Anda di halaman 1dari 87

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan Jiwa menurut undang undang nomer 3 tahun 1966 merupakan suatu
kondisi yang memungkinan perkembangan fisik, intelektual, emosiaonal yang optimal
dari seseorang, dan perkembangan itu selaras dengan perkembangan orang lain
(Suliswati et al. 2005)
Definisi kesehatan jiwa sebagai suatu kondisi sehat emosional, psikologis dan
sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan
koping yang efektif, kondisi diri yang positif, serta kestabilan emosional. (Johnson
dalam Direja, 2011).
Kesehatan jiwa merupakan perasaan sehat yang bahagia serta mampu
mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta
memiiki sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. (Widyawati, 2012).
Prevelansi gangguan jiwa secara nasional mencapai 5,6% dari jumlah
penduduk, dengan kata lain menunjukkan bahwa pada setiap 1000 orang penduduk
terdapat empat sampai lima orang menderita gangguan jiwa. Berdasarkan dari data
tersebut bahwa data pertahun di Indonesia yang mengalami gangguan jiwa selalu
meningkat, (Hidayati, 2011)
Salah satu masalah keperawatan yang terjadi pada klien dengan gangguan jiwa
diantaranya adalah isolasi sosial atau menarik diri. Isolasi sosial menarik diri
merupakan keadaan ketika seseorang mengalami penurunan atau bahkan tidak mampu
berinteraksi dengan orang lain dan sekitarnya ( Keliat, et al 2009). Menurut Nanda
(2005) isolasi sosial merupakan pengalaman kesendirian secara individu yang
dirasakan segan terhadap orang lain dan sebagai keadaan yang negatif atau
mengancam.
Terapi dalam gangguan jiwa meliputi pengobatan dengan farmakoterapi, serta
pemberian psikoterapi sesuai gejala dan penyakit yang akan mendukung
penyembuhan pasien jiwa. Farmakoterapi merupakan pemberian terapi menggunakan
obat. Terapi obat yang digunakan pada pasien gangguang jiwa yang disebut dengan
psikofarmakoterapi memiliki efek langsung pada proses mental penderita karena
kerjanyan berpengaruh pada sistem saraf pusat, misalnya antipsikosis yang digunakan
untuk mengatasi pikiran kacau, meredakan halusinasi (Kusumawati, 2010) tindakan

1
keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi isolasi sosial yaitu
mengidentifikasi penyebab menarik diri, mendiskusikan bersama pasien keuntungan
dengan orang lain dan kerugian menarik diri, membantu pasien berhubungan dengan
orang lain secara bertahap dan membantu mengungkapkan perasaan pasien setelah
berkenalan dengan orang lain (Damaiyanti, 2010).
Masalah keperawatan isolasi sosial menarik diri jika tidak dilakukan intervensi
lebih lanjut maka akan meyebabkan perubahan persepsi sensori halusinasi dan resiko
tinggi menciderai diri sendiri, orang lain, bahkan lingkungan, selain itu perilaku
tertutup dengan orang lain juga bisa menyebabkan intoleransi aktivitas yang akan
berpengaruh terhadap menurunnya kemampuan perawatan diri (Fitria, 2009)
Berdasarkan data dari Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 1 Cengkareng
berdasarkan kasus kelolaan terdapat warga bina sosial sejumlah 27 orang, warga bina
sosial laki-laki sebanyak 16 orang dan perempuan sebanyak 11 orang. Jumlah pada
saat kelolaan tercatat jumlah pasien halusinasi sebanyak 10 orang, perilaku kekerasan
sebanyak 3 orang, isolasi sosial sebanyak 8 orang dan harga diri rendah sebanyak 4
orang, dan waham sebanyak 2 orang.
Berhubungan dengan keterangan di atas, penulisan tertarik untuk membahas
masalah isolasi sosial dan akan membahas secara mendetail pada bab selanjutnya
dengan mengangkat judul Asuhan Keperawatan Jiwa pada Tn. A dengan Isolasi Sosial
di Ruang Cempaka Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 1 Cengkareng – Jakarta
Barat.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan isolasi sosial dan
membandingkan asuhan keperawatan isolasi sosial dan membandingkan asuhan
keperawtan isolasi sosial secara teori dan kenyataan khususnya di ruang Cempaka
Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 1 Cengkareng – Jakarta Barat.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan baik secara teori maupun
pada pasien dengan isolasi sosial.
b. Membandingkan antara konsep dasar yang terkait dengan fakta yang ada di
lapangan tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan isolasi
sosial khususnya di ruang Cempaka Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa
1 Cengkareng – Jakarta Barat.

2
c. Memberikan saran dan alternatif penyelesaian masalah dalam menyelesaikan
asuhan keperawatan pada pasien dengan isolasi sosial Panti Sosial Bina Laras
Harapan Sentosa 1 Cengkareng – Jakarta Barat.
d. Memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Program Ners S1
Keperawatan dalam stase Keperawatan Jiwa di Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jakarta.
C. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan dari studi kasus ini dapat dibagi menjadi dua yaitu : manfaat
teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
Dapat menjadi salah satu referensi bagi mahasiswa keperawatan khususnya
mahasiswa program Ners S1 Keperawatan untuk membandingkan antara asuhan
keperawatan secara teoritis dengan kenyataan.
2. Manfaat Praktis
a. Panti Sosial
Mengetahui metode kepewatan yang digunakan untuk mengatasi pasien
dengan isolasi sosial.
b. Ners
Mengetahui bagaimana cara membuat asuhan keperawatan yang komprehensif
dan memberikan perawatan yang optimal pada pasien dengan isolasi sosial.
c. Institusi Pendidikan
Dijadikan contoh laporan kasus dalam melakukan asuhan keperawatan yang
komprehensif dan memberikan perawatan yang optimal pada pasien dengan
isolasi sosial.
d. Penulis
Menambah pengalaman dan wawasan penulis dalam melakukan asuhan
keperawatan pada pasien dengan isolasi sosial dan bisa membandingkan
antara teori dengan kenyataan.

e. Keluarga
Keluarga lebih mengetahui tanda dan gejala pasien dengan isolasi sosial dan
dapat mengetahui bagaimana cara merawat pasien dengan isolasi sosial.
D. Ruang Lingkup Penulisan
Ruang lingkup penulisan ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien
dengan isolasi sosial di ruang Cempaka Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 1
Cengkareng – Jakarta Barat yang dimulai dari tanggal 18 Maret – 3 April 2014.
E. Metode Penulisan

3
Penulisan laporan kasus ini dengan metode deskriptif yaitu mengungkapkan fakta-
fakta sesuai dengan data yang didapat. Cara pengumpulan data yang digunakan adalah
sebagai berikut :
1. Wawancara atau interview, dimana wawancara dilakukan pada pasien, dan tenaga
kesehatan lainnya serta keluarga jika memungkinkan untuk mendapatkan data dari
kasus tersebut.
2. Pemeriksaan, pengamatan dan observasi sehingga penulis mendapatkan
pengalaman secara langsung dalam memberikan asuhan keperawatan dengan
melakukan pendekatan proses keperawatan.
3. Studi kepustaan, mempelajari buku dan sumber lainnya untuk mendapatkan dasar
ilmiah yang berhubungan dengan permasalahan dalam laporan kasus.
4. Studi dokumentasi, penulis melakukan studi dokumentasi terhadap status pasien
untuk melengkapi data-data yang penulis butuhkan serta melihat catatan
keperawatan agar menentukan tindak lanjut dalam melakukan intervensi
keperawatan pada pasien.

F. Sistematika Penulisan
Laporan kasus ini terdiri dari VI (enam) bab yang disusun dengan sistematika
penulisan sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup
penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II: Laporan gambaran kasus terdiri dari pengkajian, masalah keperawatan,
pohon masalah, diagnosa keperawatan
BAB III : Landasan teoritis yang terdiri dari konsep dasar isolasi sosial dan
penatalaksanaan isolasi sosial.
BAB IV : penatalaksanaan tindakan terdiri dari implementasi dan evaluasi
kasus.
BAB V : pembahasan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
daftar diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan
evaluasi
BAB VI : Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

4
BAB II

GAMBARAN KASUS

A. PENGKAJIAN
Tn. A berusia 34 tahun, datang ke Panti dengan masalah utama Isolasi Sosial. Dari hasil
pengkajian tanggal 18 Maret 2014 klien mengatakan saat itu sedang tidur di warung, tiba-tiba
dibangunkan oleh dua orang satpol pp dan dibilang jangan kabur ikut saja kita ( satpol pp). Klien
tidak pernah mengalami gangguan jiwa dimasalalu, tidak ada pengobatan yang didapatkan dan
klien dimarah oleh saudaranya karena merokok pada malam hari dirumah, klien dan saudaranya
sama-sama emosi dan saling memukul, Klien juga tidak memiliki keluhan pada fisiknya. Klien
mengatakan masih memiliki orang tua lengkap dan klien dua saudara, klien merupakan anak
kedua, dalam keluarga klien mendapatkan perlakuan yang baik namun saat rumah klien ( orang
tua) dijual maka klien berpisah dengan keluarganya karena klien tinggal bersama saudaranya.
Sedangkan setelah itu klien tidak tahu sampai saat ini orang tua tinggal dimana. Dalam membuat

5
keputusan selalu dimusyawarahkan dan setelah itu ayah yang memutuskannya. Klien
mengatakan tidak terlalu banyak ingat dari pihak ayah karena diambon. Klien juga mengatakan
sering ngumpul dirumah nenek yang dibogor waktu masih sekolah dulu pada usia belasan tahun
sampai usia 18 tahun. Klien beragama protestan bahkan selama di Panti klien sering ikut
kebaktian dan percaya pada tuhan yesus, pada waktu SMA dulu klien aktif dalam kegiatan gereja
namun setelah selesai SMA klien tidak pernah ikut kegiatan gereja.

Dari hasil wawancara klien mengatakan diusir oleh saudaranya dari rumah. Sehingga klien
tinggal di jalanan dan tidak tahu harus kemana dan melakukan apa, hanya terdiam dan bingung.
klien mengatakan tidak ada hal yang disukai dari dirinya, tidak tahu hal apa yang tidak disukai
pada diri sendiri. klien mengatakan tidak tahu pendapat orang tentang dirinya Klien mengatakan
dirinya biasa saja dalam keluarga dan tidak tahu perkataan orang lain terhadap dirinya. Klien
merasa takut untuk berintraksi dengan orang lain dan bingung hendak bicara apa. Klien
mengatakan takut salah ngomong. Klien mengatakan bingung saat hendak berbincang-bincang
dengan orang lain. Klien mengatakan punya teman 4 orang saja, 1 teman sekamar dan 3 lagi
teman merokok. Klien mengatakan jika lagi ada masalah tidak bercerita kesiapapun hanya
dipikirkan dan mencari solusi sendiri.

Klien mengatakan sudah mandi tadi pagi jam 05:00 WIB, setiap mandi ganti baju, saat
mandi kuku jarang digosok, Klien mengatakan kalau badan terutama pergelangan kedua
tangan, kaki dan siku gatal – gatal (koreng) dan tidak punya sandal.
Dari hasil observasi, klien saat di ajak berbicara tidak ada kontak mata jika tidak diminta
oleh perawat untuk menatap, klien saat di berikan pertanyaan seperti tidak ingin menjawab
sehingga lambat mengeluarkan jawaban (kata-kata), klien terkadang mengulang jawaban dan
suka terdiam saat ditanya, klien hanya berbicara jika ditanya. klien tampak menyendiri dipojok
dekat pohon, Klien terlihat duduk merangkul kaki, Klien terlihat bingung, Klien tampak sering
diam dan menunduk, Afek sesuai, klien tampak lesu tidak bersemangat untuk beraktivitas, Saat
interaksi kontak mata kurang, Sering menunduk, Ekspresi wajah sedih
Klien tampak berbaju dan celana sesuai dan rapi, terlihat sela – sela jari kedua tangan
dan kaki bintik – bintik merah dan ada luka, Rambut berminyak, bau asam (keringat) dan
sedikit ketombe, Klien tidak menggunakan sandal, Nafas klien tidak bau, gosok gigi hanya 1 kali
pada pagi hari.
Daya ingat klien baik, ini terbukti dari hasil wawancara jika ditanya oleh perawat klien
selalu menjawab dan mampu mengingat dengan baik teman-teman dan anggota keluarga serta
tahapan sampai klien berada dipanti bina laras. Klien dapat berkonsentrasi dimana klien dapat

6
menjelaskan pembicaraan dan mampu berhitung dengan baik. Klien tidak mengalami gangguan
penilaian bermakna.
Klien tidak membutuhkan bantuan dalam hal makan atau minum, klien bisa makan atau
minum sendiri dan tahu alat apa saja yang harus digunakan saat makan atau minum. Begitu pun
dalam hal BAB/BAK pasien melakukannya tanpa bantuan dan klien tahu dimana harus BAB/BAK.
Klien juga mampu untuk mandi sendiri tahu alat apa yang digunakan saat mandi namun karena
terbatasnya alat terkadang pasien tidak keramas dan sikat gigi.
Klien kurang mengetahui tentang penyakit jiwa dan obat-obatan yang berkaitan dengan
dirinya.

B. MASALAH KEPERAWATAN
Masalah yang ditemui pada Tn. A:

Isolasi Sosial (18 maret 2014)

Data Subjektif: Klien merasa takut dan malas untuk berintraksi dengan orang lain dan bingung
hendak bicara apa, lebih enak sendiri . Klien mengatakan takut salah ngomong, Klien mengatakan
bingung saat hendak berbincang-bincang dengan orang lain. Klien mengatakan punya teman 4
orang saja, 1 teman sekamar dan 3 lagi teman merokok, kalau berkenalan takut dipelototin,

Data objektif: klien saat di ajak berbicara tidak ada kontak mata kurang, Klien tampak sendiri
dipojok dekat pohon, Klien terlihat duduk merangkul kaki, Klien terlihat bingung, Klien tampak
sering diam dan menunduk, Afek sesuai.

Harga Diri Rendah (18 maret 2014)

Data subjektif: klien mengatakan diusir oleh saudaranya dari rumah. Sehingga klien tinggal di
jalanan dan tidak tahu harus kemana dan melakukan apa, hanya terdiam dan bingung. klien
mengatakan tidak ada hal yang disukai dari dirinya, tidak tahu hal apa yang tidak disukai pada diri
sendiri, Klien mengatakan dirinya biasa saja dalam keluarga dan tidak tahu perkataan orang lain
terhadap dirinya.

Data objektif: klien tampak lesu tidak bersemangat untuk beraktivitas, Saat interaksi kontak mata
kurang, Sering menunduk, Ekspresi wajah sedih

Inefektif Koping Keluarga (18 maret 2014)

7
Data subjektif : Klien mengatakan sebelum ditangkap dijalanan bertengkar dengan saudaranya
sampai saling memukul karena saudaranya tidak suka klien sering merokok pada malam hari,
Klien mengatakan jika lagi ada masalah tidak bercerita kesiapapun hanya dipikirkan dan mencari
solusi sendiri.

Data objektif : Klien terlihat tertunduk saat menyampaikan masalahnya (perasaannya).

Defisit Perawatan Diri (18 maret 2014)

Data subjektif: Klien mengatakan sudah mandi tadi pagi jam 05:00 WIB, setiap mandi ganti baju,
saat mandi kuku jarang digosok. Klien mengatakan kalau badan terutama pergelangan kedua
tangan, kaki dan siku gatal – gatal (koreng) dan tidak punya sandal.

Data objektif : Klien tampak berbaju dan celana sessuai dan rapi, terlihat sela – sela jari kedua
tangan dan kaki bintik – bintik merah dan ada luka, Rambut berminyak, bau asam (keringat) dan
sedikit ketombe, Klien tidak menggunakan sandal, Nafas klien tidak bau, gosok gigi hanya 1 kali
pada pagi hari.

C. POHON MASALAH

Isolasi Sosial
Defisit perawatan diri Care problem

Inefektif koping keluarga Harga diri rendah Problem

D. DIGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial
2. Harga diri rendah
3. Inefektif koping keluarga
4. Defisit perawatan diri

8
BAB III

TINJAUAN TEORITIS

A. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Pengertian
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena
orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Twondsend, 1998 dikutip
Nita Fitria, 2009).
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain,
menghindari hubungan dengan orang lain (Pawlin, 1993 dikutip Budi Keliat, 2011).
Isolasi sosial adalah suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat
adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan perilaku maladaptive dan
mengganggu fungsi seseorang dalam berhubungan.

2. Prilaku Maladaptif
a) Respon Maladaptif
Adalah respon yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah yang
menyimpang dari norma- norma dan kebudayaan suatu tempat.
Karakteristik perilaku maladaptif tersebut adalah:
1) Menarik diri
Gangguan yang terjadi apabila seseorang memutuskan untuk tidak
berhubungan dengan orang lain untuk mencari ketenangan sementara
waktu.
2) Manipulasi
Adalah hubungan sosial yang terdapat pada individu yang menganggap
orang lain sebagai objek dan berorientasi pada diri sendiri atau pada tujuan,
bukan berorientasi pada orang lain. Individu tidak dapat membina hubungan
sosial secara mendalam.
3) Ketergantungan

9
Individu gagal mengembangkan rasa percaya diri dan kemampuan yang
dimiliki
4) Impulsif
Ketidakmampuan merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar dari
pengalaman, tidak dapat diandalkan, mempunyai penilaian yang buruk dan
cenderung memaksakan kehendak.
5) Narkisisme
Harga diri yang rapuh, secara terus menerus berusaha mendapatkan
penghargaan dan pujian, memiliki sikap egosentris, pencemburu dan marah
jika orang lain tidak mendukung (Ernawati, dkk, 2009).

3. Akibat dari Isolasi Sosial


a. Gambar Pohon Masalah

Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi

Isolasi Sosoal

Harga Diri Rendah Kronis

b. Masalah yang muncul


1) Isolasi Sosial : Klien mengatakan malas berbicara, tidak ada hal yang perlu
dibicarakan, bingung hal apa yang ingin dibicarakan, Klien menyendiri, banyak
diam, tidak pernah memulai pembicaraan, tidak mau berbicara, Tidak ada kontak
mata, dan Klien selalu menghindar.
2) Harga Diri Rendah Kronis : Klien mengatakan rasa bersalah terhadap dirinya, sulit
untuk bergaul dengan orang lain, kurang selera makan, tampak merusak/melukai
diri sendiri, menghindari kesenangan yang memberi rasa kepuasan, dan tidak
bisa menerima pujian.

3) Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi : Klien mengatakan saya sering


mendengar suara-suara yang mengejek saya, suara itu muncul ketika saya
merasa bingung dan sendirian, berbicara sendiri, Pandangan klien tampak
terfokus satu arah, tertawa sendiri, dan mengarahkan telingan pada sumber
suara.

Diketahui juga bahwa secara teori Penyebab isolasi social ada beberapa factor
yaitu;
1. Faktor Predisposisi:

10
Faktor Perkembangan: Pada dasarnya kemampuan seseorang untuk
berhubungan sosial berkembang sesuai dengan proses tumbuh kembang
mulai dari usia bayi sampai dewasa lanjut untuk dapat mengembangkan
hubungan social yang positif, diharapkan setiap tahap perkembangan dilalui
dengan sukses. Sistem keluarga yang terganggu dapat menunjang
perkembangan respon sosial maladaptif.
Faktor Biologis : Faktor genetic dapat berperan dalam respon social
maladaptif. Gangguan dalam otak, seperti pada skizofrenia terdapat struktur
otak yang abnormal ( atropi otak, perubahan ukuran dan bentuk sel – sel
dalam limbik dan daerah kortik.
Faktor Sosiokultural : Isolasi sosial merupakan factor utama dalam gangguan
berhubungan. Hal ini diakibatkan oleh norma yang tidak mendukung
pendekatan terhadap orang lain, tidak mempunyai anggota masyarakat yang
kurang produktif seperti lanjut usia, orang cacat dan penderita penyakit
kronis. Isolasi dapat terjadi karena mengadopsi norma, perilaku dan system
nilai yang berbeda dari yang dimiliki budaya mayoritas.
Faktor dalam Keluarga :Pada komunikasi dalam keluarga dapat mengantar
seseorang dalam gangguan berhubungan, bila keluarga hanya
menginformasikan hal- hal yang negative dan mendorong anak
mengembangkan harga diri rendah. Adanya dua pesan yang bertentangan
disampaikan pada saat yang bersamaan, mengakibatkan anak menjadi
enggan berkomunikasi dengan orang lain.
2. Faktor Presipitasi : Stress sosiokultural; Stres dapat ditimbulkan oleh karena
menurunnya stabilitas unit keluarga dan berpisah dari orang yang berarti,
misalnya karena dirawat di rumah sakit. Stress psikologi ; Ansietas berat yang
berekepanjangan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan untuk
mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan orang dekat atau kegagalan
orang lain untuk memenuhi kebutuhan ketergantungan dapat menimbulkan
ansietas tingkat tinggi (Ernawati, dkk, 2009).

Sehingga dari penyebab-penyebab yang ada tersebut dapat


ditemukan masalah harga diri rendah, isolasi sosial, dan gangguan sensori
persepsi halusinasi. Dimana diketahui bahwa Gangguan harga diri rendah
(HDR) merupakan penilaian yang negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan serta merasa tidak percaya pada diri sendiri, sehingga
menyebabkan klien menjadi Isolasi social, atau dikenal dengan dimana klien

11
melakukan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain serta
menghindari hubungan dengan orang lain. Sehingga dapat mengakibatkan
terjadinya Halusinasi, yang dimana persepsi tanpa adanya rangsangan
apapun pada panca indra seorang pasien, yang terjadi dalam keadaan sadar
atau bangun, dasarnya mungkin organik, fungsional, psikotik ataupun
histerik.

B. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Tujuan khusus
a. isolasi social adalah diharapkan :
1) klien dapat membina hubungan saling percaya,
2) klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri,
3) Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan social dan kerugian
menarik diri
4) Klien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap dan
5) Klien mampu menjelaskan perasaanya setelah berhubungan social.

b. Tujuan khusus dari Harga Diri Rendah diharapkan :


1) Klien dapat membina hubungan Saling percaya dengan perawat
2) Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki
3) Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan
4) Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
5) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat

c. Tujuan khusus Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi diharapkan:


1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
2) Klien dapat mengenal halusinasinya
3) Klien dapat mengontrol halusinasinya

2. Tindakan keperawatan
a. SP Isolasi Sosial
SP1 Isolasi Sosial:
1) Mengidentifikasikan penyebab isolasi social
2) Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
3) Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang
lain
4) Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
5) Member kesempatan klien mempraktekan cara berkenalan dengan satu
orang
6) Menganjurkan pasien memasukan kegiatan latihan berbincang-bincang
dalam kegiatan harian

SP2 Isolasi Sosial:


1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien

12
2) Memberi kesempatan klien mempraktekkan cara berkenalan dengan dua
orang atau lebih
3) Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-
berbincang dalam kegiatan harian klien

SP3 Isolasi Sosial:


1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2) Memberi kesempatan klien mempraktekkan cara berbincang dalam
kelompok (TAK Sosialisasi)
3) Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang
dalam kelompok pada kegiatan harian klien

b. Harga Diri Rendah (HDR)


SP1 HDR :
1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
2) Membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
3) Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan
4) Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih
5) Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien
6) Mengajurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

SP2 HDR :
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2) Melatih kemampuan kedua klien
3) Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

c. SP Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi:


SP1 Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi
1) Mengenal halusinasi : isi, waktu, frekuensi, dan respon terhadap
halusinasi
2) Mengajarkan pasien cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
3) Memberi kesempatan klien mempraktekkan cara mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik
4) Menganjurkan klien memasukan kegiatan latihan menghardik dalam
kegiatan harian

SP 2 Ganngguan Sensori Persepsi Halusinasi:

1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


2) Memberikan kesempatan klien mempraktekkan cara mengontrol
halusinasi dengan obat
3) Menganjurkan pasien memasukan kegiatan minum obat dengan
benar dalam kegiatan harian

13
SP 3 Ganngguan Sensori Persepsi Halusinasi:

1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


2) Member kesempatan klien mempraktekkan cara mengontrol
halusinasi : bercakap-cakap dengan orang lain
3) Menganjurkan pasien memasukan kegiatan latihan bercakap-cakap
dalam kegiatan harian

SP 4 Ganngguan Sensori Persepsi Halusinasi:

1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


2) Member kesempatan klien mempraktekkan cara mengontrol
halusinasi dengan latihan kegiatan

BAB IV

14
PELAKSANAAN TINDAKAN

Pelaksanaan implementasi asuhan keperawatan pada Tn. A dengan Isolasi Sosial dilakukan
sejak tanggal 18 maret s/d 8 april 2014 di ruang Cempaka Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 1
Cengkareng Barat Jakarta adalah, sebagai berikut :

A. Diagnosa Keperawatan Isolasi Sosial


Hari / Tanggal : Selasa, 18 maret 2014
Pukul : 09.00 – 10.00 WIB
Tujuan Umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain
Tindakan yang telah dilakukan : Tindakan keperawatan yang diberikan pada Tn. A dengan
Isolasi Sosial adalah Mendiskusikan penyebab Isolasi Sosial, Mendiskusikan tentang
keuntungan dari berhubungan sosial dan kerugian dari menarik diri, Mencontohkan kepada
klien cara berkenalan dengan 1 orang dan memperkenalkan diri, Menyarankan kepada klien
untuk mencontohkan cara berkenalan dan memperkenalkan diri dengan satu orang,
Memberi reinforcement , Menyarankan kepada klien untuk memasukkan kegiatan
berkenalan dan memperkenalkan diri ke dalam jadwal harian.
Evaluasi
Subjektif : Pasien mengatakan akan berlatih berkenalan yang benar dengan orang lain.
Objektif : Kontak mata sangat kurang, Tampak bingung, Sering terdiam, Tidak banyak bicara
jika tidak ditanya.
Analisa : Masalah isolasi social Belum teratasi
Planning klien : Menyarankan klien untuk melakukan latihan memperkenalkan diri dan
berkenalan dengan satu orang dengan benar, Menganjurkan klien untuk memasukkan
kegiatan latihan berkenalan dan memperkenalkan diri ke dalam jadwal kegiatan harian.

Hari / Tanggal : Rabu, 19 maret 2014


Pukul : 09.15 – 09.35 WIB
Tujuan Umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain
Tindakan yang telah dilakukan : Tindakan keperawatan yang diberikan pada Tn. A dengan
Isolasi Sosial adalah Menanyakan kembali tentang jadwal kegiatan harian klien, Menanyakan
kembali tentang perkenalan dan cara berkenalan klien dengan orang lain, Menyarankan pada
klien untuk mencontoh cara berkenalan dengan 2 orang atau lebih, Memberikan
reinforcement, Menyarankan pada klien untuk memasukkan kegiatan.
Evaluasi
Subjektif : Pasien mengatakan masih takut untuk berkenalan diri kepada banyak orang, masih
takut untuk menatap lawan bicara tidak ingin berlama-lama saat berinteraksi.

15
Objektif : Kontak mata masih kurang, sering menunduk dan melihat ke arah lain saat diajak
bicara.
Analisa : Masalah Isolasi Sosial belum teratasi
Planning klien : Menyarankan klien untuk memperkenalkan diri dan berkenalan dengan 2
orang, Menyarankan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan yang dilakukan, dan
Memberikan reinforcement kegiatan harian.

Hari / Tanggal : Kamis, 20 maret 2014


Pukul : 10.00 – 10.25 WIB
Tujuan Umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain
Tindakan yang telah dilakukan : Tindakan keperawatan yang diberikan pada Tn. A dengan
Isolasi Sosial adalah Menanyakan kembali tentang latihan memperkenalkan diri dari
berkenalan dengan 2 orang, Memotivasi klien untuk memperkenalkan diri dan berkenalan
dengan 4 orang, Memberi reinforcement pada klien, Menyarankan klien untuk memasukkan
ke jadwal kegiatan harian setelah melakukan latihan berkenalan dan memperkenalkan 4
orang.
Evaluasi
Subjektif : Klien mengatakan berkenalan dan memperkenalkan diri kepada yang mau enak
diajak bicara saja, takut marah jika dipaksa diajak bicara.
Objektif : Kontak mata sudah lebih sering, terkadang klien masih menunduk saat bicara,
memperkenalkan diri dan berkenalan pada 4 orang, beraktivitas bersama teman-temannya
(kerja bakti).
Analisa : Isolasi Sosial belum teratasi.
Planning klien : Menyarankan klien untuk latihan berkenalan dan memperkenalkan diri
dengan 1 orang, 2 orang dan 4 orang, Menganjurkan klien untuk memasukkan ke dalam
jadwal kegiatan harian.

Hari / Tanggal : Jumat, 21 maret 2014


Pukul : 10.00 – 10.25 WIB
Tujuan Umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain
Tindakan yang telah dilakukan : Tindakan keperawatan yang diberikan pada Tn. A dengan
Isolasi Sosial adalah Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien (menanyakan berkenalan
dengan 1-4 orang dan memperkenalkan diri, Memotivasi klien untuk memperagakan cara
berkenalan dan memperkenalkan diri pada 1-4 orang, Memberikan reinforcement, dan
Menganjurkan klien untuk memasukkan kegiatan ke dalam jadwal harian.
Evaluasi :
Subjektif : Klien mengatakan senang dapat berbincang-bincang : berkenalan dan
memperkenalkan diri pada orang lain, merasa nyaman ada yang diajak bicara, bisa meminta

16
bantuan, bisa tahu nama, hobi dan asal orang lain, berbincang pada yang mau saja, takut
dimarah jika dipaksa, tidak bingung jika ada teman bicara.
Objektif : Tampak sudah sering melakukan kontak mata walau hanya sebentar, mampu
menyampaikan perasaan dengan baik, masih suka menunduk kadang-kadang, menjawab
singkat setiap pertanyaan.
Analisa : Isolasi Sosial belum teratasi.
Planning klien : Menyarankan klien untuk latihan berkenalan dan memperkenalkan diri
(berbincang-bincang) dengan teman-temannya, dan Menyarankan klien untuk memasukkan
jadwal kegiatan harian ke dalam jadwal harian.

Hari / Tanggal : Jumat, 21 maret 2014


Pukul : 10.00 – 10.25 WIB
Tujuan Umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain
Tindakan yang telah dilakukan : Tindakan keperawatan yang diberikan pada Tn. A dengan
Isolasi Sosial adalah Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien latihan berkenalan dengan 1,
2, 4 orang dan memperkenalkan diri, Melanjutkan latihan berkenalan dan memperkenalkan
diri pada 5 orang, Menyarankan untuk memasukkan latihan berkenalan dan
memperkenalkan diri pada 5 orang ke dalam jadwal harian klien.
Evaluasi :
Subjektif : Klien mengatakan pada hari Sabtu, dan minggu tidak ada latihan berkenalan dan
memperkenalkan diri karena teman-teman dipanti tidak mau diajak bicara tiba-tiba ditinggal
saja, bicara pada teman-teman yang saat lagi merokok dan minum kopi, saat tidur juga
langsung pada tidur dan diam saja, klien mengatakan senang dan tenang bisa
memperkenalkan diri dan berkenalan pada 5 orang (kelompok kecil).
Objektif : Tampak klien masih suka menunduk saat bicara, kontak mata sudah agak sering,
tampak masih jarang memulai pembicaraan, berjabat tangan saat berkenalan, tersenyum,
ada kontak mata, badan sedikit membungkuk.
Analisa : masalah Isolasi Sosial teratasi.
Planning klien : Menyarankan untuk latihan berkenalan dan memperkenalkan diri pada 5
orang (kelompok kecil) dan Menyarankan untuk memasukkan jadwal kegiatan latihan dengan
5 orang ke dalam jadwal harian klien.

B. Diagnosa Keperawatan Defisit Perawatan Diri


Hari / Tanggal : Jumat, 28 maret 2014
Pukul : 14.00-14.25 WIB
Tujuan Umum : Klien mengetahui tentang pentingnya perawatan diri dan cara-cara
melakukan perawatan diri.

17
Tindakan yang telah dilakukan : Tindakan keperawatan yang diberikan pada Tn. A dengan
DPD adalah Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri (mandi, keramas, gosok gigi, potong
kuku), makan yang baik/benar, Mendiskusikan cara-cara menjaga kebersihan diri dan cara
makan yang baik/benar, Menyarankan klien untuk memperagakan kembali apa yang telah,
dicontohkan, Menganjurkan klien untuk latihan kegiatan cara-cara kebersihan diri dan cara
makan yang benar dan Menyarankan klien untuk memasukkan kegiatan latihan ke dalam
jadwal harian.

Evaluasi :

Subjektif : Klien mengatakan akan berusaha melakukan dengan baik apa yang telah
didiskusikan tadi bersama perawat, gatal diatas siku, jari-jari dan kaki sudah dikasih salep,
makan cuci tangan, gogok gigi biasa hanya 1 x saja/hari, keramas jika ada shampo.

Objektif : Tampak klien mampu melakukan diskusikan dengan baik, mampu menyebut
pentingnya menjaga kebersihan diri, walau harus dibantu perawat, dalam menyebutkan
cara-cara menjaga kebersihan diri dan cara makan yang benar namun tidak semua
tahu/benar, mampu mengulang apa yang telah disampaikan walau sedikit harus dimotivasi.

Analisa : Masalah DPD belum teratasi

Planning klien : Menyarankan klien untuk latihan kegiatan cara menjaga kebersihan diri
yang benar dan cara makan yang benar dan Menganjurkan untuk memasuki kegiatan latihan
ke dalam jadwal harian klien.

Hari / Tanggal : Senin, 31 maret 2014


Pukul : 10.35-10.55 WIB
Tujuan Umum : Klien mengetahui tentang pentingnya perawatan diri dan cara-cara
melakukan perawatan diri.

Tindakan yang telah dilakukan : Tindakan keperawatan yang diberikan pada Tn. A dengan
DPD adalah Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien tentang latihan kebersihan diri :
gosok gigi, mandi, keramas, potong kuku dan cara makan yang benar dan Mendiskusikan
cara eliminasi : BAB/BAK yang baik/benar.

Evaluasi :

18
Subjektif : Klien mengatakan sudah latihan menjaga kebersihan diri di hari Sabtu dan minggu
dan cari makan yang baik, klien mengatakan senang dapat melakukan kegiatan, klien
mengatakan cara BAB/BAK yang benar, klien mengatakan cara Bak yang benar, klien
mengatakan senang dapat informasi dan berdiskusi dengan perawat, gogok gigi 2x, makan
cuci tangan, mandi, keramas tapi tidak pakai shampo dari yang atas ke bawah mengosok
badan. Objektif : Tampak klien mampu mengungkapkan/menyebut cara-cara eliminasi walau
tidak semua benar, klien mampu mengungkapkan kembali apa yang telah disampaikan oleh
perawat, walau kadang dibantu, mampu mengikuti diskusi dengan baik, tampak rambut rapi,
bersih, kuku bersih pendek, nafas tidak bau, gatal-gatal sudah mengering.

Analisa : masalah DPD belum teratasi

Planning klien: Menyarankan klien untuk latihan kegiatan cara menjaga kebersihan diri yang
benar dan cara makan yang benar dan Menganjurkan untuk memasuki kegiatan latihan ke
dalam jadwal harian klien.

Hari / Tanggal : Senin, 31 maret 2014


Pukul : 10.35-10.55 WIB
Tujuan Umum : Klien mengetahui tentang pentingnya perawatan diri dan cara-cara
melakukan perawatan diri.

Tindakan yang telah dilakukan : Tindakan keperawatan yang diberikan pada Tn. A dengan
DPD adalah Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien, Mendiskusikan cara bedandan,
Mencontohkan cara berdandan, menyarankan pasien mempraktekkan cara berdandan,
Menyarankan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian .

Evaluasi :

Subjektif : Klien mengatakan BAK pada closed/wc, sudah BAB dan cuci tangan setelahnya,
memahami apa yang telah didiskusikan bersama, menyebutkan cara-cara berdandan, tidak
ada minyak rambut, tidak ada sisir, baju sudah disiapkan oleh petugasnya

Objektif : Tampak klien mampu menyebutkan cara berdandan, berpakaian, bersisir, dan
bercukur diingatkan, mampu memperagakan kembali dengan apa yang telah dicontohkan,
latihan BAK/BAB yang benar telah dilakukan dan telah dimasukan kedalam jadwal kegiatan
harian

Analisa : masalah DPD teratasi

19
Planning klien : Menyarankan klien untuk latihan berdandan yang benar dan Menyarankan
klien untuk memasukan latihan kedalam jadwal kegiatan harian.

C. Diagnosa Keperawatan Harga Diri Rendah


Hari / Tanggal : Rabu, 2 april 2014
Pukul : 12.30-13.00 WIB
Tujuan Umum : Klien mampu melatih kemampuan ketiga yang dimilikinya.
Tindakan Keperawatan : Tindakan keperawatan yang diberikan pada Tn. A dengan HDR
adalah Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, Mendiskusikan
dengan pasien untuk menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, Mendiskusikan
dengan pasien untuk memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan,
mencontohkan pada pasien sesuai kemampuan yang dipilih, menyarankan pada klien untuk
memperagakan kembali kemampuan yang dipilih, Memberikan pujian yang wajar terhadap
keberhasilan pasien, dan Mengajurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.

Evaluasi :
Subjektif : Klien mengatakan dirumah pernah cuci piring, cuci baju, menyapu, mengepel,
membersihkan kamar mandi, selama disini tidak pernah karena ada yang petugas percaya,
paling bersihkan got/sikat selokan, menyapu dan mengepel jika disuruh saja, yang lain tidak
pernah.
Objektif : Tampak klien mampu mengungkapkan kemampuan positifnya; menyapu,
mengepel, mencuci piring, membersihkan kamar mandi, merapikan tempat tidur, mampu
memilih kegiatan yang ingin dilatih yaitu menyapu dan mengepel dan mencuci piring untuk
besoknya, mampu menyebutkan peralatan yang harus disiapkan untuk menyapu dan
mengepel, mampu memperagakan kembali cara-cara kegiatan menyapu dan mengepel yang
benar, kontak mata sudah sering, biacara berhadapan.
Analisa : masalah HDR belum teratasi
Planning Klien : menyarankan klienn untuk latihan kegiatan menyapu dan mengepel
Dan menyarankan untuk memasukan latihan kegiatan kedalam jadwal kegiatan harian.

Hari / Tanggal : kamis, 3 april 2014


Pukul : 12.30-13.00 WIB
Tujuan Umum : Klien mampu melatih kemampuan ketiga yang dimilikinya.
Tindakan Keperawatan : Tindakan Keperawatan yang diberikan pada Tn. A dengan HDR
adalah Mengevaluasi jadwal kegiatan latihan menyapu dan mengepel, Mendiskusikan cara
mencuci piring yang benar, Mencontohkan cara mencui piring yang benar, Menyarankan
kepada klien untuk memperagakan kembali dengan apa yang telah dicontohkan ,

20
Memberikan pujian sewajarnya dan Menyarankan klien untuk memasukan kedalam jadwal
kegiatan harian.

Evaluasi :
Subjektif : Klien mengatakan ada latihan jam 16.00 menyapu, mengepel, klien mengatakan
alat-alat mencuci piring ; sabun, spon, ember/baskom berisi air bersih, selang atau air yang
mengalir, tempat/ keranjang untuk tempat yang sudah bersih. Klien selama disini belum
pernah lagi mencuci piring/ gelas/ sendok, senang dapat melakukan cuci piring.
Objektif : Tampak klien melakukan tugas yang diberikan perawat secara mandiri, mampu
mengikuti diskusi dengan baik, mampu mengungkapkan pendapat tentang alat-alat yang
digunakan untuk mencuci piring, mampu memperagakan kembali cara- cara mencuci piring
yang benar, tampak bersemangat dan mampu menyelesaikan cuci piring dengan baik,
tampak santai dan komunikasi tetap ada, saat bicara kontak mata selalu ada
Analisa : Maslah HDR Belum teratasi
Planning Klien : Menyarankan klien untuk latihan kegiatan mencuci piring yang benar dan
Menyarankan klien memasukan latihan cuci piring kedalam jadwal kegiatan harian.

BAB V

PEMBAHASAN

Pada kesempatan kali ini akan dibahas mengenai keberhasilan yang telah dicapai oleh klien dan
hambatan yang ditemukan pada saat merawat klien serta pemecahan masalah yang telah dilakukan :

A. Diagnosa I : Isolasi sosial


Dalam melakukan tindakan keperawatan pada klien Tn. A dengan masalah utama yaitu isolasi
sosial, kelompok telah berusaha melakukan tindakan sesuai dengan tujuan khusus yang telah
ditetapkan dalam rencana asuhan keperawatan. Pada evaluasi hasil untuk diagnosa isolasi sosial,
mahasiswa telah berhasil melakukan tindakan keperawatan sampai kepada tujuan khusus yaitu
klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.

21
Pada saat awal membina hubungan saling percaya, kelompok dapat melakukannya dengan
optimal. Kelompok mulai membina hubungan saling percaya pada saat pertama kali berinteraksi.
Pencapaian terbinanya hubungan saling percaya antara kelompok dan klien tidak dapat
dipungkiri bahwa faktor klien juga turut mendukung dalam terbinanya hubungan saling percaya
tersebut. Ketika berinteraksi dengan kelompok, klien bersikap kooperatif, hal yang ditunjukkan
dengan klien mau menjawab salam, dan mau berjabat tangan, kontak mata ada serta mau
mengungkapkan perasaan dan masalahnya kepada kelompok.

Setelah hubungan saling percaya dapat terbina kelompok melanjutkan pada tindakan
keperawatan sesuai dengan tujuan khusus yaitu klien dapat mengidentifikasi penyebab isolasi
sosial, berdiskusi tentang keuntungan berinteraksi keuntungan dengan orang lain dan kerugian
tidak berinteraksi dengan orang lain serta klien dapat atau mampu berkenalan dengan orang lain.
Pada saat kelompok melakukan tindakan sesuai dengan tujuan khusus, kelompok melakukan
diskusi dengan klien dan memberikan reinforcement positif pada setiap kemampuan atau
jawaban yang dilakukan klien. Kelompok juga mengalami sedikit hambatan dalam berdiskusi
tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang
lain, karena menurut Budi Keliat (2011), Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari
interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain, begitu pula dengan klien
Tn. A setiap kali ditanya, klien lebih sering menjawab dengan kata “iya, tidak tahu, malu”.
Perasaan klien juga cepat berubah jika ada pembicaraan yang menjadi pengalaman traumatik
bagi klien. Klien mengatakan malas dan takut mau bergaul dengan orang lain, lebih enak sendiri.
kalau berkenalan takut dipelototin, hanya memiliki 4 teman. Solusi yang dilakukan oleh
kelompok untuk klien dapat berinteraksi dengan cara memotivasi dan meyakini klien bahwa klien
mampu berkenalan dan mempunyai teman – teman baru, kelompok juga mencoba memfasilitasi
klien dengan memberikan pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban dari perawat pada
akhirnya, klien dapat berdiskusi tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian
tidak berinteraksi dengan orang lain. Perawat juga mengorientasikan kembali tujuan interaksi,
yaitu demi kepentingan klien, bukan untuk memenuhi kebutuhan kelompok.

Kelompok kemudian melakukan tindakan keperawatan yang sesuai dengan tujuan khusus
yaitu klien dapat berkenalan dengan satu orang. Pada saat diajarkan klien mampu
menpraktekkan seperti yang telah diajarkan dan melatih cara berkenalan dengan satu orang.
Untuk mencapai tujuan tersebut kelompok merencanakan bersama dengan klien berkenalan
setiap harinya 2 sampai 3 orang bahkan lebih yang dapat klien lakukan setiap hari dengan
kemampuan klien dengan menuliskan rencana kegiatan harian klien diatas kertas.

22
Kelompok juga mengalami hambatan terkait waktu, dimana masing – masing kelompok
sedang menjalani tindakan keperawatan pada klien kelolaan individu sendiri, saat memberikan
asuhan keperawatan pada Tn. A. kelompok mencoba mengatasi hambatan ini dengan
mengunjungi dan memberikan asuhan keperawatan secara bergantian.

Meskipun menemukan beberapa hambatan selama praktek diruangan Cempaka kelompok


telah melakukan tindakan keperawatan dari SP I sampai dengan SP III ( 5 kali pertemuan) dan
untuk pertemuan ke lima diadakan Terapi aktivitas kelompok. Dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan, telah mendapatkan hasil yang baik, hal ini ditunjukkan dengan klien mulai
berinteraksi, kontak mata sering dan klien mau memperkenalkan diri dan berkenalan dengan
orang lain serta sering mengikuti TAK yang diadakan mahasiswa dan perawat.

B. Diagnosa II : Harga diri rendah


Kelompok telah melaksanakan tindakan keperawatan dari SP I sampai dengan SP II (2 kali
pertemuan). Kelompok tidak menemukan hambatan pada saat menggali, karena telah terjalin
hubungan saling percaya antara klien dan kelompok dikarenakan pada saat mengatasi masalah
isolasi sosial dan semua tindakan keperawatan atau SP tercapai serta mengadakan kegiatan TAK
klien terbuka dan dapat bersosialisasi dengan kelompok.

Pada umumnya klien dengan masalah harga diri rendah merasa diri tidak berguna, bahwa
perilaku harga diri rendah adalah suatu keadaan dimana evaluasi diri dan perasaan terhadap
diri sendiri atau kemampuan diri yang negatif, yang secara langsung atau tidak langsung
diekspresikan”. Klien mampu menyebutkan kemampuan postifif yang dimiliki, kelompok dan
klien membantu menilai kemampuan yang dapat digunakan setelah itu memilih kemampuan
yang dapat dilakukan dipanti bina laras harapan sentosa I, serta melatih kemampuan yang telah
dipilih. Hambatan yang kelompok hadapi juga dapat kelompok atasi dengan kontak singkat
tetapi sering, sehingga klien semakin yakin bahwa kelompok akan membantu klien dengan
demikian klien dapat menjawab pertanyaan kelompok dengan tepat dan melakukan
kemampuan yang telah dipilih sesuai dengan kemampuan pasien dan fasilitas yang tersedia
dipanti bina laras sentosa harapan I.

Tindakan keperawatan dari SP I sampai dengan SP II ( 2 kali pertemuan). Dalam


pelaksanaan tindakan keperawatan, telah mendapatkan hasil yang baik, hal ini ditunjukkan
dengan klien bisa merubah pandangan negatif terhadap dirinya, dan klien mau menggunakan
kemampuan yang dimiliki.

23
C. Diagnosa III: Defisit Perawatan Diri
Kelompok telah melakukan tindakan keperawatan dari SP I sampai SP IV (sebanyak 3 kali
pertemuan). Kelompok menemukan hambatan dalam melakukan tindakan keperawatan
terutama pada SP I dan SP IV yaitu tentang menjaga kebersihan diri dan berhias misalnya
keramas, mencukur jenggot, mengosok gigi, Karena keterbatasan persediaan alat mandi dan
berhias hanya melakukannya apabila diingatkan oleh perawat dan petugas.
Solusi yang dapat dilakukan kelompok untuk mengatasi defisit perawatan diri pada Tn. A
adalah dengan cara memfasilitasi kebutuhan dasar untuk kebersihan dirinya, misalnya
menyediakan sabun, shampoo dan alat pencukur.

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan
Klien dengan gangguan isolasi sosial memiliki karakteristik menarik diri dari orang lain, sulit
membina hubungan saling percaya pada awal interaksi. Klien mengalami hambatan dalam
berdiskusi tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain, dan kerugian tidak berinteraksi
dengan orang lain, bahkan tidak ada motivasi dalam berkenalan dan berinteraksi dengan orang
lain, saat interaksi kontak mata kurang apabila tidak diberi stimulasi, serta sering menunduk.

Harga diri rendah dan koping keluarga yang tidak efektif dapat menjadi salah satu pencetus
timbulnya isolasi sosial seperti sulit, malas dan takut berinteraksi dengan orang lain dimana
suatu keadaan kesepian yang dialami seseorang karena orang lain menyatakan sikap negatif atau
mengancam..

Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan isolasi sosial
yaitu membina hubungan saling percaya, menunjukkan sikap empati, dan menerima klien apa
adanya, memberi perhatian, memberi sentuhan, memberi reinforcement, kontak sering tapi
singkat, menggunakan pertanyaan tertutup dengan jawaban pilihan dan memenuhi kebutuhan
dasar. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial, berdiskusi tentang keuntungan berinteraksi
dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain, hindarkan penilaian yang
negatif, utamakan memberi pujian yang realistis setiap kemampuan berkenalan dan jawaban
yang diberikan klien , walaupun respon dan setiap jawaban klien tidak yang seperti diharapkan.

B. Saran

24
Untuk mengatasi hambatan yang ditemukan dalam merawat klien dengan isolasi sosial
dibutuhkan perhatian dari perawat, yaitu:

a. Diharapkan perawat dapat memodifikasi tindakan sesuai dengan kondisi klien dan tetap
mempertahankan prinsip tindakan keperawatan seperti kontak mata sering dan singkat,
menggunakan bahasa yang mudah dipahami klien, bersikap empati, memenuhi kebutuhan
dasar klien agar dapat memenuhi klien dalam memberikan asuhan keperawatan yang
profesional.
b. Perawat hendaknya menunda sementara pembicaraan yang menjadi pengalaman traumatik
bagi klien dan memulai secara bertahap jika klien sudah siap.
c. Pendidikan kesehatan pada keluarga mengenai masalah yang terjadi pada klien, tanda dan
gejala serta merawat klien yang dapat dilakukan keluarga, perlu di optimalkan pada saaat
keluarga berkunjung ke panti atau saat perawat melakukan kunjungan rumah.
d. Perawat melakukan pendidikan kesehatan pada keluarga secara teratur dan
berkesinambungan baik dalam seting rawat inap, rawat jalan dan komunitas.

25
DAFTAR PUSTAKA

Ernawati, dkk. (2009). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta: Trans Info
Media.

Farida, Yudi Hartono. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika

Keliat, Budi Anna & akemat.2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.EGC.Jakarta

Nita, Fitria. (2009). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba Medika.

Stuart, G. W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa . Edisi 5. Jakarta. EGC

Yosep, Iyus. (2009). Keperawatan Jiwa. Jakarta : Refika Aditama

26
LAMPIRAN

ANALISA DATA

Nama klien : Tn. A

Ruang : Cempaka

Hari, tanggal : Selasa, 18 Maret 2014

NO DATA MASALAH

1 Data subjektif Isolasi sosial


- Klien mengatakan malas dan takut

27
mau bergaul dengan orang lain, lebih
enak sendiri.
- Klien mengatakan hanya memiliki 4
teman dekat, kalau berkenalan takut
dipelototin.
Data objektif
- Klien tampak sendiri dipojok dekat
pohon
- Saat interaksi kontak mata kurang
- Klien terlihat duduk merangkul kaki
- Klien terlihat bingung
- Klien tampak sering diam dan
menunduk
- Afek sesuai

2 Data subjektif Harga diri rendah


- Klien mengatakan tidak ada hal
yang disukai dari dirinya.
- Klien mengatakan dirinya biasa saja
dalam keluarga dan tidak tahu
perkataan orang lain terhadap
dirinya.
Data objektif
- Saat interaksi kontak mata kurang
- Sering menunduk
- Ekspresi wajah sedih

3 Data subjektif Inefektif koping keluarga


- Klien mengatakan sebelum
ditangkap dijalanan bertengkar
dengan saudaranya sampai saling
memukul karena saudaranya tidak
suka klien sering merokok pada
malam hari.
- Klien mengatakan jika lagi ada
masalah tidak bercerita kesiapapun
hanya dipikirkan dan mencari solusi
sendiri.
Data objektif

28
- Klien terlihat tertunduk saat
menyampaikan masalahnya
(perasaannya).
4 Data subjektif Defisit perawatan diri
- Klien mengatakan sudah mandi tadi
pagi jam 05:00 WIB, setiap mandi
ganti baju, saat mandi kuku jarang
digosok.
- Klien mengatakan kalau badan
terutama pergelangan kedua
tangan, kaki dan siku gatal – gatal
(koreng) dan tidak punya sandal.
Data objektif :
- Klien tampak berbaju dan celana
sessuai dan rapi.
- Terlihat sela – sela jari kedua
tangan dan kaki bintik – bintik
merah dan ada luka.
- Rambut berminyak, bau asam
(keringat) dan sedikit ketombe
- Klien tidak menggunakan sandal.
- Nafas klien tidak bau, gosok gigi
hanya 1 kali pada pagi hari.

29
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN PERTEMUAN 1 (SP1 ISOLASI SOSIAL)

Selasa, 18 maret 2014

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Kontak mata kurang, tidak mau menatap lawan bicara, sering terdiam, tidak bergairah, suka
melamun, nada suara rendah, kurang bicara, lambat, tidak dapat mengambil keputusan,
selalu memberikan alasan tidak jelas.

2. Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial

3. Tujuan Khusus

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya

b. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri

c. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian menarik diri.

4. Tindakan Keperawatan (SP1 ISOLASI SOSIAL)

a. Bina hubungan saling percaya

b. Mengidentifikasi penyebab Isolasi Sosial

c. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain.

d. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain.

e. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang.

30
f. Memberi kesempatan pada klien mempraktekkan cara berkenalan dengan satu orang.

g. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dalam kegiatan


harian (jadwal kegiatan harian).

B. Proses Pelaksanaan Tindakan

1. Fase Orientasi

a. Salam terapeutik

Selamat pagi bapak?

b. Evaluasi / Validasi

bagaimana perasaannya pagi ini pak? Semalam tidurnya nyenyak tidak?

c. Kontak

1) Topik

Bapak, pada hari ini kita akan berbincang-bincang tentang : cara berkenalan
(interaksi dengan orang lain), mencari tahu penyebab dari Isolasi Sosial (menarik
diri), dan apa keuntungan dan berhubungan sosial dan kerugian dari menarik diri.

2) Bapak ingin berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau didekat taman sana saja?

3) Waktu

Bapak ingin berbincang-bincangnya berapa lama? Bagaimana kalau sekitar 25 menit?

4) Tujuan

Baiklah pak, dimana tujuan dari pertemuan kita hari ini adalah untuk mempratekkan
cara berkenalan yang baik dengan orang lain, mengetahui penyebab dan menarik
diri, dan mengetahui keuntungan dari berkenalan (interaksi dengan orang lain) serta
mengetahui juga kekurangan (kerugian) dari menarik diri (tidak berinteraksi).

2. Fase Kerja

“Selamat pagi bapak, perkenalkan nama saya suster Elisabet”

31
“Nama bapak siapa?”

“Saya senangnya dipanggil suster Elis”

“Bapak senangnya dipanggil apa?

“Bapak, saya suster/mahasiswi dari Fakultas Keperawatan UPN Veteran Jakarta dimana saya
akan bertugas/merawat bapak dari hari ini sampai Jum’at nanti, dan bertugas mulai jam
08.00 – 13.00 siang ya pak”.

“Apakah bapak ingat ruangan bapak yang disebelah mana?”

“Bapak suka dengar musik tidak? Suster senang sekali dengar musik yang santai”.

“Hobby bapak apa?”

“Oh… ya bagaimana perasaan bapak saat kita berkenalan tadi?”

“Hal apa saja yang paling bapak pikirkan saat ini?”

“Bapak teman sekamarnya siapa saja?”

“Dari teman-teman yang bapak sebutkan barusan, yang paling dekat dengan bapak siapa
saja?”

“Apa yang membuat bapak dekat dengannya?”

“Adakah teman sekamar bapak, tetapi tidak dekat dengan bapak?”

“Apa yang membuat bapak tidak dekat dengannya?”

“Tadikan bapak bilang, jika ada teman sekamar yang dekat dengan bapak, apa sajakah yang
bapak lakukan sehingga bisa dekat dengannya?”

“Bapak awalnya kenapa tidak mau berbincang/berinteraksi dengan orang-orang (teman,


perawat, petugas)?”

“Wahh… Bapak hebat bisa mengungkapkan/mengutarakan yang dirasakan saat ini/selama


ini”

“Nah… setelah kita bincang tentang berkenalan, terus siapa saja yang dekat dengan bapak,
terus upaya yang bapak lakukan sehingga bisa dekat, apa yang bapak rasakan setelah mampu
melakukan itu semua?”

32
“Bapak kan mengungkapkan juga ta di, jika awal tidak berinteraksi/tidak berbincang-bincang
dengan orang lain karena….., perasaan bapak bagaimana saat tidak berkomunikasi dengan
orang?”

“Bagus sekali pak… wah.. wah manteb, betul dan itulah untungnya kita berinteraksi dengan
orang lain dan ruginya seperti yang bapak bilang tadi, kita tidak punya teman, apa-apa
sendiri, sepi sekali jadinya”.

3. Terminasi

1). a. Evaluasi subjektif

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berdiskusi/bincang-bincang tentang cara


berkenalan penyebab menarik diri atau tidak berinteraksi dengan orang lain, serta
untungnya kita bergaul dan ruginya kita tidak memiliki teman (menarik diri)?”

b. Evaluasi Objektif

“Bisakah bapak memperagakan kembali cara kita berkenalan tadi?, terus ceritakan
lagi apa saja tadi alasan kenapa bapak tidak mau bergaul (interaksi dengan orang)
sampai untungnya kita bergaul dengan orang dan ruginya saat kita tidak ada teman
(menarik diri)?” dan “setelah bapak berkenalan jangan lupa selalu masukan ke
jadwal harian bapak ini ya?”

2) Tindak lanjut klien

“Nah… setelah diskusi tadi, bagaimana apakah bapak ingin belajar bergaul/ berkenalan
dengan beberapa orang disini?

3) Kontrak topik yang akan datang

a. Topik

“Bagaimana kalau besok kita belajar berkenalan dengan orang disini, dua orang atau
3 orang/lebih?” dan “setelah itu jangan lupa masukan ke jadwal harian bapak? Ya?”
Jadwal ini jangan sampai hilang ya pak?”

33
b. Tempat

“Besok bapak mau kita berbincang-bincangnya dimana? Bagaimana kalau didekat


musholla?

c. Waktu

“Besok bapak mau jam berapa kita berbincang-bincangnya? Bagaimana jika jam
09.00 saja pak?

34
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN PERTEMUAN 2 (SP2 ISOLASI SOSIAL)

Rabu, 19 maret 2014

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Klien tampak sedang duduk sendiri dipojokkan dekat pohon, tampak klien duduk dengan
merangkul kedua kaki (kadang-kadang). Klien tampak terdiam saat perawat menghampiri
dan mengajak berbincang-bincang klien menjawab iya bersedia, namun kontak mat sangat
kurang, klien mengatakan suka malas untuk berkenalan karena takut dimarahi, dan tidak
mau kontak mata karena takut dipelototin.

2. Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial

3. Tujuan Khusus

Klien mampu/dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap

4. Tindakan Keperawatan (SP2 isolasi sosial)

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien

b. Memberi kesempatan klien mencontohkan cara berkenalan dengan dua orang

c. Menganjurkan klien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dalam kegiatan


harian.

B. Proses Pelaksanaan Tindakan

1. Fase Orientasi

a. Salam terapeutik

Selamat pagi bapak arthur? Masih ingatkan nama suster siapa?

b. Evaluasi / Validasi

Bagaimana perasaannya pagi ini pak Arthur? Semalam tidurnya nyenyak tidak?

c. Kontak

35
1) Topik

“Pak Arthur, sesuai janji kita kemarin siang, pada hari ini kita akan berbincang-
bincang dengan teman-teman bapak/perawat/petugas yang ada disini, dimana
kegiatan kita yaitu berkenalan sama 1 orang atau lebih ya pak Arthur?” Dimana
sebelum kita berkenalan (mempratekkan) sama 1 orang atau lebih kita evaluasi dulu
jadwal kegiatan harian bapak ya? Nah setelah itu baru berkenalan dan setelahnya
dimasukkan lagi ke jadwal kegiatan harian”.

2) Tempat

Bapak Arthur ingin berbincang/berkenalan dengan teman/orang lain dimana?


Bagaimana kalau kita di depan sana?

3) Waktu

Bapak mau berkenalannya berapa lama? Bagaimana kalau waktunya + 25 menit dan
kenalannya sebanyak 2 orang?

4) Tujuan

Bapak Arthur, hari ini kita mencontohkan cara berkenalan pada 2 orang, dimana
tujuan dari kegiatan kita hari ini yaitu supaya bapak punya banyak teman dan lebih
banyak berinteraksi dengan teman-teman disini atau petugas-petugasnya. Sehingga
bapak akan terbiasa untuk berkenalan (bergaul) dengan cara yang benar dan untuk
jadwal kegiatan harian : tujuannya supaya bapak ada kegiatan dan terbiasa untuk
mengingatkan kegiatan yang sudah dilakukan kapan saja (khusus berkenalan).

2. Fase Kerja

“Bapak Arthur, boleh suster lihat jadwal kegiatan hariannya?”

“Bagus sekali bapak, ternyata masih ingat cara mengisi jadwalnya”

“Apakah bapak sudah siap untuk kegiatan kita hari ini?”

“Wah.. bagus pak”

“Baiklah sekarang kita mulai praktekkan cara berkenalan yang benar seperti yang sudah
suster ajarkan kemarin ya?”.

“hebat… hebat pak Arthur. Nah.. serukan pak bisa banyak kenal nama teman-teman?”

36
“Jadi kepada siapapun yang kita temui jangan sungkan untuk mengajak kenalan, kan bapak
Arthur sudah pinter. Ok pak?”.

“Nah… sekarang tinggal dimasukkan ke jadwal kegiatan harian bapak ya?”

“Manteb…. Bagus pak”

“Jangan lupa ya pak selalu masukan ke jadwal kegiatan harian ini, setiap setelah bapak
melakukan perkenalan sama teman yang bapak ajak kenalan, ok pak?”

3. Terminasi

1). a. Evaluasi subjektif

“Bagaimana pak Arthur, setelah melakukan perkenalan ke beberapa orang? Apa yang
bapak rasakan sekarang?”

b. Evaluasi Objektif

“Bisakah bapak ulangi sekali lagi sama suster cara berkenalan tadi?”

“Bisakah bapak masukkan langsung kegiatan tadi ke jadwal harian bapak?”

2) Tindak lanjut klien

“Bagaimana bapak Arthur, untuk kegiatan kita hari ini? Apakah sangat menyenangkan
bisa bergaul dengan orang-orang disini?”

3) Kontrak topik yang akan datang

a. Topik

“Bapak Arthur, bagaimana kalau besok kita berkenalannya di depan teman-teman?


Jadi bergantian, setelah itu tetap harus selalu memasukkan ke jadwal kegiatan
harian bapak ya?”

b. Tempat

“Besok bapak Arthur mau berkenalan dengan teman-temannya dimana? Bagaimana


kalau di saung depan situ?”

c. Waktu

37
“Besok bapak Arthur mau jam berapa aja kita praktek berkenalan depan teman-
temannya? Bagaimana kalau jam 10.00 wib?

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN PERTEMUAN 3 (SP2 ISOLASI SOSIAL)

Kamis, 20 maret 2014

38
A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Ds : Pasien mengatakan masih takut berkenalan dan memperakktekkan diri kepada


banyak orang, karena takut dimarah, takut menatap mata lawan bicara, tidak ingin
berlama-lama saat berinteraksi.

Do : Kontak mata masih kurang, sering menunduk dan melihat ke arah lain saat berbicara.

2. Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial

3. Tujuan Khusus (Sp 2 isolasi sosial)

Klien mampu melaksanakan hubungan sosial secara bertahan dengan berkenalan dan
memperkenalkan diri pada 4 orang.

4. Tindakan Keperawatan

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien, kenalan dan memperkenalkan diri pada 4
orang.

b. Memberi kesempatan kepada klien untuk mencontoh berkenalan yang benar dan
memperkenalkan diri dengan 3-4 orang.

c. Menganjurkan klien untuk memasukkan kegiatan ke dalam jadwal harian klien.

B. Proses Pelaksanaan Tindakan

1. Fase Orientasi

a. Salam terapeutik

Selamat pagi bapak Arthur, masih ingatkan nama suster siapa?”

b. Evaluasi / Validasi

39
Bagaimana perasaannya hari ini pak Arthur? Semalam tidurnya nyenyak tidak?”

c. Kontak

1) Topik

“Bapak Arthur, sesuai janji kita kemarin, pada hari ini kita akan berkenalan dengan 3-
4 orang serta memperkenalkan diri pada 3-4 orang yang ada disini, setelah itu jangan
lupa untuk memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian bapak ini ya? (kertas
jadwal harian klien), namun sebelum melakukan itu kita mengevaluasi jadwal bapak
dulu.

2) Tempat

Bapak, sebaiknya kita latihan berkenalan dan memperkenalkan diri di ruang ya?
Bagaimana kalau di depan lapangan volly?

3) Waktu

Pak Arthur mau kita berkenalan dan memperakkan dirinya berapa lama kira-kira?
Bagaimana kalau + 20 menit pak?

4) Tujuan

Bapak, tujuan pertemuan kita hari ini adalah untuk mengenal/berinteraksi lebih
sering dan mengenal banyak orang/teman dengan cara berkenalan dan
memperkenalkan diri supaya memperoleh banyak teman untuk berbincang-bincang,
dan selalu memasukkan kegiatan latihan memperkenalkan diri dan berkenalan
dengan cara yang benar, supaya bapak lebih terbiasa dan mengingat dengan baik
waktu selama melakukan aktivitas yang bermanfaat.

2. Fase Kerja

“Bapak Arthur, bagaimana dengan pesan yang suster berikan kemarin? Apakah sudah
dilakukan dengan baik?”

“Bagaimana pak, sudah siapkah untuk melakukan cara berkenalan yang benar dan
memperkenalkan diri pada 3-4 orang”

“Bagus sekali pak, semangat ya pak?”

“Bisa kita mulai menuju depan lapangan volly untuk memulai kegiatan kita pak?”

40
“Baiklah pak kita mulai ya?”.

“Bapak hebat”

“Nah… sekarang mau memperkenalkan diri sendiri dulu atau mau berkenalan yang
didahulukan pak?”.

“Baiklah pak, silahkan bapak memperkenalkan diri dulu ya kepada bapak-bapak yang ada
disini?”

“Hebat pak Arthur”

“Sudah siap berkenalan dengan bapak-bapak ini?”

“Oh… iya, wah siap sekali pak Arthurnya”

“Oh… silahkan bapak berkenalannya dengan bapak-bapak ini?”

“Tepuk tangan buat pak Arthur”

“hebat sekali”

“Bapak sudah melaksanakan kegiatan kita hari ini dengan sangat baik”

“Nah.. sekarang waktunya kembali ke jadwal kegiatan harian, dimana kalau setelah
melakukan latihan memperkenalkan diri dan berkenalan dengan orang lain harus
dimasukkan ke jadwal kegiatan harian”

“Betul sekali pak Arthur”.

3. Terminasi

1). a. Evaluasi subjektif

“Bagaimana perasaan bapak setelah memperkenalkan diri dan berkenalan kepada


beberapa orang tadi?”

b. Evaluasi Objektif

“Bisakah bapak ulangi sekali saja kepada suster cara berkenalan dan
memperkenalkan diri seperti yang sudah dilakukan?”

41
2) Tindak lanjut klien

“Untuk kegiatan kita hari ini, apakah sangat menyenangkan pak Arthur? Banyak teman
untuk berbincang-bincang”.

3) Kontrak topik yang akan datang

a. Topik

“Bapak Arthur, besok mau melakukan kegiatan apa? Bagaimana jika


memperkenalkan diri dan berkenalan dengan lebih banyak orang (> 5 orang), seperti
sebuah kelompok? Dan setelah itu jangan lupa untuk memasukkan ke jadwal
kegiatan harian bapak ya? tetapi dimasukkan ke jadwal setelah nanti entah jam
berapa bapak melakukan latihan berkenalan dan memperkenalkan diri pada
sekelompok orang (misal teman-teman sekamar dan lain-lain.

b. Tempat

“Bapak besok mau kita melakukan kegiatannya dimana? Bagaimana jika di saung
dekat pengisian ulang air itu?”

c. Waktu

“Besok kita memulai kegiatannya mau jam berapa pak? Bagaimana kalau jam 09.00
saja”

42
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN PERTEMUAN 4 (SP2 ISOLASI SOSIAL)

Jumat, 21 maret 2014

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Ds : Klien mengatakan berkenalan dan memperkenalkan diri kepada yang mau dan enak
diajak bicara saja, takut marah jika dipaksa bicara.

Do : Kontak mata sudah lebih sering, terkadang masih menunduk saat bicara.

2. Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial

3. Tujuan Khusus (Sp2 isolasi sosial)

Klien mampu melaksanakan hubungan sosial secara bertahap : berkenalan dengan 1-4 orang
dan memperkenalkan diri.

4. Tindakan Keperawatan

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian berkenalan dan memperkenalkan diri dengan 1-4
orang.

b. Memberi kesempatan kepada klien untuk memperagakan cara berkenalan dan


memperkenalkan diri dengan 1-4 orang.

c. Memberikan reinforcement

d. Menganjurkan klien untuk memasukkan kegiatan ke dalam jadwal harian.

B. Proses Pelaksanaan Tindakan

1. Fase Orientasi

a. Salam terapeutik

Selamat pagi bapak Arthur, masih ingatkan nama suster?”

43
b. Evaluasi / Validasi

Bagaimana perasaannya hari ini pak Arthur? Semalam tidurnya nyenyak tidak?”

c. Kontak

1) Topik

“Bapak Arthur, sesuai janji kita kemarin, pada hari ini kita akan evaluasi keseluruhan
kegiatan kita selama 3 hari lalu ya? yaitu cara berkenalan dan memperkenalkan diri
pada 1 orang, 2 orang dan 4 orang dan juga evaluasi jadwal harian bapak ya?

2) Tempat

Bapak kita berbincang-bincang dekat mesin air seperti kemarin saja atau diruang
enaknya pak?”

3) Waktu

Hari ini bapak inginnya kira-kira berbincang-bincangnya berapa lama? Bagaimana


kalau + 20 menit pak?

4) Tujuan

Dimana tujuan dari bincang-bincang kita kali ini adalah untuk mengetahui sejauh
mana kegiatan yang kita laksanakan berjalan dengan baik, dimana bapak sudah mau
berinteraksi dan telah mampu melakukan cara berkenalan dan memperkenalkan diri
dari 1 orang, 2 orang sampai 4 orang, dan selalu mengingat untuk memasukkan ke
dalam jadwal kegiatan harian bapak.

2. Fase Kerja

“Bapak Arthur, bagaimana dengan pekerjaan yang suster berikan kemarin? Apakah sudah
dilakukan saat suster tidak berdinas?”

“Wah… hebat, ditingkatkan lagi ya pak?”

“Sudah siap untuk melakukan kegiatan kita hari ini pak?”

“Baiklah, kita mulai ya pak? Semangat untuk hari ini”

“Setelah kita melakukan kegiatan berkenalan dan memperkenalkan diri selama 3 hari
kemarin, bagaimana perasaannya pak Arthur?”.

44
“Hal apa yang membuat bapak ingin berkenalan dan memperkenalkan diri dengan teman-
teman disini?”

“Kesulitan apa yang bapak dapatkan saat hendak berkenalan dan memperkenalkan diri?”.

“bapak hebat sekali, nah.. semua sudah bapak sampaikan kepada suster, sekarang untuk
jadwal harian bapak, apakah ada kesulitan saat hendak menulisnya?”

“Baiklah jika tidak ada kesulitan berarti lancar ya pak?”

“Berarti hari senin siap untuk berkenalan dengan 10 an orang?”

“Bagus sekali pak Arthur”

3. Terminasi

1). a. Evaluasi subjektif

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita evaluasi kegiatan kita selama 3 hari yang
lalu?”

b. Evaluasi Objektif

“Bisakah bapak ulangi kembali perasaan yang sudah diungkapkan tadi dan satu kali
lagi memperagakan cara berkenalan dan memperkenalkan diri?

2) Tindak lanjut klien

“Untuk kegiatan hari ini apakah menyenangkan atau merasa ada ketidaknyamanan pak
Arthur?

3) Kontrak topik yang akan datang

a. Topik

“Bapak Arthur, besok hari senin, kita akan melakukan TAK ya? yaitu berkenalan dan
memperkenalkan diri dalam sebuah kelompok (10 orang) dan memasukkan ke
jadwal harian bapak setelah bapak latihan sendiri”.

45
b. Tempat

“kita melakukan TAK di atasnya ya pak di gedung depan sana”

c. Waktu

“Besok kita memulai kegiatan jam 10.00 ya pak Arthur”

46
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN PERTEMUAN 5 (SP3 ISOLASI SOSIAL)

Senin, 24 maret 2014

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Klien mengatakan berbincang (berkenalan dan memperkenalkan diri) pada yang mau saja,
takut dimarah jika dipaksa, tampak masih suka menunduk ke bawah kadang-kadang, tampak
sudah sering melakukan kontak mata walau sebentar, menjawab pertanyaan singkat.

2. Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial

3. Tujuan Khusus (Sp3 Isolasi Sosial)

Klien mampu menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial.

4. Tindakan Keperawatan

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien cara berkenalan dan memperkenalkan diri
pada 1 orang, 2 orang dan 4 orang.

b. Memberi kesempatan kepada klien untuk memperagakan cara berbincang-bincang cara


berkenalan dan memperkenalkan diri dalam kelompok (TAK sosialisasi).

c. Menganjurkan klien memasukkan kegiatan latihan berbincang (berkenalan dan


memperkenalkan diri) dalam kelompok pada kegiatan harian.

B. Proses Pelaksanaan Tindakan

1. Fase Orientasi

a. Salam terapeutik

Selamat pagi bapak Arthur, masih ingatkan nama suster siapa?”

b. Evaluasi / Validasi

47
Bagaimana perasaannya hari ini pak Arthur? Semalam apakah nyenyak tidurnya.

c. Kontak

1) Topik

“Pak Athur, sesuai perjanjian kita kemarin, bahwa hari kita akan melakukan kegiatan
terapi aktivitas kelompok (TAK sosialisasi), yaitu memperagakan cara berkenalan dan
memperkenalkan diri pada teman-teman atau dalam kelompok” dan evaluasi jadwal
harian serta memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian”.

2) Tempat

Bapak, kita TAK nya di ruang tempat untuk Tak biasa ya?”

3) Waktu

“Bapak Arthur, kita melakukan aktivitasnya + 45 menit ya?”

4) Tujuan

“Dimana tujuan dari TAK ini, supaya bapak Arthur lebih mampu menjelaskan
perasaan bapak setelah berhubungan sosial, berkenalan dan memperkenalkan diri
dengan teman-teman.

2. Fase Kerja

“Bapak bapak Arthur, apakah sudah siap untuk kegiatan kita hari ini?”

“Bagaimana dengan pekerjaan yang suster berikan hari jum’at lalu?” apakah dilakukan? Dan
sudah dimasukkan ke dalam jadwal harian bapak?”

“Sudah siap untuk melakukan kegiatan kita hari ini pak Arthur?”

“Bagus… bagus, semangat ya pak?”

“Hayo… siapakah yang mau duluan memperkenalkan diri?”.

“Nah… siapa yang sudah tahu cara berkenalan yang benar”

“Wah hebat… Nah… sekarang saling berkenalan?” sama teman di depan dan sampingnya.

“Siapa yang mau menyebutkan dahulu nama teman-temannya tadi?” Ayo pak Arthur,
sebutkan dari sisi kanan dulu?”

48
“Hebat sekali Arthur”

3. Terminasi

1). a. Evaluasi subjektif

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita melakukan kegiatan terapi aktivitas


kelompok sosialisasi adalah berkenalan dan memperkenalkan diri dalam kelompok
tadi?”

b. Evaluasi Objektif

“Bisakah bapak ulangi sekali lagi cara kita berkenalan dan memperkenalkan diri
tadi?”

2) Tindak lanjut klien

“Untuk kegiatan kita hari ini apakah sangat menyenangkan dan bapak merasa nyaman”.

3) Kontrak topik yang akan datang

a. Topik

“Bapak Arthur, besok kita akan melakukan kegiatan TAK sosialisasi dalam sebuah
kelompok (8 orang) dan memasukkan kegiatan ke dalam jadwal harian bapak”.

b. Tempat

“Tempat TAK nya di Gedung saya ya pak, tempat TAK biasa, lantai 2 raung 1 ya?”

c. Waktu

“Besok kita mulai TAK jam 09.00 ya pak Arthur?

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PERTEMUAN 1 SP 1 HDR

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

49
Klien mengatakan tidak ada yang disukai dari dirinya, tidak tahu hal apa yang disukai dari
dirinya biasanya saja dalam keluarganya, tidak tahu pendapat orang lain tentang dirinya,
tampak kontak mata sangat kurang, sering menunduk.

2. Diagnosa Keperawatan

Harga Diri Rendah

3. Tujuan Khusus

a. Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki.

b. Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan.

c. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

d. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat.

4. Tindakan Keperawatan

a. Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.

b. Mendiskusikan dengan klien untuk menilai kemampuan yang masih dapat dilakukan.

c. Mendiskusikan dengan klien untuk memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan.

d. Mencontohkan pada klien sesuai kegiatan/kemampuan yang dipilih.

e. Menyarankan pada klien untuk memperagakan kembali dengan apa yang telah
dicontohkan.

f. Memberi pujian sewajarnya.

g. Menyarankan klien untuk memasukkan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian.

B. Proses Pelaksanaan Tindakan

I. Fase Orientasi

1. Salam terapeutik

“Selamat siang pak Arthur?”

2. Evaluasi / Validasi

50
“Bagaimana perasaannya hari ini pak? Apakah tidurnya nyenyak semalam? Bagaimana
latihannya ada dilakukan tidak pak?”

3. Kontrak

a. Topik

“Pak Arthur, pada siang ini kita akan berbincang-bincang tentang : kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki bapak, kemampuan yang masih dapat dilakukan, memilih
kegiatan yang akan dilatih, suster mencontohkan kegiatan tersebut, kemudian bapak
memperagakan kembali kegiatan tersebut, setelah itu jangan lupa memasukkan
kegiatan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian bapak ya?”

b. Tempat

“Kita berbincang-bincangnya dimana pak? Bagaimana jika disini saja?”

c. Waktu

“Pak Arthur kita berbincang-bincangnya berapa lama? Bagaimana jika 25 menit?”


jam 12.30 ya pak?”

d. Tujuan

“Dimana tujuan pertemuan kita kali ini adalah untuk menggali lebih dalam hal-hal
positif apa saja yang bapak miliki dan mampu bapak lakukan kembali supaya bapak
dapat memiliki kegiatan positif dari diri bapak sendiri”.

II. Fase Kerja

“Pak Arthur, apa saja kemampuan yang bapak miliki?”

“Bagus…apa lagi? Ya bagus sekali pak?”

“Saya buat daftar/tulis dikertas ya pak kemampuan-kemampuannya?”

“Untuk kegiatan di rumah biasanya apa yang bapak lakukan?”

“Bagaimana dengan merapikan tempat tidur? Menyapu? Mencuci piring? Mengepel?


Membersihkan WC atau mengelap kaca?”

“Wah… bagus sekali pak kemampuannya?”

51
“Pak Arthur, dari berapa kemampuan yang disebutkan tadi, kemampuan mana saja yang
akan atau ingin bapak latih?” yang bisa dilakukan disini, coba bapak pilih?

“Bagaimana jika kita latihan ini saja pak?”

“Kita ambil peralatannya dulu, ada sapu, sekop, pel, ember, cairan pembersih lantai, tempat
sampah”

“Bagus sekali pak”

“Nah…sekarang kita harus menyapu dulu ya pak?”

“Caranya seperti ini ya pak?”

“Dari sudut-sudut dulu baru kita ke arah tengah atau menuju tempat yang lebih gampang
membuang sampahnya menggunakan skop ini ya pak?”

“Setelah bersih dan selesai menyapu, baiklah sekarang kita mengepel, apa tadi peralatannya
pak?”

“Iya bagus sekali, ada kain pel, ember, cairan pembersih lantai”

“Mengepelnya kita mulai ya pak, harus tegak memegang kain pelnya, sebelumnya cairan
pembersih kita tuangkan dahulu ke ember yang bersih air ini, barulah kain pel kita celupkan,
kemudian k ita bilas ya pak, barulah kita ngepel lantai sampai selesai”

“Bagus sekali pak… hebat pak”

“Tidak sulitkan pak?”

“Jangan lupa latihan ya pak, dan jangan lupa masukkan ke dalam jadwal kegiatan hariannya
ya pak?”

III. Fase Terminasi

1. a. Evaluasi Subjektif

“Bagaimana perasaannya pak setelah kita latihan mengepel dan menyapu dan
memilih kegiatan yang mampu dilatih dan mengetahui kemampuan-kemampuan
bapak?”

b. Evaluasi Objektif

52
“Tadikan sudah kita bincang-bincang tentang kemampuan positif dan aspek positif
yang mampu bapak lakukan, coba diulangi lagi bisakan pak?”

2. Tindak Lanjut
“Bagaimana pak Arthur bincang-bincang kita hari ini menyenangkan tidak? Dapat
dipahami dan dilatih?”

3. Kontrak yang akan datang

a. Topik

“Pak Arthur, besok kita ketemu lagi dan akan berbincang-bincang tentang
kemampuan yang ketiga tadi ya, yaitu mencuci piring, bagaimana pak?”

b. Tempat

“Kita berbincang-bincangnya dimana pak? Bagaimana jika di sini lagi saja?”

c. Waktu

“Besok kita bincang-bincangnya mau jam berapa pak? Bagaimana jika jam 10.00 saja
pak Arthur?”

53
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PERTEMUAN 1 SP 2 DPD

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Klien mengatakan kalau badan terutama pergelangan kaki, tangan dan siku gagal-gatal
(koreng), sela jari kaki klien mengatakan kuku jarang digosok saat mandi, jarang cuci rambut,
gosok gigi hanya pagi saja, tampak rambut berminyak dan sedikti ketombe, pergelangan kaki,
tangan, jari-jari kaki gatal-gatal (korengan), tercium bau asam (keringat) pada area rambut,
ujung kuku tampak hitam agak panjang.

2. Diagnosa Keperawatan

Defisit Perawatan Diri (Kebersihan Diri)

3. Tujuan Khusus

a. Klien mengetahui pentingnya perawatan diri

b. Klien mengetahui cara-cara melakukan perawatan diri

c. Klien dapat melaksanakan perawatan dengan bantuan perawat

d. Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri

4. Tindakan Keperawatan

a. Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri (keramas, dan gosok gigi) mandi, potong kuku,
berhias, makan.

b. Mendiskusikan cara menjaga kebersihan diri (keramas dan gosok gigi) cara makan yang
baik, cukur.

c. Mencontohkan cara menjaga kebersihan diri (keramas, dan sebagainya)

d. Menyarankan klien untuk memperagakan kembali apa yang telah dicontohkan perawat.

e. Menganjurkan klien untuk latihan kegiatan kebersihan diri dan cara makan yang baik.

54
f. Menyarankan untuk memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian klien.

B. Proses Pelaksanaan Tindakan

I. Fase Orientasi

1. Salam terapeutik

“Selamat siang pak Arthur?” (salam terapeutik)

2. Evaluasi / Validasi

“Bagaimana perasaannya hari ini pak Arthur? Semalam tidurnya nyenyak tidak pak?”

3. Kontrak

a. Topik

“Pak Arthur, pada hari ini kita akan berbincang-bincang tentang pentingnya
perawatan diri, bagaimana cara-caranya, serta bagaimana melaksanakannya”.

b. Tempat

“Kita berbincang-bincangnya mau dimana pak? Bagaimana kalau di depan barak ini
saja?”

c. Waktu

“Pak Arthur, mau berapa lama kita bincang-bincangnya? Bagaimana kalau 25


menit?”

d. Tujuan

“Pak Arthur, tujuan pertemuan kita berbincang-bincang kali ini adalah untuk
memberikan informasi dimana akan membantu bapak untuk lebih mampu menjaga
kebersihan diri bapak dengan mengetahui pentingnya perawatan diri dan bagaimana
caranya sampai bapak mampu melakukan dengan benar dan mandiri.

II. Fase Kerja

“Pak Arthur, boleh kita mulai bincang-bincang kita kali ini?”

“Baiklah pak”

55
“Bapak, coba sampaikan pada suster apa saja yang dirasakan jika kita mampu mandi dengan
bersih, bisa keramas dengan baik, bisa gosok gigi dengan benar dan rajin potong kuku jika
sudah panjang dan terlihat hitam/kotor?”

“Iya… bagus sekali pak arthur, suster tambahkan lagi ya untungnya/


manfaatnya/pentingnya?”

“Nah… barusan bapak sudah mampu menyampaikan pentingnya perawatan diri di tambah
dengan penjelasan suster juga tadi”

“Sekarang cara-cara melakukan perawatan diri : mandi, gosok gigi, keramas, dan potong
kuku, cara makan yang baik saat makan, yang bapak tahu seperti apa?”

“Bagus sekali pak, ya…. Terus?’

“Suster tambah lagi ya pak, biar lebih bagus lagi cara-caranya, punya pak Arthur tadi sudah
sangat bagus”

“Iya pak, seperti itu ya?”

“Jadi jangan sampai lupa dan harus selalu dilakukan dengan benar ya pak Arthur?” siap
melaksanakannya?”

III. Fase Terminasi

1. a. Evaluasi Subjektif

“Tadikan sudah kita diskusikan bersama pentingnya perawatan diri, cara berhias dan
makan yang benar/baik, bisakah bapak ulangi lagi apa yang telah kita bincang-
bincang tadi?”

b. Evaluasi Objektif

“Bagaimana perasaannya pak Arthur setelah kita bincang-bincang tentang perawatan


diri, berhias/berdadan, dan cara makan yang benar tadi.?”

2. Tindak Lanjut
“Untuk bincang-bincang kita hari ini apakah sangat menyenangkan dan dapat dipahami
serta dilaksanakan pak Arthur?”

3. Kontrak yang akan datang

56
a. Topik

“Pak Arthur, besok pagi kita akan berbincang-bincang lagi dengan diskusi tentang
cara BAB/BAK yang benar ya?” sebelum kita diskusi tentang cara BAK/BAK, akan
evaluasi jadwal harian bapak dulu, baru setelah diskusi dan kemudian jangan lupa
untuk memasukkan kegiatan-kegiatan latihan bapak ke dalam jadwal hariannya?”

b. Tempat

“Kita mau berbincang-bincangnya dimana pak?” baiklah di depan barak Cempaka


belakang ini ya pak?”

c. Waktu

“Besok mau jam berapa pak? Bagaimana jika jam 10 an saja pak Arthur?”

57
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PERTEMUAN 2 SP 2 HDR

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Klien mengatakan di rumah pernah cuci piring, menyapu, mengepel, membersihkan


WC/kamar mandi, selama di sini jarang bahkan tidak pernah karena ada yang diperaga
petugas, palingan bersihkan got/selokan, menyapu dan mengepel jika disuruh saja, yang lain
tidak pernah, menyebutkan peralatan-peralatan untuk menyapu dan mengepel, serta cuci
piring, tampak klien mampu mengungkapkan kemampuan positifnya, menyapu, mengepel,
cuci piring, membersihkan kamar mandi, merapikan tempat tidur. Mampu memilih kegiatan
yang ingin dilatih, yaitu menyapu dan mengepel dan cuci piring dan membersihkan kamar
mandi/WC, mampu menyebutkan peralatan-peralatan yang harus dipersiapkan untuk
menyapu, mengepel, serta mampu memperagakan kembali cara-cara menyapu dan
mengepel yang benar, kontak mata sudah sering, bicara berhadapan.

2. Diagnosa Keperawatan

Harga Diri Rendah

3. Tujuan Khusus

Klien mampu melakukan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah dibuat

4. Tindakan Keperawatan

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan latihan menyapu dan mengepel


b. Mendiskusikan cara cuci piring yang benar
c. Mencontohkan cara cuci piring yang benar
d. Menyarankan pada klien untuk memperagakan kembali dengan apa yang telah
dicontohkan.
e. Memberikan pujian sewajarnya.
f. Menyarankan klien untuk memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian.
B. Proses Pelaksanaan Tindakan

I. Fase Orientasi

58
1. Salam terapeutik

“Selamat siang pak Arthur?”

2. Evaluasi / Validasi

“Bagaimana perasaannya hari ini pak Arthur? Apakah tidurnya nyenyak? Bagaimana
latihannya ada dilakukan kemarin pak?”

3. Kontrak

a. Topik

“Pak Arthur, hari ini kita akan berbincang-bincang tentang cara mencuci piring yang
enar ya pak setelah itu mengingatkan tentang jadwal harian bapak ya?”.

b. Tempat

“Kita berbincang-bincang dimana pak? Bagaimana jika diruangan tempat cuci piring
langsung ya pak?”

c. Waktu

“Bincang-bincang kita 20 menit saja pak, sekarang bisa pak?”

d. Tujuan

“Dimana tujuan pertemuan kita kali ini adalah untuk berbagi informasi/
pengetahuan tentang cuci piring yang benar supaya kita terlatih dan terbiasa akan
hal yang baik dan benar ya pak?”

II. Fase Kerja

“Baiklah pak Arthur, kita mulai ya?”

“Apa-apa saja peralatan yang harus kita siapkan pak sebelum mencuci piring?”

“Iya benar sekali pak, ada sabun, sabut/sponnya, ember berisi air bersih atau selang air,
tempat sampah?”

“Benar sekali pak, hebat, iya sisa makan harus dibuagn dulu ke tempat sampah yang sudah
kita siapkan tadi ya pak?”

59
“Setelah itu dikasih air atau disiram dulu sedikit dengan air, sabun dan spon kita siapkan dan
barulah kemudian kita gosok piringnya, seperti ini ya pak? Ayo kita sama-sama”

“Nah… sudah selesai baru kita bilas dengan air yang bersih ini ya pak? Iya betul sekali pak?”

“Kemudian kita letakkan di keranjang ini untuk mengeringkannya, jika ada kain lap boleh kita
lap dulu baru disimpan dikeranjang ini ya pak?’

“selesai sudah kita cuci piringnya pak”

“Sekarang jangan lupa untuk cuci tangan setelah kita cuci piring dan membereskan semua
perlengkapan ini ke tempat semula ya pak, ayo?”

“Jangan lupa memasukkan kegiatan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian bapak ya?”

III. Fase Terminasi

1. a. Evaluasi Subjektif

“Bagaimana perasaannya pak Arthur setelah kita latihan mencuci piring?”

b. Evaluasi Objektif

“Baiklah pak, bisakah diulangi lagi apa saja peralatan yang harus kita siapkan jika
hendak mencuci piring? Dan bagaimana tadi cara-caranya?”

2. Tindak Lanjut
“Untuk bincang-bincang kita hari ini apakah sangat menyenangkan dan dapat dipahami
serta dilaksanakan pak Arthur?”

3. Kontrak yang akan datang

a. Topik

“Besok kita berbincang-bincang lagi ya pak? Kita bincang-bincang tentang cara


membersihkan WC?”

b. Tempat

“Kita bincangnya di dekat barak ini saja ya pak?”

c. Waktu

“Besok kita bincang-bincangnya jam 12.30 aja setelah makan?”

60
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PERTEMUAN 2 SP 3 DPD

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Klien mengatakan akan berusaha melakukan dengan baik apa yang telah didiskusikan
bersama perawat, klien mengatakan jari-jari, siku, kaki sudah dikasih salep, makan cuci
tangan, sikat gigi biasanya hanya 1 x saja/hari, keramas jika ada shampo.

Tampak klien mampu melakukan diskusi dengan baik, mampu menyebut pentingnya
menjaga kebersihkan diri walau harus dibantu perawat dalam menyebut, menyebutkan cara-
cara menjaga kebersihan diri, cara makan yang benar namun tidak semua tahu/benar,
mampu mengulang apa yang telah disampaikan walau sedikit harus dimotivasi.

2. Diagnosa Keperawatan

Defisit Perawatan Diri

3. Tujuan Khusus

a. Klien mengetahui cara eliminasi yang baik/benar


b. Klien mampu melakukan cara eliminasi yang baik/benar
c. Klien dapat melaksanakan cara eliminasi yang baik/benar
4. Tindakan Keperawatan

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien tentang latihan kebersihan diri : mandi,
kermas, gunting kuku, gosok gigi yang benar.
b. Mendiskusikan cara eliminasi BAK/BAB yang baik
c. Mencontohkan pada klien cara eliminasi yang baik
d. Menyarankan klien untuk memperagakan kembali cara eliminasi yang baik
e. Menyarankan klien untuk memasukkan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian.

B. Proses Pelaksanaan Tindakan

I. Fase Orientasi

61
1. Salam terapeutik

“Selamat siang pak Arthur”

2. Evaluasi / Validasi

“Bagaimana perasaannya hari ini pak ? apakah tidur nyenyak semalam” bagaimana
latihan yang suster berikan? Sudah dilakukan?

3. Kontrak

a. Topik

“Pak Arthur, pada hari ini kita akan berbincang-bincang tentang cara eliminasi
(BAB/BAK) yang baik sesuai janji kita kemarin ya pak? Sebelum membicarakan itu
kita evaluasi dulu jadwal latihan perawatan/kebersihan diri yang benar setelah itu
tetap harus memasukkan lagi setiap latihan ke dalam jadwal bapak ya?”.

b. Tempat

“Kita berbincang-bincang dimana pak? Bagaimana jika disini saja?”

c. Waktu

“Pak Arthur, mau berapa lama kita bincang-bincangnya? Bagaimana kalau 25


menit?”

d. Tujuan

“Tujuan pertemuan kita kali ini yaitu ingin berbagai informasi tentang cara eliminasi
yang baik supaya bapak mengetahui cara-cara serta mampu mencontohkan dan
menerapkan langsung secara baik dan benar ya pak Arthur?”

II. Fase Kerja

“Pak Arthur biasanya jika hendak BAB/BAK seperti apa? Coba sampaikan kepada suster ?”

“Oh.. bagus sekali pak, tapi lebih manteb jika setelah BAB harus cuci tangan supaya kuman-
kumannya tidak lengket di tangan ya pak”

62
“Biasanya bapak kalau BAB dimana ?”

“Jika BAK biasanya selesai langsung pasang celana lagi apa disiram dulu pak> selesai BAB
biasanya cebok seperti apa pak?”

“Sudah bagus pak Arthur, namun saat mau cebok selesai BAB harus menggunakan air yang
bersih dan pastikan tidak ada tersisa tinja dan air kencing ditubuh pak Arthur ya?” cebok dari
tempat yang bersih ke yang kotor ya pak” siram sampai tidak ada lagi sisa tinja atau air
kencing, dengan demikian bapak juga mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang
ada pada kotoran/air kencing.

“Setelah selesai membersihkan tinja/air kencing, pakaian bapak harus dirapikan kembali
sebelum keluar ya? Misalnya jika celana ada resleting, harus ditutup dulu dengan rapi,
setelah itu wajib cuci tangan menggunakan sabun dengan cara 7 langkah yang sudah
diajarkan kemarin”

“Siap pak Arthur?”

III. Fase Terminasi

1. a. Evaluasi Subjektif

“Bagaimana perasaannya pak Arthur setelah kita berbincang-bincang tentang cara


BAB/BAK yang baik dan mencontohkannya tadi?”

b. Evaluasi Objektif

“Tadikan sudah kita diskusikan bersama cara eliminasi (BAB/BAK) yang baik, bisakah
bapak mengulanginya kembali apa yang telah kita bincang-bincang barusan?”

2. Tindak Lanjut

“Diskusi/bincang-bincang kita hari ini menyenangkan dan dapat dipahami pak Arthur?”

3. Kontrak yang akan datang

a. Topik

63
“Pak Arthur, besok pagi kita bincang-bincang tentang apa saja? Bagaimana jika
tentang berhias/berdandan?”, tentang cara berdandan/ berhias, mencontohkan cara
berdandan setelah itu masukkan latihan kegiatan ke jadwal hariannya ya?”

b. Tempat

“Mau bincang-bincang dimana pak? Bagaimana jika dibawah pohon kecil itu?”

c. Waktu

“Besok mau jam berapa pak kita berbincang-bincangnya?” bagaimana jika jam 10.00
wib saja?

64
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PERTEMUAN 3 SP 4 DPD

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Klien mengatakan sudah latihan menjaga kebersihan diri di hari sabtu dan minggu dan cara
makan yang baik, klien mengatakan senang dapat melakukan kegiatan, klien mengatakan
cara BAB/BAK yang benar, mengatakan cara BAK yang benar, klien mengatakan senang dapat
informasi dan berdiskusi dengan perawat, gosok gigi 2 x, makan cuci tangan, mandi, kermas
tetapi tidak pakai shampo.

Tampak klien mampu mengungkapkan/menyebutkan cara-cara eliminasi walau tidak semua


benar, klien mampu mengungkapkan kembali apa yang telah disampaikan oleh perawat
walau kadang dibantu, mampu mengikuti diskusi dengan baik, tampak rambut rapi, bersih,
kuku bersih pendek, nafas tidak bau, gatal-gatal sudah mengering.

2. Diagnosa Keperawatan

Defisit Perawatan Diri

3. Tujuan Khusus

a. Klien mengetahui cara berdandan


b. Klien mampu melakukan cara berdandan yang baik
c. Klien dapat melaksanakan cara berdandan yang baik
4. Tindakan Keperawatan

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien latihan BAK/BAB yang benar.


b. Mendiskusikan cara berdandan
c. Mencontohkan pada klien cara berdandan yang baik
d. Menyarankan klien untuk memperagakan kembali cara berdandan yang benar.
e. Menyarankan klien untuk memasukkan jadwal kegiatan latihan ke dalam jadwal harian.

B. Proses Pelaksanaan Tindakan

I. Fase Orientasi

65
1. Salam terapeutik

“Selamat siang pak Arthur”

2. Evaluasi / Validasi

“Bagaimana perasaannya hari ini pak ? apakah tidurnya nyenyak semalam” Bagaimana
latihannya ada dilakukan tidak pak?”

3. Kontrak

a. Topik

“Pak Arthur, pada pagi ini kita akan bincang-bincang tentang cara berdandan yang
baik ya… setelah itu jangan lupa memasukkan jadwal harian bapak ya?”.

b. Tempat

“Kita mau berbincang-bincang dimana pak Arthur? Bagaimana jika disini saja ?”

c. Waktu

“Pak Arthur kita bincang-bincangnya kurang lebih 20 menit ya pak?”

d. Tujuan

“Dimana tujuan pertemuan kita kali ini adalah supaya bapak mengetahui cara
berdandan yang baik sehingga mampu menerapkan untuk sehari-harinya?.

II. Fase Kerja

“Pak Arthur biasanya kalau berdandan itu seperti apa saja ?”

“Iya bagus sekali”

“Selain yang bapak sebutkan tadi ada juga, yaitu berpenampilan harus rapi, sesuai, cukuran,
sisiran, kalau ada minyak rambut juga ya pak?”

“Sekarang suster contohin ya, baju, celana, sisiran, minyak ramut, jiak ada kumis dan jenggot
harus dicukur dulu ya pak, biar rapi, seperti ini?”

“Suster sudah mencontohkan barusan, coba bapak ulangi sekarang”

“Hebat sekali pak Arthur”

66
“Tidak sulit kan pak cara berdandan yang baik?”

“Siap latihan nanti pak sampai seterusnya ya pak?

III. Fase Terminasi

1. a. Evaluasi Subjektif

“Bagaimana perasaannya pak Arthur setelah kita berbincang-bincang tentang cara


berdandan yang baik barusan?”

b. Evaluasi Objektif

“Tadikan sudah kita diskusikan tentang cara-cara berdandan yang baik, bisakah
bapak mengulangi kembali?”

2. Tindak Lanjut

“Bincang-bincang kita hari ini menyenangkan dan dapat dipahami tidak pak Arthur?”

3. Kontrak yang akan datang

a. Topik

“Pak Arthur, besok kita akan berbincang-bincang tentang apa ya? Bagaimana jika
tentang kemampuan dan aspek positif yang bapak miliki saja? Setelah itu bapak
menilai dari hal-hal positif yang baik bapak miliki yang mana yang akan/ingin bapak
latih sesuai kemampuan bapak?”

b. Tempat

“Kita bincang-bincangnay dimana pak? Bagaimana jika didekat tempat air itu saja?”

c. Waktu

“Besok mau jam berapa pak kita berbincang-bincangnya?” bagaimana jika jam 10 an
saja?

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tn. A Ruang : Cempaka RM No. 735

Tindakan Keperawatan Evaluasi

Selasa, 18 Maret 2014 pukul 09.00 – 10.00 WIB Subjektif :

Pasien mengatakan akan berlatih

67
Data pasien : berkenalan yang benar dengan orang
lain.
- Klien mengatakan malas dan takut untuk
berinteraksi/bergaul dengan orang lain, klien
mengatakan lebih enak sendiri, klien mengatakan
Objektif :
hanya memiliki 4 teman yang dekat, klien
mengatakan tidak mau kontak mata karena takut - Kontak mata sangat kurang
dipelototin. - Tampak bingung
- Klien tampak sendiri dipojok dekat pohon, klien - Sering terdiam
tampak merangkul kaki (kadang-kadang), klien - Tidak banyak bicara jika tidak
tampak kontak mata sangat kurang saat ditanya.
berkomunikasi, klien tampak sering diam dan Analisa :
menatap ke bawah, klien tampak bingung.
Masalah isolasi social Belum teratasi

Diagnosa keperawatan : Isolasi Sosial Planning klien :

Tindakan keperawatan : Sp1 - Menyarankan klien untuk


melakukan latihan
- Mendiskusikan penyebab Isolasi Sosial
memperkenalkan diri dan
- Mendiskusikan tentang keuntungan dari
berkenalan dengan satu orang
berhubungan sosial dan kerugian dari menarik diri.
dengan benar.
- Mencontohkan kepada klien cara berkenalan
- Menganjurkan klien untuk
dengan 1 orang dan memperkenalkan diri.
memasukkan kegiatan latihan
- Menyarankan kepada klien untuk mencontohkan
berkenalan dan memperkenalkan
cara berkenalan dan memperkenalkan diri dengan
diri ke dalam jadwal kegiatan
satu orang.
harian.
- Memberi reinforcement
- Menyarankan kepada klien untuk memasukkan
kegiatan berkenalan dan memperkenalkan diri ke
dalam jadwal harian.

Rencana tindak lanjut perawat :

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


- Memberi kesempatan kepada klien
memperkenalkan cara berkenalan dengan dua

68
orang atau lebih.
- Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan
Ttd
latihan berbincang-bincang (berkenalan) dalam
kegiatan harian (jadwal), pada tanggal 19 Maret
2014 pukul 09.00 wib.
Perawat

69
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tn. A Ruang : Cempaka RM No. 735

Tindakan Keperawatan Evaluasi

Rabu, 19 Maret 2014 pukul 09.15 WIB Subjektif :

Data pasien : Pasien mengatakan masih takut untuk


berkenalan diri kepada banyak orang,
- Klien mengatakan sudah melakukan yang suster
masih takut untuk menatap lawan
sarankan kemarin (berkenalan, memperkenalkan
bicara tidak ingin berlama-lama saat
diri), masih takut untuk terlalu banyak berkenalan
berinteraksi.
dan memperkenalkan diri takut dimarah.
- Klien tampak mampu melakukan perkenalan
dengan baik, dan mampu melakukan cara
Objektif :
berkenalan dengan lumayan baik, berkenalan
dengan Tn. D. Kontak mata masih kurang, tampak Kontak mata masih kurang, sering
kurang betah berlama-lama saat memperkenalkan menunduk dan melihat ke arah lain saat
diri dan saat mengajak orang lain berkenalan, diajak bicara.
setelah berkenalan dan memperkenalkan diri klien
langsung duduk di pojok dekat tempat cuci piring,
sering menunduk ke bawah dan melihat ke arah Analisa :
lain saat diajak bicara.
Masalah Isolasi Sosial belum teratasi.

Diagnosa keperawatan : Isolasi Sosial


Planning klien :

- Menyarankan klien untuk


Tindakan keperawatan : Sp2
memperkenalkan diri dan
- Menanyakan kembali tentang jadwal kegiatan berkenalan dengan 2 orang.
harian klien. - Menyarankan klien memasukkan
- Menanyakan kembali tentang perkenalan dan cara ke dalam jadwal kegiatan yang
berkenalan klien dengan orang lain. dilakukan.
- Menyarankan pada klien untuk mencontoh cara - Memberikan reinforcement
berkenalan dengan 2 orang atau lebih. kegiatan harian.

70
- Memberikan reinforcement.
- Menyarankan pada klien untuk memasukkan
kegiatan.

Rencana tindak lanjut perawat :

- Evaluasi jadwal kegiatan harian memperkenalkan


diri dan berkenalan dengan 2 orang.
- Anjurkan klien latihan memperkenalkan diri dan
berkenalan dengan 3-4 orang.

Ttd

Perawat

71
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tn. A Ruang : Cempaka RM No. 735

Tindakan Keperawatan Evaluasi

Kamis, 20 Maret 2014 pukul 10.00 WIB Subjektif :

Data pasien : Klien mengatakan berkenalan dan


memperkenalkan diri kepada yang mau
- Klien mengatakan masih takut untuk berkenalan
enak diajak bicara saja, takut marah jika
dan memperkenalkan diri kepada banyak orang,
dipaksa diajak bicara.
masih takut untuk menatap lawan bicara, tidak
ingin berlama-lama saat berinteraksi sudah
melakukan latihan memperkenalkan diri dan
Objektif :
berkenalan dengan 2 orang.
- Kontak mata masih kurang, sering menunduk dan Kontak mata sudah lebih sering,
melihat ke arah lain saat diajak bicara. terkadang klien masih menunduk saat
bicara, memperkenalkan diri dan
berkenalan pada 4 orang, beraktivitas
Diagnosa keperawatan : Isolasi Sosial
bersama teman-temannya (kerja bakti).

Tindakan keperawatan : Sp2


Analisa :
- Menanyakan kembali tentang latihan
Isolasi Sosial belum teratasi.
memperkenalkan diri dari berkenalan dengan 2
orang.
- Memotivasi klien untuk memperkenalkan diri dan
Planning klien :
berkenalan dengan 4 orang.
- Memberi reinforcement pada klien. - Menyarankan klien untuk latihan
- Menyarankan klien untuk memasukkan ke jadwal berkenalan dan memperkenalkan
kegiatan harian setelah melakukan latihan diri dengan 1 orang, 2 orang dan 4
berkenalan dan memperkenalkan 4 orang. orang.
- Menganjurkan klien untuk
memasukkan ke dalam jadwal
Rencana tindak lanjut perawat :
kegiatan harian.

72
- Evaluasi jadwal latihan memperkenalkan diri dan
berkenalan dengan 1 orang, 2 orang dan 4 orang.
- Anjurkan klien untuk memperagakan cara
berkenalan dan memperkenalkan diri pada 1-4
orang.
- Motivasi klien untuk latihan berkenalan dan
memperkenalkan diri dengan 1, 2 dan 4 orang dan
beri reinforcement.
- Anjurkan untuk memasukkan ke dalam jadwal
harian klien.

Ttd

Perawat

73
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tn. A Ruang : Cempaka RM No. 735

Tindakan Keperawatan Evaluasi

Jum’at, 21 Maret 2014 pukul 10.00 WIB Subjektif :

Data pasien : Klien mengatakan senang dapat


berbincang-bincang : berkenalan dan
- Klien mengatakan berkenalan dan
memperkenalkan diri pada orang lain,
memperkenalkan diri pada yang mau saja dan enak
merasa nyaman ada yang diajak bicara,
di ajak bicara saja, takut marah jika dipaksa diajak
bisa meminta bantuan, bisa tahu nama,
bicara, kontak mata sudah lebih sering, terkadang
hobi dan asal orang lain, berbincang
klien masih menunduk saat bicara.
pada yang mau saja, takut dimarah jika
dipaksa, tidak bingung jika ada teman
Diagnosa keperawatan : Isolasi Sosial bicara.

Tindakan keperawatan : Objektif :

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien Tampak sudah sering melakukan kontak
(menanyakan berkenalan dengan 1-4 orang dan mata walau hanya sebentar, mampu
memperkenalkan diri. menyampaikan perasaan dengan baik,
- Memotivasi klien untuk memperagakan cara masih suka menunduk kadang-kadang,
berkenalan dan memperkenalkan diri pada 1-4 menjawab singkat setiap pertanyaan.
orang.
- Memberikan reinforcement.
- Menganjurkan klien untuk memasukkan kegiatan Analisa :
ke dalam jadwal harian.
Isolasi Sosial belum teratasi.

Rencana tindak lanjut perawat :


Planning klien :
- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien latihan
berkenalan dan memperkenalkan diri pada 1-4 - Menyarankan klien untuk latihan
orang. berkenalan dan memperkenalkan

74
diri (berbincang-bincang) dengan
teman-temannya.
- Menyarankan klien untuk
memasukkan jadwal kegiatan
harian ke dalam jadwal harian.

Ttd

Perawat

75
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tn. A Ruang : Cempaka RM No. 735

Tindakan Keperawatan Evaluasi

Senin, 24 Maret 2014 pukul 10.00 WIB Subjektif :

Data pasien : Klien mengatakan pada hari Sabtu, dan


minggu tidak ada latihan berkenalan
- Klien mengatakan senang dapat berbincang-
dan memperkenalkan diri karena
bincang : berkenalan dan memperkenalkan diri
teman-teman dipanti tidak mau diajak
pada orang lain, merasa nyaman ada yang diajak
bicara tiba-tiba ditinggal saja, bicara
bicara, bisa meminta bantuan, bisa tahu nama
pada teman-teman yang saat lagi
lengkap, nama panggilan, hobi dan asal orang lain,
merokok dan minum kopi, saat tidur
bicara pada yang mau saja, takut dimarah jika
juga langsung pada tidur dan diam saja,
dipaksa, tidak bingung jika ada teman bicara.
klien mengatakan senang dan tenang
- Tampak sudah sering melakukan kontak mata
bisa memperkenalkan diri dan
walau hanya sebentar, mampu menyampaikan
berkenalan pada 5 orang (kelompok
perasaan dengan baik, masih suka menunduk
kecil).
kadang-kadang, menjawab singkat setiap
pertanyaan.

Objektif :
Diagnosa keperawatan : Isolasi Sosial
Tampak klien masih suka menunduk
saat bicara, kontak mata sudah agak
sering, tampak masih jarang memulai
Tindakan keperawatan :
pembicaraan, berjabat tangan saat
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien latihan berkenalan, tersenyum, ada kontak
berkenalan dengan 1, 2, 4 orang dan mata, badan sedikit membungkuk.
memperkenalkan diri.
- Melanjutkan latihan berkenalan dan
memperkenalkan diri pada 5 orang. Analisa :
- Menyarankan untuk memasukkan latihan
Isolasi Sosial belum teratasi.
berkenalan dan memperkenalkan diri pada 5 orang
ke dalam jadwal harian klien.

76
Rencana tindak lanjut perawat :

- Evaluasi jadwal kegiatan harian latihan Planning klien :


memperkenalkan diri dan berkenalan dengan 5
- Menyarankan untuk latihan
orang.
berkenalan dan memperkenalkan
- Lanjut dalam berkenalan dan memperkenalkan diri
diri pada 5 orang (kelompok kecil).
dalam kelompok (10 orang), TAK sosialisasi.
- Menyarankan untuk memasukkan
jadwal kegiatan latihan dengan 5
orang ke dalam jadwal harian
klien.

Ttd

Perawat

77
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tn. A Ruang : Cempaka RM No. 735

Tindakan Keperawatan Evaluasi

Jum’at, 28 Maret 2014 pukul 14.00 WIB Subjektif :

Data pasien : Klien mengatakan akan berusaha


melakukan dengan baik apa yang telah
- Klien mengatakan kalau badan, terutama
didiskusikan tadi bersama perawat,
pendengaran kaki, tangan, siku, sela jari-jari kaki
gatal diatas siku, jari-jari dan kaki sudah
gatal-gatal (koreng), klien mengatakan kuku jarang
dikasih salep, makan cuci tangan, gogok
digosok saat mandi, jarang cuci rambut, gosok gigi
gigi biasa hanya 1 x saja/hari, keramas
hanya pagi saja, tampak rambut berminyak dan
jika ada shampo.
sedikit ketombe, pergelangan kaki, jari-jari kaki,
suka gatal-gatal (koreng) tercium bau asam
(keringat) pada area rambut, ujung kuku hitam
Objektif :
agak panjang.
Tampak klien mampu melakukan
diskusikan dengan baik, mampu
Diagnosa keperawatan : Defisit Perawatan Diri
menyebut pentingnya menjaga
(Kebersihan Diri)
kebersihan diri, walau harus dibantu
perawat, dalam menyebutkan cara-cara
menjaga kebersihan diri dan cara
Tindakan keperawatan :
makan yang benar namun tidak semua
- Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri (mandi, tahu/benar, mampu mengulang apa
keramas, gosok gigi, potong kuku), makan yang yang telah disampaikan walau sedikit
baik/benar. harus dimotivasi.
- Mendiskusikan cara-cara menjaga kebersihan diri
dan cara makan yang baik/benar.
- Menyarankan klien untuk memperagakan kembali Analisa :
apa yang telah dicontohkan.
Masalah DPD belum teratasi
- Menganjurkan klien untuk latihan kegiatan cara-
cara kebersihan diri dan cara makan yang benar.
- Menyarankan klien untuk memasukkan kegiatan

78
latihan ke dalam jadwal harian. Planning klien :

- Menyarankan klien untuk latihan


Rencana tindak lanjut perawat : kegiatan cara menjaga kebersihan
diri yang benar dan cara makan
- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien tentang cara
yang benar.
menjaga kebersihan diri dan cara makan yang
- Menganjurkan untuk memasuki
benar
kegiatan latihan ke dalam jadwal
- Diskusikan cara eliminasi BAK/BAB yang baik.
harian klien.
- Contohkan pada klien cara eliminasi yang baik.
- Anjurkan klien untuk memasukkan kegiatan latihan
ke dalam jadwal kegiatan harian.

Ttd

Perawat

79
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tn. A Ruang : Cempaka RM No. 735

Tindakan Keperawatan Evaluasi

Senin, 31 Maret 2014 pukul 14.35 WIB Subjektif :

Data pasien : Klien mengatakan sudah latihan


menjaga kebersihan diri di hari Sabtu
- Klien mengatakan akan berusaha melakukan
dan minggu dan cari makan yang baik,
dengan baik apa yang telah didiskusikan bersama
klien mengatakan senang dapat
perawat, gatal-gatal di area siku, jari-jari, dan kaki
melakukan kegiatan, klien mengatakan
sudah dikasih salep, makan cuci tangan, gosok gigi
cara BAB/BAK yang benar, klien
biasa hanya 1 x saja/hari, keramas jika ada
mengatakan cara Bak yang benar, klien
shampo.
mengatakan senang dapat informasi
- Tampak klien mampu melakukan diskusi dengan
dan berdiskusi dengan perawat, gogok
baik, mampu menyebut pentingnya menjaga
gigi 2x, makan cuci tangan, mandi,
kebersihan diri walau harus dibantu perawat dalam
keramas tapi tidak pakai shampo dari
menyebutkannya, menyebutkan cara-cara menjaga
yang atas ke bawah mengosok badan.
kebersihan diri dan cara makan yang benar namun
tidak semua tahu/benar, mampu mengulang apa
yang telah disampaikan walau sedikit harus
Objektif :
dimotivasi.
Tampak klien mampu
mengungkapkan/menyebut cara-cara
Diagnosa keperawatan : Defisit Perawatan Diri
eliminasi walau tidak semua benar,
(Kebersihan Diri)
klien mampu mengungkapkan kembali
apa yang telah disampaikan oleh
perawat, walau kadang dibantu,
Tindakan keperawatan :
mampu mengikuti diskusi dengan baik,
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien tentang tampak rambut rapi, bersih, kuku bersih
latihan kebersihan diri : gosok gigi, mandi, pendek, nafas tidak bau, gatal-gatal
keramas, potong kuku dan cara makan yang benar. sudah mengering.
- Mendiskusikan cara eliminasi : BAB/BAK yang
baik/benar.

80
Analisa :

Rencana tindak lanjut perawat : masalah DPD belum teratasi

- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien tentang cara


menjaga kebersihan diri dan cara makan yang
Planning klien:
benar
- Diskusikan cara eliminasi BAK/BAB yang baik. - Menyarankan klien untuk latihan
- Contohkan pada klien cara eliminasi yang baik. kegiatan cara menjaga kebersihan
- Anjurkan klien untuk memasukkan kegiatan latihan diri yang benar dan cara makan
ke dalam jadwal kegiatan harian. yang benar.
- Menganjurkan untuk memasuki
kegiatan latihan ke dalam jadwal
harian klien.

Ttd

Perawat

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tn. A Ruang : Cempaka RM No. 735

Implementasi Evaluasi

81
Selasa, 1 april 2014, 14.00 WIB Subjektif :

Kondisi klien : Klien mengatakan BAK pada closed/wc, sudah


BAB dan cuci tangan setelahnya, memahami
Klien mengatakan sudah latihan menjaga
apa yang telah didiskusikan bersama,
kebersihan diri di hari Sabtu dan minggu dan
menyebutkan cara-cara berdandan, tidak ada
cari makan yang baik, klien mengatakan
minyak rambut, tidak ada sisir, baju sudah
senang dapat melakukan kegiatan, klien
disiapkan oleh petugasnya
mengatakan cara BAB/BAK yang benar, klien
mengatakan cara Bak yang benar, klien Objektif :
mengatakan senang dapat informasi dan
Tampak klien mampu menyebutkan cara
berdiskusi dengan perawat, gogok gigi 2x,
berdandan, berpakaian, bersisir, dan bercukur
makan cuci tangan, mandi, keramas tapi tidak
diingatkan, mampu memperagakan kembali
pakai shampo dari yang atas ke bawah
dengan apa yang telah dicontohkan, latihan
mengosok badan. Tampak klien mampu
BAK/BAB yang benar telah dilakukan dan telah
mengungkapkan/menyebut cara-cara
dimasukan kedalam jadwal kegiatan harian
eliminasi walau tidak semua benar, klien
mampu mengungkapkan kembali apa yang Analisa :
telah disampaikan oleh perawat, walau
Masalah DPD teratasi
kadang dibantu, mampu mengikuti diskusi
dengan baik, tampak rambut rapi, bersih, Planning klien :
kuku bersih pendek, nafas tidak bau, gatal-
- Menyarankan klien untuk latihan
gatal sudah mengering.
berdandan yang benar
Diagnose keperawatan : DPD - Menyarankan klien untuk memasukan
latihan kedalam jadwal kegiatan
Tindakan Keperawatan :
harian
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien
- Mendiskusikan cara bedandan
- Mencontohkan cara berdandan yang
baik
- Menyarankan pasien mempraktekkan
cara berdandan yang benar
- Menyarankan pasien memasukan
dalam jadwal kegiatan harian

82
Rencana Tindak Lanjut Perawat:

- Mendiskusikan kemampuan dan


aspek positif yang dimiliki pasien
- Membantu pasien menilai
kemampuan yang masih dapat
digunakan
- Membantu pasien memilih kegiatan
yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan
- Melatih pasien sesuai kemampuan
yang dipilih
- Memberikan pujian yang wajar
terhadap keberhasilan pasien
- Mengajurkan pasien memasukan
dalam jadwal kegiatan harian

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tn. A Ruang : Cempaka RM No. 735

83
Implementasi Evaluasi

Rabu 02 april 2014 Subjektif :

Kondisi klien : Klien mengatakan dirumah pernah cuci baju,


cuci piring, menyapu, mengepel, bersihkan
Klien mengatakan tidak ada yang disukai dari
kamar mandi, selama disini jarang bahkan
dirinya, tidak tahu hal apa yang disukai dari
sudah tidak pernah karena ada petugas
dirinya, klien mengatakan dirinya biasa saja
perintah / percaya, paling bersihkan got / sikat
dalam keluarga, tidak tahu pendapat orang
selokan, menyapu dan mengepel jika disuruh
lain tentang dirinya.
saja, yang lain tidak pernah
Tampak kontak mata sangat kurang, sering
Objektif :
menunduk.
Tampak klien mampu mengungkapkan
Diagnosa keperawatan :
kemampuan positifnya, menyapu, mengepel,
Harga Diri Rendah mencuci piring, cuci / bersihkan kamatr
mandi, merapikan tempat tidur, tampak
Tindakan keperawatan :
mampu memilih kegiatan yang akan/ yang
- Mendiskusikan kemampuan dan aspek ingin dilatih yaitu menyapu dan mengepeldan
positif yang dimiliki klien mencuci piring untuk besoknya. Mampu
- Mendiskusikan dengan klien untuk untuk menyebutkan peralatan yang harus disiapkan
menilai kemampuan yang masih dapat untuk menyapu dan mengepel serta mampu
dilakukan memperagakan kembali cara-cara kegiatan
- Mendiskusikan dengan klien untuk menyapu dan mengepel yang benar, kontak
memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai sudah sering dan bicara berhadapan.
dengan kemampuan
- Mencontohkan pada klien sesuai kegiatan
atau kemampuan yang dipilih Analisa :
- Menyarankan klien untuk memperagakan
Masalah HDR belum teratasi
kembali dengan apa yang telah
dicontohkan Planning Klien :
- Memberikan pujian sewajarnyan
- Menyarankan klien untuk latihan
- Menyarankan klien untuk memasukan
kegiatan menyapu dan mengepel
latihan kedalam jadwal harian
lantai
Rencana Tindak lanjut perawat :
- Menyarankan klien untuk memasukan

84
- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien kegiatan latihan kedalam jadwal
latihan kegiatan kegiatan harian klien
- Diskusikan kemampuan menyapu dan
mengepel
- Diskusikan kemampuan menyuci
piring
- Contohkan kemampuan menyapu,
ngepel dan menyuci piring
- Sarankan klien untuk memperagakan
kembali apa yang telah di contohkan
- Beri pujian sewajarnya
- Anjurkan untuk memasukan latihan Ttd
kedalam jadwal kegiatan harian klien
Perawat

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tn. A Ruang : Cempaka RM No. 735

Implementasi Evaluasi

Kamis, 03 april 2014 Subjektif :

Kondisi Klien : Klien mengatakan ada latihan jam 16.00


menyapu, mengepel, klien mengatakan alat-
Klien mengatakan dirumah pernah mencuci
alat mencuci piring ; sabun, spon,

85
piring, menyapu, mengepel, membersihkan ember/baskom berisi air bersih, selang atau
kamar mandi, selama disini jarang bahkan air yang mengalir, tempat/ keranjang untuk
sudah tidak pernah karena ada yang petugas tempat yang sudah bersih. Klien selama disini
perintah / percaya, paling bersihkan got/ sikat belum pernah lagi mencuci piring/ gelas/
selokan, menyapu dan mengepel jika disuruh sendok, senang dapat melakukan cuci piring.
saja,yang lain tidak pernah.
Objektif :
Tampak klien mampu mengungkapkan
Tampak klien melakukan tugas yang diberikan
kemampuan positifnya, menyapu, mengepel,
perawat secara mandiri, mampu mengikuti
mencuci piring, cuci / bersihkan kamatr
diskusi dengan baik, mampu mengungkapkan
mandi, merapikan tempat tidur, tampak
pendapat tentang alat-alat yang digunakan
mampu memilih kegiatan yang akan/ yang
untuk mencuci piring, mampu memperagakan
ingin dilatih yaitu menyapu dan mengepeldan
kembali cara- cara mencuci piring yang benar,
mencuci piring untuk besoknya. Mampu
tampak bersemangat dan mampu
menyebutkan peralatan yang harus disiapkan
menyelesaikan cuci piring dengan baik,
untuk menyapu dan mengepel serta mampu
tampak santai dan komunikasi tetap ada, saat
memperagakan kembali cara-cara kegiatan
bicara kontak mata selalu ada
menyapu dan mengepel yang benar, kontak
sudah sering dan bicara berhadapan.

Analisa :

Diagnosa keperawatan : Maslah HDR Belum teratasi

Harga Diri Rendah Planning Klien :

Tindakan Keperawatan : - Menyarankan klien untuk latihan kegiatan


mencuci piring yang benar
- Mengevaluasi jadwal kegiatan latihan
- Menyarankan klien memasukan latihan
menyapu dan mengepel
cuci piring kedalam jadwal kegiatan
- Mendiskusikan cara mencuci piring yang
harian
benar
- Mencontohkan cara mencui piring yang
benar
- Menyarankan kepada klien untuk
memperagakan kembali dengan apa yang
telah dicontohkan

86
- Memberikan pujian sewajarnya
- Menyarankan klien untuk memasukan
kedalam jadwal kegiatan harian.

Rencana Tindak Lanjut Perawat :

- Evaluasi jadwal kegiatan harian latihan


mencuci piring
- Diskusikan kemampuan membersihkan
kamar mandi/ WC
- Contohkan cara membersihkan kamar
mandi/ WC yang benar.
- Anjurkan klien untuk memperagakan
kembali apa yang telah di contohkan
Ttd
- Beri pujian sewajarnya
- Anjurkan untuk memasukan latihan
kegiatan kedalam jadwal kegiatan harian
Perawat

87

Anda mungkin juga menyukai