Anda di halaman 1dari 5

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Kalibrasi Konsentrasi Glukosa Dalam Larutan Terhadap Absorbansi

Hasil kalibrasi konsentrasi glukosa standar pada 5 variasi konsentrasi ditunjukan pada
Gambar 3.1 yang menampilkan kurva hasil kalibrasi konsentrasi glukosa terhadap nilai
absorbansi yang terukurnya. Keempat variasi konsentrasi glukosa dalam larutan standar
tersebut yaitu meliputi 0 g/l, 2,314 g/l, 3,856 g/l, 5,785 g/l, dan 7,71 g/l yang masing-masing
variasi konsentrasi menunjukan warna larutan yang berbeda-bedas sehingga menghasilkan
nilai absorbansi yang berbeda-beda pula.
9
8 y = 9.5511x
R² = 0.968
Konsentrasi glukosa (g/l)

7
6
5
4 Data
3 Linear (Data)
2
1
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Absorbansi

Gambar 3.1 Kurva Kalibrasi Konsentrasi Glukosa Dalam Buffer Sitrat 0,05 M Terhadap Nilai
Absorbansi Rata-rata

Dari hasil kalibrasi tersebut diperoleh hubungan linear antara konsentrasi glukosa terhadap
aborbansi yang dimiliki seperti yang dinyatakan pada persamaan 3.1 di bawah ini. Hubungan
linear tersebut dinyatakan dalam persamaan y = mx. Dengan nilai y sebagai konsentrasi zat
(g/l), x sebagai absorbansi larutan, dan m sebagai gradien garis linear yang menyatakan
hubungan antara keduanya. Kalibrasi nilai konsentrasi larutan glukosa dilakukan dengan
metode regresi linear dengan mengatur intercept pada titik (0,0) karena larutan blanko diatur
sedemikian sehingga memiliki absorbansi bernilai nol.

𝑦 = 9,551 (3.1)

Hasil persamaan yang menyatakan hubungan antara konsentrasi glukosa terhadap nilai
absorbansi yang dimilikinya tersebut kemudian dijadikan standar dalam menentukan nilai
konsentrasi produk glukosa yang pada percobaan utama reaksi enzimatik.
2. Profil Konsentrasi Glukosa Setiap Dua Jam Pada Percobaan Degradasi Selulosa Oleh
Enzim CTC.

Percobaan reaksi enzimatik degradasi selulosa dalam wujud kertas saring Whatman oleh
enzim selulase CTC memeperoleh hasil profil konsentrasi glukosa pada waktu reaksi tertentu
secara berkala setiap dua jam. Hasil profil konsentrasi glukosa tersebut ditampilkan pada
Gambar 3.2 di mana kurva tersebut digambarkan dalam empat warna yang berbeda-beda
yang menunjukan empat reaksi enzimatik yang dilakukan secara terpisah dengan keempat
variasi konsentrasi awal glukosa yang diberikan pada setiap empat reaksi enzimatik yang
dilakukan dalam empat labu Erlenmeyer yang berbeda-beda.

70

60

50

40 Glukosa awal 0 g/l


glukosa awal 2 g/l

30 Glukosa awal 4 g/l


Glukosa awal 7 g/l

20

10

0
0 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 3.2 Profil Konsentrasi Glukosa Pada Reaksi Enzimatik Degradasi Selulosa Pada
Waktu Tertentu

Dari profil konsentrasi glukosa yang ditampilkan pada Gambar 3.2 dapat diperoleh beberapa
informasi mengenai produk glukosa yang dihasilkan setiap dua jam pengukuran dari setiap
reaksi enzimatik pada keempat variasi glukosa awal yang diberikan. Dari hasil percobaan
yang telah dilakukan, kurva profil konsentrasi glukosa yang terbentuk dari reaksi enzimatik
yang dilakukan tidak menghasilkan proses reaksi enzimatik yang baik. Hal ini dapat dilihat
dari profil konsentrasi glukosa yang menunjukan penurunan signifikan dari waktu nol hingga
waktu 2 jam pada sampel dengan glukosa awal 0 g/l dan sampel dengan glukosa awal 2 g/l.
Profil penurunan konsentrasi glukosa tersebut terjadi diduga karena terdapat kelalaian dan
kesalahan dalam pengukuran keempat sampel pada waktu pengukuran waktu ke-0 sehingga
didapatkan data yang kurang baik. Kelalaian dan kesalahan tersebut dapat disebabkan oleh
beberapa faktor yang meliputi kelalaian dalam pelabelan sampel dan pencegahan
keberlanjutan reaksi enzimatik yang terjadi (seperti mendinginkan sampel atau pemanasan
sampel diawal) pada sampel sehingga konsentrasi yang terukur cukup besar pada dua sampel.

Penurunan yang sangat besar hingga mencapai tiga kali lipat pada sampel 0 g/l dan 2 g/l
hingga mencapai 2 dan 3 kali lipat diduga kuat lebih merujuk pada kesalahan pelabelan
daripada kesalahan dalam menghentikan reaksi enzimatik yang terjadi selama jeda waktu
pengukuran karena jumlahnya yang cukup besar dan signifikan terhadap sampel pada
pengukuran waktu ke-2 jam. Oleh karena itu, praktikan dalam hal ini perlu melakukan
pengolahan data lebih lanjut dengan cara memberikan asumsi dasar pengukuran konsentrasi
glukosa pada keempat sampel yang telah dilakukan untuk mendapatkan plot kurva profil data
yang baik. Pengolahan data lebih lanjut tersebut disajikan pada profil konsentrasi glukosa
terhadap waktu reaksi enzimatik dan ditampilkan dalam Gambar 3.3.

70

60
Konsentrasi glukosa (g/l)

50

40
Glukosa awal 0 g/l
Glukosa awal 2 g/l
30
Glukosa awal 4 g/l
20 Glukosa awal 7 g/l

10

0
0 1 2 3 4 5 6 7
Waktu reaksi (jam)

Gambar 3.3 Profil Konsentrasi Glukosa Pada Reaksi Enzimatik Degradasi Selulosa Pada
Waktu Tertentu Dengan Memberikan Asumsi Konsentrasi Glukosa Awal

Pengolahan data tersebut dilakukan dengan cara mengasumsikan konsentrasi glukosa setiap
sampel pada waktu ke-0 menjadi nilai konsentrasi umpan glukosa awal yang diberikan pada
setiap reaksi enzimatik tersebut yaitu 0 g/l, 2 g/l, 4 g/l, dan 7 g/l. Dengan asumsi dasar
tersebut, profil data yang terbaru menghasilkan tidak adanya penurunan konsentrasi glukosa
yang sehingga pegolahan data lebih lanjut ini perlu dilakukan oleh praktikan.
Hasil percobaan berdasarkan Gambar 3.3 menunjukan bahwa profil glukosa pada setiap
sampel terus mengalami peningkatan sehingga menunjukan bahwa reaksi enzimatik ini
berjalan dengan baik (). Namun, jika dilihat lebih lanjut mengenai profil peningkatan
konsentrasi glukosa pada keempat sampel variasi umpan konsentrasi glukosa awal
memperlihatkan kurva yang memiliki karakteristik peningkatan yang selalu meningkat
namun memiliki pembelokan garis kurva yang sangat signifikan terutama pada titik
pengukuran waktu pengukutan sampel 4 jam. Hal tersebut merupakan batasan-batasan dari
percbaan ini karena reaksi yang diselenggarakan merupakan reaksi enzimatik yang tidak
dilangsungkan dengan fasa yang homogen sehingga menimbulkan hambatan transfer substrat
dan enzim yang besar dan juga enzim selulase dalam hal ini merupakan campuran dari tiga
enzim yaitu enzim endo-beta-1,4-glukanase, ekso-beta-1,4-glukanase, dan beta-1,4-
glukoksidase. Oleh karena itu, hasil plot tersebut tidak dapat didekati dan mengikuti hukum
reaksi enzimatik Michaelis-Menten.

Pengaruh variasi

Hasil percobaan menunjukan bahwa dengan empat variasi umpan konsentrasi glukosa awal
yang berbeda-beda tidak dapat terlihat adanya inhibisi produk glukosa dalam percobaan
reaksi enzimatik ini. Tidak terlihatnya inhibisi produk tersebut ditunjukan dari profil
perubahan produk glukosa setiap dua jam pada Gambar 3.3 yang cenderung terus mengalami
kenaikan. Berdasarkan literatur yangmana menyatakan bahwa glukosa dapat menginhibisi
enzim ini, maka kesimpulan bahwa inhibisi tidak terjadi dalam reaksi ini tidak dapat diambil
dan harus mengalami percobaan dan kajian lebih lanjut.

Di lain sisi hasil percobaan pada Gambar 3.3 menunjukan bahwa terlihat adanya peningkatan
konsentrasi glukosa yang cenderung konstan pada rentang waktu ke-0 hingga waktu ke-4 jam
kemudian terjadi peningkatan yang sangat signifikan pada konsentrasi glukosa pada rentang
waktu ke-4 jam hingga ke-6 jam pengukuran sehingga tidak dapat disimpulkan bahwa terjadi
inhibisi glukosa pada percobaan ini.

Oleh karena itu, untuk melihat ada atau tidaknya inhibisi yang terjadi pada percobaan ini
diperlukan sampel konsentrasi glukosa dengan rentang sampling berkala kurang dari dua jam
dan memperpanjang waktu reaksinya untuk melihat trendya atau menambah konsentrasi
umpan glukosa awal. Yang demikian perlu dilakukan untuk mengetahui efek inhibisi produk
glukosa terhadap reaksi enzimatik karena tren perubahan konsentrasi glukosa terhadap waktu
mengalami perubahan sangat signifikan pada titik sampel waktu ke-4 yangmana mengalami
peningkatan sehingga tidak dapat membandingkan dengan profil sebelumnya yang diduga
kuat dikendalikan oleh transfer massa yang terjadi.
Penentuan laju reaksi enzimatik

Hasil percobaan menunjukan bahwa reaksi enzimatik dengan enzim awal yang diberikan
sebanyak 0,2 ml pada setiap sampel masing-masing yaitu 13,96 g glukosa/l.jam untuk
konsentrasi umpan glukosa awal 0 g/l, 21,09 g glukosa/l.jam unuk konsentrasi umpan
glukosa awal 2 g/l, 25,41 g glukosa/l.jam untuk konsentrasi umpan glukosa awal 4 g/l, 20,41
untuk konsentrasi umpan glukosa awal 7 g/l. Laju reaksi enzimatik tersebut ditentukan
berdasarkan laju pebentukan glukosa yang paling maksimal yangmana terjadi pada saat
rentang waktu dari waktu 4 jam hingga waktu 6 jam. Hal ini dilakukan atas dasar dugaan
bahwa pada rentang waktu sampel 0 jam hingga sampel ke-4 jam, reaksi yang terjadi masih
dikendalikan oleh fenomena transfer massa yang terjadi dan karena inhibisi selobiosa yang
terjadi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Oleh karena itu, laju reaksi enzimatik dari
percobaan ini diperoleh nilai 20,13 g glukosa/l.jam yangmana merupakan nilai rata-rata dari
keempat sistem reaksi tersebut.

Rata-rata perhitungan dilakukan oleh praktikan dalam menghitung laju reaksi enzimatik
karena dalam percobaan ini terdapat galat pengukuran yang ditimbulkan saat penghentian
reaksi enzimatik yang terjadi setelah sampling dengan cara pendinginan atau pemanasan dan
masih adanya partkulat kertas Whatman pada sampel karena sulitnya pemisahan supernatan
yang ada. Commented [A1]: Perlunya penyaringan

Fenomena peningkatan profil perubahan konsentrasi glukosa terhadap waktu yang terlihat
secara signifikan pada titik sampel pada waktu reaksi 4 jam diduga kuat terjadi akibat dua
faktor utama. Pertama, adanya selobiosa yang mengalami akumulasi dalam jumlah yang
cukup besar karena enzim ekso dan endo glukanase dan pembentukan glukosa dari selobiosa
yang juga relatif lebih lambat. Akumulasi yang tinggi tersebut menyebabkan kinerja enzim
untuk membentuk glukosa menjadi terhambat pada awalnya karena inhibisi yang terjadi
hingga konsentrasi selobiosa mencapai suatu keadaan tertentu yang dapat meningkatkan
kecepatan reaksinya kembali. Kedua, besarnya partikel kertas yang belum tergerus sempurna
membuat adanya kendala-kendala dalam difusi enzim dan substrat sehingga kecepatan reaksi
tidak dikendalikan oleh laju reaksi enzimatiknya namun dikendalikan oleh transfer substrat
dan enzimnya.

Selain itu, kurva profil konsentrasi glukosa terhadap waktu pada Gambar 3.3 juga
menunjukan bahwa variasi konsentrasi glukosa awal 4 g/l dan 7 g/l profil konsentrasi glukosa
yang dimiliki keduanya cenderung stagnan dari waktu sampel 2 jam hingga waktu ke 4 jam.
Hal tersebut diduga kuat terjadi karena alasan galat yang telah disebutkan pada paragraf
sebelumnya dan juga didukung dengan transfer massa yang kurang baik dalam
keberlangsungan reaksi pada rentang waktu 4 jam hingga 6 jam.

Anda mungkin juga menyukai