Anda di halaman 1dari 24

A.

SIGMUND FREUD
Sigmund Freud (1856-1939) adalah anak sulung dalam keluarga Wina dari tiga anak
laki-laki dan lima perempuan. Ayahnya sangat otoriter. Latar belakang keluarga Freud
merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memahami perkembangan teorinya.
Meskipun keluarga Freud terbatas dalam keungan dan dipaksa untuk tinggal di sebuah
apartemen yang penuh sesak, orang tuanya melakukan segala upaya untuk mendorong
kapasitas intelektual yang mencolok. Freud memiliki banyak pilihan, tapi pilihan karirnya
dibatasi karena warisan Yahudi. Dia akhirnya menetap di kedokteran. Hanya 4 tahun setelah
mendapatkan gelar dokter dari Universitas Wina pada usia 26, ia mencapai posisi bergengsi di
sana sebagai dosen. Freud mengabdikan sebagian besar hidupnya untuk merumuskan dan
memperluas teori psikoanalisis. Menariknya, fase paling kreatif dalam hidupnya berhubungan
dengan periode ketika ia mengalami masalah emosional parah sendiri. Selama 40-an awal,
Freud memiliki banyak gangguan psikosomatik, serta kekhawatiran berlebihan sekarat dan
fobia lainnya, dan terlibat dalam tugas ini sulit dari analisis diri. Dia pertama kali diperiksa
kenangan masa kecilnya dan menyadari permusuhan intens dengan ayahnya. Dia juga ingat
masa kecilnya mempunya perasaan seksual kepada ibunya, yang menarik, penuh kasih, dan
pelindung. Dia kemudian secara klinis merumuskan teori sambil mengamati pasiennya bekerja
melalui masalah mereka sendiri dalam analisis. Freud memiliki toleransi sangat sedikit untuk
rekan-rekan yang menyimpang dari doktrin psikoanalisis nya. Dia berusaha untuk mengontrol
gerakan dengan mengusir orang-orang yang berani untuk tidak setuju. Carl Jung dan Alfred
Adler, misalnya, bekerja sama dengan Freud, tetapi masing-masing mendirikan sekolah terapi
sendiri setelah ketidaksepakatan berulang dengan Freud pada isu-isu teoritis dan klinis. Freud
sangat kreatif dan produktif, sering menempatkan dalam 18 jam hari.. Produktivitas Freud tetap
pada tingkat ini produktif sampai di akhir hidupnya ketika ia mengidap penyakit kanker rahang.
Selama dua dekade terakhir, ia menjalani 33 operasi dan terus menerus merasa kesakitan. Dia
meninggal di London pada 1939 Sebagai pencetus psikoanalisis. Sebagai pencetus
psikoanalisis, Freud membedakan dirinya sebagai raksasa intelektual. Dia merintis teknik baru
untuk memahami perilaku manusia, dan usahanya menghasilkan teori yang paling
komprehensif dari kepribadian dan psikoterapi yang pernah dikembangkan.

1
B. TINGKAT KEHIDUPAN MENTAL
Sumbangan terbesar pada teori kepribadian adalah eksplorasinya kedalam dunia tidak
sadar dan keyakinannya bahwa manusia termotivasi oleh dorongan-dorongan utama yang
belum atau tidak mereka sadari. Bagi Freud kehidupan mental terbagi menjadi 2 tingkat alam
tidak sadar dan alam sadar. Alam tidak sadar terbagi menjadi dua tingkat ,alam tidak sadar dan
alam bawah sadar.

1. Alam Tidak Sadar


Alam tidak sadar menjadi tempat bagi segala dorongan ,desakan , maupun
insting yang tak kita sadari tetapi ternyata mendorong perkataan ,perasaan , dan
tindakan kita. Sekalipun kita sadar akan perilaku kita yang nyata ,seringkali kita tidak
menyadari proses mental yang ada dibalik perilaku tersebut. Misalnya ,seorang pria
bisa saja mengetahui bahwa ia tertarik pada seorang wanita tetapi tidak benar-benar
memahami alasan dibalik ketertarikannya yang bisa saja bersifar rasional.
Freud meyakini bahwa keberadaan alam tidak sadar ini hanya bisa dibuktikan seacra
tidak langsung. Baginya ,alam tidak sadar merupakan penjelasan dari makna yang ada
dibalik mimpi ,kesalahan ucap ,dan berbagai jenis lupa. Mimpi adalah sumber yang
kaya akan materi alam tidak sadar. Contohnya Freud meyakini bahwa pengalaman
masa kanak-kanak bisa muncul dalam mimpi orang dewasa sekalipun yang bermimpi
boleh jadi tidak ingat secara sadar akan pengalaman-pengalaman tersebut.
Kadang-kadang proses tidak sadar ini lolos sensor dan masuk ke alam sadar secara
terselubung atau dengan wujud yang berbeda.
Dorongan tidak sadar ini dapat muncul dialam sadar setelah menjalani transformasi
tertentu. Contohnya seorang dapat mengekspresikan dorongan erotis atau keinginan
untuk melukai orang lain dengan cara menggoda atau mengolok olok orang lain.
Dorongan sejati (seks) menjadi terselubung dan tersembunyi dari dari alam sadar kedua
orang tersebut. Akan tetapi alam tidak sadar dari orang pertama tersebut bisa
mempengaruhi alam tidak sadar orang kedua secara langsung. Keduanya dapat
memuaskan dorongan seksual maupun agresif, tetapi tak satupun di antara mereka
menyadari motif di balik goadaan atau olok-olok tersebut. Dengan cara inilah alam
tidak sadar dari orang lain , dan keduanya sama-sama tida sadar akan proses tersebut.

2
2. Alam Bawah Sadar
Alam bawah sadar ini memuat semua elemen yang tak disadari, tetapi bisa
muncul dalam kesadaran dengan cepat atau agak sukar. (freud,1933/1964)
Isi alam bawah sadar ini datang dari dua sumber, yang pertama adalah persepsi sadar.
Apa yang dipersepsikan orang secara sadar dalam waktu singkat akan segera masuk ke
dalam alam bawah sadar selagi fokus perhatian beralih ke pemikiran lain. Pikiran yang
dapat keluar masuk antara alam sadar dan alam bawah sadar umumnya dalah pikiran-
pikiran yang bebas dari kecemasan . antara gambaran sadar dan dorongan tidak sadar
nyaris sama satu dengan lainnya.
Sumber kedua dari gambaran-gambaran bawah sadar adalah alam tidak sadar. Freud
Yakin bahwa pikiran bisa menyelinap dari sensor yang ketat dan masuk ke alam bawah
dalam bentuk yang tersembunyi. Beberapa dari gambaran ini tak pernah kita sadari
karena begitu kita menyadari bahwa gambaran-gambaran tersebut datang dari alam
tidak sadar ,maka kita akan merasa semakin cemas, sehingga sensor akhir pun bekerja
untuk menekan gambaran yang memicu kecemasan tersebut dan mendorongnya
kembali ke alam tidak sadar. Sedangkan sejumlah gambaran lain dari alam tidak sadar
bisa masuk ke alam sadar karena bersembunyi dengan baik dalam bentuk mimpi, salah
ucap, ataupun dalam bentuk pertahanan diri yang kuat.

3. Alam Sadar
Alam sadar yang memainkan peran tak berarti dalam teori psikoanalisis ,
didefinisikan sebagai elemen-elemen mental yang setiap saat berada dalam kesadaran.
Ini adalah satu-satuya tingkat kehidupann mental yang bisa langsung kita raih. Ada dua
pintu yang dapat dilalui oleh pikiran agar bisa masuk ke alam sadar. Pintu pertama
adalah melalui sistem kesadaran perseptual, yaitu terbuka pada dunia luar dan berfungsi
sebagai perantara bagi persepsi kita tentang stimulus dari luar. Dengan kata lain , hal-
hal yang kita rasakan melalui indera dan tidak dianggap mengancam ,masuk ke dalam
alam sadar . (freud,1933/1964)
Sumber kedua bagi elemen alam sadar ini datang dari dalam struktur mental dan
mencakup gagasan-gagasan tidak mengancam yang datang dari alam bawah sadar
maupun gambaran-gambaran yang membuat cemas, tetapi terselubung dengan rapi
yang berasal dari alam tida sadar.

3
4. KECEMASAN
Hal penting untuk pendekatan psikoanalitik adalah konsep kecemasan. Kecemasan
adalah perasaan takut yang dihasilkan dari perasaan tertekan, kenangan, keinginan, dan
pengalaman yang muncul ke permukaan kesadaran. Hal ini dapat dianggap sebagai keadaan
ketegangan yang memotivasi kita untuk melakukan sesuatu. Ini berkembang dari sebuah
konflik antara id, ego, dan superego. Fungsi kecemasan adalah untuk memperingatkan bahaya
yang akan datang. Ada tiga jenis kecemasan: realitas, neurotik, dan moral. Kecemasan ralistis
adalah takut akan bahaya dari dunia luar, dan tingkat kecemasan tersebut seimbang dengan
tingkat ancaman nyata. Kecemasan neurotik adalah ketakutan terhadap tidak terkendalinya
naluri yang menyebabkan sesorang melakukan suatu tindakan yang bisa mendatangkan
hukuman bagi dirinya. Kecemasan moral adalah ketakutan hati nurani sendiri. Orang dengan
hati nurani yang berkembang dengan baik cenderung merasa bersalah ketika mereka
melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kode moral mereka. Ketika ego tidak dapat
mengendalikan kecemasan dengan metode rasional dan langsung, hal itu bergantung pada
yang tidak langsung yaitu perilaku pertaahanan ego

C. STRUKTUR KEPRIBADIAN
Menurut pandangan psikoanalitik, kepribadian terdiri dari tiga sistem: id, ego, dan
superego. Ini adalah nama untuk struktur psikologis dan tidak boleh dianggap sebagai boneka
manekin yang terpisah mengoperasikan kepribadian; fungsi kepribadian seseorang secara
keseluruhan dan bukan sebagai tiga segmen-segmen diskrit. Id adalah komponen biologis, ego
adalah komponen psikologis, dan superego adalah komponen sosial. Dari perspektif Freudian
ortodoks, manusia dipandang sebagai sistem energi. Dinamika kepribadian terdiri dari cara-
cara di mana energi psikis didistribusikan ke id, ego, dan superego. Karena jumlah energi
terbatas, satu sistem keuntungan kontrol atas energi yang tersedia dengan mengorbankan dua
sistem lainnya. Perilaku ditentukan oleh energi psikis ini.

 ID
Id adalah sistem yang asli dari kepribadian; kepribadian setiap orang hanya terdiri dari
id ketika dilahirkan. Id adalah sumber utama energi psikis dan kursi dari naluri. Id tidak
memiliki organisasi dan buta, menuntut, dan mendesak. id tidak bisa mentolerir
ketegangan, dan berfungsi untuk melepaskan ketegangan segera. Diperintah oleh
prinsip kesenangan, yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan, menghindari rasa
sakit, dan mendapatkan kesenangan, id adalah tidak logis, amoral, dan didorong untuk

4
memenuhi kebutuhan naluriah. Id tidak berpikir, tapi hanya keinginan atau tindakan. Id
ini sebagian besar tidak sadar, atau dari ketidaksadaran.
Sebagai contoh bayi terdorong untuk menghisap ,mmendapatkan kesenangan, dan
bersantai. Kebutuhan untuk makan mengarahkannya untuk menghisap dan memperoleh
kelegaan.
 EGO
Ego memiliki kontak dengan dunia luar realitas. Ini adalah "eksekutif" yang mengatur,
kontrol, dan mengatur kepribadian. Sebagai "polisi lalu lintasnya," ia menengahi antara
naluri dan lingkungan sekitarnya. Ego mengontrol kesadaran dan latihan sensor.
Diperintah oleh prinsip realitas, ego berpikir realistis dan logis dan merumuskan
rencana aksi untuk kebutuhan memuaskan. Apa hubungan antara ego untuk id? Ego,
sebagai pusat kecerdasan dan rasionalitas, memeriksa dan mengontrol impuls buta dari
id. Sedangkan id hanya mengenal realitas subjektif, ego membedakan antara gambaran
mental, dan hal di dunia luar.
Sebagai contoh, bayi tidak akan mendapatkan payudara atau pelukan dengan
mengharapkannya. Seseorang harus membuat rencana dan melakukan tindakan,yang
dibatasi oleh dunia nyata . itulah sebabnya bayi segera belajar untuk mengeraskan
tangisan untuk memanggil ibu mereka.
 SUPER EGO
Superego adalah cabang moral kepribadian. Ini termasuk kode moral seseorang,
perhatian utama adalah apakah suatu tindakan itu baik atau buruk, benar atau salah.
Superego mewakili nilai--nilai moral dan cita-cita masyarakat. Fungsinya untuk
menghambat impuls id, untuk membujuk ego dan untuk menggantikan tujuan
moralistik untuk yang realistis, dan berusaha mencapai kesempurnaan. Kemudian
sebagai internalisasi standar orang tua dan masyarakat, berkaitan dengan imbalan
psikologis dan hukuman. Imbalan perasaan kebanggaan dan cinta-diri, sedangkan
hukumannya adalah perasaan bersalah dan rendah diri. Super ego sama halnya dengan
hati nurani.

Individu yang mencari kesenangan


yang didominasi oleh id.

5
Individu yang merasa bersalah dan
merasa inferior yang didominasi
oleh super ego

Individu yang sehat secara


psikologis yang didominasi oleh ego.

Id ego super ego

D. MEKANISME PERTAHANAN EGO


Mekanisme pertahanan ego membantu individu mengatasi kecemasan dan mencegah
agar ego tidak terluka. Pertahanan ego merupakan perilaku normal yang dapat memiliki nilai
adaptif yang tersedia mereka tidak menjadi gaya hidup yang memungkinkan individu untuk
menghindari menghadapi realitas. Pertahanan yang digunakan tergantung pada tingkat individu
dari pengembangan dan tingkat kecemasan. Mekanisme pertahanan memiliki dua karakteristik
yang sama: (1) mereka menolak atau mendistorsi realitas, dan (2) mereka beroperasi pada taraf
tak sadar. Berikut adalah mekanisme-mekanisme pertahanan ego.

Jenis Pertahanan Penggunaan dalam Contoh


perilaku
Represi mengancam pikiran Salah satu proses Bila seseorang
dan perasaan yang yang paling penting bersama-sama

6
menyakitkan yang dalam Freudian, itu dengan saudaranya
tidak bisa diterima adalah dasar dari mengalami sesuatu
kepada ketaksadaran banyak pertahanan kecelakaan dan
ego lainnya dan saudaranya
gangguan neurotik. kemudian meninggal
Freud menjelaskan maka oia merasa
represi sebagai “lupa” terhadap
pemindahan paksa kejadian tersebut.
sesuatu dari
kesadaran. Hal ini
diasumsikan bahwa
sebagian besar
peristiwa yang
menyakitkan dari 5
atau 6 tahun hidup ,
namun peristiwa
yang dilakukan itu
memengaruhi
perilaku nanti.
Denial "Menutup mata Denial mungin yang
seseorang" dengan paling sederhana dari
keberadaan aspek semua mekanisme
yang mengancam pertahanan diri. Ini
realitas. adalah cara
mendistorsi apa yang
individu berpikir,
merasa, atau
merasakan dalam
situasi traumatis.
Mekanisme ini mirip
dengan represi,
namun secara umum
beroperasi pada

7
tingkat prasadar dan
sadar.
Pembentukan reaksi Secara aktif Dengan seorang yang secara
mengekspresikan mengembangkan fanatik melarang
impuls yang sikap dan perilaku perjudian dan
berlawanan ketika yang bertentangan kejahatan lain
dihadapkan dengan dengan keinginan dengan maksud agar
impuls yang mengganggu sadar, dapat menekan
mengancam. orang tidak harus kecendrungan
menghadapi dirinya sendiri ke
kecemasan yang arah itu.
akan terjadi jika
mereka mengakui
dimensi-dimensi itu
sendiri. Individu
dapat
menyembunyikan
kebencian dengan
fasad cinta, sangat
bagus ketika mereka
pelabuhan reaksi
negatif, atau masker
kekejaman dengan
kebaikan yang
berlebihan.
proyeksi Menghubungkan Ini adalah presentasi olah raga
kepada orang lain mekanisme menipu yang kurang baik
keinginan yang tidak diri sendiri. Penuh dengan alasan
dapat diterima nafsu, agresif, atau sedang sakit flu atau
sendiri dan lainnya impuls tidak naik kelas
dorongan. dilihat sebagai yang karena gurunya
dimiliki oleh "orang- sentiment.
orang di luar sana,

8
tetapi tidak oleh
saya."
Displacement Mengarahkan energi cara untuk mengatasi pria lemah lembut
ke objek lain atau kecemasan yang yang merasa
orang ketika objek melibatkan terintimidasi oleh
asli atau orang tidak pemakaian impuls bosnya pulang dan
dapat dijangkau. dengan menggeser membongkar
dari objek yang permusuhan yang
mengancam ke tidak pantas ke anak-
"target yang lebih anaknya.
aman."
rasionalisasi Manufaktur "baik" Rasionalisasi Ketika orang tidak
alasan untuk membantu mendapatkan posisi
menjelaskan ego membenarkan yang mereka
yang terluka. perilaku tertentu, dan inginkan
membantu dalam dalam pekerjaan
pelunakan pukulan mereka, mereka
terhubung dengan memikirkan alasan
kekecewaan. logis mereka tidak
berhasil, dan mereka
kadang-kadang
mencoba untuk
meyakinkan diri
bahwa mereka benar-
benar tidak ingin
posisi tetap.

sublimasi mengalihkan energi Energi biasanya impules agresif dapat


seksual atau agresif dialihkan ke bidang disalurkan ke dalam
ke saluran lain lain yang diterima kegiatan atletik,
secara sosial dan sehingga orang
kadang-kadang menemukan cara
untuk

9
bahkan mengekspresikan
mengagumkan perasaan agresif dan,
sebagai tambahan
bonus, sering dipuji.
regresi Kembali ke fase awal Dalam menghadapi anak-anak yang takut
perkembangan stres berat atau sekolah dapat
ketika ada tuntutan tantangan ekstrim, memanjakan diri
yang lebih sedikit. individu mungkin dalam perilaku
mencoba untuk kekanak-kanakan
mengatasi seperti menangis,
kecemasan mereka ketergantungan yang
dengan menempel berlebihan,
perilaku belum bersembunyi, atau
matang dan tidak menempel guru.
pantas.
introyeksi Mengambil dan Bentuk positif dari pada waktu
"menelan" nilai-nilai introyeksi termasuk seseorang anak
dan standar orang hukum pendirian belajar mematuhi
lain usaha dari nilai-nilai dan menerima serta
orang tua atau atribut kan menjadi
dan nilai-nilai dari milikinya beberapa
terapis (dengan nilai serta peraturan
asumsi bahwa ini masyarakat. Lalu ia
tidak hanya kritis dapat mengendalikan
diterima). Salah satu prilakunya dan dapat
contoh negatif adalah mencegah
bahwa beberapa pelanggaran serta
tahanan berurusan hukuman sebagai
dengan kecemasan akibatnya.
yang luar biasa Dalam pemerintahan
dengan menerima dan kekuasaan yang
nilai-nilai musuh otoriter maka banyak
orang

10
melalui identifikasi mengintroyeksikan
dengan agresor. nilai-nilai
kepercayaan baru
sebagai perlindungan
terhadap perilaku
yang dapat
menyusahkan
mereka.
Identifikasi Mengidentifikasi Identifikasi dapat seseorang yang
dengan penyebab meningkatkan harga meniru gaya orang
sukses, organisasi, diri dan melindungi yang terkenal atau
atau orang-orang satu dari rasa mengidentifikasikan
dengan harapan menjadi kegagalan. dirinya dengan
bahwa Anda akan Ini adalah bagian jawatannya atau
dianggap sebagai dari proses daerahnya yang
berharga. perkembangan di maju.
mana anak-anak
belajar perilaku
peran gender, tetapi
juga bisa menjadi
reaksi defensif bila
digunakan oleh
orang yang merasa
dasarnya rendah.
kompensasi kelemahan yang Mekanisme ini dapat karena kurang
dirasakan atau memiliki nilai mampu dalam
mengembangkan adjustive langsung, pelajaran di sekolah
sifat-sifat positif dan juga dapat dikompensasiakan
tertentu untuk menjadi upaya oleh dalam juara olah raga
menebus orang untuk atau sering berkelahi
keterbatasan. mengatakan "Tidak agar ditakuti.
melihat cara-cara
yang saya rendah,

11
tapi lihat saya dalam
prestasi saya."

E. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Sumbangan yang berati dari model psikoanalitik adalah pelukisan tahap-tahap perkembangan
psikoseksual dan psikososial dari lahir hingga dewasa. Freud mendalilkan tiga tahap awal
pengembangan yang sering membawa orang ke konseling bila tidak tepat diselesaikan. Pertama
adalah tahap oral, yang berkaitan dengan ketidakmampuan untuk mempercayai diri sendiri dan
orang lain, sehingga takut mencintai dan membentuk hubungan dekat dan harga diri rendah.
Selanjutnya adalah tahap anal, yang berkaitan dengan ketidakmampuan untuk mengenali dan
mengekspresikan kemarahan, yang mengarah ke penolakan kekuasaan sendiri sebagai pribadi
dan kurangnya rasa otonomi. Ketiga, adalah tahap phallic, yang berkaitan dengan
ketidakmampuan untuk sepenuhnya menerima seksualitas dan seksual perasaan seseorang, dan
juga untuk kesulitan membawa dan menerima diri sebagai pria atau wanita. Menurut
pandangan psikoanalitik Freudian, ketiga bidang pribadi dan sosial cinta pembangunan dan
kepercayaan, berurusan dengan perasaan negatif, dan mengembangkan penerimaan positif dari
seksualitas semua didasarkan pada 6 tahun pertama kehidupan. Periode ini adalah fondasi
dimana pengembangan kepribadian kemudian dibangun. Ketika kebutuhan anak tidak cukup
terpenuhi selama tahap ini pembangunan, seseorang dapat menjadi terpaku pada tahap itu dan
berperilaku dalam cara psikologis belum matang di kemudian hari.

Tahap-tahap perkembangan menurut freud :

Usia
Tahun pertama Tahap Oral
Mengisap payudara ibu perlu untuk makanan dan kesenangan. Bayi
perlu mendapatkan pengasuhan dasar, atau perasaan kemudian
keserakahan dan keserakahan dapat berkembang.. Masalah kepribadian
nantinya bisa mencakup ketidakpercayaan orang lain, menolak orang
lain; cinta, dan takut atau ketidakmampuan untuk membentuk hubungan
intim.
1-3 tahun Tahap zona Anal
Anal menjadi tahap dalam pembentukan kepribadian. Tugas
perkembangan utama termasuk kemandirian belajar, menerima
kekuatan pribadi, dan belajar untuk mengekspresikan perasaan negatif

12
seperti kemarahan dan agresi. Pola disiplin orangtua dan sikap memiliki
konsekuensi signifikan bagi perkembangan kepribadian anak
selanjutnya.
3-6 tahun Tahap phallic
Dasar pusat konflik pada keinginan incest sadar bahwa anak
berkembang untuk induk lawan jenis dan itu, karena sifat mengancam
mereka, ditekan. Pria tahap phallic, yang dikenal sebagai Oedipus
kompleks, melibatkan ibu sebagai objek cinta untuk anak laki-laki.
Tahap phallic Female, dikenal sebagai Electra kompleks, melibatkan
perjuangan gadis untuk cinta dan persetujuan ayah. Bagaimana orang
tua merespon, secara verbal dan nonverbal, untuk seksualitas muncul
anak memiliki dampak pada sikap dan perasaan yang berkembang
seksual anak.
6-12 tahun Tahap Latency
Setelah siksaan impuls seksual dari sebelumnya tahun, periode ini
relatif diam. Kepentingan seksual digantikan oleh kepentingan di
sekolah, teman bermain, olahraga, dan berbagai kegiatan baru. Ini
adalah waktu sosialisasi sebagai anak ternyata luar dan membentuk
hubungan dengan orang lain.

12-18 tahun Tahap Genital


tahap phallic dihidupkan kembali. Tahap ini dimulai dengan pubertas
dan berlangsung sampai kepikunan set di. Meskipun ada pembatasan
sosial dan tabu, remaja dapat menangani energi seksual dengan
berinvestasi dalam berbagai kegiatan diterima secara sosial seperti
membentuk persahabatan, terlibat dalam seni atau olahraga, dan
mempersiapkan karir
18-35 tahun Tahap Genital
karakteristik inti dari orang dewasa yang matang adalah kebebasan
"untuk mencintai dan bekerja." Langkah ini menuju dewasa melibatkan
kebebasan dari pengaruh orang tua dan kapasitas untuk peduli terhadap
sesama.

13
35-60 tahun Tahap genital lanjutan
60 tahun keatas Tahap genital lanjutan

F. PROSES TERAPEUTIK

Tujuan Terapeutik

Dua tujuan terapi psikoanalitik Freud adalah untuk membuat bawah sadar

sadar dan memperkuat ego sehingga perilaku ini lebih didasarkan pada realitas

dan kurang pada insting atau rasa yang irasional. Analisis yang sukses diyakini menghasilkan
modifikasi yang signifikan dari kepribadian individu dan struktur karakter. Metode terapi yang
digunakan dengan membawa keluar hal-hal yang ada bawah sadar. Pengalaman masa kecil
yang dibangun kembali, dibahas, ditafsirkan, dan dianalisis. Jelas bahwa proses ini tidak
terbatas untuk memecahkan masalah dan belajar perilaku yang baru. Sebaliknya, menggali
lebih dalam ke masa lalu untuk mengembangkan tingkat pemahaman diri yang dianggap perlu
untuk sebuah perubahan dalam karakter. Terapi psikoanalitik berorientasi untuk mencapai
wawasan, tetapi bukan hanya pemahaman intelektual, adalah penting bahwa perasaan dan
ingatan-ingatan yang terkait dengan pemahaman diri ini dialami.

Fungsi dan Peran Terapis

Dalam psikoanalisis klasik, analis biasanya menganggap sikap anonim, yang terkadang
disebut pendekatan "blank-screen". Mereka terlibat dalam sangat sedikitnya pengungkapan diri
dan mempertahankan rasa netral untuk membina hubungan transferensi, di mana klien mereka
akan membuat proyeksi ke mereka. Hubungan transferensi ini, yang merupakan landasan dari
psikoanalisis, "mengacu pada transfer perasaan yang awalnya berpengalaman dalam hubungan
dengan orang-orang penting lainnya yang sekarang ada di lingkungan seseorang"(Luborsky,
O'Reilly-Landry, & Arlow, 2008, ms. 17-18). Jika terapis mengatakan sedikit tentang diri
mereka sendiri dan jarang berbagi reaksi pribadi mereka, anggapannya adalah bahwa apa pun
yang klien rasakan terhadap mereka sebagian besar akan menjadi hasil dari perasaan yang
berhubungan dengan figur penting dari masa lalu. Proyeksi ini, dimiliki oleh mereka yang masa

14
lalunya belum selesai dan ditekan situasi, itu dianggap "grist for the mill," dan analisis mereka
adalah inti dari pekerjaan terapeutik.

Salah satu fungsi utama dari analisis adalah untuk membantu klien memperoleh
kebebasan untuk mencintai, bekerja dan bermain. Fungsi lain mencakup membantu klien dalam
mencapai kesadaran diri, kejujuran, dan hubungan pribadi yang lebih efektif dalam berurusan
dengan kecemasan dengan cara yang realistis dan mendapatkan kontrol atas impulsif dan
perilaku irasional. Pertama analis harus menjalin hubungan kerja dengan klien dan kemudian
banyak mendengarkan dan menafsirkan. Perhatian khusus diberikan kepada penolakan-
penolakan klien. Analis mendengarkan, mempelajari, dan memutuskan kapan harus membuat
interpretasi yang tepat. Fungsi utama dari interpretasi adalah untuk mempercepat proses
mengungkap hal-hal yang ada di bawah sadar. Analis mendengarkan kesenjangan-kesenjangan
dan pertentangan-pertentangan dalam cerita klien, mengartikan mimpi-mimpi dan asosiasi
bebas yang dilaporkan oleh klien, dan tetap peka terhadap isyarat-isyarat yang menyangkut
perasaan-perasaan klien terhadap analis.

Pengorganisasian proses-proses terapeutik dalam konteks pemahaman struktur


kepribadian dan psikodinamik-psikodinamik memungkinkan analis untuk merumuskan sifat
sesungguhnya dari masalah-masalah klien. Salah satu fungsi utama analis adalah untuk
mengajarkan kepada klien arti proses-proses ini (melalui interpretasi) sehingga mampu
memperoleh pemahaman tentang masalah-masalah mereka, meningkatkan kesadaran mereka
atas cara-cara untuk berubah, dan dengan demikian memperoleh kontrol yang lebih atas
kehidupan mereka.

Proses terapi psikoanalitik adalah seperti menempatkan potongan puzzle bersama-


sama. Apakah klien berubah tergantung sejauhmana kesiapan mereka untuk berubah dari pada
keakuratan interpretasi terapis. Jika terapis mendorong klien terlalu cepat atau menawarkan
interpretasi yang kurang tepat pada waktunya, terapi tidak akan efektif. Perubahan yang terjadi
melalui proses pengerjaan ulang pola lama sehingga klien mungkin menjadi lebih bebas untuk
bertindak dalam cara-cara baru. (Luborsky et al., 2008).

Pengalaman Klien dalam Terapi

Klien yang tertarik dalam psikoanalisis tradisional (atau klasik) harus bersedia untuk

15
berkomitmen pada proses terapi intensif dan berjangka panjang. Setelah beberapa kali
pertemuan tatap muka dengan analis, klien diminta berbaring di sofa melakukan asosiasi bebas,
yakni mengatakan apa pun yang terlintas dalam pikiran mereka. Proses asosiasi bebas ini
diketahui sebagai “aturan yang fundamental”. Klien melaporkan perasaan-perasaan mereka,
pengalaman-pengalaman, asosiasi-asosiasi, ingatan-ingatan, dan fantasi-fantasinya kepada
analis. Berbaring di sofa memaksimalkan kondisi-kondisi bagi refleksi-refleksi yang
mendalam dari klien, dan mengurangi stimulus yang bisa menghambat klien dalam
memperoleh hubungan dengan konflik-konflik dan produksi-produksi internalnya. Hal ini juga
mengurangi kemampuan klien untuk melihat reaksi wajah analis mereka, sebab membantu
proyeksi transferensi karakteristik. Pada saat yang sama, analis dibebaskan dari keharusan
untuk mengamati secara hati-hati mimik wajah klien.

Apa yang baru saja dijelaskan adalah psikoanalisis klasik. Terapi psikodinamik muncul
sebagai cara untuk memperpendek dan menyederhanakan proses panjang psikoanalisis klasik
(Luborsky et al., 2008). Banyak praktisi psikoanalisis, atau terapis psikodinamik tidak
menggunakan semua teknik yang terkait dengan analisis klasik. Namun, terapis psikodinamik
tetap waspada terhadap pemindahan manifestasi, menjelajahi arti mimpi klien, menjelajahi
masa lalu dan masa kini, dan yang berkaitan dengan hal-hal yang ada dalam bawah sadar.

Klien dalam terapi psikoanalitik membuat komitmen dengan terapis untuk tetap
dengan prosedur proses terapi yang intensif. Mereka setuju untuk berbicara karena produksi-
produksi verbal klien merupakan esensi terapi psikoanalitik. Biasanya klien diminta untuk
tidak membuat perubahan radikal dalam gaya hidup mereka selama periode analisis, seperti
bercerai atau berhenti dari pekerjaan mereka. Klien psikoanalitik siap untuk mengakhiri sesi
mereka ketika mereka dan analis mereka saling setuju bahwa mereka telah memecahkan gejala-
gejala dan konflik, dapat memperjelas, dan dapat menerima masalah emosional yang tersisa,
memahami akar sejarah dari kesulitan mereka, menguasai inti pokok, dan dapat
menginteraksikan kesadaran akan masalah yang lalu yang berhubungan dengan mereka
sekarang. Analisis yang sukses menjawab pertanyaan “mengapa” dari klien mengenai
hidupnya. Klien yang sukses dari terapi analisis melaporkan mereka mencapai sesuatu
demikian sebagai pemahaman dari gejala-gejala dan fungsi mereka dalam menjalankan
wawasan bagaimana lingkungan mereka mempengaruhi mereka dan bagaimana mereka
mempengaruhi lingkungan dan mengurangi sikap defensif. (Saretsky, 1978).

16
Hubungan antara Terapis dengan Klien
Corey (1996) mengatakan bahwa hubungan klien dengan terapis di konseptualisasikan
dalam proses transferensi (pemindahan). Hal tersebut adalah inti dari pendekatan psikoanalisa.
Transferensi adalah alam bawah sadar klien yang berpindah pada terapis seperti perasaan-
perasaan/fantasi-fantasi sebagai reaksi terhadap signficant other pada masa lalu klien. Jadi
perasaan-perasaan/fantasi-fantasi terhadap orang lain di masa lalu klien berpindah pada terapis
atau di proyeksikan kepada terapis, sehingga klien mengalami kembali hal tersebut dan terapis
mencoba membantu klien untuk mendapatkan insight atau pikiran rasional mengenai hal
tersebut. Transferensi membuat klien memahami dan menyelesaikan “unfinished bussiness”
dari hubungan masa lalu. Proses treatmennya berupa rekonstruksi dan mengenang kemabali
peristiwa di masa lampau.
Kemajuan terapi terlihat dari perasaan dan konflik ketika anak-anak mulai muncul dari
dalam alam bawah sadar. Klien merasakan kembali konflik-konflik seperti trust vs mistrus,
cinta vs benci, ketergantungan vs ketidaktergantungan, autonomy vs shame and guilt.
Transferensi membuat klien mengalami kembali atau merasakan kembali konflik-konflik yang
terjadi pada lima tahun pertama kehidupannya, kemudian membawa kembali pada masa
sekarang dan meletakkannya pada terapis. Singkatnya, terapis adalah sebagai pengganti dari
significant other pada masa lalu klien. Perasaan benci adalah hasil dari transferensi negatif
(negative transference) sedangkan perasaan cinta terhadap terapis, berharap untuk di adopsi
olehnya, dan lain-lain adalah hasil dari transferensi positif (positive transference). Namun
dikatakan lebih lanjut oleh Corey (1996), suatu kesalahan jika setiap respon positif (seperti,
menyukai terapisnya) dilabelkan sebagai positive transference, seharusnya tidak di labelkan
seperti itu. Hal ini akan diulas lebih lanjut pada pembahasan berikutnya.
Apabila terapis ingin menghasilkan perubahan, hubungan transferensi harus bekerja
dari awal sampai akhir (working through). Proses working through berisikan eksplorasi dari
material-material alam bawah sadar dengan defensif, kebanyakan hal tersebut terbentuk pada
masa anak-anak awal. Working through diperoleh melalui mengulang kembali interpretasi dan
mengeksplor daya tahan atau perlawanan klien. Klien memiliki banyak kesempatan untuk
melihat berbagai macam inti dari konflik mereka dan inti dari defense (pertahanan) mereka
yang termanifestasi dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut diasumsikan agar klien secara
psikologis menjadi tidak ketergantungan. Mereka tidak hanya menjadi sadar terhadap material-

17
material yang tidak disadari, tetapi juga dapat mencapai beberapa tingkat kebebasan dari
perilaku yang di motivasi oleh dorongan-dorongan lahir, seperti kebutuhan akan cinta yang
penuh dan penerimaan dari figur orang tua mereka. Hubungan transferensi membutuhkan
waktu yang lama untuk dibangun dengan intens dan perlu tambahan waktu untuk memahami
dan menyelesaikan masalah klien. Jadi, working through meminta waktu yang sangat panjang
dalam proses total terapi.
Hal yang harus ditekankan pada terapi psikoanalitik menurut Corey (1996) adalah
bahwa semua jejak dari kebutuhan-kebutuhan dan trauma masa kecil tidak akan pernah
terhapus seluruhnya. Jadi, konflik-konflik kita ketika masih kanak-kanak tidak dapat
sepenuhnya diselesaikan walaupun banyak aspek dari transferensi seperti working through, dan
lain-lain. Kita memproyeksikan sesuatu kepada orang lain dengan permintaan yang tidak
realistis dari yang kita harapkan untuk dipenuhi oleh orang tersebut. Hal itu membuat kita
mengalami transferensi dengan orang-orang dan masa lalu kita selalu menjadi bagian yang vital
bagi orang-orang yang ada saat ini.
Countertransference adalah reaksi dari klien kepada terapis yang mengganggu
objektivitas mereka. Sebagai contoh, klien menjadi sangat tergantung kepada terapis, klien
menyukai dan jatuh cinta kepada terapis. Corey (1996) mengatakan bahwa terapis diharapkan
mampu mengembangkan beberapa tingkat objektivitas dan tidak bereaksi secara irasional dan
subjektif dalam menghadapi kemarahan, cinta, kritik dan perasaan-perasaan intens lainnya dari
klien mereka. Jika klien-klien mereka ada yang jatuh cinta, maka harus dialihkan kepada terapis
atau psikolog lainnya. Corey (1996) melanjutkan bahwa kesalahan besar mengasumsikan
bahwa semua perasaan klien kepada terapis adalah manifestasi dari transferensi. Banyak reaksi
tersebut adalah realitas (kenyataan). Maka dari itu, setiap respon positif dari klien seperti
menyukai terapisnya seharusnya tidak di labelkan sebagai “positive transference”. Selain itu,
kemarahan klien terhadap terapis mungkin juga merupakan fungsi dari perilaku terapis.
Kesalahan besar jika melabelkan semua reaksi negatif dari klien sebagai tanda dari “negative
transference.” Jadi, tidak tepat jika berpendapat bahwa semua perasaan positif dan negatif dari
klien kepada terapis adalah transferensi yang tidak berhasil (countertransference).
Countertransference adalah fenomena yang terjadi ketika terdapat afek yang tidak
tepat. Ketika terapis merespon dengan irasional atau ketika mereka kehilangan objektivitas
dalam hubungan karena konflik-konflik mereka sendiri, terutama ketika ada hubungan dengan
klien, seperti ayah, ibu atau orang yang mereka cintai. Searles dalam Corey (1996) menyatakan
bahwa countertransference dapat menghasilkan sesuatu yang positif. Reaksi
countertransference dapat memberikan makna yang penting untuk memahami dunia klien.

18
Terapis yang mencatat bahwa suasana countertransference itu mengganggu, sebaliknya
mereka mungkin mempelajari sesuatu tentang pola permintaan (demands) klien.
Countertransference dapat dilihat sebagai sesuatu yang secara potensial berguna, jika dieksplor
dalam analisis.
Hubungan terapis dengan klien meminta tingkat penyesuaian emosional yang besar.
Dipandang sebagai cara yang positif, countertransference menjadi kunci potensial untuk
membantu klien. Jadi sangatlah jelas bahwa hubungan terapis dengan klien adalah hal yang
vital dan penting dalam terapi psikoanalisa. Hasil dari hubungan tersebut adalah klien
mendapatkan insight dari material yang represikan, yang merupakan dasar dari proses
pertumbuhan analisis. Klien menjadi mampu memahami asosiasi atau hubungan antara
pengalaman masa lalu mereka dengan perilaku dan struktur karakter mereka saat ini.
Pendekatan psikoanalisa berasumsi bahwa tanpa dinamika tersebut self understanding
(pemahaman diri) tidak akan bisa menjadi substansi yang dapat merubah kepribadian atau
resolusi dari konlik-konflik saat ini (Corey, 1996).

G. Teknik Terapeutik Freud yang berkembang kemudian


Tujuan utama dari terapi psikoanalisis Freud yang berkembang kemudian adalah
mengungkapkan ingatan yang di represi melalui asosiasi bebas dan analisis mimpi. Sedangkan
tujuan dari psikoanalisis adalah untuk memperkuat ego, membuatnya mandiri dari superego,
memperluas persepsi dan mengembangkan organisasinya sehingga ego tersebut dapat
mengambil alih id. Dimana ada id maka disitu pula ada ego (Freud, 1933/1964, hlm. 80).

Teknik-teknik terapi psikoanalitik ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,


mendorong wawasan ke dalam perilaku klien, dan memahami makna gejala. Freud
(1933/1964) mencatat adanya sejumlah keterbatasan dari penanganan psikoanalisis. Pertama,
tidak semua kenangan masa lalu bisa atau sebaiknya dibawa lagi ke alam sadar. Kedua,
penanganan ini tidak efektif untuk psikosis atau penyakit menetap dibandingkan dengan
masalah yang terkait phobia, histeria, obsesi. Ketiga, setelah sembuh pasien bisa saja
mengalami masalah psikis lain.

Pekerjaan terapis dimulai dengan mengevaluasi pasien untuk menentukan apakah dia
memang calon yang cocok untuk psikoanalisis, Sebagai Grcenson (1967, hal. 34) ringkas
katakan, "Orang yang tidak berani regresi dari realitas dan mereka yang tidak dapat kembali
mudah ke realitas risiko yang buruk untuk psikoanalisis." Hal ini umumnya bahwa pasien yang

19
didiagnosis sebagai skizofrenia, bipolar, sehizoia, atau kepribadian borderline ate dianggap
risiko yang buruk untuk psikoanalisis klasik.

Tetapi ketika penanganan analitis berhasil maka pasien tak lagi menderita gejala yang
membuatnya terhambat dalam kehidupannya, mereka bisa menggunakan energi psikis untuk
melakukan fungsi ego dan berhasil mengembangkan ego yang mencakup pengalaman yang
dahulunya direpresi. Kemajuan terapeutik berawal dari pembicaraan klien kepada kataris,
pemahaman, penggarapan bahan yang tidak disadari, ke arah tujuan pemahaman dan
pendidikan ulang intelektual dan emosional, yang diharapkan dapat mengarah perbaikan
kepribadian. Ketujuh teknik dasar terapi psikoanalitik adalah (1) Mempertahankan Kerangka
Analitik, (2) Asosiasi Bebas, (3) Intepretasi, (4) Analisis Mimpi, (5) Analisis dan Intepretasi
Resistensi, (6) Analisis dan Intepretasi Transferensi, (7) Aplikasi Untuk Konseling Kelompok.

1. Mempertahankan Kerangka Analitik

Proses psikoanalitik menekankan pertahanan kerangka tertentu yang bertujuan untuk


mencapai tujuan dari jenis terapi. Mempertahankan kerangka analitik mengacu pada berbagai
macam prosedural dan gaya faktor, seperti relatif anonimitas analis, keteraturan dan konsistensi
pertemuan, dan awal dan akhir sesi tepat waktu. Salah satu ciri-ciri yang paling kuat dari terapi
berorientasi psikoanalisis adalah bahwa kerangka kerja yang konsisten itu sendiri merupakan
faktor terapi, dibandingkan pada tingkat emosional dengan makan teratur dari bayi. Analis
berusaha untuk meminimalkan penyimpangan dari pola yang konsisten ini (seperti liburan,
perubahan biaya, atau perubahan dalam lingkungan pertemuan).

2. Asosiasi Bebas

Asosiasi bebas adalah suatu metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman


masa lampau dan pelepasan emosi yang berkaitan dengan situasi traumatik di masa lampau
yang dikenal dengan sebutan katarsis. Katarsis hanya menghasilkan peredaan sementara atas
pengalaman menyakitkan yang pernah dialami oleh klien. Katarsis juga mendorong klien untuk
menyalurkan sejumlah perasaannya yang terpendam dan meratakan jalan bagi pencapaian
pemahaman.

Melalui asosiasi bebas klien didorong untuk mengatakan apa pun yang datang ke
pikiran, terlepas dari betapa menyakitkan, konyol, sepele, tidak logis, atau tidak relevan
mungkin. Pada intinya, klien mengalir dengan perasaan atau pikiran dengan melaporkan
mereka segera tanpa sensor. Sebagai pekerjaan analitik berlangsung, kebanyakan klien kadang-

20
kadang akan berangkat dari aturan dasar ini, dan resistensi ini akan ditafsirkan oleh terapis
ketika tepat waktu untuk melakukannya.

Tujuan asosiasi bebas yaitu untuk sampai ke alam tidak sadar dengan cara memulai
dari ide yang disadari saat ini lalu menelusurinya melalui serangkaian asosiasi dan mengikuti
kemana ide ini akan pergi. Tugas analis adalah mengenali bahan yang direpresi dan dikurung
dalam ketidaksadaran klien, urutan asosiasi membimbing analis dalam memahami hubungan
yang dibuat oleh klien diantara peristiwa yang dialaminya.

3. Intepretasi

Intepretasi adalah prosedur dasar yang digunakan dalam asosiasi bebas, analisis mimpi,
analisis resistensi, dan analisis transparansi. Prosedurnya terdiri atas tindakan analis yang
menyatakan, menerangkan, bahkan mengajari klien makna, tingkah laku yang
dimanifestasikan oleh mimpi, asosiasi bebas, resistensi, dan oleh hubungan terapeutik itu
sendiri. Fungsinya mendorong ego untuk mengasimilasi pikiran baru dan mempercepat proses
penyingkapan pikiran yang tidak sadar. Penafsiran atau intepretasi harus tepat waktu karena
klien akan menolak penafsiran yang diberikan pada waktu yang tidak tepat.

4. Analisis Mimpi

Analisis mimpi adalah sebuah prosedur yang penting untuk menyingkap bahan yang
tak disadari dan memberikan kepada klien pemahaman atas beberapa area masalah yang tidak
dapat diselesaikan sendiri oleh klien. Selama tidur pertahanan melemah dan perasaan yang
direpresi muncul ke permukaan. Freud memandang mimpi sebagai jalan istimewa menuju
ketidaksadaran, sebab melalui mimpi itu hasrat kebutuhan dan ketakutan yang tidak disadari
akan terungkap. Mimpi memliki dua taraf yaitu isi laten dan isi menifes.

Pengertian dari isi laten sendiri adalah hal-hal yang tersembunyi, disamarkan.
Sedangkan isi manifes adalah deskripsi sadar yang disampaikan oleh orang yang bermimpi
tersebut. Asumsi dasar dari analisis mimpi Freud yaitu hampir semua mimpi merupakan upaya
pemenuhan keinginan tetapi tidak muncul pada pasien yang mengalami pengalaman traumatis.
Pada orang yang seperti ini mimpi muncul mengikuti prinsip kompulsi repetisi daripada
memenuhi keinginan.

5. Analisis dan Intepretasi Resistensi

21
Resistensi adalah sesuatu yang melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien
mengemukakan bahan yang tidak disadari. Freud memandang resistensi sebagai dinamika yang
tidak disadari mendorong seseorang untuk mempertahankan terhadap kecemasan yang tidak
bisa dibiarkan yang akan meningkat jika klien sadar atas dorongan yang direpresi itu.
Resistensi ditujukan untuk mencegah bahan yang mengancam masuk kesadaran maka analis
harus menunjukkannya dan klien harus menghadapi jika dia mengharapkan bisa menangani
konflik secara realistis. Analisis dan intepretasi resistensi ditujukan untuk membantu klien
agar menyadari alasan yang ada di balik resistensi sehingga dia bisa menanganinya.

6. Analisis dan Intepretasi Transferensi

Situasi transferensi ini sangat penting dalam psikoanalisis karena mengacu pada
perasaan seksual atau agresif yang kuat baik positif maupun negatif yang dikembangkan oleh
pasien selama penanganan terhadap terapis mereka karena perasaan yang berangkat dari
pengalaman masa lalu pasien terutama dengan orang tua mereka. Transferensi positif
memungkinkan pasien untuk menghidupkan kembali masa kecil mereka dalam iklim
penanganan analistis yang tidak mengancam. Akan tetapi transferensi negatif dalam bentuk
kebencian perlu dikenali oleh terapis dan dijelaskan kepada pasien agar mereka bisa mengatasi
(Freud, 1905/1953a, 1917/1963).

Transferensi adalah sumber yang paling penting dari konten untuk psikoanalisis. Dalam
reaksi transferensi, pengalaman perasaan pasien terhadap analis yang tidak pantas untuk analis
tapi benar-benar berlaku untuk orang di masa kecil pasien. Perasaan dan pertahanan yang
berkaitan dengan orang-orang di masa lalu mengungsi ke analis. Reaksi transferensi ini konflik
antara impuls dan pertahanan yang merupakan inti dari kepribadian pregenital seseorang.

7. Aplikasi Untuk Konseling Kelompok

Konseling kelompok kecil sangat efektif dalam menangani masalah psikologis hal ini
supaya mereka diberikan kesempatan untuk menanggapi persoalan yang sedang dihadapi salah
seorang anggota kelompok dan membicarakan masalah sambil memberikan dorongan, oleh
karena itu orang-orang lebih mudah mengungkapkan masalah yang terjadi dalam diri mereka
dalam kelompok kecil, saat mereka menangani masalah tersebut dalam situasi antar pribadi
yang menerima dan mendukung, mereka berkembang menjadi pribadi yang semakin utuh dan
percaya diri.

22
Menurut Strupp (1992), terapi kelompok psikodinamik menjadi lebih populer. Ini telah
menerima penerimaan yang luas daripada terapi individu, ia menyediakan klien dengan
kesempatan untuk belajar bagaimana mereka fungsi dalam kelompok, dan menawarkan
perspektif yang unik pada pemahaman masalah dan bekerja melalui mereka terapi. bahwa
model psikodinamik menawarkan kerangka kerja konseptual untuk mengerti sejarah anggota
kelompok dan cara berpikir tentang bagaimana masa lalu mereka mempengaruhi mereka
sekarang dalam kelompok dan dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Konselor kelompok perlu latihan kewaspadaan agar mereka tidak menyalahgunakan


kekuasaan mereka dengan memutar kelompok menjadi sebuah forum untuk mendorong klien
untuk menyesuaikan dengan sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dominan dengan
mengorbankan kehilangan pandangan dunia mereka sendiri dan identitas budaya. melalui
teknik yang digunakan oleh terapis kelompok. Untuk diskusi yang lebih luas pada pendekatan
psikoanalitik untuk konseling kelompok, lihat Teori dan Praktek Konseling Kelompok (Corey,
2008, chap. 6).

Urutan pelaksanaan konseling kelompok :

a) Konselor memperkenalkan diri kemudian mempersilahkan masing masing anggota


kelompok untuk memperkenalkan diri mereka.
b) Konselor menjelaskan aturan main dalam konseling kelompok.
c) Konselor menyuruh setiap anggota kelompok mengemukakan persoalan yang sedang
dihadapi.
d) Setelah semua anggota menyampaikan permasalahannya maka konselor bersepakat
dengan semua anggota kelompok untuk membahas satu permasalahan yang dianggap
paling mendesak untuk dipecahkan.
e) Mempersilahkan setiap anggota kelompok untuk menanggapi persoalan yang dibahas.
f) Setelah menemukan solusi terhadap persoalan, konselor menanyakan kesanggupan
anggota kelmpok untuk melaksanakan kesepakatan bersama.
g) Menutup pertemuan dengan doa.

23
PENUTUP

KESIMPULAN

Psiko analisis merupakan psikologi ketidaksadaran, perhatiannya tertuju ke arah motivasi,


emosi, konflik, simptom-simptom neurotik, mimpi-mimpi dan sifat-sifat karakter. Teori ini lebih
mengedepankan agar seorang konselor mampu menggali pengalaman-pengalaman yang terjadi pada
seorang klien sehingga dapat merekonstruksi kepribadian konseli tersebut.
Adapun teknik teknik dasar konseling psiko analisa adalah sebagai berikut:
 Kerangka analitik
 Asosiasi bebas
 Interpretasi
 Analisis mimpi
 Analisis dan interpretasi transferensi
 Analisis dan interpretasi resistensi
 Aplikasi dalam konseling kelompok

24

Anda mungkin juga menyukai