Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta sudah dikenal lama kaya akan berbagai
bahan galian, antara lain batu andesit, pasir, krikil, kalsit, kaolin, zeolit, serta breksi batu
apung. Khususnya dusun Kalisonggo, Desa Pendoworejo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten
Kulon Progo terdapat bahan galian batu andesit.
Di daerah Girimulya, Kecamatan Girimulya, Kabupaten Kulonprogo, batuan andesit
merupakan bagian dari Formasi Andesit Tua yang berupa lava dan fragmen breksi vulkanik
(Bemmelen, 1949).
Usaha Pertambangan bahan galian merupakan salah satu industri untuk menyediakan
bahan baku baik untuk keperluan pembangunan maupun industri lainnya. Berdasarkan hasil
pengamatan yang ada di lapangan di Kecamatan Girimulya Kabupaten Kulonprogo
menunjukkan adanya potensi bahan galian andesit. Bahan galian andesit yang terdapat di
Kecamatan Girimulyo terlihat sangat kompak dan dengan jumlah yang cukup banyak. Selain
itu kebutuhan andesit sebagai bahan bangunan pada saat ini cukup banyak. Oleh karena itu
bahan galian andesit yang ada di lokasi tersebut sangat baik untuk dapat dikembangkan
menjadi suatu kegiatan investasi di sektor pertambangan.
PT. RQD merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang Pertambangan
Umum, Memegang Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi No. 342 Tahun 2009 dari Bupati
Kulonprogo. Dimana wilayah Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi tersebut dengan luas
3.776,1 Hektar berada di Kecamatan Girimulyo Kabupaten Kulonprogo.

Dari hasil eksplorasi yang telah dilakukan di wilayah IUP Eksplorasi sudah
ditemukan sumberdaya dan cadangan batu andesit yang cukup untuk dikembangkan atau
dilakukan kegiatan penambangan. Mengingat hal tersebut di atas, maka PT. Abadi Mining
Sejahtera mulai mengkaji kelayakan dari deposit yang telah ditemukan, baik kelayakan teknis,
ekonomis dan kelayakan lingkungannya. Dalam mengkaji kelayakan ini, sekaligus dikaji
secara detail kemungkinan perencanaan tambangnya (mine design), urutan dan tahapan
penambangan, kebutuhan peralatan dan permodalan serta organisasi yang diperlukan.
Mengingat biaya investasi yang dibutuhkan cukup besar dan outcome ekonomi
maupun resiko lingkungan yang besar, maka untuk menindaklanjuti kegiatan eksplorasi

I-1
diperlukan kegiatan Studi Kelayakan yang merujuk pada Keputusan Menteri Energi Dan
Sumber Daya Mineral Nomor: 1806.K/30/MEM/2018 Tanggal: 30 April 2018 tentang
pedoman pelaksanaan penyusunan, evaluasi, persetujuan rencana kerja dan anggaran biaya,
serta laporan pada kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara.
Menyadari bahwa rencana kegiatan penambangan akan menimbulkan dampak
penting terhadap lingkungan hidup, baik dampak yang positif maupun dampak negatif; maka
pekerjaan studi kelayakan ini terintegrasi dengan Study Lingkungan.

1.2. Maksud dan Tujuan


1.2.1. Maksud

1. Memperoleh gambaran tentang Kelayakan Investasi Pertambangan batu andesit yang


akan diusahakan oleh PT. Abadi Mining Sejahtera.
2. Untuk menilai tingkat kelayakan berdasarkan kriteria finansial, teknis maupun
kelayakan lingkungan investasi pertambangan batu andesit yang dimaksud.

1.2.2. Tujuan
Tujuan pokok dari kegiatan ini untuk menentukan Kelayakan Rencana Investasi
Penambangan batu andesit yang akan diusahakan oleh PT. Abadi Mining Sejahtera yang
mencakup Kelayakan Teknis, Ekonomi, dan Lingkungan Hidup. untuk dijadikan dasar
pengambilan keputusan apakah investasi pertambangan layak untuk dapat direalisasikan
dengan melewati prosedur-prosedur formal yang berlaku.

I-2
1.3. Ruang Lingkup dan Metode Studi
1.3.1. Ruang Lingkup

Lingkup pekerjaan mencakup kelayakan teknik dan kelayakan ekonomi, mengacu


pada Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor: 1806.K/30/MEM/2018
Tanggal: 30 April 2018 tentang pedoman pelaksanaan penyusunan, evaluasi, persetujuan
rencana kerja dan anggaran biaya, serta laporan pada kegiatan usaha pertambangan mineral
dan batubara Adapun aspek-aspek yang dibahas dalam ruang lingkup studi kelayakan
Penambangan batu andesit oleh PT. Abadi Mining Seajahtera adalah sebagai berikut:
1. Aspek geologi dan sumberdaya terukur batu andesit yang didapat dari hasil
Eksplorasi selama ini dan hasil eksplorasi terdahulu. Dalam aspek ini beberapa hal
yang dikaji/ dideskripsi adalah Geologi regional wilayah Izin Usaha Pertambangan
(IUP), formasi pembentuk batu andesit, studi geologi yang mempengaruhi
penyebaran dan kualitas batu andesit, jumlah, tebal dan variasi kualitas batu andesit,
luas penyebaran serta jumlah sumberdaya dan cadangan batu andesit tersebut.
2. Aspek prasarana dan sarana penunjang yang seperti; jalan, basecamp, perkantoran,
workshop, warehouse, power plant, dan lain sebagainya.
3. Aspek peralatan baik peralatan tambang, peralatan pengangkutan, dan peralatan
pengolahan.
4. Aspek lingkungan dan K3 tambang.
5. Aspek pemasaran batu andesit, kondisi pasar batu andesit saat ini, potensi pasar dan
strategi pemasaran.
6. Aspek pemberdayaan masyarakat sekitar tambang (Community Development).
7. Aspek pasca tambang meliputi komitmen dan perencanaan awal terhadap semua aset
dan infrastruktur yang ditinggalkan dan pengelolaan lahan bekas tambang serta
masalah sosial.
8. Aspek keekonomian dan investasi serta analisis kelayakan penambangan batu
andesit.

1.3.2. Metode Studi

Pendekatan metodologis yang dilakukan dalam pembuatan laporan studi kelayakan


ini dapat dilihat dalam bagan berikut :

I-3
Gambar 1.1. Bagan Alir Studi Kelayakan

STUDI DATA EKSPLORASI


1. Peta Topografi dan Peta Geologi
2 Penggalian Test Pit
3. Geofisika
4. Kualitas Andesit
5. Geoteknik

STUDI RENCANA STRUKTUR ORGANISASI


INFRASTRUKTUR TAMBANG
1. Kantor, Bengkel ,Gudang, PENAMBANGAN DAN SUMBER DAYA
Basecamp, dll 1. Mlneable & Marketable MANUSIA
2. Jalan angkut. barge loader 2. Target Produksl
dan ship loader 3. Peralatan Penambangan
4. Layout Tambang
5. Penirisan Tambang

PENGOLAHAN
1. Spesiflkasl feeding
2. Spesiflkasl produk
3. Target Produksl PENGEMBANGAN
LINGKUNGAN,
MASYARAKAT,PASCA
KESELAMATAN
TAMBANG.PENGGUNAAN
TAMBANG
PRODUK LOKAL
DAN KE5EHATAN
KERJA
PEMASARAN
1. Pangsa Pasar
2. Harga
3. strategi

1. KEBUTUHAN INVESTASI
2. BIAYA PRODUKSI
3. ANALISA KELAYAKAN

I-4
A. Geologi dan Keadaan Endapan
1. Tujuan
Untuk menelaah dan mengevaluasi data geologi, struktur geologi, dan data
pemboran inti sebagai data base untuk kajian selanjutnya.
2. Ruang Lingkup
a. Bentuk penampang geologi dan peta kontur struktur
b. Geologi struktur
c. Estimasi cadangan batu andesit
d. Peta penyebaran kualitas batu andesit
e. Peta ketebalan overburden pada daerah prospektif.

B. Geoteknik
1. Tujuan
Untuk menelaah data geoteknik yang mencakup sifat fisik dan mekanik over
burden, batuan dasar batu andesit yang diperoleh dari pengujian-pengujian
geoteknik, sebagai data utama dalam perancangan tambang terbuka terutama
dalam penentuan geometri lereng penggalian.
2. Ruang Lingkup
Yaitu rancangan geometri dan kemantapan lereng tambang baik lereng
produktif maupun lereng non-produktif, serta lereng penimbunan over
burden/waste. Data-data yang diperlukan data geomekanika, sesar/kekar, sifat
fisik batuan.

C. Rencana Penambangan
1. Tujuan
Menelaah rancangan geometri penggalian, urutan penambangan, batas
penambangan (ultimate pit slope), dan jalan angkut tambang terbuka untuk
diterapkan di cadangan Batu andesit PT. Abadi Mining Sejahtera.
2. Ruang Lingkup
a. Sistem/Metode dan tata cara penambangan (dilengkapi dengan bagan alir)
b. Tahapan kegiatan penambangan (termasuk penanganan tanah penutup)
c. Rencana produksi (kuantitas, kualitas, stripping ratio)
d. Peralatan (jenis, jumlah, dan kapasitas)
e. Jadwal rencana produksi dan umur tambang
f. Rencana penanganan/perlakuan batu andesit yang belum terpasarkan

I-5
g. Rencana pemanfaatan batu andesit
h. Rencana penanganan/perlakuan sisa cadangan pada pasca tambang
i. Rencana fasilitas penunjang penambangan dan infrastruktur.

D. Hidrologi dan Hidrogeologi


1. Tujuan
Untuk menelaah data hidrogeologi yang mencakup pola penirisan (drainage)
lokal, daerah tangkapan hujan (catchment area), pengaruh air tanah terhadap
kondisi tambang, serta pola penyaliran yang sesuai untuk tambang setempat.
2. Ruang Lingkup
a. Data hidrogeologi
b. Penaksiran debit air
c. Rancangan penyaliran.

E. Kualitas batu andesit


1. Tujuan
a. Penting untuk perencanaan tambang dan kajian pemanfaatan batu andesit
b. Menelaah cebakan batu andesit dan penyebaran kualitas sebagai data
c. Menelaah dan mengevaluasi rencana pengolahan batu andesit yang
mungkin diterapkan di pertambangan batu andesit tersebut.
2. Ruang Lingkup
mencakup analisis data berdasarkan:
a. Analisa hasil uji kualitas Batu andesit yang meliputi:
 Abrasivitas
 Petrografi
 Uji beban titik
 Uniaxial Compression Strength
 Uji kuat tekan
 Uji kuat geser
 Tingkat keausan
 Sifat fisik.
b. Studi/percobaan pengolahan
c. Tata cara pengolahan
d. Peralatan pengolahan
e. Hasil pengolahan dan rencana pemanfaatan

I-6
f. Jenis, jumlah, kualitas, dan hasil pengolahan dan tailing.

F. Rencana Pengolahan
1. Tujuan
Menelaah dan mengevaluasi alternatif alat dan proses pengolahan batu andesit
berdasarkan kualitas dan pangsa pasar.
2. Ruang Lingkup
a. Kajian spesifikasi alat.
b. Kajian proses produksi.

G. Transportasi dan Penimbunan


1. Tujuan
Menelaah dan mengevaluasi alternatif sarana dan model transportasi batu
andesit dari tambang ke pembeli, baik secara teknis maupun ekonomis.
2. Ruang Lingkup
a. Evaluasi kelayakan teknis alternatif jalur pengangkutan yang tersedia
b. Telah keekonomian setiap alternatif jalur pengangkutan
c. Penentuan dan rancangan alternatif terpilih.

H. Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja


1. Tujuan
Menelaah dan menilai kelayakan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja
berkaitan dengan kegiatan penambangan Batu andesit oleh PT. Abadi Mining
Sejahtera
2. Ruang Lingkup
a. Dampak kegiatan (tambang, pengolahan, sarana penunjang)
b. Pengelolaan lingkungan
c. Pemantauan lingkungan
d. Kesehatan dan keselamatan kerja.

I. Organisasi dan Tenaga Kerja


1. Tujuan
Menelaah dan mengevaluasi spesialisasi, profesionalisasi tenaga kerja dan
jumlah tenaga kerja serta alternatif pola hubungan kerja
2. Ruang Lingkup
a. Data kebutuhan tenaga ahli

I-7
b. Struktur pola hubungan antar profesi dan unsur dalam organisasi kerja.

J. Pemasaran
1. Tujuan
Mengkaji permintaan pasar dan kebutuhan batu andesit.
2. Ruang Lingkup
a. Data kebutuhan batu andesit tiap bulan
b. Data perusahaan developer.

K. Mine Closure
1. Tujuan
Mengkaji rencana reklamasi lokasi bekas penambangan
2. Ruang Lingkup
a. Data jenis tanah
b. Data jenis tanaman.

L. Kajian Ekonomi (Investasi dan Analisis Kelayakan)


1. Tujuan
Menelaah dan menilai kelayakan ekonomis dari rencana penambangan batu
andesit
2. Ruang Lingkup
a. Modal tetap
b. Modal kerja
c. Sumber dana 60% modal sendiri, 40% modal pinjaman.
d. Biaya prodduksi (termasuk biaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan,
K3)
e. Pendapatan penjualan
f. Cash flow (aliran uang tunai)
g. Perhitungan Discounted Cash Flow Rate of Return/Internal Rate of Return
(DCFROR/IRR)
h. Perhitungan Break Event Point (BEP)
i. Waktu pengambilan modal
j. Analisis kepekaan dan resiko.

I-8
1.4. Pelaksana Studi
a. Nama Perusahaan : PT. Abadi Mining Sejahtera
b. Alamat Kantor : Gedung Podomoro Sentral Pluit LT.5, Pluit Raya No.16,
Jakarta Utara
c. Penanggung Jawab : Febriadi Sapan Katinda
d. Direktur : Febriadi Sapan Katinda

1.5. Jadwal Waktu Studi

Agar dapat mengoptimalkan hasil kajian studi kelayakan, maka pelaksanaan studi
dilakukan dengan jadwal kegiatan sebagai berikut :

Tabel 1.1. Jadwal Studi Pelaksanaan Kelayakan

Minggu ke-
Kegiatan
No 1 2 3 4
1 Penyusunan Konsep Studi Kelayakan
2 Pengumpulan data eksplorasi
3 Pengumpulan literatur pendukung
4 Pengumpulan data sekunder
5 Verifikasi data eksplorasi
6 Obserfasi lapangan
7 Kompilasi data
8 Penyusunan Draf
9 Konsultasi laporan studi kelayakan
10 Finalisasi laporan studi kelayakan

1.6 Keadaan Umum

1.6.1 Lokasi dan Luas Wilayah Izin Usaha Pertambangan


Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT. RQD . Secara administrasi berada dalam
wilayah:
Kecamatan : Girimulyo
Kabupaten : Kulon Progo
Pemerintah Daerah : Daerah Istimewa Yogyakarta
Luas IUP : 3.776,1 Hektar
Data selengkapnya batas-batas koordinat Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi PT.
PT. ABADI MINING SEJAHTERA dapat dilihat pada table berikut ini:

I-9
Tabel 1.2 Koordinat Wilayah Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi PT. Abadi Mining
Sejahtera Luas 2.080,9 Ha

Garis Bujur (BT) Garis .Lintang (LS)


No
Derajat Menit Detik Derajat Menit Detik
1 109 3 58 0 47 10.6
2 109 6 30 0 47 10.6
3 109 6 30 0 46 24
4 109 7 28.6 0 46 24
5 109 7 28.6 0 45 34.5
6 109 8 3 0 45 34.5
7 109 8 3 0 45 9
8 109 5 6.4 0 45 9
3
9 109 5 6.4 0 45
4.5
10 ·109 3 58 0 45 34.5
Sumber : Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi No. 342 Tahun 2009

1.6.2 Kesampaian Daerah dan Sarana Perhubungan Setempat


1.6.2.1 Kesampaian Daerah

Daerah penyelidikan dapat ditempuh dengan jalur : Jakarta-Jogja dapat ditempuh


dengan pesawat terbang, dengan jarak tempuh ± 1 jam. Dari Jogja menuju desa Kalisonggo
bisa ditempuh melalui jalur darat menggunakan kendaraan roda empat ataupun kendaraan
roda dua melewati jalan Godean sejauh 35 Km yang dapat ditempuh selama 1,5 jam.
Selanjutnya menuju lokasi penyelidikan disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Kebutuhan logistik dan peralatan lapangan dibawa dari jogja dan sebagian lagi
didapati di desa yang berada di daerah penyelidikan.

1.6.2.2 Sarana Perhubungan Setempat


Sarana perhubungan dan transportasi yang umumnya digunakan oleh masyarakat
daerah Nanggulan berupa transportasi darat yang dipergunakan untuk menuju ke kota ataupun
desa satu dan lainnya.

1.6.3 Keadaan Lingkungan Daerah


Secara administratif lokasi rencana Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi
terletak di Desa Kalisonggo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Penggunaan lahan terbagi menjadi dua yaitu kegunaan lahan sebelum ditambang dan
kegunaan lahan sesudah ditambang. Tanaman sebelum ditambang yang terdapat disana adalah

I - 10
sengon, dan kelapa. Tanaman sesudah direklamasi seperti yang berada di Temon Wetan
sebagai kebun ketela bagi masyarakat.
Adapun yang membatasi wilayah Kabupaten Girimulyo adalah :
> Utara : Kecamatan Samigaluh
> Selatan : Kecamatan Pengasih
> Barat : Kabupaten Purworejo
> Timur : Kecamatan Nanggulan

Kecamatan Girimulyo memiliki luas wilayah 5.490,42 hektar, terdiri dari 4 desa, 7
pedukuhan, 129 RW dan 348 RT. Kecamatan Girimulyo merupakan wilayah terluas keempat
setelah Kecamatan Kokap, Pengasih, dan Samigaluh di wilayah Kabupaten Kulonprogo.
Sebagian besar wilayah Kecamatan Girimulyo berada di lereng pegunungan dengan
kemiringan lebih dari 45 derajat (Girimulyo dalam angka 2018).

Tabel 1.3 Presentase Luas kecamatan Girimulyo Menurut Desa

NO. Desa Luas (Ha) Persentase (%)


1 Giripurwo 1467,43 26,72
2 Jatimulyo 1629,06 29,67
3 Pendoworejo 1028,75 18,73
4 Purwosari 1365,18 24,86
Total 5490,42 100
Sumber : Girimulyo Dalam Angka 2018

1.6.3.1 Penduduk

Salah satu modal penting dalam pembangunan adalah penduduk karena penduduk
merupakan obyek sekaligus sebagai subyek dalam pembangunan itu sendiri. Penduduk
sebagai subyek berarti penduduk yang ada menjadi pelaku pembangunan yang akan
dilaksanakan. Penduduk sebagai obyek berarti penduduk merupakan tujuan dari
pembangunan itu, yaitu membangun manusia yang ada.

Jumlah penduduk Kecamatan Girimulyo pada tahun 2017 berdasarkan angka


estimasi Sensus Penduduk tahun 2010 (SP2010) yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik
(BPS) mencapai 22.615 jiwa, yang terdiri dari 11.051 penduduk laki-laki dan 11.564
penduduk perempuan. Kepadatan penduduk yang ada di Kecamatan Girimulyo adalah
sebanyak 411 jiwa per kilometer persegi.

I - 11
Dilihat menurut desa, yang memiliki tingkat kepadatan penduduk paling tinggi
adalah Desa Pendoworejo dengan kepadatan penduduk sebesar 496 jiwa per kilometer persegi
sedangkan yang paling rendah tingkat kepadatannya penduduknya adalah Desa Purwosari
dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 326 jiwa per kilometer persegi. Dilihat dari rasio
jenis kelamin, secara umum di Kecamatan Girimulyo, jika terdapat 100 perempuan maka
terdapat juga 96 laki-laki. Dari rasio jenis kelamin tersebut, dapat disimpulkan bahwa di
Kecamatan Girimulyo pada tahun 2017 penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan
dengan penduduk laki-laki.

1.6.3.2 Mata Pencaharian Penduduk


Secara garis besar, penduduk dalam hubungannya dengan kegiatan ekonomi
dibagi menjadi dua, yaitu:
- Penduduk usia dibawah 15 tahun
- Penduduk usia 15 tahun ke atas
Penduduk yang berusia 15 tahun ke atas digolongkan lagi menjadi dua, yaitu:
- Angkatan kerja, yaitu yang bekerja dan mencari kerja
- Bukan angkatan kerja, yaitu yang sekolah, mengurus rumah tangga, dan kegiatan
lainnya
Jumlah Pencari Kerja Terdaftar di Kabupaten Kulon Progo Pada Dinas Sosial
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kulon Progo pada Tahun 2017 sebesar 3.341
pekerja dengan kenaikan 13,59 persen. Pencari kerja di Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Pada
Tahun 2017 terbanyak terjadi pada bulan Juli dan November. Hal tersebut sangat berkaitan
dengan bulan kelulusan siswa sekolah dan Tahun Ajaran Baru Pendidikan.
Proporsi terbesar pencari kerja yang mendaftar pada dinas Sosial dan Tenaga Kerja
berpendidikan terakhir SMA sederajat yaitu sebesar 66,62 persen (2.226 orang). Tingginya
jumlah lulusan SMA yang mencari kerja karena banyaknya lulusan SMA sederajat yang tidak
melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi sehingga mereka memutuskan untuk
langsung terjun ke dunia kerja.
Menurut Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada tahun 2017persentase
penduduk angkatan kerja sebesar 74,61 persen sedangkan sisanya merupakan penduduk bukan
angkatan kerja sebesar 25,39 persen. Dari jumlah penduduk yang bekerja, sebagian besar
penduduk bekerja pada sektor pertanian sebanyak 31,67 persen, penduduk yang bekerja pada
sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 20,04 persen, sebanyak 18,57 persen bekerja
pada sektor industri, 14,97 persen bekerja pada sektor jasa kemasyarakatan, sosial, dan
perorangan, lima sektor yang lain yaitu sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik,

I - 12
gas dan air bersih, sektor konstruksi, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor lembaga
keuangan dan sektor jasa-jasa persentasenya kurang dari 13,40 persen.

1.6.4 Flora dan Fauna


1.6.4.1 Flora

Flora darat adalah tumbuhan/vegetasi yang membentuk asosiasi vegetasi di atas


sebidang tanah. Basil observasi lapangan pada wilayah IUP eksplorasi PT. Asia Pacific
Resources terbagi menjadi 3 (tiga) klasifikasi yaitu : vegetasi budidaya, hutan dan semak,
Vegetasi budidaya.
Vegetasi binaan yang berupa kebun tanaman budidaya ini tersebar disekitar lokasi
wilayah IUP Eksplorasi. Adapun jenis-jenis tanaman budidaya yang terdapat pada vegetasi
binaan adalah :

Tabel 1.4 Jenis Vegetasi Binaan di Sekitar Wilayah IUP Eksplorasi

No Nama Vegetasi Nama Ilmiah


1 Padi Oryza sativa
2 Kacang tanah Arachis hypogaea
3 Kedelai Glycine max
4 Jagung Zea Mays
5 Ketela pohon Manihot esculenta
6 Rambutan Sesbania grandiflora
7 Nangka Arthocarpus heterophyllus Lamk
8 Kakao Theobroma cacao
9 Kelapa Cocos nucifera
10 Jambu Anacardium sp
11 Tebu Saccharum officinarum L.
Sumber : Girimulyo dalam angka 2018

Vegetasi binaan yang berupa tanaman budidaya ini tersebar di sekitar desa daerah
pemukiman penduduk. Adapun jenis tanaman budidaya yang terdapat di vegetasi binaan ini
adalah padi (Oryza sativa), mereka memanfaatkan lahan dari hasil perladangan berpindah dan
bersifat musiman, mereka juga memanfaatkan tanaman alam di lahan sekitar mereka tinggal
yang pada umumnya ditanam secara non teknis (tanpa perawatan yang memadai) di sekitar
tepi sungai, jalan bekas ladang berpindah antara lain seperti kakao (Theobroma cacao) dan
kelapa (Cocos nucifera), tanaman tersebut pada dasamya berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari dan tambahan penghasilan rumah tangga.

I - 13
b. Hutan
Produksi tanaman kehutanan yang cukup besar adalah tanaman jati. Pada tahun
2016 menghasilkan 29.510,00 m3 atau naik sebesar 3,33 persen dibanding tahun 2015.
Sementara untuk produksi tanaman mahoni mencapai 6.450,40 m3 (naik 3,12 persen) dan
tanaman sengon tercatat mempunyai produksi 5.110,00 m3 atau naik sebesar 3,5 persen.

c. Semak
Semak belukar merupakan hutan pertumbuhan kembali sebagai hasil proses suksesi
hutan primer yang telah dibuka dan lahan perladangan berpindah yang telah ditinggalkan
beberapa tahun lalu. Jenis tumbuhan yang dijumpai antara lain :

Tabel 1.5 Jenis Vegetasi Semak di Sekitar Wilayah IUP Eksplorasi


No Nama Daerah Nama Ilmiah
1. Alang-alang Imperata cylindrical
2. Paku sayur Dplazium escelentum
4. Putri malu Mimosa pudica
5. Teki Cyperus rotundus
6. Regedeg Centella Asiatica L. Urban
7. Cengkodok Melastoma malabotricum
8. Paku kawat Nephrolepis exaltata
9. Paku air Sellaginela spp
10. Rambang Cyperus rotundus
12. Pandan Pandanussp
13. Semanggi Oxalis Corniculata L
Sumber : J. Manusia Dan Lingkungan, Vol. 23, No.2

1.6.4.2 Fauna

Fauna darat pada wilayah studi dibagi dalam dua kelompok antara lain satwa liar
dan satwa domestikasi I budidaya.
a. Satwa liar
Lokasi studi mempunyai potensi sumberdaya alam dan keanekaagaman jenis
satwa yang cukup tinggi. Berbagai jenis burung yang ditemukan di wilayah studi
antara lain tertera seperti pada table berikut:
Tabel 1.6 Jenis Burung di Sekitar Wilayah IUP Eksplorasi
No. Nama daerah Nama Ilmiah
1 Bondol Jawa Lonchura leucogastroides
2 Burung Madu Jawa Aethopyga mystacalis
3 Burung Madu Sriganti Nectarinia jugularis
4 Cabai Bunga Api Dicasum trigonostigma
5 Cekakak Jawa Halcyon cyanoventris
6 Celepuk Reban Otus lempiji
7 Cikrak Kutub Phylloscopus borealis

I - 14
8 Cinenen Pisang Orthotomus sutorius
9 Cipoh Kacat Aegithina tiphia
10 Cucak Kuning Pignonotus melnicterus dispar
Sumber : Keanekaragaman Jenis Burung Di Dukuh Banyunganti Desa Jatimulyo
Kabupaten Kulon Progo.
Tabel 1.7 Jenis Mamalia di Sekitar Wilayah IUP Eksplorasi
No. Nama daerah Nama Ilmiah

1. Kelelawar Pteropus vampires

2. Tupai Iyoms horsfield


5. Musang paradoxurus sp
7. Kijang Muntiacus muntjak
9. Rusa Cervus timorensis
Sumber : Kulonprogo dalam angka 2017
Selain mamalia dijumpai juga beberapa jenis reptilia di wilayah studi. Adapun jenis
reptilia yang ada dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 21.8 Jenis Reptil di Sekitar Wilayah IUP Eksplorasi


PT. Abadi Mining Sejahtera
No. Nama daerah Nama Ilmiah
1. Ular kepala dua Calamaria linneai
2 Ular Truno Bramban Cryptelytrops albolabris

3. Ular Bajing Gonyosoma ocichepalum


4. Ular Air Xenochropis trianguligerus
5. Ular Pucuk Ahaetulla prasina
6. Kadal Kebun Eutropis multifasciata
7. Ular Sanca Kembang Pthyton reticulatus
8. Ular Weling Bungarus candidus
11. Kadal Rumput Takydromus sexlineatus
Sumber : Eksplorasi Keanekaragaman Herpetofaunna Di Kecamatan Girimulyo
Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta
b. Satwa Domestik/ budidaya
Satwa domestika merupakan satwa liar yang telah berinteraksi dengan manusia
dan menjadi jinak dalam kehidupan sehari-hari. Satwa tersebut juga dibudidayakan
antara lain : ayam (Gallus gallus domesticus), itik (Cairiina mushata), entok (Cygnus

I - 15
sp), angsa (Cygnini), sapi (Bos primigenius), kambing (Capra aegagrus hircus), dan
anjing (Canis sp).

1.6.4.3 Biota Perairan


a. Plankton
Plankton yang terdapat pada lokasi areal studi dibedakan atas plankton nabati
(phytoplankton) dan plankton hewani (zooplankton). Dalam ekosistem perairan,
phytoplankton berperan sebagai produser primer dalam jaringan rantai makanan.
Phytoplankton meliputi organisme nabati perairan yang biasanya bersifat uniseluler dan
autotropik dan mampu merubah materi anorganik menjadi organik. Sedangkan zooplankton
adalah plankton hewani sebagai konsumen pertama sekaigus sebagai penghubung dalam
rantai makanan kepada organisme yang mempunyai tingkat tropik yang lebih tinggi. Hasil
analisis plankton yang meliputi Jumlah Genera, Total Individu, Indeks Keanekaragaman,
Indeks Kemerataan, Indeks Dominansi akan diperoleh setelah dilakukan analisis di
laboratorium. Jadi dalam kerangka acuan ini belum dapat ditampilkan.

b. Benthos

Benthos sebagai biota dasar perairan mempunyai habitat yang relatif tetap. Kondisi
arus sungai, substrat dasar sungai dan k:ualitas air (fisik dan kimia) sangat mempengaruhi
habitat benthos dan selanjutnya akan berpengaruh terhadap kelimpahan dan struktur
komunitasnya. Hasil analisis Benthos yang meliputi Jumlah Genera, Total Individu, Indeks
Keanekaragaman, Indeks .Kemerataan, Indeks Dominansi akan diperoleh setelah dilak:ukan
analisis di laboratorium. Jadi dalam kerangka acuan ini belum dapat ditampilkan.

c. Ikan/Nekton

Nekton adalah komponen biologis dari ekosistem perairan yang dapat berenang
secara aktif dan relatif lebih tahan terhadap perubahan kulitas air. Berbagai jenis ikan/nekton
yang ditemukan di lokasi studi, baik yang diperoleh melalui pengamatan langsung atau
wawancara dengan penduduk setempat, antara lain Anabas sp (ikan betok), Mystus sp (ikan
baung), Rasborora argyrotaenia (ikan seluang), Rasborora myersi (ikan jajau), Oxyleotris
marmorata (ikan ketutuk), Xenentodon sp (ikan julung- julung), Chela oxygastroides (ikan
kelampa), dan lain-lain.
Dari data inventarisasi tersebut terlihat bahwa sungai yang berada di Iokasi studi,
merupakan sumber bagi masyarakat di sekitamya dalam memenuhi kebutuhan akan
sumberdaya air, sarana transportasi, dan mata pencaharian masyarakat dalam memenuhi

I - 16
kebutuhan protein hewani. Beragamnya jenis ikan seperti sepat siam, kaloi, patin di sungai
tersebut mengindikasikan bahwa k:ualitas perairan yang ada mempunyai daya dukung yang
tinggi dalam usaha budidaya perikanan.
Selanjutnya tingginya keragaman jenis ikan yang ada tidak terlepas dari adanya
kondisi terpeliharanya produktifitas perairan secara alami. Produktifitas perairan alami di
sungai tersebut dapat ditunjukkan dengan masih terpeliharanya kualitas air yang ad.a,
tersedianya nutrien alami bagi siklus rantai makanan yang terjadi. Mata rantai siklus utama
yang perlu mendapatkan perhatian dalam produktifitas perairan adalah komunitas
autotrof/produsen, yang diwakili oleh komunitas plankton khususnya fitoplankton. Tingginya
produktifitas tersebut, menyebabkan munculnya berbagai mata rantai kehidupan yang
menyusun jaring-jaring makanan.
Jenis ikan yang hidup di wilayah perairan di lokasi studi mempunyai
keaanekaragaman yang cukup tinggi. Berbagai jenis ikan yang ditemukan di wilayah studi,
baik yang diperoleh melalui pengamatan langsung atau wawancara dengan penduduk
setempat antara lain dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 1.9 Jenis Ikan yang di Sekitar Wilayah IUP Eksplorasi


PT. Abadi Mining Sejahtera
No. Nama Ikan (Daerah) Nama Ilmiah
1. cethol Poecilia reticulata
2. Belut Monopterus albus
3. mujahir Oreochromis mossambicus
4. Gabus Ophiochepalus striatus
5. Wader cakul Brbodes binotatus
6. Wader Mystacoleucus obtusirostris
7. Kotes Channa gachua
8. Sepat Trichopdus leeri
9. Lele Clarias Sp
10. Nila Oreochromis niloticus
11. Sapu-sapu Pterygoplichthys paradalis
12. Wader pari Rasbora argyrotaenia
Sumber : Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology

I - 17
1.6.5 Iklim

Curah hujan dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah iklim, keadaan
geografi, dan pertemuan arus udara. Selama tahun 2017 di Kabupaten Kulon Progo, rata-rata
curah hujan perbulan adalah 248 mm dan hari hujan 13 hh per bulan. Keadaan rata-rata curah
hujan tertinggi terjadi pada bulan November sebesar 716 mm dengan jumlah hari hujan 23 hh
se bulan. Kecamatan yang mempunyai rata-rata curah hujan per bulan tertinggi pada tahun
2017 berada di Kecamatan Samigaluh sebesar 348 mm dengan jumlah hari hujan 12 hh per
bulan.

Tabel 1.10 Rata-Rata Curah Hujan dan Hari Hujan di Kabupaten Kulonprogo Menurut
Kecamatan Tahun 2017
Kecamatan / District Curah Hujan / Rainfall Hari Hujan / Rainday
(mm) (Hari)
(1) (2) (3)
1. Temon 246 12
2. Wates 208 14
3. Panjatan 188 11
4. Galur 194 13
5. Lendah 202 14
6. Sentolo 192 10
7. Pengasih 212 15
8. Kokap 214 11
9. Girimulyo 208 10
10. Nanggulan 243 13
11. Kalibawang 291 12
12. Samigaluh 348 12
Rata-rata/'Average 2017 251 15
Rata-rata/'Average 2016 252 13
Rata-rata/'Average 2015 164 8
Rata-rata/'Average 2014 142 10
Rata-rata/'Average 2013 187 14
Rata-rata/'Average 2012 136 7
Rata-rata/'Average 2011 161 10
Rata-rata/'Average 2010 194 12
Rata-rata/'Average 2009 117 7
Rata-rata/'Average 2008 182 9
Rata-rata/'Average 2007 156 8
Sumber : Kulonprogo Dalam Angka 2018, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten
Kulonprogo

I - 18
Tabel 1.11 Curah Hujan dan Hari Hujan di Kecamatan Girimulyo Menurut Bulan
Tahun 2017
Bulan / Month Curah Hujan / Rainfall Hari Hujan / Rainday
(mm) (Hari)
(1) (2) (3)
Januari/January 302 14
Februari/February 414,5 17
Maret/March 291 11
April/April 207 11
Mei/May 126,5 7
Juni/June 56,5 2
Juli/July 34,5 3
Agustus/August 2,5 2
September/September 70 6
Oktober/October 182 13
November/November 680 23
Desember/December 125 7
Sumber : Kulonprogo Dalam Angka2018, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten
Kulonprogo

1.6.6. Sosial
1.6.6.1 Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu masalah penting yang menjadi perhatian
pemerintah. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan masyarakat dapat dijadikan sebagai salah
satu indikator yang menunjukkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada pada suatu
bangsa. Apabila tingkat pendidikan semakin tinggi maka kualitas SDM yang ada juga akan
semakin bagus.
Perkembangan yang terjadi di dunia pendidikan khususnya di Kabupaten
Kulonprogo cukup menggembirakan. Hal ini tidak lepas dari peran serta semua pihak baik
institusi pemerintah maupun swasta. Peran serta tersebut dapat dilihat dalam hal penyediaan
sarana fisik maupun non fisik yang ada.
Pada tahun 2015, terdapat 21 TK, 21 SD, 6 SMP, 1 SMA, dan 1 SMK di
Kabupaten Kulonprogo. Berdasarkan data yang ada, rasio murid dan guru SD sederajat adalah
sebesar 9. Artinya seorang Guru harus mengajar sebanyak 9 siswa. Rasio murid guru untuk
jenjang pendidikan SMP sederajat sebesar 10. Sedangkan untuk tingkat pendidikan
SMA/SMK sederajat didapatkan angka rasio murid guru sebesar 9. Hal ini berarti bahwa
ketersediaan guru terhadap murid yang ada cukup memadai untuk tingkat SD maupun SMP.

I - 19
1.6.6.1. Kesehatan
Pembangunan kesehatan menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia. Apabila
pembangunan kesehatan berhasil dengan baik maka kesejahteraan rakyat juga akan meningkat
secara langsung. Selain itu, pembangunan kesehatan juga memuat mutu dan upaya kesehatan
yang sangat dipengaruhi oleh ketersediaan fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan yang
tersedia di Kecamatan Girimulyo cukup memadai yaitu puskesmas/pustu sebanyak 4 fasilitas,
1 tempat praktek dokter umum, 10 tempat praktek bidan, poskesdes sebanyak 4 fasilitas, 3
orang dukun bayi dan 5 tenaga kesehatan lainnya.

1.6.6.2. Agama
Salah satu butir penting yang terkandung dalam Pancasila dan Undang – Undang
Dasar 1945 adalah Negara menjamin kehidupan beragama dan senantiasa mengembangkan
kerukunan antar umat beragama dan kepercayaan.

Sarana dan prasarana ibadah yang ada pada tahun 2017 tercatat Masjid sebanyak 87
unit, Mushola sebanyak 61 unit, Gereja Kristen sebanyak 4 unit, Kapel sebanyak 2 unit, dan
Vihara sebanyak 5 unit yang tersebar di seluruh kecamatan Girimulyo yang ada di Kabupaten
Kulon Progo.

1.6.7. Topografi dan Morfologi


1.6.7.1 Topografi
Satuan Pegunungan Kulon Progo, yang terletak di Kulon Progo bagian utara,
merupakan bentang lahan struktural denudasional dengan topografi berbukit, kemiringan
lereng curam, dan potensi air tanah kecil.
Secara umum, daerah utara Kulon Progo merupakan dataran tinggi dengan
ketinggian antara 500 sampai 1000 meter di atas permukaan air laut. Daerahnya meliputi
Kecamatan Kokap, Girimulyo, Samigaluh dan Kalibawang. Di wilayah ini terdapat jajaran
perbukitan yang dinamakan pegunungan Menoreh. Wilayah Kecamatan Kokap, Girimulyo,
Samigaluh dan Kalibawang menyimpan potensi alam yang melimpah ruah. Sehingga
beberapa tempat di tempat ini diperuntukkan sebagai kawasan budidaya konservasi flora dan
fauna. Walaupun begitu, karena letaknya yang curam beberapa tempat disana sering dilanda
tanah longsor.
Di bagian tengah wilayah Kabupaten Kulon Progo, secara umum merupakan daerah
perbukitan dengan ketinggian antara 100 sampai 500 meter di atas permukaan laut. Daerahnya
memang bergelombang namun tidak securam yang terdapat di dataran tinggi. Wilayahnya
meliputi Kecamatan Sentolo, Pengasih, Nanggulan dan beberapa tempat di Lendah. Wilayah

I - 20
tengah merupakan peralihan dari dataran tinggi yang berada di utara dengan dataran rendah
yang berada di paling selatan wilayah Kulon Progo. Relatif sangat jarang dilanda bencana
kecuali banjir yang kadang menerpa ketika musim penghujan. Namun tetap tidak sampai di
pemukiman.
Menuju selatan merupakan wilayah di Kulon Progo yang berketinggian paling
rendah, yakni sekitar 0 sampai 100 meter di atas permukaan air laut. Daerahnya meliputi
Kecamatan Wates, Panjatan, Temon, Galur, dan beberapa tempat di Lendah. Walaupun secara
umum hampir semua wilayah Kulon Progo tidak kekurangan air lagi pada tahun-tahun ini,
namun wilayah selatan lah yang paling baik dari segi pengairan. Oleh karena itu daerah
selatan didominasi dengan area persawahan dan ladang. Wilayah pantai Kulon Progo yang
memanjang dari barat ke timur memiliki panjang 24,9 km merupakan daerah yang rawan
bencana banjir karena beberapa wilayahnya merupakan bekas rawa yang dikeringkan pada
jaman dulu.

1.6.7.2 Morfologi
Geomorfologi daerah penelitian secara umum hamparan wilayah Kabupaten
Kulon Progo memang sangat bervariasi. Menurut ketinggian tanahnya wilayah Kulonprogo
dapat dipresentasekan sebanyak 17,58% berada pada ketinggian kurang dari 7 m diatas
permukaan laut (dpal), 15,20% berada pada ketinggian 8 sampai 25 m dpal, 22,84% berada
pada ketinggian 26 sampai 100 m dpal, 33,0% berada pada ketinggian 101 sampai 500 m dpal
dan 11,37% berada pada ketinggian lebih dari 500 m dpal.
Distribusi wilayah kabupaten Kulon Progo menurut kemiringannya adalah
40,11% berada pada kemiringan kurang dari 20, kemudian 18,70% berada pada kemiringan
30 sampai 150, lalu 22,46% berada pada kemiringan 160 sampai 400 dan 18,73 % berada
pada kemiringan lebih dari 400.

I - 21
DAFTAR PUSTAKA

Triheriyadi, Nur Widi Astanto Agus., & Rakhman Aroe Noor. (2016). Studi Rekomendasi
Penggalian Ditinjau Dari Struktur Bidang Lemah Dan Kekuatan Batuan Lava Andesit Di
Daerah Girimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo, Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Teknologi Technoscientia, 9.
Brata, W.B.A., & Puspareni, S. (2016). Keanekaragaman Jenis Burung Di Dukuh
Banyunganti Desa Jatimulyo Kabupaten Kulon Progo.
Kurniawan, dedy. 2015. Kelengkapan karya tulis ilmiah.
https://www.researchgate.net/publication/303114809_Teknik_Penulisan_Daftar_Pustaka_
Gambar_Tabel_dan_Rumus_dalam_Karya_Tulis_Ilmiah. Diakses tanggal 12 Oktober
2018.
Qurniawan, T.F., Addien, F.U., Eprilurahman., R., & Trijoko.(2012). Eksplorasi
Keanekaragaman Herpetofaunna Di Kecamatan Girimulyo Kabupaten Kulon Progo
Yogyakarta. Jurnal Teknosains, 1 ,71-143.
Junaidah.,Suryanto.P., & Budiadi. (2015). Komposisi Jenis Dan Fungsi Pekarangan (Studi
Kasus Desa Giripurwo, Kecamatan Girimulyo, Di Yogyakarta). Jurnal Hutan Tropis.,4.
Hadi, E.E.W., Widyastuti, S.M., & Wahyuno, S.(2016). Keanekaragaman Dan Pemanfaatan
Tumbuhan Bawah Pada Sistem Agroforestri Di Perbukitan Menoreh, Kabupaten Kulon
Progo. J. Manusia Dan Lingkungan, 23,2016-215.
Trijoko, Yudha D.S., Eprilurahman, R., & Pambudi S.S., (2016). Kenakaragaman Jenis Ikan
di Sepanjang sungai boyong-code propinsi daerah istimewa Yogyakarta. Journal Of
tropical biodiversity and biotechnology,1,21-29.

I - 22

Anda mungkin juga menyukai