Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

CA MAMMAE

I. Konsep Penyakit

1.1 Definisi/ deskripsi penyakit


Ca mamae adalah suatu penyakit seluler yang dapat timbul dari jaringan
payudara dengan manifestsi yang mengakibatkan kegagalan untuk
mengontrol proliferasi dan maturasi sel (Bunner and Suddarth, 2002 ).
Ca mamae adalah suatu penyakit yang menggambarkan gangguan
pertumbuhan seluler dan merupakan kelompok penyakit, bukan penyakit
tunggal ( Tucker dkk, 1998).
Carsinoma Mammae adalah pertumbuhan dan pembelahan sel khususnya sel
pada jaringan mammae yang tidak normal/abnormal yang terbatas yang
bertumbuh perlahan karena suplai limpatik yang jarang ketempat sekitar
jaringan mamae yang banyak mengandung banyak pembuluh limfe dan
meluas dengan cepat dan segera bermetastase.
Penyakit kanker payudara/mammae adalah penyakit keganasan yang berasal
dari struktur parenchim payudara. Paling banyak berasal dari efitel duktus
laktiferus (70%), efitel lobulus (10%) sisanya sebagian kecil mengenai
jaringan otot dan kulit payudara, kanker payudara/mammae tumbuh lokal
ditempat semula, lalu selang beberapa waktu menyebar melalui saluran limfe
(penyebaran sisitemik) keorgan vital lain seperti paru-paru, tulang, hati, otak
dan kulit.

1.2 Etiologi
Ca mamae dapat terjadi karena :
1. faktor genetik
2. hormonal
3. daya tahan tubuh
4. lingkungan
Perubahan genetik termasuk perubahan atau mutasi gen hormonal dan
pengaruh protein baik yang menekan atau meningkatkan perkembangan
kanker payudara. Dua hormon ovarium yaitu estrogen dan progesterone
mengalami perubahan dalam lingkungan seluler yang dapat mempengaruhi
dalam faktor pertumbuhan bagi kanker payudara.

1
2

Faktor resiko meliputi:


1. Riwayat pribadi tentang Ca mamae
2. Anak perempuan dan saudara perempuan dan wanita dengan ca
mamae
3. Menarche terlalu dini
4. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama
5. Menopause pada usia lanjut
6. Riwayat penyakt payudara jinak
7. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan
sebelum usia 30 tahun beresiko 2 kal lipat
8. Obesitas
9. Kontrasepsi oral
10. Terapi penggantian hormon
11. Penggunaan alkohol
(Arif Mansjoer, 2002)

1.3 Tanda gejala


1. Benjolan payudara yang dapat di raba
2. Adanya lesi pada payudara dengan ulserasi dan berjamur
3. Retraksi putting susu
4. Nyeri pada payudara (Arif Mansjoer, 2002)

1.4 Patofisiologi
Bukti yang terus bermunculan menunjukkan bahwa adanya perubahan
genetic berkaitan dengan kanker payudara namun apa yang menyebabkan
genetic masih belum di ketahui.

Meskipun belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang di ketahui


namun bisa diidentifkasi melalui beberapa factor resiko, factor ini penting
dalam membantu mengembangkan program pencegahan. Hal yang selalu
harus di ingat adalah bahw 60 % yang di diagnosa kanker payudara tidak
mempunyai factor resiko yang teridentifikas kecuali lingkungan hormonal
mereka.

Di masa kehidupan, wanita di anggap beresiko untuk mengalami kanker


payudara, namun mengidentifikasi factor resiko merupakan cara untuk
3

mengidentifikasi wanita yang mungkin di untungkan dari kelangsungan


hidup yang harus meningkat dan pengobatan dini (Price,A Sylvia.1999).

1.5 Pemeriksaan Penunjang


a. Pemeriksaan labortorium meliputi:
- Morfologi sel darah,
- LED,
- Test fal marker (CEA) dalam serum/plasma,
- Pemeriksaan sitologis
b. Test diagnostik lain: · Non invasive: Mamografi, Ro thorak, USG, MRI,
PET · Invasif : Biopsi, Aspirasi biopsy (FNAB), True cut / Care biopsy,
Incisi biopsy, Eksisi biopsy Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan
dengan :
1. Pemeriksaan payudara sendiri
2. Pemeriksaan payudara secara klinis
3. Pemeriksaan manografi
4. Biopsi aspirasi
5. True cut
6. Biopsi terbuka
7. USG Payudara, pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, therapy
medis, pembedahan, terapi radiasi dan kemoterapi.

1.6 Komplikasi
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,
pleura, tulang dan hati.
Selain itu komplikasi Ca Mammae yaitu:
a. Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darah
kapiler (penyebaran limfogen dan hematogen, penyebaran hematogen
dan limfogen dapat mengenai hati, paru, tulang, sum-sum tulang, otak,
syaraf
b. Gangguan neuro varkuler
c. Fraktur patologi
d. Fibrosis payudara
e. Kematian
4

1.7 Prognosis
Menurut Ramli (1994), prognosis kanker payudara di tentukan oleh:
a. Staging (TNM) Semakin awal stadium kanker maka prognosisnya akan
semakin baik.
Stadium I : 5-10 tahun 90-80 %
Stadium II : 70-50 %
Stadium III : 20-11 %
Stadium IV : 0 % Untuk stadium 0 (in situ)
b. Jenis histopatologi keganasan Karsinoma insitu mempunyai prognosis
yang baik di bandingkan dengan karsinoma yang sudah invasif.

1.8 Penatalaksanaan
a. Pembedahan
1. Mastectomy radikal yang dimodifikasi
Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot
pectoralis mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat
namun otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.
2. Mastectomy total
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan
otot pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan
lapisan otot dinding dada tidak diangkat.
3. Lumpectomy/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut
diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan
payudara normal yang berada di sekitar tumor tersebut.
4. Wide excision/mastektomy parsial
Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.
5. Ouadranectomy
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot
pectoralis mayor.
6. Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang
pula merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan
kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus
atau otot pectoralis, radang tenggorokan.
5

7. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam
aliran darah. Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu
makan, kerontokan membuat, mudah terserang penyakit. Obat
kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap lanjut
penyakit (tidak dapat lagi dilakukan pembedahan). Obat kemoterapi
bisa digunakan secara tunggal atau dikombinasikan. Salah satu
diantaranya adalah Capecitabine dari Roche, obat anti kanker oral
yang diaktivasi oleh enzim yang adapada sel kanker, sehingga
hanya menyerang sel kanker saja.
Kombinasi obat-obatan untuk membunuh sel-sel yang
berkembangbiak dengan cepat, biasanya dilakukan setelah
pembedahan. Misal: cyclophosphamide, dexorubicin, paclitaxel,
dosetaxel, vinorelbin dan mitomycin C.
8. Manipulasi hormonal
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang
sudah bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral
oophorectomy. Dapat juga digabung dengan therapi endokrin
lainnya.
6

1.9 Pathway
7

II. RENCANA ASUHAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SEL


2.1 Pengkajian
2.1.1 Riwayat Keperawatan
1) Identitas klien
Ca mammae terjadi terutama pada usia lanjut (diatas 50 th),
tetapi 80 % terjadi pada usia 35 tahun sampai 65 tahun
cendrung meningkat 6 kali lipat
Jenis kelamin : laki-laki dibanding 1 :100

2) Keluhan utama
Data Subjektif
Klien mengeluh adanya benjolan atau ulkus pada payudara
dan kadang-kadang timbul nyeri, serta perasaan takut atau
cemas.
Data Objektif
Pada payudara terdapat adanya borok atau nodul-nodul
yang mengeras serta bau tidak enak yang menyengat
Klien tampak enggan bergaul dan berintegrasi dengan
pasien lain
Klien terlihat sedih dan sering melamun
Observasi gejala memegang payudara dan wajah tampak
menyeringai
3) Riwayat penyakit dahulu
Adanya siklus perubahan hormonal yang lama dan tidak ada
heti-hentinya, menarche awal, menopuse terlambat dan
tidak ada kehamilan,(long,1996), adanya riwayat kanker
sebelumnya, riwayat kehamilan (nullipara, multipara),
penggunaan obat-obatan hormonal kontrapsepsi, riwayat
menstruasi (early menarce, late menopouse). Adanya
papaaran radiasi riwayat peminum alkohol
4) Riwayat penyakit sekarang
Klien mengeluh adanya benjolan atau ulkus pada payudara
dan kadang- kadang timbul nyeri, serta perasaan takut atau
cemas.Pada payudara terdapat adanya borok atau nodul-
nodul yang mengeras serta bau tidak enak yang menyengat
Klien tampak enggan bergaul dan berintegrasi dengan
pasien lain. Klien terlihat sedih dan sering melamun,
8

Observasi gejala memegang payudara dan wajah tampak


menyeringai
5) Riwayat penyakit keluarga
Ibu dan anak prempuan khususnya dengan kanker
premenopuse atau kanker payudara bilateral, adanya
anggota keluarga yang menderita ca mammae.

2.1.2 Pemeriksaan Ca Mammae/kanker payudara meliputi


Pemeriksaan Diagnostik/ Penunjang
Meliputi :
1. Anamnesa cermat mengenai waktu timbulnya tumor dan
ada tidaknya faktor resiko
2. Infeksi tanda-tanda kecurigaan kanker payudara
3. Palpasi, tanda-tanda kanker payudara
4. Mammografi, tebukti lebih akurat mendeteksi kanker
payudara berdiameter kurang dari 0,5 cm dengan acuration
rate : ± 80-90 %
5. Pemeriksaan Imaging
Terdiri dari :
a. Mammografi
b. USG
c. MRI
6. Pemeriksaan Mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik terdiri dari :
a. Pemeriksaan biopsi terbuka (open Biopsy) : insisional
biopsi dan eksisional biopsi
b. Pemeriksaan biopsi tertutup (minimal invasif biopsy) :
needle aspiration biopsy, trucut biopsy
Needle aspiraton biopsy merupakan piliha utama untuk
pemeriksaan diagnostik tumor payudara yang palpable
mass, accuration rate ± 95 %.

7. Pemeriksaan tambahan
a. Pemeriksaan torak fhoto
b. Pemeriksaaan bone scaning /bone survey
c. Pemeriksaan USG Abdomen /Bone siurvey
9

d. Pemeriksaan USG abdomen/CT scan abdomen


e. Pemeriksaan tumor marker
f. Pemeriksaan darah/fungsiliver dan tulang
g. Pemeriksaan head CT-scan

KOMPLIKASI KEMOTHERAPI
 Efek samping :
- nausea, vomiting
- alopecia
- rasa (pengecap) menurun
- mucositis
 toksik
- hematologik : depresi sumsum tulang, anemia
- ginjal, hepar

2.1.3 Pemeriksaan Fisik


a. Sistem Integumen
1. Perhatikan : nyeri, bengkak, flebitis, ulkus
2. Inspeksi kemerahan & gatal, eritema
3. Perhatikan pigmentasi kulit
4. Kondisi gusi, gigi, mukosa & lidah
b. Sistem Gastrointestinalis
1. Kaji frekwensi, mulai, durasi, berat ringannya mual &
muntah setelah pemberian kemotherapi
2. Observasi perubahan keseimbangan cairan & elektrolit
3. Kaji diare & konstipasi
4. Kaji anoreksia
5. Kaji : jaundice, nyeri abdomen kuadran atas kanan
c. Sistem Hematopoetik

1. Kaji Netropenia
 Kaji tanda infeksi
 Auskultasi paru
 Perhatikan batuk produktif & nafas dispnoe
 Kaji suhu
10

2. Kaji Trombositopenia : < 50.000/m3 – menengah, <


20.000/m3 – berat
3. Kaji Anemia
 Warna kulit, capilarry refill
 Dispnoe, lemah, palpitasi, vertigo

d. Sistem Respiratorik & Kardiovaskular


1. Kaji terhadap fibrosis paru yang ditandai : Dispnoe,
kering, batuk non produktif – terutama bleomisin
2. Kaji tanda CHF
3. Lakukan pemeriksaan EKG

e. Sistem Neuromuskular
1. Perhatikan adanya perubahan aktifitas motorik
2. Perhatikan adanya parestesia
3. Evaluasi refleks
4. Kaji ataksia, lemah, menyeret kaki
5. Kaji gangguan pendengaran
6. Diskusikan ADL

f. Sistem genitourinari
1. Kaji frekwensi BAK
2. Perhatikan bau, warna, kekeruhan urine
3. Kaji : hematuria, oliguria, anuria
4. Monitor BUN, kreatinin

2.2 Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul


Diagnosa 1:
Ketakutan atau ansietas berhubungan dengan krisis situasi
2.2.1 Definisi
Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar, perasaan
takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
2.2.2 Batasan Karakteristik
Penurunan produktivitas
Gelisah
11

Insomnia
Gugup
Nyeri dan peningkatan ketidakberdayaan yang persisten
Khawatir
2.2.3 Faktor yang berhubungan
Terpajan toksin
Krisis situasi
Ancaman kematian
Stres
Transmisi dan penularan interpersonal

Diagnosa 2:
Nyeri akut berhubungan denagan proses penyakit
2.2.4 Definisi
Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan, akibat
kerusakan jaringan aktual dan potensial atau digambarkan dengan
istilah kerusakan: awitan yang tiba-tiba atau perlahan dengan
intensitas ringan sampai berat yang dapat diantisipasi durasinya
lebih enam bulan
2.2.5 Batasan Karakteristik
Mengungkapkan secara verbal atau dengan isyarat
Subjektif
Depresi
Keletihan
Objektif
Perubahan kemampuan untuk meneruskan aktivitas sebelumnya
Anoreksia
Perubahan pola tidur
Perubahan berat badan
2.2.6 Faktor yang berhubungan
Ketunadayaan fisik atau psikososial kronis (misalnya kanker
metastasis, cedera neurologis)
12

2.3 Perencanaan
Diagnosa 1 :
Ketakutan atau ansietas berhubungan dengan krisis situasi
2.3.1 Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) :
Tujuan
Penurunan stress, emosional dan ansietas
Kriteria hasil :Bekurangn rasa takut
Tampak rilek dan ansietas berkurang

2.3.2 Intervensi NIC


1. Tinjau ulang pengalaman pasien atau orang terdekat sebelum
dengan kanker
R: pasien dapat mengungkapkan pengalaman-pengalaman pasien
yang menyenangkan sebelum terkena kanker
2. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan
R: pasien dapat mengutarakan perasaannya dan terbuka sehingga
cemas dapat teratasi dengan adanya pengungkapan perasaan
3. Pertahankan kontak sering dengan pasien
R: pasien akan merasa dihargai dan di dukung
4. Berikan informasi akurat konsisten, mengenal prognosis
R: pasien dapat mengerti dan memahami penyakit yang
dideritanya

Diagnosa 2:
Nyeri kronis berhubungan dengan proses penyakit
2.3.3 Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC)
Tujuan: Tidak ada nyeri dan rasa tidak nyaman
Kriteria hasil : Melaporkan kehilangan nyeri maksimal atau kontrol
dengah pengaruh maksimal
Mengikuti aturan farmakologis yang ditentukan
Mendemonstrasikan penggunaan relaksasi dan aktivitas hiburan
2.3.4 Intervensi NIC
Evaluasi atau sadari terapi tertentu
R: mengendalikan dan meantisipasi pemberian terapi yang diberikan
kepada pasien
Berikan tindakan kenyamanan dasar
13

R: pasien dapat merasa aman dan nyaman sehingga nyeri dapat


teratasi
Dorong penggunaan keteramplan managemen nyeri
R: nyeri dapat berkurang dan pasien dapat merasa rileks
Evaluasi penghilangan nyeri
R: mengontrol apabila nyeri datang dan melokalisir adanya nyeri
dengan cepat
14

III. Daftar Pustaka

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta :


EGC
Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions
Classification (NIC). St. Louis :Mosby Year-Book.
Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St.
Louis :Mosby Year-Book
Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan
edisi 10.Jakarta:EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media
Aesculapius Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan
(Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatyan px)
Jakarta : EGC.
Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jilid 2 . Edisi 4. Jakarta. EGC
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah : Brunner Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta.
Wilkinson, Judith M. (2012). Buku Saku Diagnosa Keperawatan : diagnosa
NANDA, Intervensi NIC, Kreteria hasil NOC ed. 9. Jakarta:EGC

Banjarmasin, Januari 2017

Preseptor akademik, Preseptor klinik,

(………………………….…..) (………………………….…)

Anda mungkin juga menyukai