Istilah “atom” berasal dari kata a = tidak dan tomos = dapat dibagi. Istilah atom tersebut
pertama kali dikemukakan oleh filsuf Yunani Democritus (460 – 370 SM) untuk menyatakan
keberadaan partikel terkecil dari suatu materi yang tidak dapat dibagi lagi. Seiring dengan
perkembangan peralatan eksperimen, maka setelah 2000 tahun berlalu teori atom berkembang
dengan pesat.
TEORI ATOM DALTON
Pada tahun 1808 ilmuwan berkebangsaan Inggris, John Dalton, mengemukakan teorinya
tentang materi atom yang dipublikasikan dalam A New System of Chemical Philosophy, yang
memuat lima pernyataan berikut.
Materi terdiri atas atom yang tidak dapat dibagi lagi.
Semua atom dari unsur kimia tertentu mempunyai massa yang sama begitu pula semua sifat
lainnya.
Unsur kimia lain akan memiliki jenis atom yang berbeda.
Atom tidak dapat dihancurkan dan tidak dapat diubah selama reaksi kimia.
Suatu senyawa terbentuk dari unsur-unsurnya melalui penggabungan atom yang tidak sejenis
dengan perbandingan yang sederhana.
Kelemahan:
- Tidak dapat menerangkan sifat listrik atom.
- Pada kenyataannya atom dapat dibagi lagi menjadi partikel yang lebih kecil yang disebut
partikel subatomik.
Kelebihan:
- Dapat menerangkan Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier).
- Dapat menerangkan Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust).
Kelemahan:
- Terjadi penyimpangan untuk atom yang lebih besar dari hydrogen.
- Tidak dapat menerangkan efek Zeeman, yaitu spectrum atom yang lebih rumit bila atom
ditempatkan pada medan magnet.
Kelebihan:
- Mengaplikasikan teori atom kuantum untuk menjawab kesulitan dalam model atom Rutherford.
- Menerangkan dengan jelas garis spectrum pancaran (emisi) atau serapan (absorpsi) dari atom
hydrogen.