PENDAHULUAN
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta sudah dikenal lama kaya akan berbagai
bahan galian, antara lain batu andesit, pasir, krikil, kalsit, kaolin, zeolit, serta breksi batu
apung. Khususnya dusun Kalisonggo, Desa Pendoworejo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten
Kulon Progo terdapat bahan galian batu andesit.
Di daerah Girimulya, Kecamatan Girimulya, Kabupaten Kulonprogo, batuan andesit
merupakan bagian dari Formasi Andesit Tua yang berupa lava dan fragmen breksi vulkanik
(Bemmelen, 1949).
Usaha Pertambangan bahan galian merupakan salah satu industri untuk menyediakan
bahan baku baik untuk keperluan pembangunan maupun industri lainnya. Berdasarkan hasil
pengamatan yang ada di lapangan di Kecamatan Girimulya Kabupaten Kulonprogo
menunjukkan adanya potensi bahan galian andesit. Bahan galian andesit yang terdapat di
Kecamatan Girimulyo terlihat sangat kompak dan dengan jumlah yang cukup banyak. Selain
itu kebutuhan andesit sebagai bahan bangunan pada saat ini cukup banyak. Oleh karena itu
bahan galian andesit yang ada di lokasi tersebut sangat baik untuk dapat dikembangkan
menjadi suatu kegiatan investasi di sektor pertambangan.
PT. RQD merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang Pertambangan
Umum, Memegang Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi No. 342 Tahun 2009 dari Bupati
Kulonprogo. Dimana wilayah Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi tersebut dengan luas
3.776,1 Hektar berada di Kecamatan Girimulyo Kabupaten Kulonprogo.
Dari hasil eksplorasi yang telah dilakukan di wilayah IUP Eksplorasi sudah
ditemukan sumberdaya dan cadangan batu andesit yang cukup untuk dikembangkan atau
dilakukan kegiatan penambangan. Mengingat hal tersebut di atas, maka PT. Abadi Mining
Sejahtera mulai mengkaji kelayakan dari deposit yang telah ditemukan, baik kelayakan teknis,
ekonomis dan kelayakan lingkungannya. Dalam mengkaji kelayakan ini, sekaligus dikaji
secara detail kemungkinan perencanaan tambangnya (mine design), urutan dan tahapan
penambangan, kebutuhan peralatan dan permodalan serta organisasi yang diperlukan.
Mengingat biaya investasi yang dibutuhkan cukup besar dan outcome ekonomi
maupun resiko lingkungan yang besar, maka untuk menindaklanjuti kegiatan eksplorasi
I-1
diperlukan kegiatan Studi Kelayakan yang merujuk pada Keputusan Menteri Energi Dan
Sumber Daya Mineral Nomor: 1806.K/30/MEM/2018 Tanggal: 30 April 2018 tentang
pedoman pelaksanaan penyusunan, evaluasi, persetujuan rencana kerja dan anggaran biaya,
serta laporan pada kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara.
Menyadari bahwa rencana kegiatan penambangan akan menimbulkan dampak
penting terhadap lingkungan hidup, baik dampak yang positif maupun dampak negatif; maka
pekerjaan studi kelayakan ini terintegrasi dengan Study Lingkungan.
1.2.2. Tujuan
Tujuan pokok dari kegiatan ini untuk menentukan Kelayakan Rencana Investasi
Penambangan batu andesit yang akan diusahakan oleh PT. Abadi Mining Sejahtera yang
mencakup Kelayakan Teknis, Ekonomi, dan Lingkungan Hidup. untuk dijadikan dasar
pengambilan keputusan apakah investasi pertambangan layak untuk dapat direalisasikan
dengan melewati prosedur-prosedur formal yang berlaku.
I-2
1.3. Ruang Lingkup dan Metode Studi
1.3.1. Ruang Lingkup
I-3
Gambar 1.1. Bagan Alir Studi Kelayakan
PENGOLAHAN
1. Spesiflkasl feeding
2. Spesiflkasl produk
3. Target Produksl PENGEMBANGAN
LINGKUNGAN,
MASYARAKAT,PASCA
KESELAMATAN
TAMBANG.PENGGUNAAN
TAMBANG
PRODUK LOKAL
DAN KE5EHATAN
KERJA
PEMASARAN
1. Pangsa Pasar
2. Harga
3. strategi
1. KEBUTUHAN INVESTASI
2. BIAYA PRODUKSI
3. ANALISA KELAYAKAN
I-4
A. Geologi dan Keadaan Endapan
1. Tujuan
Untuk menelaah dan mengevaluasi data geologi, struktur geologi, dan data
pemboran inti sebagai data base untuk kajian selanjutnya.
2. Ruang Lingkup
a. Bentuk penampang geologi dan peta kontur struktur
b. Geologi struktur
c. Estimasi cadangan batu andesit
d. Peta penyebaran kualitas batu andesit
e. Peta ketebalan overburden pada daerah prospektif.
B. Geoteknik
1. Tujuan
Untuk menelaah data geoteknik yang mencakup sifat fisik dan mekanik over
burden, batuan dasar batu andesit yang diperoleh dari pengujian-pengujian
geoteknik, sebagai data utama dalam perancangan tambang terbuka terutama
dalam penentuan geometri lereng penggalian.
2. Ruang Lingkup
Yaitu rancangan geometri dan kemantapan lereng tambang baik lereng
produktif maupun lereng non-produktif, serta lereng penimbunan over
burden/waste. Data-data yang diperlukan data geomekanika, sesar/kekar, sifat
fisik batuan.
C. Rencana Penambangan
1. Tujuan
Menelaah rancangan geometri penggalian, urutan penambangan, batas
penambangan (ultimate pit slope), dan jalan angkut tambang terbuka untuk
diterapkan di cadangan Batu andesit PT. Abadi Mining Sejahtera.
2. Ruang Lingkup
a. Sistem/Metode dan tata cara penambangan (dilengkapi dengan bagan alir)
b. Tahapan kegiatan penambangan (termasuk penanganan tanah penutup)
c. Rencana produksi (kuantitas, kualitas, stripping ratio)
d. Peralatan (jenis, jumlah, dan kapasitas)
e. Jadwal rencana produksi dan umur tambang
f. Rencana penanganan/perlakuan batu andesit yang belum terpasarkan
I-5
g. Rencana pemanfaatan batu andesit
h. Rencana penanganan/perlakuan sisa cadangan pada pasca tambang
i. Rencana fasilitas penunjang penambangan dan infrastruktur.
I-6
f. Jenis, jumlah, kualitas, dan hasil pengolahan dan tailing.
F. Rencana Pengolahan
1. Tujuan
Menelaah dan mengevaluasi alternatif alat dan proses pengolahan batu andesit
berdasarkan kualitas dan pangsa pasar.
2. Ruang Lingkup
a. Kajian spesifikasi alat.
b. Kajian proses produksi.
I-7
b. Struktur pola hubungan antar profesi dan unsur dalam organisasi kerja.
J. Pemasaran
1. Tujuan
Mengkaji permintaan pasar dan kebutuhan batu andesit.
2. Ruang Lingkup
a. Data kebutuhan batu andesit tiap bulan
b. Data perusahaan developer.
K. Mine Closure
1. Tujuan
Mengkaji rencana reklamasi lokasi bekas penambangan
2. Ruang Lingkup
a. Data jenis tanah
b. Data jenis tanaman.
I-8
1.4. Pelaksana Studi
a. Nama Perusahaan : PT. Abadi Mining Sejahtera
b. Alamat Kantor : Gedung Podomoro Sentral Pluit LT.5, Pluit Raya No.16,
Jakarta Utara
c. Penanggung Jawab : Febriadi Sapan Katinda
d. Direktur : Febriadi Sapan Katinda
Agar dapat mengoptimalkan hasil kajian studi kelayakan, maka pelaksanaan studi
dilakukan dengan jadwal kegiatan sebagai berikut :
Minggu ke-
Kegiatan
No 1 2 3 4
1 Penyusunan Konsep Studi Kelayakan
2 Pengumpulan data eksplorasi
3 Pengumpulan literatur pendukung
4 Pengumpulan data sekunder
5 Verifikasi data eksplorasi
6 Obserfasi lapangan
7 Kompilasi data
8 Penyusunan Draf
9 Konsultasi laporan studi kelayakan
10 Finalisasi laporan studi kelayakan
I-9
Tabel 1.2 Koordinat Wilayah Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi PT. Abadi Mining
Sejahtera Luas 2.080,9 Ha
I - 10
sengon, dan kelapa. Tanaman sesudah direklamasi seperti yang berada di Temon Wetan
sebagai kebun ketela bagi masyarakat.
Adapun yang membatasi wilayah Kabupaten Girimulyo adalah :
> Utara : Kecamatan Samigaluh
> Selatan : Kecamatan Pengasih
> Barat : Kabupaten Purworejo
> Timur : Kecamatan Nanggulan
Kecamatan Girimulyo memiliki luas wilayah 5.490,42 hektar, terdiri dari 4 desa, 7
pedukuhan, 129 RW dan 348 RT. Kecamatan Girimulyo merupakan wilayah terluas keempat
setelah Kecamatan Kokap, Pengasih, dan Samigaluh di wilayah Kabupaten Kulonprogo.
Sebagian besar wilayah Kecamatan Girimulyo berada di lereng pegunungan dengan
kemiringan lebih dari 45 derajat (Girimulyo dalam angka 2018).
1.6.3.1 Penduduk
Salah satu modal penting dalam pembangunan adalah penduduk karena penduduk
merupakan obyek sekaligus sebagai subyek dalam pembangunan itu sendiri. Penduduk
sebagai subyek berarti penduduk yang ada menjadi pelaku pembangunan yang akan
dilaksanakan. Penduduk sebagai obyek berarti penduduk merupakan tujuan dari
pembangunan itu, yaitu membangun manusia yang ada.
I - 11
Dilihat menurut desa, yang memiliki tingkat kepadatan penduduk paling tinggi
adalah Desa Pendoworejo dengan kepadatan penduduk sebesar 496 jiwa per kilometer persegi
sedangkan yang paling rendah tingkat kepadatannya penduduknya adalah Desa Purwosari
dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 326 jiwa per kilometer persegi. Dilihat dari rasio
jenis kelamin, secara umum di Kecamatan Girimulyo, jika terdapat 100 perempuan maka
terdapat juga 96 laki-laki. Dari rasio jenis kelamin tersebut, dapat disimpulkan bahwa di
Kecamatan Girimulyo pada tahun 2017 penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan
dengan penduduk laki-laki.
I - 12
gas dan air bersih, sektor konstruksi, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor lembaga
keuangan dan sektor jasa-jasa persentasenya kurang dari 13,40 persen.
Vegetasi binaan yang berupa tanaman budidaya ini tersebar di sekitar desa daerah
pemukiman penduduk. Adapun jenis tanaman budidaya yang terdapat di vegetasi binaan ini
adalah padi (Oryza sativa), mereka memanfaatkan lahan dari hasil perladangan berpindah dan
bersifat musiman, mereka juga memanfaatkan tanaman alam di lahan sekitar mereka tinggal
yang pada umumnya ditanam secara non teknis (tanpa perawatan yang memadai) di sekitar
tepi sungai, jalan bekas ladang berpindah antara lain seperti kakao (Theobroma cacao) dan
kelapa (Cocos nucifera), tanaman tersebut pada dasamya berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari dan tambahan penghasilan rumah tangga.
I - 13
b. Hutan
Produksi tanaman kehutanan yang cukup besar adalah tanaman jati. Pada tahun
2016 menghasilkan 29.510,00 m3 atau naik sebesar 3,33 persen dibanding tahun 2015.
Sementara untuk produksi tanaman mahoni mencapai 6.450,40 m3 (naik 3,12 persen) dan
tanaman sengon tercatat mempunyai produksi 5.110,00 m3 atau naik sebesar 3,5 persen.
c. Semak
Semak belukar merupakan hutan pertumbuhan kembali sebagai hasil proses suksesi
hutan primer yang telah dibuka dan lahan perladangan berpindah yang telah ditinggalkan
beberapa tahun lalu. Jenis tumbuhan yang dijumpai antara lain :
1.6.4.2 Fauna
Fauna darat pada wilayah studi dibagi dalam dua kelompok antara lain satwa liar
dan satwa domestikasi I budidaya.
a. Satwa liar
Lokasi studi mempunyai potensi sumberdaya alam dan keanekaagaman jenis
satwa yang cukup tinggi. Berbagai jenis burung yang ditemukan di wilayah studi
antara lain tertera seperti pada table berikut:
Tabel 1.6 Jenis Burung di Sekitar Wilayah IUP Eksplorasi
No. Nama daerah Nama Ilmiah
1 Bondol Jawa Lonchura leucogastroides
2 Burung Madu Jawa Aethopyga mystacalis
3 Burung Madu Sriganti Nectarinia jugularis
4 Cabai Bunga Api Dicasum trigonostigma
5 Cekakak Jawa Halcyon cyanoventris
6 Celepuk Reban Otus lempiji
7 Cikrak Kutub Phylloscopus borealis
I - 14
8 Cinenen Pisang Orthotomus sutorius
9 Cipoh Kacat Aegithina tiphia
10 Cucak Kuning Pignonotus melnicterus dispar
Sumber : Keanekaragaman Jenis Burung Di Dukuh Banyunganti Desa Jatimulyo
Kabupaten Kulon Progo.
Tabel 1.7 Jenis Mamalia di Sekitar Wilayah IUP Eksplorasi
No. Nama daerah Nama Ilmiah
I - 15
sp), angsa (Cygnini), sapi (Bos primigenius), kambing (Capra aegagrus hircus), dan
anjing (Canis sp).
b. Benthos
Benthos sebagai biota dasar perairan mempunyai habitat yang relatif tetap. Kondisi
arus sungai, substrat dasar sungai dan k:ualitas air (fisik dan kimia) sangat mempengaruhi
habitat benthos dan selanjutnya akan berpengaruh terhadap kelimpahan dan struktur
komunitasnya. Hasil analisis Benthos yang meliputi Jumlah Genera, Total Individu, Indeks
Keanekaragaman, Indeks .Kemerataan, Indeks Dominansi akan diperoleh setelah dilak:ukan
analisis di laboratorium. Jadi dalam kerangka acuan ini belum dapat ditampilkan.
c. Ikan/Nekton
Nekton adalah komponen biologis dari ekosistem perairan yang dapat berenang
secara aktif dan relatif lebih tahan terhadap perubahan kulitas air. Berbagai jenis ikan/nekton
yang ditemukan di lokasi studi, baik yang diperoleh melalui pengamatan langsung atau
wawancara dengan penduduk setempat, antara lain Anabas sp (ikan betok), Mystus sp (ikan
baung), Rasborora argyrotaenia (ikan seluang), Rasborora myersi (ikan jajau), Oxyleotris
marmorata (ikan ketutuk), Xenentodon sp (ikan julung- julung), Chela oxygastroides (ikan
kelampa), dan lain-lain.
Dari data inventarisasi tersebut terlihat bahwa sungai yang berada di Iokasi studi,
merupakan sumber bagi masyarakat di sekitamya dalam memenuhi kebutuhan akan
sumberdaya air, sarana transportasi, dan mata pencaharian masyarakat dalam memenuhi
I - 16
kebutuhan protein hewani. Beragamnya jenis ikan seperti sepat siam, kaloi, patin di sungai
tersebut mengindikasikan bahwa k:ualitas perairan yang ada mempunyai daya dukung yang
tinggi dalam usaha budidaya perikanan.
Selanjutnya tingginya keragaman jenis ikan yang ada tidak terlepas dari adanya
kondisi terpeliharanya produktifitas perairan secara alami. Produktifitas perairan alami di
sungai tersebut dapat ditunjukkan dengan masih terpeliharanya kualitas air yang ad.a,
tersedianya nutrien alami bagi siklus rantai makanan yang terjadi. Mata rantai siklus utama
yang perlu mendapatkan perhatian dalam produktifitas perairan adalah komunitas
autotrof/produsen, yang diwakili oleh komunitas plankton khususnya fitoplankton. Tingginya
produktifitas tersebut, menyebabkan munculnya berbagai mata rantai kehidupan yang
menyusun jaring-jaring makanan.
Jenis ikan yang hidup di wilayah perairan di lokasi studi mempunyai
keaanekaragaman yang cukup tinggi. Berbagai jenis ikan yang ditemukan di wilayah studi,
baik yang diperoleh melalui pengamatan langsung atau wawancara dengan penduduk
setempat antara lain dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
I - 17
1.6.5 Iklim
Curah hujan dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah iklim, keadaan
geografi, dan pertemuan arus udara. Selama tahun 2017 di Kabupaten Kulon Progo, rata-rata
curah hujan perbulan adalah 248 mm dan hari hujan 13 hh per bulan. Keadaan rata-rata curah
hujan tertinggi terjadi pada bulan November sebesar 716 mm dengan jumlah hari hujan 23 hh
se bulan. Kecamatan yang mempunyai rata-rata curah hujan per bulan tertinggi pada tahun
2017 berada di Kecamatan Samigaluh sebesar 348 mm dengan jumlah hari hujan 12 hh per
bulan.
Tabel 1.10 Rata-Rata Curah Hujan dan Hari Hujan di Kabupaten Kulonprogo Menurut
Kecamatan Tahun 2017
Kecamatan / District Curah Hujan / Rainfall Hari Hujan / Rainday
(mm) (Hari)
(1) (2) (3)
1. Temon 246 12
2. Wates 208 14
3. Panjatan 188 11
4. Galur 194 13
5. Lendah 202 14
6. Sentolo 192 10
7. Pengasih 212 15
8. Kokap 214 11
9. Girimulyo 208 10
10. Nanggulan 243 13
11. Kalibawang 291 12
12. Samigaluh 348 12
Rata-rata/'Average 2017 251 15
Rata-rata/'Average 2016 252 13
Rata-rata/'Average 2015 164 8
Rata-rata/'Average 2014 142 10
Rata-rata/'Average 2013 187 14
Rata-rata/'Average 2012 136 7
Rata-rata/'Average 2011 161 10
Rata-rata/'Average 2010 194 12
Rata-rata/'Average 2009 117 7
Rata-rata/'Average 2008 182 9
Rata-rata/'Average 2007 156 8
Sumber : Kulonprogo Dalam Angka 2018, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten
Kulonprogo
I - 18
Tabel 1.11 Curah Hujan dan Hari Hujan di Kecamatan Girimulyo Menurut Bulan
Tahun 2017
Bulan / Month Curah Hujan / Rainfall Hari Hujan / Rainday
(mm) (Hari)
(1) (2) (3)
Januari/January 302 14
Februari/February 414,5 17
Maret/March 291 11
April/April 207 11
Mei/May 126,5 7
Juni/June 56,5 2
Juli/July 34,5 3
Agustus/August 2,5 2
September/September 70 6
Oktober/October 182 13
November/November 680 23
Desember/December 125 7
Sumber : Kulonprogo Dalam Angka2018, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten
Kulonprogo
1.6.6. Sosial
1.6.6.1 Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu masalah penting yang menjadi perhatian
pemerintah. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan masyarakat dapat dijadikan sebagai salah
satu indikator yang menunjukkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada pada suatu
bangsa. Apabila tingkat pendidikan semakin tinggi maka kualitas SDM yang ada juga akan
semakin bagus.
Perkembangan yang terjadi di dunia pendidikan khususnya di Kabupaten
Kulonprogo cukup menggembirakan. Hal ini tidak lepas dari peran serta semua pihak baik
institusi pemerintah maupun swasta. Peran serta tersebut dapat dilihat dalam hal penyediaan
sarana fisik maupun non fisik yang ada.
Pada tahun 2015, terdapat 21 TK, 21 SD, 6 SMP, 1 SMA, dan 1 SMK di
Kabupaten Kulonprogo. Berdasarkan data yang ada, rasio murid dan guru SD sederajat adalah
sebesar 9. Artinya seorang Guru harus mengajar sebanyak 9 siswa. Rasio murid guru untuk
jenjang pendidikan SMP sederajat sebesar 10. Sedangkan untuk tingkat pendidikan
SMA/SMK sederajat didapatkan angka rasio murid guru sebesar 9. Hal ini berarti bahwa
ketersediaan guru terhadap murid yang ada cukup memadai untuk tingkat SD maupun SMP.
I - 19
1.6.6.1. Kesehatan
Pembangunan kesehatan menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia. Apabila
pembangunan kesehatan berhasil dengan baik maka kesejahteraan rakyat juga akan meningkat
secara langsung. Selain itu, pembangunan kesehatan juga memuat mutu dan upaya kesehatan
yang sangat dipengaruhi oleh ketersediaan fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan yang
tersedia di Kecamatan Girimulyo cukup memadai yaitu puskesmas/pustu sebanyak 4 fasilitas,
1 tempat praktek dokter umum, 10 tempat praktek bidan, poskesdes sebanyak 4 fasilitas, 3
orang dukun bayi dan 5 tenaga kesehatan lainnya.
1.6.6.2. Agama
Salah satu butir penting yang terkandung dalam Pancasila dan Undang – Undang
Dasar 1945 adalah Negara menjamin kehidupan beragama dan senantiasa mengembangkan
kerukunan antar umat beragama dan kepercayaan.
Sarana dan prasarana ibadah yang ada pada tahun 2017 tercatat Masjid sebanyak 87
unit, Mushola sebanyak 61 unit, Gereja Kristen sebanyak 4 unit, Kapel sebanyak 2 unit, dan
Vihara sebanyak 5 unit yang tersebar di seluruh kecamatan Girimulyo yang ada di Kabupaten
Kulon Progo.
I - 20
tengah merupakan peralihan dari dataran tinggi yang berada di utara dengan dataran rendah
yang berada di paling selatan wilayah Kulon Progo. Relatif sangat jarang dilanda bencana
kecuali banjir yang kadang menerpa ketika musim penghujan. Namun tetap tidak sampai di
pemukiman.
Menuju selatan merupakan wilayah di Kulon Progo yang berketinggian paling
rendah, yakni sekitar 0 sampai 100 meter di atas permukaan air laut. Daerahnya meliputi
Kecamatan Wates, Panjatan, Temon, Galur, dan beberapa tempat di Lendah. Walaupun secara
umum hampir semua wilayah Kulon Progo tidak kekurangan air lagi pada tahun-tahun ini,
namun wilayah selatan lah yang paling baik dari segi pengairan. Oleh karena itu daerah
selatan didominasi dengan area persawahan dan ladang. Wilayah pantai Kulon Progo yang
memanjang dari barat ke timur memiliki panjang 24,9 km merupakan daerah yang rawan
bencana banjir karena beberapa wilayahnya merupakan bekas rawa yang dikeringkan pada
jaman dulu.
1.6.7.2 Morfologi
Geomorfologi daerah penelitian secara umum hamparan wilayah Kabupaten
Kulon Progo memang sangat bervariasi. Menurut ketinggian tanahnya wilayah Kulonprogo
dapat dipresentasekan sebanyak 17,58% berada pada ketinggian kurang dari 7 m diatas
permukaan laut (dpal), 15,20% berada pada ketinggian 8 sampai 25 m dpal, 22,84% berada
pada ketinggian 26 sampai 100 m dpal, 33,0% berada pada ketinggian 101 sampai 500 m dpal
dan 11,37% berada pada ketinggian lebih dari 500 m dpal.
Distribusi wilayah kabupaten Kulon Progo menurut kemiringannya adalah
40,11% berada pada kemiringan kurang dari 20, kemudian 18,70% berada pada kemiringan
30 sampai 150, lalu 22,46% berada pada kemiringan 160 sampai 400 dan 18,73 % berada
pada kemiringan lebih dari 400.
I - 21
DAFTAR PUSTAKA
Triheriyadi, Nur Widi Astanto Agus., & Rakhman Aroe Noor. (2016). Studi Rekomendasi
Penggalian Ditinjau Dari Struktur Bidang Lemah Dan Kekuatan Batuan Lava Andesit Di
Daerah Girimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo, Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Teknologi Technoscientia, 9.
Brata, W.B.A., & Puspareni, S. (2016). Keanekaragaman Jenis Burung Di Dukuh
Banyunganti Desa Jatimulyo Kabupaten Kulon Progo.
Kurniawan, dedy. 2015. Kelengkapan karya tulis ilmiah.
https://www.researchgate.net/publication/303114809_Teknik_Penulisan_Daftar_Pustaka_
Gambar_Tabel_dan_Rumus_dalam_Karya_Tulis_Ilmiah. Diakses tanggal 12 Oktober
2018.
Qurniawan, T.F., Addien, F.U., Eprilurahman., R., & Trijoko.(2012). Eksplorasi
Keanekaragaman Herpetofaunna Di Kecamatan Girimulyo Kabupaten Kulon Progo
Yogyakarta. Jurnal Teknosains, 1 ,71-143.
Junaidah.,Suryanto.P., & Budiadi. (2015). Komposisi Jenis Dan Fungsi Pekarangan (Studi
Kasus Desa Giripurwo, Kecamatan Girimulyo, Di Yogyakarta). Jurnal Hutan Tropis.,4.
Hadi, E.E.W., Widyastuti, S.M., & Wahyuno, S.(2016). Keanekaragaman Dan Pemanfaatan
Tumbuhan Bawah Pada Sistem Agroforestri Di Perbukitan Menoreh, Kabupaten Kulon
Progo. J. Manusia Dan Lingkungan, 23,2016-215.
Trijoko, Yudha D.S., Eprilurahman, R., & Pambudi S.S., (2016). Kenakaragaman Jenis Ikan
di Sepanjang sungai boyong-code propinsi daerah istimewa Yogyakarta. Journal Of
tropical biodiversity and biotechnology,1,21-29.
I - 22