Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perintah Allah untuk menanamkan agama ini telah sempurna. Demikian
pula pendidikan kepada kaum muslimin, dan cobaan-cobaan Allah atas hati
mereka agar bertaqwa. Gelas kaum Quraisy telah dipenuhi oleh kedzaliman dan
permusuhan, kebencian mereka akan kebenaran, rintangan di jalan menuju Allah ,
dan peperangan terhadap Islam dan pemeluknya. Oleh karenanya, Allah
berkehendak untuk memasukkan kaum muslimin ke kota Makkah dengan
merdeka dan menang. Mereka akan mensucikan ka’bah dari najis dan kotoran
serta hal-hal keji, dan mengembalikan kota Makkah pada keadaan semula.
Sehingga Makkah menjadi tempat mencari pahala bagi manusia dan rasa aman,
serta menjadikan ka’bah sebagai tempat yang penuh berkah dan petunjuk bagi
seluruh alam.
Disadari bahwa masih banyak bidang Sirah Nabawiyah yang dapat
dikemukakan. Namun, keterbatasan yang ada menyebabkan kajian ini belum
mencakup seluruhnya. Insyaallah pada lain kali, kita dapat mencoba menjamah
aspek Sirah Nabawi lebih dalam lagi.

B. Rumusan Masalah
 Bagaimana faktor-faktor kerhasilan fathul mekkah tahun 9 hijriyah
 Bagaimana wafatnya rasulullah
 Bagaimana tanggapan kaum muslimin tentang wafatnya Rasulullah saw
 Bagaimana perkembangan islam sepeninggalan Rasulullah saw

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang terjadinya Fathu Makkah


Dalam salah satu pasal perjanjian Hudaibiyah disebutkan bahwa orang-
orang bebas untuk bergabung dengan kelompok Muhammad atau golongan
Quraisy. Maka, Bani Khuza’ah dengan senang hati bergabung dengan kepada
Muhammad saw. Dikisahkan setelah menandatangani perjanjian Hudaibiyah, bani
Khuza’ah bersekutu dengan Rasulullah, sedangkan bani Bakr bersekutu dengan
golongan Quraisy. Kedua suku tersebut pada masa jahiliyah sering terlibat dalam
permusuhan dan pertumpahan darah. Ternyata api kedengkian masih menyala di
hati bani Bakr, sehingga mereka memiliki hasrat untuk menlancarkan serangan ke
bani Khuza’ah dengan meminta bantuan kepada para pembesar Quraisy.
Pada suatu malam, Bani Bakr menyerang Bani Khuza’ah yang tinggal di
dekat sebuah mata air bernama al-Watir, mata air ini berada di daerah Makkah
Hilir. Mereka dibantu oleh beberapa orang Quraisy, orang-orang Quraisy
berkata: “Muhammad tidak akan mengetahui tindakan ini, dan semoga malam ini
tidak ada satu orang pun yan melihat kita.” Mereka juga memberikan bantuan
persenjataan dan kendaraan kepada Bani Bakr dalam penyerangan terhadap Bani
Khuza’ah. Mereka menyerang Bani Khuza’ah secara membabi buta ketika mereka
sedang lalai, sehingga mereka berhasil membunuh lebih dari dua puluh orang.
Maka, ‘Amr ibn Salim al-Khuza’i dari bani Khuza’ah pun berangkat ke Madinah
untuk meminta bantuan dari kaum Muslimin. Sesampainya di hadapan Rasulullah
saw, ‘Amr ibn Salim al-Khuza’i mengutarakan maksud kedatangannya itu melalui
beberapa bait syair yaitu:
Ya Allah, aku menyeru Muhammad
Akan persekutuan antara ayahnya dan ayah kami yang
Mereka adalah para orang tua dan kita pada waktu itu masih kanak-kanak
Dengan persekutuan itu kami tunduk dan kami tidak melepaskannya.
Hingga baitnya:
Mereka menyerangi kami di malam buta
Mereka juga menyerangi kami saat kami sedang rukuk dan sujud.

2
Rasulullah berkata, “Kalian harus dibantu, ‘Amr ibn Salim!”
Sebentar kemudian, datang Budail bin Warqa bersama beberapa orang
Khuza’ah kepada Rasulullah. Budail memberi tahu Rasulullah tentang kaum
Quraisy yang telah melanggar kesepakatan, setelah itu mereka kembali ke
Makkah. Rasulullah saw berkata kepada sahabatnya “Sepertinya Abu Sufyan
datang untuk memperbarui perjanjian dan menambahkan temponya!”.
Adapun menurut riwayat yang paling mashur, ketika kaum Quraisy
menyadari kesalahannya, mereka segera mengutus Abu Sufyan ke Madinah
sebelum kaum muslim mendengar kabar pelanggaran yang mereka lakukan.
Riwayat lain menuturkan: setibanya di Madinah Abu Sufyan tidak langsung
menemui Rasulullah, tetapi terlebih dahulu menemui putrinya yang juga istri
Rasulullah, Ummu Habibah, ketika Abu Sufyan hendak duduk diatas alas
Rasulullah saw, Ummu Habibah bergegas melipat alas itu. Sontak, Abu Sufyan
pun terperangah dan kemudian bertanya: “Wahai putriku, adakah engkau
melipatnya karena memang tidak bisa dipakai ataukah memang alas itu tidak
boleh aku duduki?” Ummu Habibah menjawab: “Ini adalah alas Rasulullah,
sedangkan ayah adalah seorang musyrik yang kotor. Itulah makanya, aku tidak
suka engkau duduk diatasnya”.[5] Lantas Abu Sufyan datang Kepada Rasulullah
dan berbicara kepada beliau, tetapi beliau tidak berbicara sepatah kata pun.
Kemudian Abu Sufyan pergi ke kepada Abu Bakar, Umar, Fatimah, dan yang
terakhir Ali bermaksud untuk meminta bantuan membujuk Rasulullah agar mau
berbicara dengannya. Akhirnya Abu Sufyan kembali ke Makkah dengan tangan
hampa.

B. Faktor-Faktor Kerhasilan Fathul Mekkah Tahun 9 Hijriyah


Persiapan-persiapan untuk berangkat ke Makkah segera dilakukan, tetapi
persiapan itu masih dirahasiakan. Tetapi salah seorang sahabat bernama Hatib bin
Balta’ah menulis surat kepada kaum kafir Quraisy, ia memberitahukan segala
sesuatu yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Ia mengirimkan surat tersebut
melalui seorang wanita. Perbuatan Hatib ini akhirnya tercium juga oleh Nabi
Muhammmad. Nabi segera mengutus Ali bin Abi Thalib dan Zubair bin Awwam
untuk mengambil kembali surat tersebut. Akhirnya surat tersebut dapat terambil.

3
Pada bulan Ramadhan tahun 8 H, Kaum muslimin berhasil mengumpulkan
10.000 tentara. Menjelang Fathu Makkah pemimpin Quraisy yaitu Abu Sufyan
menyatakan diri memeluk Islam. Sebagai penghormatan pada peristiwa Fathu
Makkah Nabi Muhammad bersabda : Barang siapa yang memasuki rumah Abu
Sufyan, ia akan aman, barang siapa yang menutup pintu rumahnya ia akan aman,
dan barang siapa yang memasuki Masjidil Haram ia akan aman”.
Kaum yang melawan ketika peristiwa fathu Makkah adalah kaum Ikrimah
da Sufyan. Selebihnya penduduk Makkah berbondong-bondong masuk Islam.
Nabi Muhammad sama sekali tidak merasa dendam terhadap penduduk Makkah.
Sebaliknya Nabi Muhammad memaafkan seluruh kesalahan penduduk Makkah
pada masa lalu.
Nabi Muhammad memasuki Makkah dari arah atas. Beliau dan seluruh
kaum muslimin bersyukur atas kemenangan yang diraih kaum muslimin. Nabi
Muhammad SAW. segera memasuki Masjidil Haram, serta menghancurkan
berhala-berhala yang ada disekeliling ka’bah yang berjumlah 360 berhala. Setelah
itu Nabi Muhammad membacakan surat al-Isra’ ayat 81 yang berbunyi :
“Kebenaran sudah datang dan yang batil telah lenyap. Sungguh yang bathil itu
adalah sesuatu yang pasti lenyap”. (QS. Al-Isra’/17: 81).

Adapun Faktor-faktor yang membuat kaum muslimin berhasil


menakhlukkan kota Makkah adalah :
1. Hilangnya pengaruh Yahudi. Hal ini disebabkan suku-suku Yahudi, Bani
Qainuqa, Bani Nadir dan Bani Quraizah dihukum oleh Nabi Muhammad
SAW. karena membelot. Sebelumnya, mereka adalah pembantu utama kaum
Quraisy.
2. Kaum Muslimin makin berpengaruh dalam segala seni kehidupan bangsa
Arab
3. Tidak ada lagi suku lain yang bersedia membantu kaum Quraisy dalam
menghadapi kaum muslimin
4. Kondisi kaum Quraisy semakin melemah setelah pemuka-pemuka mereka
masuk Islam. Seperti Khalid bin Walid dan Amru bin As.

4
C. Wafatnya Rasulullah
Setelah berjuang selama 23 tahun Rasulullah saw wafat dan sudah pasti
Allah swt tidak akan menghantar nabi lagi, maka Rasulullah memerintahkan para
sahabat r.anhum ketika Nabi Haji wada untuk berpencar keseluruh alam untuk
sampaikan ini perkara Agama.Dikisahkan pagi itu, meski langit telah mulai
menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu,
Rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah, "Wahai umatku, kita semua
ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah
kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur'an. Barang siapa
mencintai sunnahku, berarti mencintai aku dan kelak orang-orang yang
mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku

D. Tanggapan Kaum Muslimin Tentang Wafatnya Rasulullah saw


Pada suatu hari pada akhir bulan Safar tahun 10 Hijrah sekembalinya dari
makam Al Baki’ul Ghazbah dan sampai di rumah Aisyah Rasulullah Saw merasa
sakit kepala dan semakin lama semakin berat. Untuk menggantikannya menjadi
imam shalat Rasulullah Saw memerintahkan kepada Abu Bakar dan meskipun
Aisyah menghalangi penunjukkan ini karena takut tidak disetujui orang banyak,
namun perintah Rasulullah Saw tetaplah perintah itu dilaksanakan Abu Bakar dan
tidak seorang pun yang tidak menyetujuinya, sehingga perintah Rasulullah Saw
dapat dilakasanakan dengan baik. Pada hari Senin 12 Rabiul Awal 11 Hijrah atau
8 Juni 632 Hijrah, sepulang dari masjid dan tiba di rumah Aisyah habislah tenaga
Rasulullah Saw, dan akhirnya beliau wafat di atas pengkuan Aisyah. Melihat
wafatnya Rasulullah Saw segera Aisyah keluar rumah dan memberitahukan
kepada kaum muslimin, sehingga berkumpullah kaum muslimin di masjid sekitar
rumah Aisyah. Mereka bingung dan cemas menghadapi kenyataan bahwa
Rasulullah Saw yang mereka cintai telah berpulang ke rahmatullah. Begitu
melihat Rasulullah Saw. wafat kaum muslimin menjadi bingung apa yang harus
diperbuat; fikiran mereka tidak sanggup menghadapi kenyataan itu. Para sahabat
tidak membayangkan bahwa Rasulullah Saw benar-benar sudah wafat, sehingga
Umar bin Khattab mengatakan akan membunuh siapa yang mengatakan
Rasulullah Saw telah wafat. Setelah Abu Bakar mengetahui bahwa Rasulullah
Saw benar benar telah wafat, kemudian, berpidato di hadapan kaum muslimin

5
memberitahukan kemangkataan Rasulullah Saw dan membacakan Surat Ali Imran
ayat 144 :

‫علَيْك ْم َوأَتْ َم ْمت دِينَك ْم لَك ْم أ َ ْك َم ْلت ْاليَ ْو َم‬ ِ ْ ‫دِينًا‬


ِ ‫اْلس ََْل َم لَكم َو َر‬
َ ‫ضيت َم ِتيْْنِع‬

Artinya : “Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh Telah
berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. apakah jika dia wafat atau dibunuh
kamu berbalik ke belakang (murtad)? barangsiapa yang berbalik ke belakang,
Maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah
akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS. Ali Imran :
144).
Mendengar pidato dan ayat yang dibacakan Abu Bakar maka Umar bin
Khattab dan kaum muslimin yang lain pun insaf dan sadar bahwa Rasulullah Saw
yang sangat mereka cintai dan muliakan memang telah wafat. Sebelum jenazah
Rasulullah Saw dimakamkan telebih dahulu diselenggarakan pemilihan khalifah
yang akan menggantikan kedudukan Rasulullah Saw sebagai pemimpin umat
Islam. Setelah didahului oleh perselisihan antara kaum Anshar dan Muhajirin,
akhirnya terpilihlah Abu Bakar sebagai khalifah. Semua orang menyetujui
pengangkatan Abu Bakar sebagai khalifah. Sepeninggalan Rasulullah Saw seluruh
kaum muslimin merasa sedih yang amat sangat dan setiap kali dibacakan nama
”Muhammad Rasulullah” pada azan bercucuranlah air mata kaum muslimin
mendengarkannya. Mereka mengingat kembali Rasulullah Saw. Sebagian kaum
muslimin telah murtad dari Islam dan tidak mau membayar zakat. Mereka
menganggap bahwa zakat hanyalah upeti yang harus diberikan kepada Rasulullah
Saw, maka setelah Rasulullah Saw wafat zakat tidak perlu diberikan lagi. Di
samping itu beberapa sebagai kaum muslimin lain telah membuat dan mengangkat
nabi palsu. Di antara mereka yang mengangkat dirinya sebagai nabi adalah :
1. Thulaihan bin Khuwailid.
2. Sa’jah Tamimiyah.
3. Musailamah Al-Kazzab.

Kejadian-kejadian ini akhirnya dapat ditumpas oleh Abu Bakar selama


masa pemerintahannya yaitu 2 tahun 3 bulan dengan manyiapkan 11 pasukan

6
tentara kaum muslimin untuk memberantas para perusuh itu. Dengan
keberhasilannya Abu Bakar menumpas para perusuh tersebut suasana dalam
negeri kembali tenteram dan kaum muslimin dapat melaksanakan kehidupan
sehari-hari sebagaimana bisaanya.

E. Perkembangan Islam Sepeninggalan Rasulullah saw


Setelah wafatnya Nabi, terjadi berdebatan siapa yang akan memipin Islam
saat itu. Abu Bakar, yang di calonkan oleh Umar bin Khatab, akhirnya menjadi
Khalifah, dan Khalifah itu sendiri berarti “wakil”. Gelar ini belum ada sampai
Abu Bakar menyandangnya. Ali bin Abi Thalib, salah seorang sepupu Nabi
Muhammad SAW, juga mencalonkan diri untuk menjadi pemimpin. Beberapa
orang lebih memilih ali yang muda dibandingkan dengan Abu Bakar yang hampir
menginjak 60 tahun. Pada akhirnya, saat ini Islam terpecah mejadi dua, Sunni dan
Syiah. Syiah ini lah yang sampai sekarang disebut dengan ajaran sesat, mereka
mengakui Allah dan Nabi Muhammad tapi beberapa ajaran mereka melenceng
dari yang seharusnya. Ali kesulitan untuk memperbaiki keretakan pengikutnya.
Abu Bakar tentu saja tidak mengizinkan pemisahan ini, mendeklarasikan
pemisahan itu sebagai sebuah penghianatan. Abu Bakar mengukuhkan Islam
sebagai proyek sosial dan bukan hanya sebuah sistem kepercayaan. Pada masa
pemerintahan Abu Bakar inilah terjadi “Perang Ridda” atau Perang kemurtadan.
Setelah itu Abu Bakar juga membalaskan kekalahan dengan pasukan Bizantium
dari Yunani.
Setelah Abu Bakar wafat di tahun 634, Umar bin Khatab
menggantikannya sebagai seorang Khalifah. Pada masa pemerintahannya beliau
berhasil mengarahkan umat muslim dalam waktu 10 tahun. Dalam waktu inilah
Umar berhasil membentuk Islam sebagai ideologi politik, dan ia membangun
sebuah kerjaan yang lebih besar daripada Roma. Umar juga memenangkan perang
dengan pasukan Bizantium pada 636 M yang Abu Bakar belum selsaikan. Berkat
Umar dengan cepat Islam berkembang ke Persia, Suriah, Palestina dan Mesir.
Pada 641 kaum muslim Arab menguasai Mesir, lalu menaklukan seluruh Afrika
Utara.

7
Khalifah selanjutnya adalah Utsman bin Affan salah satu sepupu Nabi
Muhammad. Pada saat Utsman mengambil alih, masyarakat Islam adalah sebuah
pemerintahan yang mengendalikan wilayah yang cukup luas. Atas usul Umar bin
Khattab, tulisan Al-Qur'an yang berserakan mulai dikumpulkan dan disatukan.
Abu Bakar menugaskan Zaid bin Sabit untuk mengumpulkan dan menyusun Al-
Qur'an ke dalam satu mushaf, yang kemudian dikenal sebagai Mushaf Usmani.
Kekhalifahan berakhir pada masa Ali bin Abi Thalib.
Setelah melalui perjalanan panjang yang di lakukan oleh Nabi Muhammad
SAW untuk menyebarkan ajaran agama Islam yang telah di perintahkan Allah
SWT melalui wahyu-Nya yang di sampaikan oleh Malaikat Jibril,kemudian Nabi
menjalankan apa yang telah di perintahkan Allah kepadanya.sampai suatu saat
bertepatan pada hari Senin, tanggal 12 Rabiul Awal 11 H/8 Juni 632 M. Nabi
Muhammad SAW wafat di rumah istrinya Siti Aisyah.
Kemudian setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW islam di kembangkan oleh
sahabat-sahabat Nabi yakni Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khatab, Utsman
bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib atau di sebut juga Masa Khulafaur Rasyidin.

Masa Khulafaur Rasyidin


632 M – Nabi Muhammad wafat dan sahabat nabi Abu Bakar diangkat menjadi
khalifah. Sementara Usamah bin Zaid memimpin ekspedisi ke Syria. Pada
ekspedisi tersebut terjadi perang terhadap orang yang murtad kaum Bani Tamim
dan Musailamah al-Kadzab.
633 M – Pengumpulan Al Quran dimulai.
634 M – Abu Bakar wafat dan Umar bin Khatab diangkat sebagai khalifah
berikutnya. Beliau berhasil menaklukan Damaskus.
636 M – Perang terjadi di Ajnadin terhadap tentara Romawi dan Syria,
Mesopotamia, dan Palestina berhasil ditaklukkan. Perang dan takluknya Kadisia
atas tentara Persia.
638 M – Penaklukan Baitulmuqaddis oleh tentara Islam. Peperangan dan
penkalukan Jalula atas Persia.
639 M – Penaklukan Madain, kerajaan Persia.

8
640 M – Kerajaan Islam Madinah mulai membuat mata uang Islam. Masa itu juga
tentara Islam megepung dan menaklukan kota Alfarma, Mesir.
641 M – Penaklukan Mesir oleh tentara Islam.
642 M – Takluknya Nahawand, kerajaan Persia dan Penaklukan Persia secara
keseluruhan.
644 M – Umar bin Khatab wafat syahid akibat dibunuh. Selanjutnya Utsman bin
Affan di angkat menjadi khalifah.
645 M – Penaklukan Cyprus.
646 M – Penyerangan Byzantium di kota Iskandariyah Mesir.
647 M – Angkatan Tentara Laut Islam didirikan dan diketuai oleh Muawiyah Abu
Sufyan. Perang di laut melawan angkatan laut Byzantium.
648 M – Pemberontakan menentang pemerintahan Utsman bin Affan.
656 M – Utsman mati akibat dibunuh. Ali bin Abi Talib dilantik menjadi khalifah.
Terjadinya Perang Jamal.
657 M – Ali bin Abi Thalib memindahkan pusat pemerintahan dari Madinah ke
Kufah. Perang Siffin meletus.
659 M – Ali bin Abi Thalib menyerang kembali Hijaz dan Yaman dari Muawiyah.
Muawiyah menyatakan dirinya sebagai khalifah Damaskus.
661 M – Ali bin Abi Thalib mati dibunuh. Pemerintahan Khulafaur Rasyidin
berakhir. Hasan (Cucu Nabi Muhammad) kemudian diangkat sebagai Khalifah ke-
5 Umat Islam menggantikan Ali bin Abi Thalib.
Setelah berakhirnya pemerintahan Khulafaur Rasyidin, Hasan (Cucu Nabi
Muhammad) kemudian diangkat sebagai Khalifah ke-5 Umat Islam menggantikan
Ali bin Abi Thalib.dan kemudian kekhalifahan diserahkan kepada Muawiyah
setelah dia(Muawiyah) menawarkan rancangan perdamaian ketika perang antara
pasukan Khalifah Hasan(di kufah) dan pasukan Muawiyah (di Damsyik). Sejak
saat itu Muawiyah menjadi Khalifah Umat Islam yang kemudian dilanjutkan
dengan sistem Kerajaan Islam yang pertama yaitu pergantian pemimpin (Raja
Islam) yang dilakukan secara turun temurun (Daulah Umayyah).
Dinasti Bani Umayyah berdiri selama ± 90 tahun (40 – 132 H / 661 – 750
M) dan didirikan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan bin Harb bin Umayyah, dengan
Damaskus sebagai pusat pemerintahannya. Dinasti Umayyah sangat bersifat Arab

9
Orientalis, artinya dalam segala hal dan segala bidang para pejabatnya berasal dari
keturunan Arab murni, begitu pula dengan corak peradabannya. Pada masa dinasti
ini banyak kemajuan, perkembangan, dan perluasan daerah yang dicapai, terlebih
pada masa pemerintahan Khalifah Walid bin Abdul Malik (86 – 96 H / 705 – 715
M).
Pada masa awal pemerintahan Muawiyah bin Abi Sufyan ada usaha
memperluas wilayah kekuasaan ke berbagai daerah, seperti ke India dengan
mengutus Muhallab bin Abu Sufrah, dan usaha perluasan ke Barat ke daerah
Byzantium di bawah pimpinan Yazid bin Muawiyah. Selain itu juga mengerahkan
kekuatannya untuk merebut pusat-pusat kekuasaan di luar jazirah Arab, antara lain
kota Konstantinopel.
Pada masa pemerintahan Khalifah Abdul Malik bin Marwan (65 – 86 H /
685 – 705 M) keadaan dalam negeri boleh dibilang teratasi. Begitu juga pada
masa Khalifah Walid bin Abdul Malik (86 – 96 H / 705 – 715 M). Dengan
keadaan yang seperti itu, kemajuan peradaban dapat dicapai, terutama dalam
bidang politik kekuasaan.

Masa Kerajaan Bani Ummaiyyah


661 M – Muawiyah menjadi khalifah dan mndirikan Kerajaan Bani Ummaiyyah.
669 M – Persiapan perang melawan Konstantinopel
670 M – Penaklukan Kabul.
677 M – Penyerangan Konstantinopel yang pertama namun gagal.
679 M – Penyerangan Konstantinopel yang kedua namun gagal karena Muawiyah
meninggal di tahun 680.
680 M – Kematian Muawiyah. Yazid I menaiki tahta. Peristiwa pembunuhan
Saidina Hussein.
685 M – Khalifah Abdul Malik menjadikan Bahasa Arab sebagai bahasa resmi
kerajaan.
700 M – Tentara Islam melawan kaum Barbar di Afrika Utara.
711 M – Penaklukan Spanyol, Sind, dan Transoxiana.
712 M – Tentara Bani Ummayyah ke Spanyol, Sind, dan Transoxiana.
713 M – Penaklukan Multan.

10
716 M – Serangan kepada Konstantinopel.
717 M – Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah. Pembaharuan yang hebat
dijalankan.
725 M – Tentara Islam melawan Nimes di Perancis.
749 M – Kekalahan tentera Ummayyah di Kufah, Iraq ditangan tentara
Abbasiyyah.
750 M – Damaskus ditaklukkan oleh tentera Abbasiyyah. Runtuhnya Kerajaan
Bani Ummaiyyah.

Kekhalifahan Utama di Damaskus


1. Muawiyah I bin Abu Sufyan, 41-61 H / 661-680 M
2. Yazid I bin Muawiyah, 61-64 H / 680-683 M
3. Muawiyah II bin Yazid, 64-65 H / 683-684 M
4. Marwan I bin al-Hakam, 65-66 H / 684-685 M
5. Abdullah bin Zubair bin Awwam, (peralihan pemerintahan, bukan Bani
Umayyah).
6. Abdul-Malik bin Marwan, 66-86 H / 685-705 M
7. Al-Walid I bin Abdul-Malik, 86-97 H / 705-715 M
8. Sulaiman bin Abdul-Malik, 97-99 H / 715-717 M
9. Umar II bin Abdul-Aziz, 99-102 H / 717-720 M
10. Yazid II bin Abdul-Malik, 102-106 H / 720-724 M
11. Hisyam bin Abdul-Malik, 106-126 H / 724-743 M
12. Al-Walid II bin Yazid II, 126-127 H / 743-744 M
13. Yazid III bin al-Walid, 127 H / 744 M
14. Ibrahim bin al-Walid, 127 H / 744 M
15. Marwan II bin Muhammad (memerintah di Harran, Jazira), 127-133 H / 744-
750 M

Setelah ± 90 tahun kerajaan Bani Ummaiyyah memimpin kemudian kerajaan


islam di lanjutkan oleh kerajaan Abbasiyah (Daulah Abbasiyah) karena kerajaan
Ummaiyyah hancur di damaskus,kenapa dinamakan Abbasiyah karena para
pendiri ini merupakan keturunan Abbas, paman Nabi Muhammad SAW.Dinasti

11
Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn
Abdullah ibn al-Abbass. Dia dilahirkan di Humaimah pada tahun 104 H. Dia
dilantik menjadi Khalifah pada tanggal 3 Rabiul awwal 132 H. Kekuasaan Dinasti
Bani Abbasiyah berlangsung dari tahun 750-1258 M (Syalaby,1997:44).

Masa Kerajaan Bani Abbasiyyah


752 M – Berdirinya Kerajaan Bani Abbasiyyah.
755 M – Pemberontakan Abdullah bin Ali. Pembunuhan Abu Muslim.
756 M – Abd ar-Rahman I mendirikan Kerajaan Bani Ummaiyyah di Spanyol.
763 M – Pendirian kota Baghdad. Kekalahan tentara Abbasiyyah di Spanyol.
786 M – Harun al-Rasyid menjadi Khalifah.
792 M – Penyerangan selatan Perancis.
800 M – Aljabar diciptakan oleh Al-Khawarizmi.
805 M – Perlawanan atas Byzantium. Penyerangan Pulau Rhodes dan Cyprus.
809 M – Kematian Harun al-Rasyid. Al-Amin diangkat menjadi khalifah.
814 M – Perang saudara antara Al-Amin dan Al-Ma’mun. Al-Amin terbunuh dan
Al-Ma’mun menjadi khalifah.
1000 M – Masjid Besar Cordoba siap dibangun.
1005 M – Multan dan Ghur ditaklukkan.
1055 M – Baghdad diserang oleh tentara Turki Seljuk. Pemerintahan Abbasiyyah-
Seljuk dimulai, yang berdiri sampai tahun 1258 ketika tentara Mongol
memusnahkan Baghdad.
1085 M – Tentara Kristen menyerang Toledo (di Spanyol).
1091 M – Bangsa Norman menyerang Sicilia, pemerintahan Islam di sana
berakhir.
1095 M – Perang Salib pertama dimulai.
1099 M – Tentara Salib menaklukkan Baitul Maqdis. Mereka membunuh semua
penduduknya.
1144 M – Nuruddin Zengi menaklukkan Edessa dari tentera Kristian. Perang Salib
kedua berlaku.
1187 M – Salahuddin Al-Ayubbi menaklukkan Baitulmuqaddis dari tentera Salib.
Perang Salib ketiga berlaku.

12
1194 M – Tentera Muslim menaklukkan Delhi, India.
1236 M – Tentera Kristen menaklukkan Cordoba (di Spanyol).
1258 M – Tentera Mongol menyerang dan memusnahkan Baghdad. Ribuan
penduduk terbunuh. Runtuhnya Baghdad. Tamatnya pemerintahan Kerajaan Bani
Abbasiyyah-Seljuk.
1260 M – Kebangkitan Islam. Kerajaan Bani Mamluk di Mesir (merupakan
pertahanan Islam yang ketiga terakhir setelah Makkah & Madinah) pimpinan
Sultan Saifuddin Muzaffar Al-Qutuz menewaskan tentera Mongol di dalam
pertempuran di Ain Jalut.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam salah satu pasal perjanjian Hudaibiyah disebutkan bahwa orang-
orang bebas untuk bergabung dengan kelompok Muhammad atau golongan
Quraisy. Maka, Bani Khuza’ah dengan senang hati bergabung dengan kepada
Muhammad saw. Dikisahkan setelah menandatangani perjanjian Hudaibiyah, bani
Khuza’ah bersekutu dengan Rasulullah, sedangkan bani Bakr bersekutu dengan
golongan Quraisy. Kedua suku tersebut pada masa jahiliyah sering terlibat dalam
permusuhan dan pertumpahan darah.
Dikisahkan bahwa Rasulullah masuk Makkah pada Jum’at pagi 20
Ramadhan. Dengan khidmat dan rasa syukur, seraya membaca surat al-
Fath, Rasulullah memasuki kota Makkah melalui sebelah atas dari arah Kida’.
Beliau membaca surat ini secara berulang-ulang. Rasulullah merendahkan
kepalanya hingga jenggotnya menyentuh punggung kendaraannya. Ini karena
beliau merasa rendah di mata Allah yang telah memberikan penghirmatan kepada
beliau. Rasulullah berpesan kepada para pemimpin pasukan agar tidak membunuh
kecuali orang yang melawan dan memerangi mereka.
Selama berada di Makkah setelah penaklukan usai, Rasulullah saw sempat
menyampaikan beberapa khutbahnya, Rasulullah saw menerangkan berbagai
ajaran Islam dan beberapa prinsip hukumnya. Dalam khutbah pertama yang
disampaikan didepan pintu ka’bah Rasulullah saw menjelaskan tentang
pembayaran diyat (tebusan). Adapun Khutbah kedua, Rasulullah saw
mengumumkan “Ketahuilah, sesungguhnya di dalam Islam itu tidak ada istilah
persekutuan diantara kalian yang telah terjadi sejak zaman jahiliyah, maka Islam
akan memperkuatnya. Pada khutbah ketiga, Rasulullah saw mengumumkan
kehormatan tanah Makkah, keharaman berburu binatang-binatang di Makkah,
memotong rerumputan Makkah, pohon-pohon Makkah, dan harta temuan
Makkah. Pada khutbah keempat, Rasulullah saw menjelaskan bahwa barag siapa
melakukan tindak pembunuhan dan ada saksi mata yang melihatnya, maka si
pembunuh wajib membayar tebusan atau dihukum.

14
B. Saran
Penulis menyadari bahwa didalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Untuk ini demi pemahaman kita bersama, mari kita membaca
buku-buku lain yang bisa menambah ilmu pengetahuan kita tentang sejarah islam.
Kami sangat mengaharpkan kritik maupun saran yang sifatnya membangun bagi
kami supaya lebih baik lagi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Mahdi Rizqullah. 2005. Biografi Rasulullah, Jakarta: Qisthi Press.


Al-Jaziri, Abu Bakar Jabir. 2008. Muhammad My Beloved Prophet, Jakatra:
Qisthi Press.
An-Nadhwi, Abul Hasan ‘Ali Al-Hasani2007. Sirah Nabawiyah, Yogyakarta :
Mardhiyah Press.
Ibrahim, Fauzi. 2008. Muhammad saw (Makhluk paling Mulia), Yogyakarta :
Citra Risalah.
Musyafiq, Ahmad. 2015. Pengantar Sirah Nabawiyah, Semarang: CV. Karya
Abadi Jaya.

16

Anda mungkin juga menyukai