PENDAHULUAN
Penyakit infeksi cacing merupakan salah satu penyakit yang
banyak terjadi di masyarakat, namun kurang mendapat perhatian. Salah
satu jenis penyakit cacing adalah infeksi cacing tambang. Cacing tambang
adalah
golongan
cacing
yang
termasuk
dalam
Soil-Transmitted
masih merupakan
(a)
(b)
Gambar 1. (a). Telur Necator americanus (b). Cacing dewasa Necator americanus (Soedarto, 1995)
b. Siklus Hidup
Pada siklus hidup Necator americanus, larva stadium I menetas
dari telur dalam waktu 24-48 jam. Keadaan yang paling baik untuk
cacing ini ialah kelembaban tinggi, teduh, suhu panas (>25C) dan
tanah yang lepas berpasir. Larva stadium I secara aktif makan bahan
organik dan bakteri dalam tanah dan mengalami pergantian kulit 2 kali
yang pertama pada hari ketiga dan sekali pada hari kelima. Larva
stadium III atau larva filariform terbungkus dalam sarung dan tidak
makan, tapi bergerak aktif. Larva stadium III N.americanus dapat
dibedakan dari larva A.duodenale. (Zaman dkk, 1982)
yang terjadi, disebabkan oleh tiga fase sebagai berikut (Tanaka dkk, 1980;
Beaver dkk, 1984):
Fase cutaneus, yaitu cutaneus larva migrans, berupa efek larva yang
menembus kulit. Larva ini menyebabkan dermatitis yang disebut
Ground itch. Timbul rasa nyeri dan gatal pada tempat penetrasi.
Fase pulmonary, berupa efek yang disebabkan oleh migrasi larva dari
pembuluh darah kapiler ke alveolus. Larva ini menyebabkan batuk
spesifik
sehingga
untuk
penilaian
kualitatif
infeksi.
Pulasan
tebal
kato
adalah
Pyrantel
pamoate
(Combantrin,
Pyrantin),
REVIEW
Necator americanus merupakan jenis cacing tambang yang siklus
hidupnya melalui tanah (Soil Transmitted Helminth), biasanya ditemukan
di daerah perkebunan atau pertambangan. Bentuk badan Necator
americanus adalah silindris berwarna putih keabuan menyerupai huruf S.
Telur
dengan dinding tipis yang tembus sinar dan mengandung embrio dengan
empat blastomer.
Manusia sebagai hospes satu-satunya diinfeksi oleh larva filariform
Necator americanus yang memulai infeksi dengan cara menembus kulit
kemudian masuk ke dalam jaringan, masuk ke peredaran darah dan masuk
ke paru-paru. Gejala umum yang ditimbulkan akibat infeksi, yaitu lesu,
tidak bergairah, konsentrasi belajar kurang, pucat, rentan terhadap
penyakit, prestasi kerja menurun, dan anemia merupakan manifestasi
klinis yang sering terjadi, di samping itu juga terdapat eosinofilia.
Penegakkan diagnosa dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium
dengan menemukan telur atau larva dalam tinja. Penggobatan dapat
dilakuka dengan obat antelmintik golongan benzimidasol, Pyrantel
pamoat,
Mebendazol,
dan
Albendazol.
Pencegahannya
dengan
DAFTAR PUSTAKA
Arianto, Koes. 2009. Parasitologi: Berbagai Penyakit yang mempengaruhi
Kesehatan Manusia. Bandung: CV. Yrama Widya.
Behrman RE, Robert MK, Ann MA. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Edisi 15.
Jakarta : EGC.
Brooker S, Clements AC, Bundy DA. Global Epidemiology, Ecology and Control
of Soil-transmitted Helminth Infections. Adv Parasitol. 2006; 62:221-61.
Departemen Kesehatan RI. 2006. Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor:424/MENKES/SK/VI. Pedoman Pengendalian cacing. Jakarta:
Depkes RI
TUGAS PARASITOLOGI
NECATOR AMERICANUS
(1208505013)
Mitsue Oka
(1208505014)
(1208505036)
(1208505039)
(1208505040)
KELOMPOK 7
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2013