Anda di halaman 1dari 15

“KUALITAS SEDIAAN JARINGAN

KULIT METODE MICROWAVE DAN


CONVENTIONAL HISTOPROCESSING
PEWARNAAN HEMATOXYLIN EOSIN”
Oleh : Tulus Ariyadi, Hadi Suryono

KELOMPOK 3
IKE NURJANNAH (0794162003)
BARIAN ADHA (0794162005)
YULIA A SIMARMATA (0704162015)
ELIDARNI (0704162007)
KHUSNUL KHOTIMAH (0704162009)
A. PENDAHULUAN

Conventional histoprocessing merupakan


metode memproses jaringan histology dengan
tahapan proses conventional (tradisional atau
sederhana). Dimana metode fiksasi, dehidrasi
bertingkat, clearing, dan infiltrasi paraffin
dipanaskan hingga ± 72 ˚C. Waktu yang
dibutuhkan untuk memproses jaringan dari
tahap awal (fiksasi) sampai menjadi blok parafin
menggunakan reagen xylol ± 18 jam.
- Tujuan penelitian : untuk mengetahui kualitas
sediaan jaringan kulit dengan metode
mikrowave dan conventional histoprocessing
dengan melihat kualitas penyerapan dan
keseragaman warna menggunakan pewarna
Hematoxylin Eosin.
B. METODE PENELITIAN
• Alat dan Bahan :
- Alat :
1. Makro knife
2. Microwave histoprocessing KOS (metode microwave)
3. Digital Tissue processor (metode conventional)
4. Mikrotom
5. Water bath

- Bahan :
1. Jaringan kulit obyek yang belum mengalami autolysis.
2. Buffer formalin 10%, alkohol 50%, 70%, 80%, 96% absolut, xylol,
etanol, isopropanol, parafin cair, albumin, Hematoxylin eosin,
Canada balsam.
• PROSEDUR KERJA

A. Prosedur pemotongan/pemilihan jaringan kulit


1. Jaringan diiris dengan ukuran 2 x 1 cm dan
ketebalan 2 mm.
2. Jaringan kulit diambil 2 potong.
3. Dipilih bagian yang sama (identik), potongan
jaringan dimasukkan kedalam 2 kaset masing
masing 1 potong jaringan kulit, pada kaset 1 dan 2
diberi label A dan B berturut-turut, pada kelompok
kaset label A diproses dengan metode Microwave
histoprocessing KOS dan kelompok kaset dengan
label B di proses dengan metode Digital Tissue
processor (metode Convensional).
B. Prosedur metode Microwave histoprosessor
1. Jaringan kulit dalam kaset dimasukkan kedalam alat
microwave Tissue Prosessor.
2. Tabung 1 reagen yang digunakan adalah Buffer
Formalin 10% selama 20 menit pada 50◦.
3. Dilanjutkan dengan mengeluarkan tabung ke I dan
memindahkan pada tabung II yang berisi alkohol 70%,
selama 20 menit suhu 65 º C
4. Dicelupkan pada tabung ke III yang berisi alkohol 70%
sebanyak 2 celupan.
5. Masukkan ke tabung IV yang berisi Isopropanol 65 º C
selama 30.
6. Pindahkan jaringan pada tabung V yang berisi paraffin
cair selama 55 menit, suhu yang digunakan 81 º C.
C. Pengeblokkan
1. Parafin cair dituangkan kedalam cetakan (Base mold),
kemudian jaringan dari prosessing dimasukan ke
dalam cetakan yang telah di isi parafin cair.
2. Diletakkan jaringan agar semakin menempel di dasar
cetakan.
3. Tutup cetakan kasset diambil, letakkan di atas
cetakan dan di tekan, ditulis nomor sampel/etiket di
pinggir kaset, biarkan sampai parafin membeku.
4. Setelah beku dikeluarkan dari cetakan.
D. Pemotongan blok paraffin
1. Letakkan blok paraffin pada penjepit kaset
mikrotom, pisau mikrotom yang masih tajam
dipasang pada tempat pisau mikrotom.
2. Atur pada ketebalan 3 atau 4 µ dengan sudut 30º.
3. Putar pemutar mikrotom menggunakan tangan
kanan sampai jaringan terpotong menjadi lembaran
pita dengan ketebalan 3-4 µ.
4. Letakkan pada waterbath dengan suhu 50 ºC
sampai mengembang.
5. Lembaran jaringan diambil menggunakan objek
glass yang sebelumnya sudah diolesi albumin.
E. Pewarnaan rutin Hematoxylin-Eosin (HE)
1. Preparat dimasukkan ke xylol I, II, dan III masing-masing 3
menit
2. Bersihkan pinggir jaringan dengan kain kasa.
3. Preparat dimasukkan kedalam alkohol 100%, 95%, 80%, 70%
masing -masing 3 menit.
4. Preparat dialiri air mengalir 3 menit, kemudian dimasukkan ke
dalam Meyer hematoksilin selama 15 menit setelah itu
preparat dialiri dengan air mengalir selama ± 3 menit.
5. Direndam kembali dengan alkohol 70 % I selama 3 menit,
alkohol 70% II selama 3 menit, alkohol 70% III selama3 menit.
6. Preparat dimasukkan ke larutan eosin 5 menit. Kemudian
dimasukkan kedalam alkohol 70 %, 80%, 95%, 100% masing-
masing 3 manit
7. Tahap terakhir menggunakan xylol I, dan II masing-masing 3
menit, lalu menetesi preparat menggukanan entelan dan
metutup dengan objek glass.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan kualitas sedian histologi jaringan kulit
dengan metode Microwave histoprocessing didapatkan
96.1 % hasil yang baik dan 3.9 % hasil yang kuran baik,
pada metode Conventional histoprocessing kualitas
sedian didapatkan 94.8 % hasil baik dan 5.2 % hasil
yang kurang baik, dengan demikian dilihat dari total skor
pada table 2 penilaian kualitas sediaan menunjukkan
hasil yang baik Pada metode Microwave dan
Conventional histoprocessing.
Hasil kurang baik kualitas sedian histology jaringan kulit dengan metode
microwave histoprocessing didapatkan 3.9 % sedangkan pada conventional
histoprocessing 5 %. hasil kurang baik atau tidak baik pada pewarnaan
haematoxyilin eosin bisa disebabkan karena hematoxylin berperan sebagai
pewarna dasar. Setiap komponen yang terwarnai oleh zat ini mengandung asam
nukleat, seperti inti sel yang kaya kromatin, dan daerah sitoplasma yang
kayabrna. Struktur dalam jaringan tampak berwarna ungu kebiruan. Pewarnaan
inti yang tidak adekuat artinya kurang adekuatnya hematoxylin yang mewarnai
bagian inti seluler, hal ini bisa disebabkan oleh fiksasi yang tidak adekuat.
Penyebab lainnya adalah proses penghilangan parafin yang tidak sempurna,
waktu pewarnaan tidak adekuat, proses penghilangan warna terlalu kuat atau
berlebihan, pemotongan yang tipis dan ph nya yang tepat.
Kualitas penyerapan dan keseragaman warna pada sediaan histology jaringan
kulit metode microwave histoprocessing dan conventional histoprocessing
menggunakan pengecatan hematoxylin eosin (A. Score 3) dan (B score 2) (a).
Warna biru terang pada inti sel (b). Warna merah (eosin) pada sitoplasma dan
jarinagn ikat, (c) warna biru pada inti sel kurang, (d) warna merah (eosin) pada
sitoplasma dan jarinagn ikat kurang, perbesaran objektif 45 X. Berdasarkan
analisis chi - square didapatka nilai p < 0,005 sehingga dapa dikatakan bahwa
perlakuan antara microwave dan conventional histoprocessing berbeda secara
statistic
D. KESIMPULAN
Metode Microwave histoprocessing didapatkan 96,1
% hasil yang baik dan 3,9 % hasil yang kuran baik.
Pada metode Conventional histoprocessing kualitas
sedian didapatkan 94,8 % hasil baik dan 5,2 % hasil
yang kuran baik. Maka dilihat dari total skor pada
table 2 penilaian kualitas sediaan menunjukkan hasil
yang baik pada metode Microwave dan Conventional
histoprocessing.
E. AYAT AL QUR’AN
1. Surah Az zumar (39) ayat 6

َ ‫اح َد ٍة ث ُ َّم َجعَ َل ِم ْن َها َز ْو َج َها َوأ َ ْن َز َل لَ ُك ْم ِم َن ْاْل َ ْنعَ ِام ثَ َما ِن‬
‫ي‬ ِ ‫َخلَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف ٍس َو‬
‫ث ۚ َٰ َذ ِل ُك ُم‬
ٍ ‫ت ثَ ََل‬ ٍ ‫ظلُ َما‬ ُ ‫ق فِي‬ ٍ ‫ون أ ُ َّم َهاتِ ُك ْم َخ ْلقا ِم ْن بَ ْع ِد َخ ْل‬
ِ ‫ط‬ ُ ُ‫اج ۚ يَ ْخلُقُ ُك ْم فِي ب‬ٍ ‫ةَ أ َ ْز َو‬
‫ون‬َ ُ‫َّللاُ َربُّ ُك ْم لَهُ ا ْل ُم ْلكُ ۖ ََل ِإ َٰلَهَ ِإ ََّل ُه َو ۖ فَأَنَّ َٰى تُص َْرف‬
َّ
Artinya :
“Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan
daripadanya istrinya dan menurunkan untuk kamu delapan ekor
yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu
dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan.
Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu. Tuhan yang
mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
selain Dia: maka bagaimana kamu dapat dipalingkan. ”
2. Surah Fatir ayat 28 :
َٰ
‫ف أ َ ْل َوانُهُ َكذ ِل َك ۗ ِإن َما‬
َّ َ ٌ ‫اب َو ْاْل َ ْنعَ ِام ُم ْخت َ ِل‬
ِ ‫اس َوالد ََّو‬ ِ َّ‫َو ِم َن الن‬
ٌ ُ ‫غف‬
‫ور‬ َ ‫يز‬
ٌ ‫َّللا ع َِز‬َ َّ ‫َّللا ِم ْن ِعبَا ِد ِه ا ْلعُلَ َما ُء ۗ ِإ َّن‬
َ َّ ‫يَ ْخشَى‬
Artinya :
“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang
melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-
macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut
kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”

Anda mungkin juga menyukai