapi larva dapat masuk ke dalam
tubuh melalui air minum dan makanan yang terkontaminasi(Irianto,2013).
Siklus hidup
1. Stadium larva
Banyak larva filariform sekaligus menembus kulit maka terjadi
perubahan kulit. Perubahan pada paru biasanya ringan. Infeksi
larva filariform A.duodenale secara oral menyebabkan penyakit
dengan gejala mual, muntah, iritasi faring, batuk.
2. Stadium dewasa
Gejala tergantung pada spesies dan jumlah cacing. A.duodenale
0,08-0,34 cc. Pada infeksi kronik dan akut terjadi anemia hipokrom
mikrositer. Cacing tambang biasanya tidak menyebabkan kematian,
tetapi daya tahan berkurang dan prestasi menurun sehingga dapat
berakibat Decompensatio Cordis (Susanto I, 2011).
Diagnosis
2. Pengobatan anemia.
Anemia penderita diobati menggunakan sediaan zatbesi (Fe) yang
diberikan per oral atau parental.(Safar,2010)
Pencegahan
Aji Humaedi & Pengabdian Metode yang digunakan melakukan Kegiatan pemeriksaan cacing dilakukan pada 100 siswa/i
Muhammad Masyarakat penyuluhan, pemeriksaan sampel di kelas 6 SDN Cawang 01 Pagi, dari 100 murid didapat 73
Rizki Melalui PHBS laboratorium dan analisis hasil. murid yang bersedia dan mendapat izin orang tua. Hasil
Kurniawan dengan Tahapan-tahapan kegiatan pemeriksaan telur cacing dari sampel feses, ditemukan 3
(2022) Pemeriksaan Pengabdian Masyarakat, yaitu: 1. murid yang mengalami infeksi cacing, dintaranya dua
Kecacingan dan Melakukan kerjasama dengan mitra murid terinfeksi cacing Ancylostoma duodenale dan satu
Hemoglobin Pada pengabdian. 2. Penyuluhan murid terinfeksi cacing Enterobius vermicularis.
Kelompok Siswa kegiatan kecacingan. 3. Sedangkan pemeriksaan hemoglobin (Tabel 2)
SDN 01 Cawangan Pelaksanaan kegiatan. 4. menunjukkan bahwa seluruh peserta uji memiliki kadar Hb
Pagi Monitoring dan evaluasi kegiatan. normal dengan range nilai antara 11,0 sampai 16,0 mg/dL.
Studi Kasus 2
Nama Peneliti Judul Jurnal Metode Pembahasan dan Hasil
Odunayo Faktor risiko Lima ratus gram sampel tanah Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwaA. duodenum
Emmanuel ekologis infeksi dikumpulkan dengan sekop tangan larva memiliki korelasi negatif yang signifikan secara
Oyewole & cacing yang pada kedalaman 3 cm antara pukul statistik dengan suhu tanah (r=0,53) dan konduktivitas
Iyabo Adepeju ditularkan melalui 09:00 dan 12:00 ke dalam kantong tanah (r=0.30). Ini menyiratkan bahwa ketika nilai kedua
Simon-Oke tanah di distrik plastik kecil, bersih, dan berlabel parameter meningkat, jumlahA. duodenumlarva yang ada
(2022) Ifedore, Nigeria baik sebelum transportasi ke di dalam tanah berkurang.A. duodenumovum,
Barat Daya laboratorium untuk dianalisis. bagaimanapun, menunjukkan korelasi positif dengan
Sampel tanah diangkut dalam konduktivitas tanah tanah (r=0,34) yang ditemukan
kantong hitam dan disimpan dalam signifikan secara statistik.
lemari yang sejuk dan gelap untuk
menghilangkan pengaruh sinar
matahari pada telur dan larva yang
ada dalam sampel.
Studi Kasus 3
Nama Peneliti Judul Jurnal Metode Pembahasan dan Hasil
G. Payung, R. Infeksi cacing Pemeriksaan mikroskopis tinja Dalam kasus kami, pasien menunjukkan peningkatan
Pinzani, A. tambang pada bayi: mendeteksi keberadaan telur cacing jumlah eosinofil yang persisten pada darah tepi. Hal ini
Bandera, F. laporan kasus dan tambang yang dikonfirmasi dalam terjadi pada cacing yang memiliki invasi jaringan terus
Formenti, G. tinjauan literatur tiga sampel berbeda dari hari yang menerus dan kontak dengan sel efektor imun, seperti
Zavarise, M. berbeda (Gbr. 1).1). Spesimen yang cacing tambang.14]. Oleh karena itu, eosinofilia persisten
Arghittu, D. terkumpul selanjutnya dikirim ke yang tidak dapat dijelaskan mungkin merupakan petunjuk
Girelli, A. laboratorium spesialis parasitologi utama adanya infeksi parasit dan dapat membenarkan
Maraschini, A. “Ospedale Sacro Cuore Don pemeriksaan khusus pada tinja , selanjutnya ditemukan ada
Muscatello, P. Calabria” Negrar, untuk diuji telur A. duodenum dan N. americanus
Marchisio dan dengan teknik biologi molekuler
S. Bos (2021) (Real Time polymerase chain
reaction, RT-PCR) yang
memastikan spesies tersebut
sebagaiAncylostoma duodenale.
Kesimpulan
Ancylostoma duodenale (A. duodenale) merupakan hookworm yang cukup sering
ditemukan di Eropa Selatan, Afrika Utara dan Asia. Terutama ditemukan di
negara tropis seperti Asia Tenggara. Patogenesis infestasi A. duodenale dimulai
dari cacing dewasa menghasilkan ribuan telur per hari.
Hospes penyakit ini adalah manusia dan menyebabkan penyakit Ancylostomiasis
Larva Ancylostoma duodenale masuk bermigrasi ke saluran vena menuju ke
jantung kanan, darisana masuk ke saluran paru paru, member jantung paru-paru
sampai ke alveoli. Dari situ mereka naik ke bronchi dan trakea, tertelan dan
masuk ke usus.
Infeksi larva filariform A.duodenale secara oral menyebabkan penyakit dengan
gejala mual, muntah, iritasi faring, batuk.
Obat cacing. Obat-obat cacing yang efektif untuk memberantas cacing tambang
antara lain adalah Albendazol, Mebendazol, Levamisol, dan Pirantel pamoat yang
dapat diberikan per oral.
Di daerah endemis Ancylostoma duodenale penduduk sering mengalami reinfeksi
dapat dicegah dengan memberikan obat cacing kepada penderita dan sebaiknya
juga dilakukan pengobatan massal pada seluruh penduduk didaerah endemis.
Sekian dan
Terimakasih
Mohon maaf apabila masih terdapat kekurangan dan kesalahan
^XOXO^