PENDEKATAN GESTALT
makalah
oleh
kelompok 1
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. Karena atas rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun
Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Dra.Dahliana Abd.,
M.Pd. Kons. selaku dosen pengampu mata kuliah Konseling Individual yang telah
memberikan bimbingan dan arahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu dari
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi penulis tentunya dan bagi seluruh acivitas akademika
Universitas Syiah Kuala.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................5
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................5
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................2
1.3 TUJUAN MAKALAH............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 MODEL KONSELING PSIKOANALISTIK.......................................3
A. Tokoh dan Sejarah Psikoanalistik.........................................................3
B. Konsep Dasar Teori.................................................................................5
C. Pemahaman Individu..............................................................................7
D. Tujuan Konseling..................................................................................10
E. Karakteristik..........................................................................................11
F. Teknik Konseling...................................................................................12
G. Tahap Konseling....................................................................................14
H. Peran Konselor dan Konseli.................................................................15
I. Kelemahan dan Kelebihan...................................................................16
J. Contoh - contoh Kasus..........................................................................16
2.2 MODEL KONSELING BEHAVIORISTIK.......................................18
A. Tokoh dan Sejarah Behavioristik........................................................18
B. Konsep Dasar Teori Behavioristik.......................................................20
C. Pemahaman Individu............................................................................21
D. Teknik Konseling...................................................................................24
E. Proses dan Tahapan Konseling Kelompok Behavioral......................28
F. Peran Konselor dan Konseli.................................................................30
G. Kelemahan dan Kelebihan...................................................................32
H. Contoh - contoh Kasus..........................................................................32
2.3 MODEL KONSELING GESTAL........................................................34
A. Tokoh dan Sejarah Gestalt...................................................................34
B. Konsep Dasar Teori...............................................................................35
C. Pemahaman Individu............................................................................36
D. Tujuan Konseling..................................................................................38
ii
E. Teknik Konseling...................................................................................38
F. Proses dan Fase Konseling....................................................................40
G. Peran dan Tugas Konselor....................................................................42
H. Kelemahan dan Kelebihan...................................................................43
I. Contoh - contoh Kasus..........................................................................44
BAB III PENUTUP..............................................................................................45
3.1 KESIMPULAN......................................................................................45
3.2 SARAN...................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................47
iii
BAB I PENDAHULUAN
Dalam hal ini, penulis memaparkan tiga model konseling dari Sembilan
model konseling yang dapat digunakan konselor untuk melaksanakan praktik
konselingnya terhadap konseli. Model konseling ini diantaranya ada model
konseling psikoanalistik, behavioristic dan pendekatan gestalt.
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
2
BAB II PEMBAHASAN
a. Tokoh
b. Sejarah
3
dokter spesialis syaraf bernama Josef Breuer, yang sedang merawat seorang
pasien dengan gejala-gejala histeria bernama Bertha Pappenheim.
Freud melakukan penelitian dan ditulis dalam karya terbesar Freud yaitu
Interpretation of Dreams, yang diselesaikannya pad tahun 1899, berisi tentang
konsep bahwa mimpi merefleksikan harapan-harapan yang ditekan, dan bahwa
proses mental dan fisik itu saling berhubungan satu sama lain, sebuah konsep
yang saat itu banyak mendapatkan penolakan dari masyarakat luas
4
penting Freud yang lain seperti Introductory Lectures on Psycho-Analysis (1917)
dan the Ego and the Id (1923).
5
berkembang baik cenderung merasa berdosa apabila dia melakukan sesuatu yang
berlawanan dengan kode moral yang dimilikinya.
C. Pemahaman Individu
a. Hakikat Manusia
6
Freud memandang sifat manusia pada dasarnya pesimistik, deterministik,
mekanistik, dan reduksionistik. Di mana manusia dideterminasi oleh kekuatan-
kekuatan irasional, motivasi-motivasi tidak sadar, kebutuhan-kebutuhan dan
dorongan-dorongan biologis dan naluriah, dan oleh peristiwa-pristiwa
psikoseksual yang terjadi selama lima tahun pertama dari kehidupan. Freud
menekankan peran naluri-naluri yang bersifat bawaan dan biologis, ia juga
menekankan pada naluri seksual dan impuls-impuls agresif. Menurutnya tujuan
segenap kehidupan adalah kematian, kehidupan ini adalah tidak lain jalan
melingkar ke arah kematian.
b. Perkembangan Perilaku
a) Struktur Kepribadian
7
1) Id, atau biasa disebut struktur kepribadian primitif adalah sistem
kepribadian yang dimiliki individu sejak lahir, yang dihubungkan dengan
faktor biologis dan hereditas. Digerakkan oleh libido, yaitu energi psikis
untuk dapat beradaptasi secara fisiologis dan sosial untuk
mempertahankan dan mengembangkan spesiesnya. Prinsip kerjanya selalu
mencari kesenangan dan menghindari rasa sakit atau ketidaknyamanan.
Tempatnya ada pada alam bawah sadar dan secara langsung berpengaruh
terhadap perilaku seseorang tanpa disadari.
2) Menurut Freud terdapat dua insting dasar dalam Id, yaitu Eros dan
Thanatos. Eros merupakan insting untuk bertahan hidup, dengan libido
sebagai dorongan utama. Sedangkan Thanatos merupakan insting yang
mendorong individu untuk berperilaku agresif dan destruktif.
3) Ego, adalah strukutur kepribadian yang tidak diperoleh saat lahir, tetapi
dipelajari sepanjang berinteraksi dengan lingkungannya. Ego memiliki
kontak dengan dunia eksternal dari kenyataan, merupakan eksekutif dari
struktur kepribadian yang bertugas memerintah, mengendalikan, dan
mengatur. Ego mempunyai tugas sebagai “penengah” antara dorongan-
dorongan biologis (Id) dan tuntutan atau hati nurani yang terbentuk dari
orang tua, budaya, dan tradisi ( superego). Ego bertindak realistis dan
berfikir logis dalam merumuskan rencana-rencana tindakan bagi pemuasan
kebutuhan. Hubungan antara ego dengan id, adalah bahwa ego adalah
tempat bersemayamnya inteligensi dan rasionalitas yang mengawasi dan
mengendalikan impuls buta id, sementara id hanya mengenal kenyataan
yang subyektif.
4) Superego, adalah struktur kepribadian yang berhubungan dengan tindakan
baik-buruk, benar-salah. Superego dikembangkan dari kebudayaan dan
nilai sosial, terbentuk karena adanya interaksi dengan orang tua dan
masyarakat, merepresentasikan hal-hal yang ideal, dan mendorong
individu kepada kesempurnaan, bukan kesenangan semata. Dapat
dikatakan superego merupakan kata hati seseorang dan sebagai alat
kontrol dari dalam individu untuk menentang kehendak Id. Tempatnya
pada alam sadar dan terbentuk sejak kanak-kanak lalu terus berkembang
hingga dewasa.
8
Sehingga menurut Freud, struktur kepribadian merupakan sistem yang
kompleks, karena adanya interaksi antara tuntutan Id, dunia realitas yang dimiliki
Ego dan harapan moral Superego.
b) Perkembangan kepribadian
o Kepribadian berkembang sehubungan dengan empat macam pokok
sebagai sumber ketegangan, yaitu: proses pertumbuhan fisiologis
(kedewasaan), Fermustasi, Konflik, dan Ancaman.
o Perekembangan kepribadian anak mempunyai tingkatan yang
berbeda-beda dari sejak lahir sampai berumur 5 tahun, adalah
merupakan periode dasar yang masih belum stabil, maju meningkat
pada masa pemuda dan menuju ketenangan pada masa dewasa.
o Fase-fase perkembangan tersebut adalah:
o Fase oral (0-1 tahun) pada fase ini mulut merupakan daerah pokok
dari pada aktivitas dinamis
o Fase anal (1-3 tahun) pada fase ini kateksis dan anti kateksis
berpusat pada anal (pembuangan kotoran)
o Fase Phallis (3-5 tahun) pada fase ini alat kelamin merupkan
daerah erogen terpenting
o Fase latent (5-13 tahun) pada fase ini implus-implus cenderung
untuk ada dalam keadaan tertekan
o Fase pubertas (12-20 tahun) Pada fase ini menonjol dan membawa
aktivitas dinamis kembali.Fase geital (20-keatas) Pada fase ini
individu telah berubah dari mengejar kenikmatan, menjadi orang
dewasa yang telah disosialisasikan dengan realitas.
c) Pribadi sehat dan bermasalah
9
Sedangkan manusia yang memiliki kepribadian yang menyimpang atau
tidak sehat menurut psikoanalisa antara lain:
D. Tujuan Konseling
10
Jadi penekanan konseling adalah pada aspek afektif sebagai pokok
pangkal munculnya ketidaksadaran manusia. Sudah barang tentu tilikan kognitif
tetap diperhatikan, akan tetapi tidak sepenting aspek afektif.
E. Karakteristik
Terapi freud lebih berpengaruh lebih bila dibadingkan teknik terapi yang
dikembangkan oleh ahli lainnya. Teknik terapi Freud memiliki karakteristik
tertentu :
Dalam terapi Freud, klian dibebaskan untuk bicara apa saja termasuk
menangis, menjerit, mengumpat, dst. Jika klien mengalami bloking atau
kebuntuan Freud berusaha membantu sehingga terjadilah asosiasi antara apa yang
ada dalam alam tak sadar dengan apa yang diberikan oleh terapis
c. Waktu pelaksanaan
F. Teknik Konseling
a. Asosiasi bebas
11
Yang pokok, adalah klien mengemukakan segala sesuatu melalui perasaan atau
pemikiran dengan melaporkan secepatnya tanpa sensor.
Metode ini adalah metoda pengungkapan pangalaman masa lampau dan
penghentian emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatik dimasa lalu.
b. Interpretasi
Hal yang penting adalah bahwa interpretasi harus dilakukan pada waktu-
waktu yang tepat karena kalau tidak klient dapat menolaknya. Ada tiga hal yang
harus diperhatikan dalam interpretasi sebagai teknik terapi. Pertama, interpretasi
hendaknya disajika pada saat gejala yang diinterpretasikan berhubungan erat
dengan hal-hal yang disadari klient. Kedua, interpretasi hendaknya selalu dimulai
dari permulaan dan baru menuju ke hal-hal yang dalam yang dapat dialami oleh
12
situasi emosional klient. Ketiga, menetapkan resistensi atau pertahanan sebelum
menginterpretasikan emosi atau konflik.
c. Analisis mimpi
d. Resistensi
e. Transferensi
G. Tahap Konseling
a. Tahap pembukaan
Tahap ini terjadi pada permulaan interview hingga masalah klien di
tetapakan.
b. Pengembangan tranferensi
13
Perkembangan dan analisis transferensi merupakan inti dalam
psikoanalisis. Pada fase ini perasaan klien mulai di tunjukan kepada
konselor, yang di anggap sebagai orang yang telah menguasainya di masa
lalunya.
c. Bekerja melalui transferensi
Tahap ini mencakup mendalami pemecahan dan pengertian klien sebagi
orang yang terus melakukan transferensi. Tahap ini dapat tumpang tindih
dengan tahap sebelumnya, hanya saja transferensi terus berlangsung, dan
konselor berusaha memahami tentang dinamika kepribadian kliennya.
d. Resolusi transferensi
Tujuan pada tahap ini adalah memecahkan perilaku neoretik klien yang di
tunjukan kepada konselor sepanjang hubungan konseling. Konselor juga
mulai mengembangan hubungan yang dapat meningkatkan kemandirian
pada klien dan menghindari adanya ketergantungan klien kepada
konselornya.
Jika klien dan konselor berkeyakinan bahwa transferensi bekerja terus,
konseling dapat di akhiri untuk menghindari klien melawan konselor. Jika
hubungan konseling tidak di akhiri maka konselor dapat mengikuti
transferensi itu untuk mengembangkan secara objektif sehingga tercapai
otonomi klien.
b. Peran Konseli
Konseli harus bersedia terlibat dalam proses konseling secara intensif, dan
melakukan asosiasi bebas dengan mengatakan segala sesuatu yang terlintas dalam
pikirannya, karena produksi verbal konseli merupakan esensi dari kegiatan
konseling psikoanalisa. Pada kasus-kasus tertentu konseli diminta secara khusus
untuk tidak mengubah gaya hidupnya selama proses konseling. Dalam
pelaksanaan konseling psikoanalisis, klien menelusuri apa yang tepat dan tidak
tepat pada tingkah lakunya dan mengarahkan diri untuk membangun tingkah laku
baru.
b. Kelebihan
Menggunakan interview sebagai terapi
Pentingnya masa kanak-kanak dalam perkembangan kepribadian
Adanya motivasi yang tidak selamanya disadari
Adanya penyesuaian antara teori dan teknik
Keterbatasan
15
Disebuah perumahan didaerah depok timur ada seorang anak kecil yang
bernama mira dia adalah seorang gadis yang lucu dan ceria , dia hidup bersama
kedua orang tuanya dan ke2 kakaknya , namun diusianya yang beranjak 6thn ada
kejadian yang membuatnya ini sering sekali merasa ketakutan apalagi pada saat
dekat ayahnya , karna dia sering melihat perlakuan ayahnya yang tidak senonoh
pada kedua kakanya dan juga terlebih-lebih pada ibunya . pada saat itu ayahnya
sering sekali memukuli tanpa segan-segan benda tajam pun sering ia pakai untuk
menyiksa ibunya jika ibunya memiliki sedikit kesalahan. Setelah kejadian pahit
yang telah dialaminya bertahun-tahun hingga mira beranjak dewasa dengan usia
15tahun. ada banyak rasa kekecewaan hingga membuatnya sering mengalami
ketakutan yang berlebihan.Dia tidak menyangka sesosok pria yang slama ini dia
banggakan hanya dapat menyakiti seorang wanita lemah . karna rasa sakit yang
timbul dalam hatinya mulai merasuk kedalam jiwa dan menjadikan dia traumatis
atau ketakutan yang berlebihan dbawah alam sadar akan sesuatu hal. Semenjak
kejadian itu akhirnya mira pun mulai menutup dirinya terlebih lebih pada seorang
pria.
Disaat mira mulai memasuki bangku SMU dia mulai mempunyai banyak
teman dan salah satu teman terbaik dia disekolah adalah shisha . karna saat
bersama shisha , mira merasakan kenyamanan yang belum pernah ia rasakan
sebelumnya. Saat bersama shisha dia bisa berbagi semua beban yang selama ini
dia pendam seorang diri . dimata dia shisha adalah sesosok wanita yang sangat
mengerti dia saat ini dan selalu menemani dia kapan pun dia butuh namun
ternyata dibalik semua itu terjadi sesuatu hal yang tanpa ia sadari telah menyentuh
hatinya karna kenyamanan yang dia rasakan pada shisha membuat dia menyukai
shisha . Dia pun akhirnya menikmati setiap saat bersama shisha dan semenjak
kejadian itu mira semakin hari semakin membenci pria disekeliling dia apalagi
jika pria itu mulai menyukai dia maka dengan sinis pula dia menanggapi pria-pria
yang ingin mendekati dia , karena mira masih sering kali terbayang-bayang akan
masa lalu dia sehingga dia takut untuk menjalin hubungan dengan berbagai pria ,
dia takut kejadian yang dialami ibunya juga ke2 kakak perempuanya terjadi pada
dirinya juga.
16
Kepribadian Mira Dalam Perspektif Psikoanalisis
17
mendominasi dalam tingkah lakunya, membutuhkan rasa nyaman dan dimengerti
oleh orang lain
a. Tokoh
b. Sejarah
18
persoalan psikologi adalah tingkah laku, tanpa mengaitkan konsepsi-konsepsi
mengenai kesadaran dan mentalitas.
19
menekankan aspek perilaku nampak (fisik) maupun kognitif. Saat ini konseling
behavioral berkembang pesat dengan ditemukannya sejumlah teknik-teknik
pengubahan perilaku, baik yang menekankan pada aspek fisiologis, perilaku,
maupun kognitif (Hackman, 1993). Rachman (1963) dan Wolpe (1963)
mengemukakan bahwa terapi behavioral dapat menangani masalah perilaku mulai
dari kegagalan individu untuk belajar merespon secara adaptif hingga mengatasi
gejala neurosis.
Dalam hal ini Skinner walaupun dipengaruhi teori S-R, tetapi dia punya
pandangan tersendiri mengenai perilaku, yaitu :
a) Respon tidak perlu selalu ditimbulkan oleh stimulus, akan tetapi lebih kuat
oleh pengaruh reinforcement (penguatan).
b) Lebih menekankan pada studi subjek individual ketimbang generalisasi
kencenderungan kelompok.
c) Menekankan pada penciptaan situasi tertentu terhadap terbentuknya
perilaku ketimbang motivasi di dalam diri.
C. Pemahaman Individu
c. Hakikat Manusia
20
Muhamad Surya (1988:186) menjelaskan tentang hakikat manusia dalam
pandangan teori behavioristiksebagai berikut: dalam teori ini menganggap
manusia bersifat mekanistik atau merespon kepada lingkungan dengan kontrol
terbatas, hidup dalam alam deterministic dan sedikit peran aktifnya dalam
memilih martabatnya. Manusia memulai kehidupnya dengan memberikan reaksi
terhadap lingkungannya,dan interaksi ini menghasilkan pola-pola perilaku yang
kemudian membentuk kepribadian. Perilaku seseorang ditentukan oleh banyak
dan macamnya penguatan yang diterima dalam situasi hidupnya. Konseling
behavioral ini berpandangan bahwa manusia itu:
a) Lahir dalam mempunyai bawaan netral, artinya manusia itu hak untuk
berbuat baik/buruk/jahat.
b) Lahir dengan membawa kebutuhan dasar dan dipengaruhi oleh interaksi
dengan lingkungan.
c) Kepribadian manusia berkembang atas dasar interaksi dengan
lingkungannya.
d) Mempunyai tugas untuk berkembang melalui kegiatan belajar.
e) Manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungan.
b. Perkembangan Perilaku
a) Struktur Kepribadian
21
3) Walaupun pembentukan kepribadian memiliki batsan genetis namun
efek dari lingkungan dan stimulus dari dalam memiliki pengaruh
dominan.
4) Dalam membentuk sebuah teori dari kepribadian prediksi dan control
dan perilaku merupakan hal terpenting. Tidak ada yang lebih penting
selain kebebasan dalam penentuan respon.
5) Semua perilaku dapat dipisah menjadi operant respondent yaitu
individual respon yang berbeda dalam pengaruh control dari stimulus
lingkungan.
b) Pribadi sehat dan bermasalah
1) Pribadi sehat
Dalam pandangan teori ini kepribadian individu yang sehat adalah sebagai
berikut;
2) Pribadi bermasalah
22
Adapun ciri-ciri dari karakteristik konseling behavioral antara lain adalah,
yaitu :
Kebanyakan perilaku manusia dapat dipelajari dan karena itu dapat
dirubah.
Perubahan-perubahan khusus terhadap lingkungan individual dapat
membantu dalam merubah perilaku-perilaku yang relevan; prosedur-
prosedur konseling berusaha membawa perubahan-perubahan yang
relevan dalam perilaku konseli dengan merubah lingkungan.
Prinsip-prinsip belajar sosial, seperti misalnya “reinforcement” dan “sosial
modeling”, dapat digunakan untuk mengembangkan prosedur-prosedur
konseling.
Keefektifan konseling dan hasil konseling dinilai dari perubahan-
perubahan dalam perilaku-perilaku khusus konseli diluar dari layanan
konseling yang diberikan.
Prosedur-prosedur konseling tidak statik, tetap, atau ditentukan
sebelumnya, tetapi dapat secara khusus di desain untuk membantu konseli
dalam memecahkan masalah khusus.
D. Teknik Konseling
a. Self-Management
23
6) Konselor bertindak sebagai mentor
b. Disensitisasi Sistematik
24
Tahapan yang harus dilakukan oleh konseli dalam menjalankan teknik ini
antara lain :
25
c. Latihan asertif
d. Memberi contoh
26
Sarana yang bisa dipakai sebagai model dapat dilakukan dengan model audio,
model fisik, model hidup atau model lainnya yang dapat dicontoh. Setelah itu
klien diberi reinforcement jika dia dapat meniru perilaku model tersebut.
27
kelompok, serta mengorientasikan konseli ke proses kelompok dan memulai
membangun sebuah kebersamaan kelompok.
Pada tahap ini akan sangat membantu jika konselor mengembangkan kontrak
behavioral yang spefisik, yaitu kontrak mingguan dengan setiap anggota.
28
F. Peran Konselor dan Konseli
c. Peran Konselor
d. Peran Konseli
29
Keberadaan konseli dalam konseling behavioral diberikan kesempatan
untuk menanggapi persoalan yang sedang dihadapi. Adapun peranan atau hak
seorang konseli dalam proses konseling behavioral, antara lain adalah :
Dalam hubungan konselor dengan konseli ada beberapa hal yang harus
dilakukan, yaitu :
a. Kelemahan
o Kurangnya kesempatan bagi klien untuk terlibat kreatif dengan
keseluruhan penemuan diri atau aktualisasi diri
o Kemungkinan terjadi bahwa klien mengalami
“depersonalized” dalam interaksinya dengan konselor.
30
o Keseluruhan proses mungkin tidak dapat digunakan bagi klien
yang memiliki permasalahan yang tidak dapat dikaitkan dengan
tingkah laku yang jelas.
o Bagi klien yang berpotensi cukup tinggi dan sedang mencari arti
dan tujuan hidup mereka, tidak dapat berharap banyak dari
konseling behavioral.
b. Kelebihan
o Mengembangkan konseling sebagai ilmu karena mengundang
penelitian dan menerapkan ilmu pengetahuan kepada proses
koseling
o Mengembangkan perilaku yang spesifik sebagai hasil konseling
yang dapat diukur
o Penekanan bahwa konseling hendaknya memusatkan pada perilaku
sekarang dan bukan pada perilaku yang terjadi dimasa datang.
31
perut, maka konselor segera memberhentikan proses membayangkan
tersebut. Konseli diminta untuk rileks kembali. Setelah konseli
merasa nyaman, kemudian konseli diajak untuk membayangkan
kembali situasi pada hari kelima. Hal ini diulang-ulang sampai
konseli dapat belajar untuk mengatasi kecemasan pada hari kelima.
f) Setelah konseli dapat melewati hari kelimanya, maka konseli diminta
untuk membayangkan situasi pada hara keenam. Jika konseli
mengalami kecemasan, maka prosedur diatas dapat diulang kembali.
32
istrinya, Laura Posner, ia memperoleh anjuran untuk menggunakan dukungan
(support) dan hubungan atau kontak (connections).
Hasil kerja Fritz yang paling krusial adalah penggunaan ”kursi kosong ”
(empty chair) dalam konseling yang juga dikenal dengan kursi panas. Teknik ini
diperkenalkan oleh Fritz ketika ia bekerja di Esalen Institute, Big Fur, California
anatara tahun 1962 s.d 1969. Sejak saat itu ia menjadi populer dan dipandang
sebagai sosok yang inovatif dan karismatik dalam bidang pengembangan potensi
manusia.
33
B. Konsep Dasar Teori
Dalam pendekatan gestalt terdapat konsep tentang urusan yang tak selesai
(unfinished business), yakni mencakup perasaan-perasaan yang tidak
terungkapkan seperti dendam, kemarahan, kebencian, sakit hati, kecemasan,
34
kedudukan, rasa berdosa, rasa diabaikan. Meskipun tidak bisa diungkapkan,
perasaan-perasaan itu diasosiasikan dengan ingatan-ingatan dan fantasi-fantasi
tertentu. Karena tidak terungkapkan di dalam kesadaran, perasaan-perasaan itu
tetap tinggal pada latar belakang dan di bawa pada kehidupan sekarang dengan
cara-cara yang menghambat hubungan yang efektif dengan dirinya sendiri dan
orang lain. Urusan yang tak selesai itu akan bertahan sampai ia menghadapi dan
menangani perasaan-perasaan yang tak terungkapkan itu.
C. Pemahaman Individu
a. Hakikat Manusia
b. Perkembangan Perilaku
1) Manusia Sehat/ Tidak Sehat\
Manusia Sehat
35
o Bertanggung jawab. Mereka yang sehat mampu
mempertanggungjawabkan serta mengambil resiko yang terjadi sebagai
hasil dari perbuatannya.
o Memiliki kematangan. Seseorang dikatakan sehat apabila mempunyai
kematangan. Kematangan ini didasarkan pada kesadaran seseorang
terhadap sesuatu hal.
o Memiliki keseimbangan diri. Keseimbangan yang dimaksud adalah
kesimbangan antara dirinya saat ini dengan keseimbangan lingkungan
sekitar
D. Tujuan Konseling
36
o Meningkatkan kesadaran individual agar konseli dapat beringkah laku
menurut prinsip-prinsip Gestalt, semua situasi bermasalah (unfisihed bussines)
yang muncul dan selalu akan muncul dapat diatasi dengan baik.
E. Teknik Konseling
a. Permainan Dialog
b. Teknik Pembalikan
Teori yang melandasi teknik pembalikan adalah teori bahwa klien terjun
ke dalam suatu yang ditakutinya karena dianggap bisa menimbulkan kecemasan,
dan menjalin hubungan dengan bagian-bagian diri yang telah ditekan atau
37
diingkarinya. Gejala-gejala dan tingkah laku sering kali mempresentasikan
pembalikan dari dorongan-dorongan yang mendasari. Jadi konselor bisa meminta
klien memainkan peran yang bertentangan dengan perasaan-perasaan yang
dikeluhkannya atau pembalikan dari kepribadiannya.
c. Bermain Proyeksi
Teknik ini bisa digunakan pada saat klien menunjuk pada perasaan atau
suasana hati yang tidak menyenangkan yang ia sangat ingin menghindarinya.
Terapi mendesak klien untuk tetap atau menahan perasaan yang ia ingin hindari
itu.
38
menyebabkan konseli tidak dapat berdiri sendiri. Dalam hal ini, fungsi konselor
adalah membantu konseli untuk melakukan transisi dari ketergantungannya
terhadap faktor luar menjadi percaya akan kekuatannya sendiri. Usaha ini
dilakukan dengan menemukan dan membuka ketersesatan atau kebuntuan konseli.
39
kembali segala perasaan dan perbuatan pada masa lalu, dalam situasi
di sini dan saat ini. Kadang-kadang konseli diperbolahkan
memproyeksikan dirinya kepada konselor.
Melalui fase ini, konselor berusaha menemukan celah-celah
kepribadian atau aspek-aspek kepribadian yang hilang, dari sini dapat
diidentifikasi apa yang harus dilakukan konseli.
4) Fase keempat, setelah konseli memperoleh pemahaman dan
penyadaran tentang pikiran, perasaan, dan tingkah lakunya, konselor
mengantarkan konseli memasuki fase akhir konseling.
Pada fase ini konseli menunjukkan gejala-gejala yang
mengindikasikan integritas kepribadiannya sebagai individu yang
unik dan manusiawi.
Konseli telah memiliki kepercayaan pada potensinya, menyadari
keadaan dirinya pada saat sekarang, sadar dan bertanggung jawab
atas sifat otonominya, perasaan-perasaannya, pikiran-pikirannya
dan tingkah lakunya.
Dalam situasi ini konseli secara sadar dan bertanggung jawab
memutuskan untuk “melepaskan” diri dari konselor, dan siap untuk
mengembangan potensi dirinya.
40
H. Kelemahan dan Kelebihan
a. Kelebihan
Terapi Gestalt tidak berlandaskan pada suatu teori yang kukuh
Terapi Gestalt cenderung antiintelektual dalam arti kurang
memperhitungkan faktor-faktor kognitif.
Terapi Gestalt menekankan tanggung jawab atas diri kita sendiri, tetapi
mengabaikan tanggung jawab kita kepada orang lain.
Teradapat bahaya yang nyata bahwa terapis yang menguasai teknik-
teknik Gestalt akan menggunakannya secara mekanis sehingga terapis
sebagai pribadi tetap tersembunyi.
Para konseli sering bereaksi negative terhadap sejumlah teknik Gestalt
karena merasa dianggap tolol. Sudah sepantasnya terapis berpijak pada
kerangka yang layak agar tidak tampak hanya sebagai muslihat-
muslihat.
c. Kelebihan
Terapi Gestalt menangani masa lampau dengan membawa aspek-aspek
masa lampau yang relevan ke saat sekarang.
Terapi Gestalt memberikan perhatian terhadap pesan-pesan nonverbal
dan pesan-pesan tubuh.
Terapi Gestalt menolakk mengakui ketidak berdayaan sebagai alasan
untuk tidak berubah.
Terapi Gestalt meletakkan penekanan pada konseli untuk menemukan
makna dan penafsiran-penafsiran sendiri.
Terapi Gestalt menggairahkan hubungan dan mengungkapkan perasaan
langsung menghindari intelektualisasi abstrak tentang masalah konseli.
41
bahwa pada masa lalunya, Angel mengalami perlakuan yang buruk dari ayahnya,
sewaktu berusia sekolah dasar, ia seringkali dipukuli dihardik dengan sangat
kasar. (unfinished bussines).
42
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Konseling Behavioral adalah salah satu dari teori-teori konseling yang ada
pada saat ini. Konseling behavioral merupakan bentuk adaptasi dari aliran
psikologi behavioristik, yang menekankan perhatiannya pada perilaku yang
tampak. Hal yang paling mendasar dalam konseling behavioral adalah
penggunaan konsep-konsep behaviorisme dalam pelaksanaan konseling, .
43
3.2 SARAN
Bentuk terapi konseling yang dibahas dalam makalah singkat ini dapat
digunakan untuk terapi klien yang mengalami permasalahan dalam bertingkah
laku. Dalam penerapan model konseling ini hendaknya konselor memiliki
keahlian dan kerampilan yang benar-benar sesuai dan profesional pada bidangnya.
44
DAFTAR PUSTAKA
45