QS : Al Baqoroh ayat 31-35 َ اء َٰ َه ُؤ ََل ِء ِإ أن ُك أنت ُ أم • َصا ِدِِنن ِ ض ُه أم َعلَى أال َم ََلئِ َك ِة فَقَا َل أ َ أن ِبئُونِي ِبأ َ أس َم َ و َعلَّ َم آدَ َم أاْل َ أس َما َء ُكلَّ َها ث ُ َّم َع َر 31. Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!“ 32. علا ْمتَنَا ۖ ِإنا َك أ َ ْنتَ ا ْلعَ ِلي ُم ا ْل َح ِكي ُم ُ قَالُوا َ س ْب َحانَ َك ََل ِع ْل َم لَنَا ِإ اَل َما Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana". ت ِ اوا َ س َم ب ال ا َ س َمائِ ِه ْم قَا َل أَلَ ْم أَقُ ْل لَ ُك ْم ِإنِي أ َ ْعلَ ُم َ غ ْي ْ َ س َمائِ ِه ْم ۖ فَلَ اما أ َ ْنبَأ َ ُه ْم ِبأ ْ َ قَا َل يَا آدَ ُم أ َ ْن ِبئْ ُه ْم ِبأ َ ُون َو َما ُك ْنت ُ ْم ت َ ْكت ُ ُم .ون َ ض َوأ َ ْعلَ ُم َما ت ُ ْبد ِ َو ْاْل َ ْر 33. Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku-katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" َنس أَبَ َٰى َوا أستَ أكبَ َر َو َكانَ ِمنَ أال َكافِ ِرنن َ ََو ِإ أذ ُِ ألنَا ِل أل َم ََلئِ َك ِة ا أس ُجدُوا ِِلدَ َم ف َ س َجدُوا ِإ ََّل ِإ أب ِل 34. Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.
شئْت ُ َما َو ََل تَ ْق َربَا َٰ َه ِذ ِه ال ا
• ش َج َرةَ فَتَكُونَا ِم َن َ سك ُْن أ َ ْنتَ َو َز ْو ُج َك ا ْل َجناةَ َوك ََُل ِم ْن َها َر ُ غدًا َح ْي ِ ث ْ َوقُ ْلنَا يَا آدَ ُم ا َ ظا ِل ِم ين ال ا 35. Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim. Kompetensi yang dicapai : • Mahasiswa mampu”
1. Menjelaskan dasar-dasar pengendalian mutu
2. Menjelaskan sumber-sumber kesalahan pada tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik 3. menerapkan pengendalian mutu melalui 5Q Frame work untuk kualitas manajemen, 4. mengenali sumber-sumber kesalahan pada tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik, 5. melakukan keadalan tes laboratorium (presisi, inpresisi, akurasi, inakurasi, sensitifitas diagnostik, spesifisitas diagnostik), 6. menerapkan uji kualitas bahan laboratorium (reagen, bahan standart, bahan kontrol), 7. melakukan kalibrasi alat dan instrument laboratorium medik, 8. melakukan PMI bidang Urinalisis.
1. Pengenalan PMI bidang urinalisa • Laboratorium klinik sebagai subsistem pelayanan kesehatan menempati posisi penting dalam diagnosis invitro.
• Terdapat 5 alasan penting mengapa pemeriksaan laboratorium diperlukan,
yaitu : 1. skrining, 2. diagnosis, 3. pemantauan progresifitas penyakit, 4. monitor pengobatan dan 5. prognosis penyakit. Oleh karena itu, setiap laboratorium harus dapat memberikan data hasil tes yang teliti, cepat dan tepat
• Dalam proses pengendalian mutu laboratorium dikenal ada tiga tahapan penting, yaitu: tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik. • Pada umumnya yang sering diawasi dalam pengendalian mutu hanya tahap analitik dan pasca analitik yang lebih cenderung kepada urusan administrasi, sedangkan proses praanalitik kurang mendapat perhatian. • Kesalahan pada proses pra-analitik dapat memberikan kontribusi sekitar 61% dari total kesalahan laboratorium, sementara kesalahan analitik 25%, dan kesalahan pasca analitik 14%. • Proses pra-analitik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : 1. pra-analitik ekstra laboratorium dan 2. pra-analitik intra laboratorium.
• Mutu laboratorium klinik yang baik menunjukkan kepercayaan dokter terhadap hasil tes laboratorium tersebut. • Laboratorium harus menerapkan sbb : A. Penerapan manajemen mutu pelayanan laboratorium, seperti akreditasi, ISO 9001 (Quality Management System), ISO 15189 yang merupakan perpaduan ISO 9001 dengan ISO/IEC 17025 (International Electrotechnical Commission) B. Implementasi TQM (Total Quality Management ), CQI (Continous Quality Improvement ) service satisfaction, customer satisfaction, dsb. C. Penerapan Standar Keselamatan Kerja
• Upaya mencapai tujuan laboratorium klinik yakni tercapainya pemeriksaan yang bermutu diperlukan strategi dan perencanaan manajemen mutu yang didasari Quality Management Science (QMS) dengan suatu model Five–Q, yaitu: A. Quality Planning (QP) B. Quality Laboratory Practice (QLP) C. Quality Control (QC) D. Quality Assurance (QA) E. Quality Laboratory processes(QLP)
A. Quality Planning (QP): Merencanakan dan memilih jenis metode, reagen, bahan, alat, sumber daya manusia dan kemampuan yang dimiliki laboratorium. B. Quality Laboratory Practice (QLP): Membuat pedoman, petunjuk dan prosedur tetap yang merupakan acuan setiap pemeriksaan laboratorium. C. Quality Control (QC): Pengawasan sistematis periodik terhadap : alat, metode, dan reagen. QC lebih berfungsi untuk identifikasi ketika sebuah kesalahan terjadi.
• D. Quality Assurance (QA): Merupakan pengamatan keseluruhan input-proses – output/outcome, dan menjamin pelayanan dalam kualitas tinggi dan memenuhi kepuasan pelanggan. Indikator kinerja QA adalah: 1. Manajemen sampel 2. Manajemen proses 3. Manajemen SDM 4. Keselamatan kerja 5. Quality Improvement (QI)
• E. Quality Laboratory processes(QLP): Dilakukan pengamatan terhadap prosedur,alat,sumber daya manusia,metode yang digunakan dalam pemeriksaan.
Langkah-langkah Five Q merupakan implementasi manajemen mutu
laboratorium yang berujung pada Continous Quality Improvement (CQI), menjamin pelayanan berstandar tinggi dan terwujudnya kepuasan pelanggan. Hal ini membutuhkan komitmen pimpinan (Top Management).
• Pemantapan Mutu pada prosedur Pemeriksaan Urine. Analisis urin dapat dilakukan secara : manual atau dengan alat instrumentasi. Metode pemantapan mutu untuk penanganan dan pengujian spesimen urin meliputi : A. Penjelasan tentang cara pengumpulan spesimen yang tepat harus jelas diinformasikan kepada pasien, yaitu harus bersih agar sampel yang bebas kontaminan B. Pengujian harus dilakukan dalam waktu 1 jam jika memungkinkan. Jika tidak mungkin sampel didinginkan atau diawetkan pada suhu 4 – 6 °C, pemeriksaan diharuskan tidak lebih dalam waktu 1 jam
C. Kalibrasi dan penggunaan Quality Control spesimen pada refraktometer jika digunakan untuk uji gravitasi spesifik harus diimplementasikan. D. Pelatihan tenaga harus terus dilakukan untuk standarisasi persyaratan yang digunakan untuk melaporkan hasil pemeriksaan fisik urine dan hasil lainnya. E. Penggunaan Quality Control spesimen eksternal harus terjadi, Quality Control specimen positip dan negatip harus disiapkan untuk semua parameter yang dilaporkan pada spesimen pasien. F. Sentrifugal yang digunakan untuk memutr spesimen urin harus dikalibrasi secara teratur
G. Quality Control spesimen komersil harus diperiksa oleh semua yang melakukan pemeriksaan mikroskopis urine.
Penjelasan tentang beberapa hal sbb :
A. Penjelasan tentang cara pengumpulan specimen 1. Persiapan Pasien 2. Persiapan Pengumpulan Spesimen 3. Peralatan 4. Pengambilan specimen B. Quality control urinalysis 1. Tujuan Quality control urinalys: Mengetahui apakah proses analisis yang dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ada, dilihat dari metode, alat analisis, reagensia yang digunakan.
2 . Jenis Pemeriksaan a. Pemeriksaan makroskopis; b. Pemeriksaan kimia; c. Pemeriksaan mikroskopis 3. Tujuan urinalisis: a. Membantu menegakkan diagnosis; b. Memberi informasi mengenai faal organ & metabolisme tubuh; c. Mengikuti perjalanan penyakit & hasil pengobatan; d. Mendeteksi kelainan yang asimptomatik.
4. Pengambilan Urine a. Bahan urine yang ideal adalah urine pagi dan diambil dengan cara porsi tengah bersih. b. Pemeriksaan laboratorium harus dikerjakan kurang dari 2 jam c. Tidak boleh menggunakan bahan pengawet. 5. Reagensia a. Reagensia strip carik celup b. Perhatikan tanggal : 1) Pembuatan 2) Kadaluarsa 3) Pembelian 4) penggunaan c. Simpan dalam botol asli pada suhu kamar yang sejuk, tidak terkena cahaya matahari, tidak lembab dan tidak di dalam lemari es d. Silica gel jangan dibuang
6. Cara Pemakaian Reagensia a. Botol reagen tertutup rapat, disimpan pada suhu kamar b. Keluarkan carik celup secukupnya, jangan mencampur reagensia dengan lot yang berbeda c. Jangan memegang reagen pita pada tempat reaksi d. Dipakai dalam waktu 6 bulan setelah botol dibuka e. Jangan dipakai jika Warna carik celup telah berubah
7. Parameter a. Berat jenis Prinsip: adanya kation dalam urine menyebabkan pelepasan proton oleh complexing agent dan akan menghasilkan perubahan warna pada indikator. • Pembacaan tinggi palsu : Proteinuria 100-500 mg/ dl, Benda keton, asam laktat. • Pembacaan rendah palsu : Konsentrasi urea dan glukosa > 1g/dl, pH > 6,5 ditambah 0,005
b. pH • Prinsip : carik celup untuk pemeriksaan pH. pH mengandung indicator methyl red dan bromthymol blue. Kombinasi indicator tersebut memungkinkan perubahan warna yang jelas dari oranye menjadi hijau kemudian menjadi biru pada sumber kesalahan : daerah pH 5-9. Urine yang disimpan terlalu lama akan berubah menjadi alkalis (pH > 7)
c. Darah • Prinsip : Pemeriksaan berdasarkan adanya hemoglobin. Darah dan myoglobin yang mengkatalisis oksida dari indikator warna sehingga terjadi perubahan warna. • Eritrosit yang utuh terhemolisis pada carik celup dan hemoglobin yang timbul akan bereaksi dengan reagen membentuk titik-titik hijau. • Hasil positif palsu : - Kontaminasi darah menstruasi - peroksidase kuman - strong oxidizing agents ( sabun, deterjen) • Hasil negatif palsu : - Adanya asam askorbat (chemstrip : tidak terpengaruh) - BJ yang tinggi - Captopril
d. Lekosit esterase • Prinsip : didasari pada penguraian ester yang tidak berwarna oleh esterasegranulosit menjadi zat yang tidak stabil dan mudah teroksidasi menjadi zat berwarna biru. Posisif palsu : - Bahan yang memberi warna, seperti obat (phenozopyridine), komsumsi bit - Kontaminasi cairan vagina
Negatif palsu : - adanya limfosit tidak terdeteksi - Peningkatan glukosa (> 3g/dl, protein >500mg/dl - BJ yang tinggi - bahan Oksidator kuat – - Obat-obatan (gentamicin, cephalosporin)
e. Nitrit • Prinsip : nitrit dalam urine bereaksi dengan indikator warna menghasilkan zat warna azo. • Positif palsu : - Beberapa obat yang menyebabkan warna merah (phenozopyridine), konsumsi bit - Penyimpanan yang tidak tepat sehingga terjadi proliferasi bakteri • Negatif palsu : - Asam askorbat ( >25 mg/dl) - Bermacam-macam factor yangmenghambat atau mencegah pembentukan nitrit meskipun ada bakteriuria.
f. Protein • Prinsip : dalam suatu sistem bufer yang mempertahankan pH konstan, carik celup yang mengandung indikator warna dapat bereaksi dengan albumin sehingga warna kuning menjadi hijau. • Positif palsu : - Urine yang alkalis (pH 9), seperti pada obat- obatan, specimen yang diawetkan tidak benar, kontaminasi dengan senyawa amonium kuartener. - Bahan yang memberi warna, seperti obat (phenozopyridine), konsumsi bit. • Negatif palsu : - adanya protein lain selain albumin
g. Glukosa • Prinsip : reaksi dari pemeriksaan glukosa berdasarkan pada reaksi glukosa oksidase- peroksidase yang spesifik • Positif palsu : - Bahan oksidator kuat (pemutih); - Kontaminasi peroksida • Negatif palsu : - Asam askorbat (>50 mg/dl); - penyimpanan yg tidak tepat (Glikolisis)
h. Keton • Prinsip : asam asetoasetat dan aseton bereaksi dengan natrium nitroprusside dan glisin dalam suasana alkalis menjadi suatu kompleks warna ungu. • Positif palsu : - Mengandung senyawa free- sulfhydryl, seperti, Captopril, Nacetylcystein. - Urine yang warnanya tua - Phenylketones , - Metabolit levodopa dalam jumlah besar • Negatif palsu : - Penyimpanan yang tidak tepat menyebabkan mudah menguap
i. Bilirubin • Prinsip : carik celup untuk pemeriksaan bilirubin mengandung garam diazonium dan asam yang bereaksi dengan bilirubin dalam urine menyebabkan perubahan warna merah menjadi ungu. • Positif palsu :- Obat-obatan yang menyebabkan perubahan warna (phenozopyridine), - Metabolit chlorpromazine dalam jumlah besar • Negatif palsu : - Asam askorbat (>25 mg/dl) - Nitrit konsentrasi tinggi - Penyimpanan yang tidak tepat menyebabkan, oksidasi atau hidrolisis menjadi biliverdin non reaktif dan bilirubin bebas
j. Urobilinogen • Prinsip : suasana asam Urobilinogen + indikator , perubahan warna (merah) • Positif palsu : - Bahan berwarna shg mengganggu pembacaan hasil • Negatif palsu : - Formalin (> 200 mg/dl), - Penyimpanan yang tidak tepat menyebabkan teroksidasi menjadi urobilin. Perlu dilakukan konfirmasi dengan pemeriksaan konvensional Reagen Fauchet, karena pada stik sering positip oleh warna urin. Bilirubinuri (3+) tidak usah dikonfirmasi, kecuali bila bersamaan dengan hematuri berat.
8. Pembacaan • Pembacaan Carik celup bisa dengan cara : Visual dan dengan Alat (urine analyzer). • Alat Baca Yang perlu diperhatikan Tegangan listrik • Kalibrasi fotometer reflaktans dengan kalibrator dari pabrik • Perawatan alat fotometer reflaktans, : lemari pendingin, sentrifus, dan mikroskop secara berkala. • Bahan Control Urine : 1. Cair, 2. Lyophilized • Bahan Kontrol Cair : Lebih murah, bebas dari kesalahan rekonstitusi, kurang
www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID Cara Melarutkan Bahan Lyophiized • Gunakan pipet yang terkalibrasi , • Gunakan aguades kualitas tinggi, Jaga jangan sampai ada bubuk yang terbuang (pada saat membuka vial), Campurkan baik-baik, jangan sampai timbul buih, • Tunggu minimal 30 menit sebelum dianalisis.
2. Penerapan PMI Bidang Urinalisis • Penerapan Pemantapan Mutu Internal bidang urinalisis adalah bagaimana menerapkan pemantapan mutu internal urinalisis yang meliputi pemeriksaan : - makroskopis, - kimia dan - mikroskopis urine.
www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID Makroskopis • 1. Warna urin : kuning muda – kuning perhatikan perubahan warna urin oleh karenaobatobatan • 2. Busa : normal warna putih penyebab busa : protein, bilirubin • 3. Kejernihan : normal urin jernih perhatikan adanya kontaminasi feses, Kriteria : jernih, agak berawan, berawan, keruh 4. Bau : aromatic odor (bukan hal yang dilaporkan rutin). Perhatikan adanya bau dari makanan 5. Konsentrasi : 94% air + 6 % bahan terlarut bahan terlarut tergantung : diet, aktivitas, Kesehatan
6. BJ : 1000-1030, diukur dengan : urinometer, refraktometer, carik celup. • Dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan pemekatan ginjal Urin sewaktu BJ > 1025 fx pemekatan baik 7. Volume : 600-1800 mL • a. Dipengaruhi diet, aktivitas, kesehatan • b. Volume > 500 mL pada malam hari ; nokturia • c. Poliuria : > 3000 mL/ hari • d. Oligouria : < 400 mL/hari
www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID 1. Kontrol : • Kontrol masuk : Lakukan pemeriksaan urine, • kontrol tidak masuk : Langkah 2 2. Periksa apakah bahan kontrol kadaluarsa, penyimpanannya sudah sesuai, lot nya sama, ada standard kontaminasi ▪ Ada masalah : - Pakai kontrol baru, Tes diulang seperti tahap 1 ▪ Tidak ada masalah tes diulang : Kontrol masuk = Kerjakan pemeriksaan control tidak masuk = langkah 3 Buka botol bahan kontrol baru 3. Kontrol masuk....... Kontrol lama buang, Kerjakan pemeriksaan Kontrol tidak masuk .... langkah 4
4. Buka carik celup baru dan uji dengan bahan kontrol baru : • Kontrol masuk : Buang carik celup yang rusak , Kerjakan pemeriksaan kontrol tidak masuk : ganti lot dan ulangi kontrol : • Kontrol masuk : - Buang carik celup dari lot yang lama, - Lapor perusahaan alat / reagen, - Kerjakan pemeriksaan • Kontrol tidak masuk : - lapor supervisor, - jangan melakukan pemeriksaan , - lapor perusahaan alat/ reagen
• Pemantapan kualitas kimia urin dinilai baik, bila : a) tidak ada hasil kontrol yang positif palsu atau negatif palsu b) untuk hasil positif, 50% hasil kontrol positif menyimpang 1 tingkat dari nilai yang telah ditetapkan Free & Free.1976
a) Hasil pemeriksaan dianggap terkontrol bila hasilnya sama dengan nilai target. b) Hasil pemeriksaan dianggap menyimpang apabila : - hasil pemeriksaan seharusnya positif, tapi didapatkan negatif atau sebaliknya - berbeda 1 tingkat diatas atau di bawah nilai target dengan jumlah hari pemeriksaan > 5% dari seluruh hari pemeriksaan - hasil pemeriksaan berbeda >1 tingkat diatas atau dibawah nilai target
Pengelolaan : • Pengelolaan program pemantapan mutu eksternal laboratorium dapat dilakukan oleh pemerintah dari suatu negara, organisasi profesi nasional maupun internasional, atau oleh perusahaan pembuat reagen atau bahan kontrol. Peralatan dan bahan : • Alat : sama dengan alat yang digunakan pada pemeriksaan urine • Reagensia : sama dengan reagen yang digunakan pada pemeriksaan urine pasien. • Bahan kontrol : bahan kontrol urine • Parameter : semua parameter yang diperiksa
Cara pelaksanaan • Cara yang populer saat ini adalah cara survei. Spesimen ini harus dijamin sedapat mungkin sama. Laboratorium diminta untuk menganalisis spesimen tersebut untuk parameter yang ditentukan pada waktu yang bersamaan. • Hasilnya harus dikirim ke pengelola. • Evaluasi umpan balik
Pemeriksaan Kimia Urine Konvensional : • Protein, Reduksi, Bilirubin,Urobilin, Keton dll. • Konvensional : metode kimia basah. • Pemeriksaan kimia basah sudah sangat terbatas. • Pemeriksaan yang dipakai rutin untuk menilai fungsi ginjal, adalah : 1) kadar Kreatinin darah /urin 2) kadar Ureum darah /urin 3) Klirens Kreatinin (menilai GFR) ( GFR diukur langsung atau dpt digunakan normogram Formula COCKCROFT – GAULT)
Perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada sampel urin. 1. disebabkan pertumbuhan kuman, 2. bahan kimia vitamin C, 3. tempat penampungan tidak bersih, 4. bekas detergen, 5. suhu, 6. radiasi cahaya, 7. proses kimia oksidasi, 8. hidrolisis dan 9. lamanya dilakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan urin yang terpengaruh adalah • pH, (makin ditunda pH naik, NH3 mjd NH4) • Glukosa, (degradasi oleh bakteri) • Nitrit, • Protein, • Bilirubin, • Urobilinogen, (proses oksidasi) • Sedimen : Eritrosit Lekosit, Silinder, (lisis) serta dapat hilang atau ditemukan kristal pada urin.
Urinalisis 2 (Analisis Mikroskopik) • Pemeriksaan mikroskopik diperlukan untuk mengamati sel dan benda berbentuk partikel lainnya. Banyak macam unsur mikroskopik dapat ditemukan baik yang ada kaitannya dengan infeksi (bakteri, virus) maupun yang bukan karena infeksi misalnya perdarahan, disfungsi endotel dan gagal ginjal. • Metode pemeriksaan mikroskopik sedimen urine lebih dianjurkan untuk dikerjakan dengan pengecatan Stenheimer-Malbin. Dengan pewarnaan ini, unsur-unsur mikroskopik yang sukar terlihat pada sediaan natif dapat terlihat jelas.
PROSEDUR 1. Sampel urin dihomogenkan dahulu 2. Urin dipindahkan ke dalam tabung pemusing sebanyak 10 ml. 3. Urin dipusingkan dengan kecepatan relatif rendah (sekitar 1500 - 2000 rpm) selama 5 menit. 4. Tabung dibalik dengan cepat (decanting) untuk membuang supernatant sehingga tersisa endapan kira-kira 0,2-0,5 ml. 5. Endapan diteteskan ke gelas obyek dan ditutup dengan coverglass.
6. Jika hendak dicat dengan dengan pewarna Stenheimer-Malbin, tetesi endapan dengan 1-2 tetes cat tersebut, kemudian dikocok dan dituang ke obyek glass dan ditutup dengan coverglass, siap untuk diperiksa. 7. Endapan pertama kali diperiksa di bawah mikroskop dengan perbesaran rendah menggunakan lensa obyektif 10X, disebut lapang psaudarang lemah (LPL) atau low power field (LPF) untuk mengidentifikasi benda-benda besar seperti silinder dan kristal.
• Selanjutnya, pemeriksaan dilakukan dengan kekuatan tinggi menggunakan lensa obyektif 40X, disebut lapang psaudarang kuat (LPK) atau high power field (HPF) untuk mengidentifikasi sel eritrosit, lekosit, epitel), ragi, bakteri, Trichomonas, filamen lendir, sel sperma. Jika identifikasi ilinder atau kristal belum jelas, pengamatan dengan lapang psaudarang kuat juga dapat dilakukan. • Karena jumlah elemen yang ditemukan dalam setiap bidang dapat berbeda dari satu bidang ke bidang lainnya, beberapa bidang dirata- rata. Berbagai jenis sel yang biasanya digambarkan sebagai jumlah tiap jenis ditemukan per rata-rata lapang psaudarang kuat. • Jumlah silinder biasanya dilaporkan sebagai jumlah tiap jenis yang ditemukan per lapang pandang lemah.