Anda di halaman 1dari 4

Buletin As-Sunnah, Muharram 1440 H/2018 M

Fiqh Praktis Sunnah-Sunnah Fitrah


Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata,

ُّ ‫االستِ ْح مد ُاد موقم‬


ِ ‫ص الشها ِر‬
‫ب‬ ِْ , ‫ الْ ِفطْرُة َخمْس‬: ‫ول‬ ُ ‫اَّللِ صلى هللا عليه وسلم يم ُق‬ ِ
ْ ‫اْلتما ُن مو‬ ‫م‬ ‫ول ه‬ ‫ت مر ُس م‬
ُ ‫مَس ْع‬
‫ف ا ِإلبِ ِط‬ ِ
ُ ‫موتم ْقل ُيم األمظْ مفا ِر مونمْت‬
Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “ Al Fitrah ada lima,
khitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kumis, menggunting kuku & mencabut bulu
ketiak “ (HR. Al Bukhary & Muslim)

Pertama : Makna Global Hadits.

Abu Hurairah radhiyallahu anhu menyebutkan hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam tentang lima perkara dari agama islam yang terkandung di dalamnya adab-adab
islamy yang tinggi yang sesuai dengan fitrah yang Allah telah fitrahkan, siapa yang
menegakkannya, maka ia telah menegakkan perkara yang agung dari agama yang lurus
yang condong kepada tauhid.

Kedua : Apakah Sunnah Fitrah Hanya Terbatas Pada Lima Perkara?.

Diterangkan dalam riwayat lain ada beberapa fitrah yang belum disebut pada hadits di
atas, sebagaimana dalam hadits Aisyah radhiyallahu anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda : “ Ada 10 dari fitrah, memotong kumis, membiarkan jenggot, bersiwak,
menghirup air, menggunting kuku, membasuh persendian jari bagian luar telapak tangan,
mencabut bulu kemaluan, mencukur bulu kemaluan, berbersih dengan air “ (HR. Muslim)
[1]. Dalam riwayat Abu Dawud, disebutkan perkataan Mus’an bin Syaibah, beliau berkata,
“ Aku lupa yang ke-10, kecuali (yang teringat) kecuali jika kamu berkumur-kumur “ (HR.
Abu Dawud) [2]. Dalam hadits Ammar bin Yaasir radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “ Sesungguhnya bagian dari fitrah adalah berkumur-kumur &
menghirup air “ (HR. Abu Dawud) [3].

Ketiga : Rincian Hukum Sunnah-Sunnah Fitrah.


1. Khitan.
Khitan adalah membuang sebagin kulit atas luar pada kemaluan. Ada silang pendapat
ulama dalam masalah ini, ada yang berpendapat khitan itu wajib untuk laki-laki &
perempuan, ada juga yang berpendapat sunnuah untuk keduanya, namun yang lebih
dekatnya, adalah bahwa hukum khitan bagi laki-laki adalah wajib, dan sunnah untuk

1
wanita. Ini pendapat mayoritas ulama yang dikuatkan oleh Ibnul Qayyim & dipilih oleh
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimhumallah. Adapun sisi kewajibannya untuk laki-laki, di
antaranya,
a. Sebagai bentuk pengikutan terhadap Nabi Ibrahim alaihi as salam, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ Nabi Ibrahim berkhitan pada umur 80 tahun
dengan menggunakan kampak “ (Muttafaq alaihi) [4]. Dan Allah Ta’ala berfirman, “
Kemudian kami wahyukan kepadamu (wahai Muhammad) untuk mengikuti agama
Nabi Ibrahim yang lurus … “ [An Nahl : 23] [5].
b. Perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan hal tersebut untuk laki-laki, dan asal
dalam perintah adalah wajib, sebagaimana dalam hadits Utsaim bin Kulaib dari
ayahnya dari kakeknya, beliau pernah mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam dalam keadaan telah berislam, lalu Beliau bersabda kepadanya, “ Buanglah dari
kulit kekairan & berkhitanlah “ (HR. Ahmad) [6]. walaupun sanadnya lemah, akan
tetapi ia mempunyai banyak jalan, sehingga dihasankan oleh Al Albany.
c. Kulit kemaluan yang belum dikhitan akan menampun najis, oleh karena itu
hendaknya dihilangkan, sebagai penyempurna wudhu pada seseorang, namun ia
bukan syarat syahnya wudhu atau thaharah.
d. Khitan adalah pembeda antara muslim & kafir.
e. Asal dalam masalah memotong sesuatu pada tubuh adalah haram. Dan tidak ada
pembolehan hal yang haram kecuali karena sesuatu yang wajib.

2. Mencukur Bulu Kemaluan.


Dalam istilah fiqhnya disebut istihdad, yaitu menghilangkan rambut yang tumbuh
disekitar kemaluan dengan alat yang telah dimaklumi. Ada silang pendapat ulama dalam
masalah hukum istihdad ini, sebagian ulama berpendapat akan wajibnya karena ia
termasuk dari sunnah fitrah yang diikutkan setelah khitan. Adapun mayoritas ulama
berpendapat akan sunnahnya, akan tetapi jika melebihi 40 hari, maka hukumnya adalah
wajib, berdasarkan hadits Anas bin Malik radhiyallahu anhu, ia berkata “ Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan waktu kepada kami, pada mencukur kumis,
menggunting kuku, mencabut bulu ketiak & mencukur bulu kemaluan, agar kami tidak
meninggalkannya melebihi 40 malam “ (HR. Muslim) [7].

3. Memotong kumis & Membiarkan Jenggot.


Ada silang pendapat ulama dalam masalah hukum memotong kumis ini, sebagian
ulama seperti Ibnu Hazm & selainnya yang dikuatkan oleh Asy Syaukany rahimahumullah
berpendapat akan wajibnya karena ia termasuk dari sunnah fitrah yang diikutkan setelah
khitan & mencukur bulu kemaluan. Adapun mayoritas ulama berpendapat akan
sunnahnya, akan tetapi jika melebihi 40 hari, maka hukumnya adalah wajib, berdasarkan
hadits Anas bin Malik radhiyallahu anhu, ia berkata “ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam memberikan waktu kepada kami, pada mencukur kumis, menggunting kuku,
mencabut bulu ketiak & mencukur bulu kemaluan, agar kami tidak meninggalkannya
melebihi 40 hari “ (HR. Muslim).

2
Pendapat sebagian ulama lebih dekat, karena beberapa hikmah, di antaranya,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “ Siapa yang tidak mencukur dari
kumisnya, maka ia bukan dari (golongan) kami “ (HR. An Nasaaiy) [8]. dishahihkan oleh
Al Albany. Dan juga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “ Selisihlah orang-
orang musyrik, biarkanlah jenggot-jenggot & cukurlah kumis-kumis “ (Muttafaq alaihi) [9].
Maksud “ … menyelisihi orang-orang musyrik … “ adalah menyelishi orang-orang majusi.
Sebagaimana diterangkan dalam hadits yang lain “ Potonglah kumis & biarkanlah jenggot,
selisihlah orang-orang Majusi “ (HR. Muslim) [10].

4. Memotong Kuku.

Ada silang pendapat ulama dalam masalah hukum memotong kuku ini, sebagian ulama
berpendapat akan wajibnya karena ia termasuk dari sunnah fitrah yang diikutkan setelah
khitan, mencukur bulu kemaluan & memotong kumis. Adapun mayoritas ulama
berpendapat akan sunnahnya, akan tetapi jika melebihi 40 hari, maka hukumnya adalah
wajib, berdasarkan hadits Anas bin Malik radhiyallahu anhu, ia berkata “ Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan waktu kepada kami, pada mencukur kumis,
menggunting kuku, mencabut bulu ketiak & mencukur bulu kemaluan, agar kami tidak
meninggalkannya melebihi 40 hari “ (HR. Muslim).

5. Mencabut Bulu Ketiak.

Ada silang pendapat ulama dalam masalah hukum mencabut bulu ketiak ini, sebagian
ulama berpendapat akan wajibnya karena ia termasuk dari sunnah fitrah yang diikutkan
setelah khitan, mencukur bulu kemaluan & memotong kumis . Adapun mayoritas ulama
berpendapat akan sunnahnya, akan tetapi jika melebihi 40 hari, maka hukumnya adalah
wajib, berdasarkan hadits Anas bin Malik radhiyallahu anhu, ia berkata “ Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan waktu kepada kami, pada mencukur kumis,
menggunting kuku, mencabut bulu ketiak & mencukur bulu kemaluan, agar kami tidak
meninggalkannya melebihi 40 hari “ (HR. Muslim).

Adapun sebagian sunnah-sunnah fitrah lainnya yang disebut pada hadits Aisyah telah
berlau penjelasannya pada pembahasan wudhu, seperti bersiwak, menghirup air,
membasuh persendian jari bagian luar telapak tangan & berkumur-kumur adalah sunnah.
Adapun istinja dengan air, juga telah berlalu bahwa ia adalah hal yang wajib, bahkan ia
masuk dari syarat syahnya wudhu.

Keempat : Faidah Hadits.

1. Pensyariatan lima perkara dari fitrah.


2. Fitrah yang Allah syariatkan mengajak kepada seluruh kebaikan & menjauhkan dari
seluruh kejelekan.
3. Kesempurnaan agama islam yang sesuai dengan fitrah & kebersihan.
4. Sunnah-sunnah fitrah yang telah dijelaskan di atas adalah kemuliaan di dalam syariat
yang hendaknya di agungkan.
3
5. Ciri agama islam adalah agama yang datang dengan membawa kesucian & kebersihan.
6. Bilangan lima perkara di atas, bukan pembatasan, sebagaimana telah berlalu, bahwa
ada lima perkara lainnya yang merupakan sunnah-sunnah fitrah juga.
7. peringatan kepada sebagian kaum muslimin di masa ini yang bergampangan
meninggalkan atau menyelisihi sebagian sunnah-sunnah fitrah ini, atau menyelisihi
seluruhnya, karena sebagian hukumnya ada yang wajib dan sebagian lagi ada yang
sunnah. wallahul musta’an.

------
‫وقص األظفار وغسل‬
ّ ‫استنشاق املاء‬
ُ ‫ قص الشارب وإعفاء اللحية والسواك و‬: ‫[ عشر من الفطرة‬1]
. ‫وحلق العانة وانتقاص املاء‬ ِ
ُ ‫ونتف اإلبط‬
ُ ‫الرباجم‬
. ‫ ونسيت العاشرة ؛ إال أن تكون املضمضة‬: ‫[ قال مصعب بن شيبة‬2]
. ‫ املضمضة واالستنشاق‬: ‫[ إن من الفطرة‬3]
. ‫َت ِِبلْ مق ُد ِوم‬
‫اختم مم‬
ْ ‫ مو‬، ‫ني مسنم ًة‬
ِ
‫يم عليه السالم بم ْع مد مَثمان م‬
ِ ِ ‫[ اخت‬4]
ُ ‫َت إبْ مراه‬ ‫ْ م مم‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
. ‫ني‬ ‫ك أمن اتهبِ ْع مله مة إِبْ مراه ميم محني ًفا ۖ مومما مكا من م من الْ ُم ْش ِرك م‬ ‫[ ُثُه أ ْمو محْي نما إِلمْي م‬5]
.‫واختَت‬.‫ك مش ْعمر الْ ُك ْف ِر‬ ‫[ أملْ ِق معْن م‬6]
ِ ِ ِ ِ ِ ْ‫ب وتم ْقلِي ِم األمظْ مفا ِر ونمت‬ ِ
‫ف ا ِإلبِط مو محلْ ِق الْ معانمة أم ْن مال نمتْ ُرمك أم ْكثم مر م ْن أ ْمربمع م‬
ً‫ني لمْي لمة‬ ‫م‬
ِ
‫ص الشها ِر م‬ ِّ ‫ت لمنما ِِف قم‬ ‫[ ُوقّ م‬7]
. ‫[ من مل أيخذ من شاربه فليس منا‬8]
ِ ِ ِ‫[ خالُِفوا الْم ْش ِرك‬9]
.‫ب‬ ‫هوا ِر م‬
‫مح ُفوا الش م‬
ْ ‫ني موفُّروا اللّ محى موأ‬
‫ُ م‬ ‫م‬
. ‫[ جزوا الشوارب وارخوا اللحى خالفوا اجملوس‬10]
------

Buletin As-Sunnah, diterbitkan oleh YPI An-Nashihah Buton. Alamat redaksi : As-sunnah
Herbal, jalan Cemara, wangkanapi, Baubau. Penyusun : Bashri Kamaluddin. Saran, kritik,
pertanyaan, (sms/wa) : 0852 9983 6150 (ikhwah), 0852 4161 5001 (akhwat).

Info kegiatan terkini :

Pelajaran Pokok-pokok ilmu Syariat PRIVAT (Setiap Senin s/d Jum’at) Untuk Laki-laki :
Masjid Da’watul Haq, Lorong Marinir, Wangkanapi-Baubau, waktu : Ba’da Maghrib–Isya
& Ba’da Subuh, Untuk Perempuan : As-sunnah Herbal, jln Cemara, wangkanapi–Baubau,
waktu : Ba’da Ashar. Pendaftaran terbuka kapan saja dengan menghubungi nomor di atas.

Anda mungkin juga menyukai