Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

KELUARGA BERENCANA

A. DEFINISI
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu untuk
mendapatkan objek-objek tertentu, menghindari kehamilan yang tidak
diinginkan, mendapatkan kehamilan yang diinginkan, mengatur interval
kehamilan, menentukan jumlah anak dalam keluarga, mengontrol saat
kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri.
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, alat
yang digunakan untuk menunda kehamilan dan menjarangkan jarak
kelahiran.
Menurut WHO (dalam Imbarwati, 2009), keluarga berencana adalah
tindakan yang membantu individu atau pasangan suami isteri untuk:
a. Mendapatkan objektif2 tertentu
b. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
c. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
d. Mengatur interval diantara kelahiran
e. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
f. Menentukan jumlah anak dalam keluarga
Dalam Imbarwati (2009) juga dijelaskan bahwa kontrasepsi berasal
dari kata kontra berarti mencegah atau melawan.Sedangkan konsepsi adalah
pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria)
yang mengakibatkan kehamilan.Jadi kontrasepsi adalah

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN LAWANG | 1


menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan sel
telur yang matang dengan sel sperma tersebut.

B. TUJUAN
Tujuan menggunakan kontrasepsi adalah untuk menjarangkan
kelahiran, mengendalikan jumlah anak, dan untuk kesehatan reproduksi
wanita.Serta mencapai keluarga yang sejahtera.
Menurut Imbarwati (2009) kebijakan Keluarga Berencana (KB)
bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui usaha
penurunan tingkat kelahiran. Kebijakan KB ini bersama-sama dengan usaha
pembangunan yang lain selanjutnya akan meningkatkan kesejahteraan
keluarga.

C. STRATEGI PELAKSANAAN KB
Terbagi dalam 2 strategi, yaitu:
1. Strategi dasar
 Meneguhkan kembali program di daerah
 Menjamin kesinambungan program
2. Strategi operasional
 Peningkatan kapasitas system pelayanan program KB nasional
 Peningkatan kualitas program dan program prioritas
 Penggalangan dan pemantapan komitmen
 Dukungan regulasi dan kebijakan
 Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan

D. JENIS-JENIS
Menurut Kusumaningrum (2009), terdapat beberapa jenis kontrasepsi,
diantaranya:
1. Kontrasepsi PIL
Tablet yang mengandung hormone estrogen dan progesterone sintetik
disebut pil kombinasi dan hanya mengandung progesterone sintetik saja
disebut Mini Pil atau Pil Progestrin.
Cara Kerja
a. Menekan ovulasi
Jika seorang wanita minum pil KB setiap hari maka tidak akan terjadi
ovulasi (tidak ada sel telur). Tanpa ovulasi tidak akan terjadi kehamilan.
b. Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu
c. Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga menyulitkan proses
implantasi

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN LAWANG | 2


d. Memperkental lender serviks (mencegah penetrasi sperma)
Efektivitas
Efektivitas teoritis untuk pil sebesar 99,7% sedangkan efektivitas
praktisnya sebesar 90-96%. Artinya pil cukup efektif jika tidak lupa
meminum pil secara teratur.
Keuntungan
a. Mudah penggunaannya dan mudah didapat
b. Mengurangi kehilangan darah (akibat haid) dan nyeri haid
c. Mengurangi resiko terjadinya KET (Kehamilan Ektopik Terganggu) dan
Kista Ovarium
d. Mengurangi resiko terjadinya kanker ovarium dan rahim
e. Pemulihan kesuburan hampir 100%
Baik untuk wanita yang:
a. Masih ingin punya anak
b. Punya jadwal harian yang rutin
Kontraindikasi
a. Menyusui (khsusu pil kombinasi)
b. Pernah sakit jantung
c. Tumor/keganasan
d. Kelainan jantung, varices, dan darah tinggi
e. Perdarahan pervaginam yang belum diketahui sebabnya
f. Penyakit gondok
g. Gangguan fungsi hati & ginjal
h. Diabetes, epilepsy, dan depresi mental
i. Tidak dianjurkan bagi wanita mur >40 tahun
Efek Samping
Penggunaan pil KB pada sebagian wanita dapat menimbulkan efek
samping, antara lain mual, berat badan bertambah, sakit kepala (berkunang-
kunang) perubahan warna kulit dan efek samping ini dapat timbul berbulan-
bulan.

2. Suntik
Kontrasepsi suntikan adalah hormone yang diberikan secara
suntikan/injeksi untuk mencegah terjadinya kehamilan. Adapun jenis
suntikan hormone ini ada yg terdiri atas 1 hormon, & ada pula yg terdiri atas
dua hormone sebagai contoh jenis suntikan yg terdiri 1 hormon adalah Depo
Provera, Depo Progestin, Depo Geston & Noristerat. Sedangkan yg terdiri
dari atas dua hormone adalah Cyclofem dan Mesygna.
KB suntik sesuai untuk wanita pada semua usia reproduksi yang
menginginkan kontrasepsi yang efektif, reversible, dan belum bersedia
untuk sterilisasi.
Cara Kerja

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN LAWANG | 3


Depo provera disuntikkan setiap 3 bulan sedangkan Noristerat setiap 2
bulan.Wanita yang mendapat suntikan KB tidak mengalami ovulasi.
Efektivitas
Dalam teori: 99,75%. Dalam praktek: 95-97%.
Keuntungan
a. Merupakan metode yang telah dikenal oleh masyarakat
b. Dapat dipakai dalam waktu yang lama
c. Tidak mempengaruhi produksi air susu ibu
Baik untuk Wanita yang:
a. Calon akseptor yg tinggal di daerah terpencil
b. Lebih suka disuntik daripada makan pil
c. Menginginkan metode yang efektif dan bisa dikembalikan lagi
d. Mungkin tidak ingin punya anak lagi
e. Tidak khawatir kalau tidak mendapat haid
Kontraindikasi
a. Hamil atau disangka hamil
b. Perdarahan pervaginam yg tidak diketahui sebabnya
c. Tumor/keganasan
d. Penyakit jantung, hati, darah tinggi, kencing manis, penyakit paru
berat, varices
Efek Samping
Efek samping dari suntikan Cyclofem yg sering ditemukan adalah
mual, BB bertambah, sakit kepala, pusing2 dan kadang2 gejala tersebut
hilang setelah beberapa bulan atau setelah suntikan dihentikan. Sedang efek
samping dari suntikan Depo Provera, Depo Progestin, Depo Geston, dan
Noristeat yg sering dijumpai adalah menstruasi tidak teratur, masa
menstruasi akan lebih lama, terjadi bercak perdarahan bukan mungkin
menjadi anemia pada beberapa klien.

3. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)


AKDR atau spiral, atau Intra-Uterine Devices (IUD) adalah alat
yang dibuat dari polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yg ditempatkan
di dalam rahim.Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun dan dapat dilepaskan
bila berkeinginan untuk mempunyai anak.
Cara Kerja
AKDR ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan sel telur.
Imbarwati (2009), menjelaskan cara kerja IUD sebagai berikut:
a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN LAWANG | 4


c. Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma masuk
ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk
fertilisasi
d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
Efektivitas
Sangat efektif (0,5-1 kehamilan per 100 wanita setelah pemakaian
selama 1 tahun)
Keuntungan
a. Tidak terganggu faktor lupa
b. Metode jangka panjang (perlindungan sampai 10 tahun dengan
menggunakan tembaga T 380 A)
c. Mengurangi kunjungan ke klinik
d. Lebih murah dari pil dalam jangka panjang
Baik untuk Wanita yang:
a. Menginginkan kontrasepsi dengan tingkat efektivitas yg tinggi, &
jangka panjang
b. Tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan anak
c. Memberikan ASI
d. Berada dalam masa postpartum dan tidak memberikan ASI
e. Berada dalam masa pasca aborsi
f. Mempunyai resiko rendah terhadap PMS
g. Tidak dapat mengingat untuk minum sebutir pil setiap hari
h. Lebih menyukai untuk tidak menggunakan metode hormonal atau
yang memang tidak boleh menggunakannya
i. Yang benar-benar membutuhkan alat kontrasepsi darurat
Kontraindikasi
a. Hamil atau diduga hamil
b. Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita
penyakit kelamin
c. Pernah menderita radang rongga panggul
d. Penderita perdarahan pervaginam yg abnormal
e. Riwayat kehamilan ektopik
f. Penderita kanker alat kelamin
Efek samping
a. Perdarahan dank ram selama minggu2 pertama setelah pemasangan.
Kadang2 ditemukan keputihan yg bertambah banyak. Disamping
itu pada saat berhubungan (senggama0 terjadi expulsi (IUD
bergeser dari posisi) sebagian atau seluruhnya
b. Pemasangan IUD mungkin meninmbulkan rasa tidak nyaman dan
dihubungkan dengan resiko infeksi rahim.
Waktu Penggunaan IUD
Dalam Imbarwati (2009) dijelaskan penggunaan IUD sebaiknya dilakukan
pada saat:

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN LAWANG | 5


a. Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak
hamil
b. Hari pertama sampai ke-7 siklus haid
c. Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4
minggu pascapersalinan, setelah 6 bulan apabila menggunakan
metode amenorea laktasi (MAL)
d. Setelah terjadinya keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari)
apabila tidak ada gejala infeksi
e. Selama 1-5 hari setelah senggama yg tidak dilindungi
Waktu Kontrol IUD
Menurut Imbarwati (2009), waktu kontrol IUd yang harus diperhatikan
adalah:
a. 1 bulan pasca pemasangan
b. 3 bulan kemudian
c. Setiap 6 bulan berikutnya
d. Bila terlambat haid 1 minggu
e. Perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya

4. AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)


Adalah 2 kapsul kecil yang terbuat dari silicon berisi 75 gram
hormone levonorgestrel yang ditanam di bawah kulit.

Cara Kerja
AKBK atau sering disebut dengan implant secara tetap melepaskan
hormone tersebut dalam dosis kecil ke dalam darah.
Bekerja dengan cara:
a. Lendir serviks menjadi kental
b. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi
c. Menekan ovulasi
Efektivitas
Dalam teori: 99,7%. Dalam praktek: 97-99%
Keuntungan
a. Sekali pasang untuk 3 tahun
b. Tidak mempengaruhi produksi ASI
c. Tidak mempengaruhi tekanan darah
d. Pemeriksaan panggul tidak diperlukan sebelum pemakaian
e. Baik untuk wanita yang tidak ingin punya anak lagi tetapi belum
mantap untuk di tubektomi
Baik untuk wanita yang:
a. Ingin metode yang praktis
b. Mungkin tidak ingin punya anak lagi
c. Tinggal di daerah terpencil
d. Tak khawatir jika tak dapat haid

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN LAWANG | 6


Kontraindikasi
a. Hamil atau disangka hamil
b. Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya
c. Tumor/keganasan
d. Penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis
Efek samping
Kadang2 pada saat pemasangan akan terasa nyeri. Selain itu ditemukan
haid yang tidak teratur, sakit kepala, kadang2 terjadi spotting atau anemia
karena perdarahan yg kronis.

Waktu Mulai Menggunakan Implant


a. Implant dapat dipasang selama siklus haid ke-2 sampai hari ke-7
b. Bila tidak hamil dapat dilakukan setiap saat
c. Saat menyusui 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan
d. Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan
e. Bila setelah beberapa minggu melahirkan dan telah terjadi haid
kembali, insersi dilakukan setiap saat jangan melakukan hubungan
seksual selama 7 hari
5. Kondom Pria
Adalah sarung karet tipis yang dipakai oleh pria pada waktu bersenggama
Cara Kerja
Sarung karet ini mencegah sperma bertemu dengan ovum
Efektivitas
Dalam teori: 98%. Dalam praktek: 85%. Efektif jika digunakan benar
tiap kali berhubungan.Namun efektivitasnya kurang jika dibandingkan
metode pil, AKDR, suntikan KB.
Keuntungan
a. Dapat dipaki sendiri
b. Dapat mencegah penularan penyakit kelamin
c. Tidak mempengaruhi kegiatan menyusui
d. Dapat digunakan sebagai pendukung metode lain
e. Tidak mengganggu kesehatan
f. Tidak ada efek samping sistemik
g. Tersedia secara luas
h. Tidak perlu resep atau penilaian medis
i. Tidak mahal (jangka pendek)
Baik untuk pasangan yang:
a. Ingin menunda kehamilan atau ingin menjarangkan anak
b. Jarang bersenggama
c. Pasangan yang takut menularkan & tertular penyakit kelamin
d. Wanita yang kemungkinan sudah hamil

Kontraindikasi
Alergi.

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN LAWANG | 7


6. Kontrasepsi Mantap (Kontap)
Adalah pemotongan/pegikatan kedua saluran telur wanita (tubektomi)
atau kedua saluran sperma laki-laki (vasektomi). Operasi tubektomi ada
beberapa macam cara antara lain adalah Kuldoskopik, Kolpotomi, Posterior,
Laparoskopi, dan Minilaparotomi. Cara yang sering diapaki di Indonesia
adalah Laparoskopi dan Mini laparotomi.
Cara Kerja
Hal ini mencegah pertemuan sel telur dengan sperma
Efektivitas
Dalam teori: 99,9%. Dalam praktek: 99%.
Keuntungan
a. Paling efektif
b. Mengakhiri kesuburan selamanya (keberhasilan pengembalian tidak
bisa dijamin).
Baik untuk pasangan yang:
a. Sudah yakin tidak ingin punya anak lagi
b. Jika hamil akan membahayakan jiwanya
c. Ingin metode yang tidak mengganggu
Kontraindikasi
Tidak ada.
Efek Samping
Jarang, ringan, dan bersifat sementara misalnya bengkak, nyeri, dan
infeksi luka operasi.Pada vasektomi infeksi dan epididimis terjadi pada 1-
2% pasien. Pada tubektomi perdarahan, infeksi, kerusakan organ lain dan
komplikasi karena anastesi dapat terjadi.

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN LAWANG | 8


KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Identitas klien dan suami
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat mestruasi
e. Riwayat KB
f. Riwayat psikologi
g. Pemeriksaan fisik
h. Riwayat obstetri
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kontrasepsi suntik
 Nyeri akut
 Deficit volume cairan
 Perubahan body image
 Ansietas
b. Kontrasepsi pil
 Nyeri akut
 Perubahan body image
c. IUD
 Nyeri akut
 Perubahan suhu tubuh
 Ansietas
 Kurang pengetahuan

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN LAWANG | 9


3. Intervensi Keperawatan
Nyeri akut
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien tidak
mengalami nyeri
Kriteria hasil :
 klien melaporkan nyeri berkurang
 klien mengatakan mampu mengontrol nyeri
 klien mampu mengenali nyeri
INTERVENSI RASIONAL
Lakukan pengkajian nyeri secara Memudahkan menentukan inetrvensi
komprehensif termasuk lokasi selanjutnya
nyeri, durasi, frekuensi, kualitas
dan faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari Mengidentifikasi adanya nyeri pada
ketidaknyamanan klien
Kontrol tekanan darah klien Perubahan tekanan darah dapat
mengindikasikan adanya reaksi dari
pemberian obat-obatan
Kontrol lingkungan yang dapat Mengurangi faktor pencetus nyeri
mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan, dan
kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri Apabila faktor pencetus berkurang
maka intensitas nyeri akan berkurang
Bantu klien dan keluarga untuk Dukungan dari keluarga dapat
mencari dan menemukan membantu klien mengatasi nyeri
dukungan
Ajarkan tentang teknik non Teknik non farmakologi yang benar
farmakologi: napas dada, akan membuat klien rileks dan
relaksasi, distraksi, kompres nyaman sehingga dapat mengurangi
hangat/dingin nyeri
Tingkatkan istirahat Istirahat akan membuat klien merasa
nyaman, sehingga nyeri dapat
berkurang
Kolaborasi: Penggunaan agens-agens
Berikan analgetik untuk farmakologi untuk mengurangi atau

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN LAWANG | 10


mengurangi nyeri, seperti menghilangkan nyeri

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN LAWANG | 11


Ansietas
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam kecemasan klien
teratasi
Kriteria hasil :
 TTV klien dalam batas normal
 Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas
menunjukkan berkurangnya kecemasan
 Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
 Klien mampu mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk mengontrol
cemas
INTERVENSI RASIONAL
Identifikasi tingkat kecemasan Membantu menentukan intervensi
selanjutnya
Bantu klien mengenali situasi yang Mengidentifikasi sumber
menimbulkan kecemasan kecemasan klien
Dorong klien untuk Mengungkapkan perasaan,
mengungkapkan perasaan, ketakutan, dan persepsi akan
ketakutan, persepsi mengurangi kecemasan klien
Dengarkan dengan penuh perhatian Membuat klien merasa tenang dan
mengurangi kekhawatiran klien
Temani klien untuk memberikan Memberikan keamanan pada klien
keamanan dan mengurangi takut dan mengurangi takut
Jelaskan semua prosedur dan apa Mengurangi kecemasan klien,
yang dirasakan selama prosedur meningkatkan pemahaman klien
mengenai prosedur tindakan yang
akan dilakukan
Libatkan keluarga untuk Keluarga dapat member dukungan
mendampingi klien positif kepada klien
Instruksikan pada klien untuk Untuk mengurangi kecemasan
menggunakan teknik relaksasi yang dirasakan klien
Kolaborasi: Pemberian obat anti cemas sesuai
Berikan obat anti cemas dengan kebutuhan klien dapat
mengurangi kecemasan klien

Kurang Pengetahuan

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN LAWANG | 12


Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien
menunjukkan pengetahuan tentang kontrasepsi
Kriteria hasil :
 Klien menyatakan kepahaman tentang kondisi kontrasepsi, jenis
kontrasepsi, kelebihan & kekurangan, serta cara menggunakannya
 Klien mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
 Klien mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya

INTERVENSI RASIONAL
Kaji tingkat pengetahuan klien Membantu menentukan jenis
pengetahuan yang akan diberikan
pada klien
Jelaskan tentang kontrasepsi, Meningkatkan pemahaman klien
jenis-jenis kontrasepsi,
kekurangan & kelebihan masing2
kontrasepsi dan cara
penggunaannya
Jelaskan cara mengatasi masalah Meningkatkan pemahaman klien
yang mungkin muncul setelah dan membantu klien mengatasi
pemakaian kontrasepsi masalah yang muncul
Diskusikan pemilihan kontrasepsi Memilih kontrasepsi yang tepat dan
sesuai dapat mengurangi
kecemasan klien& memenuhi
kebutuhan klien
Dukung klien untuk Memperluas pemahaman klien
mengeksplorasi atau mendapatkan
second opinion dengan cara yang
tepat

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN LAWANG | 13


DAFTAR PUSTAKA

Kusumaningrum, Radita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis


Kontrasepsi yang Digunakan Pada Pasangan Usia Subur.
http://eprints.undip.ac.id/19194/1/Radita_Kusumaningrum.pdf.
Imbarwati.2009. Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Penggunaan KB IUD pada
Peserta KB non IUD di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang.
http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi
NIC dan Kriteria Hasil NOC.Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta.
EGC.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19183/4/Chapter%20II.pdf

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN LAWANG | 14

Anda mungkin juga menyukai