Disusun Oleh
Kelompok 2
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
“Manajemen Berbasis Sekolah dan Kelas”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada
Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan
sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah dan Kelas
di program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Pangeran Antasari. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Dr. Petrus Purwanto, M.Pd. Selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Berbasis
Sekolah dan Kelas dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama
penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan makalah
ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
I. Konsep Manajemen Mutu Terpadu Dalam Sistem Pendidikan .................................................... 2
II. Paradigma TQM dalam Manajemen Pendidikan .......................................................................... 4
III. Sistem TQM dalam manajemen pendidikan ................................................................................ 7
IV. Kualitas Manajemen Pendidikan ................................................................................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi setiap institusi, mutu adalah agenda utama dan meningkatkan mutu merupakan tugas yang
paling penting. Walaupun demikian, ada sebagian orang menganggap mutu sebagai sebuah konsep
yang penuh dengan teka – teki. Satu hal yang bisa kita yakini adalah mutu merupakan suatu hal yang
membedakan antara yang baik dan yang sebaliknya. Mutu dalam pendidikan akhirnya merupakan
suatu hal yang membedakan antara kesuksesan dan kegagalan.
Menemukan sumber mutu adalah sebuah petualangan yang penting. Sesungguhnya, ada banyak
sumber dalam pendidikan, misalnya sarana gedung yang bagus, guru yang terkemuka, nilai moral
yang tinggi, hasil ujian yang memuaskan, spesialisasi atau kejuruan, dorongan orang tua, bisnis dan
kounitas lokal, sumberdaya yang melimpah, aplikasi teknologi, kepemimpinan yang baik dan efektif,
perhatian terhadap peserta didik dan anak didik, kurikulum yang memadai, atau juga kombinasi dari
faktor - faktor tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana manajemen mutu terpadu dalam pendidikan?
2. Apakah pengertian manajemen mutu dalam konteks pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan Total Quality Management dalam pendidikan
2. Untuk mengetahui konsep Total Quality Management dalam pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
I. Konsep Manajemen Mutu Terpadu Dalam Sistem Pendidikan
Dewasa ini perkembangan pemikiran manajemen sekolah mengarah pada sistem manajemen
yang disebut TQM (Total Quality Management) atau Manajemen Mutu Terpadu. Pada prinsipnya
sistem manajemen ini adalah pengawasan menyeluruh dari seluruh anggota organisasi (warga
sekolah) terhadap kegiatan sekolah. Penerapan TQM berarti semua warga sekolah bertanggungjawab
atas kualitas pendidikan.
Sebelum hal itu tercapai, maka semua pihak yang terlibat dalam proses akademis, mulai dari
komite sekolah, kepala sekolah, kepala tata usaha, guru, siswa sampai dengan karyawan harus benar
– benar mengerti hakekat dan tujuan pendidikan ini. Dengan kata lain, setiap individu yang terlibat
harus memahami apa tujuan penyelenggaraan pendidikan. Tanpa pemahaman yang menyeluruh dari
individu yang terlibat, tidak mungkin akan diterapkan TQM.
Dalam ajaran TQM, lembaga pendidikan (sekolah) harus menempatkan siswa sebagai “klien”
atau dalam istilah perusahaan sebagai “stakeholders” yang terbesar, maka suara siswa harus
disertakan dalam setiap pengambilan keputusan strategis langkah organisasi sekolah. Tanpa suasana
yang demokratis manajemen tidak mampu menerapkan TQM, yang terjadi adalah kualitas
pendidikan didominasi oleh pihak-pihak tertentu yang seringkali memiliki kepentingan yang
bersimpangan dengan hakekat pendidikan (Adnan Sandy Setiawan : 2000),
Penerapan TQM berarti pula adanya kebebasan untuk berpendapat. Kebebasan berpendapat
akan menciptakan iklim yang dialogis antara siswa dengan guru, antara siswa dengan kepala
sekolah, antara guru dan kepala sekolah, singkatnya adalah kebebasan berpendapat dan keterbukaan
antara seluruh warga sekolah. Pentransferan ilmu tidak lagi bersifat one way communication,
melainkan two way communication. Ini berkaitan dengan budaya akademis.
Selain kebebasan berpendapat juga harus ada kebebasan informasi. Harus ada informasi yang
jelas mengenai arah organisasi sekolah, baik secara internal organisasi maupun secara nasional.
Secara internal, manajemen harus menyediakan informasi seluas - luasnya bagi warga sekolah.
Termasuk dalam hal arah organisasi adalah program – program, serta kondisi finansial.
Singkatnya, TQM adalah sistem menajemen yang menjunjung tinggi efisiensi. Sistem
manajemen ini sangat meminimalkan proses birokrasi. Sistem sekolah yang birokratis akan
menghambat potensi perkembangan sekolah itu sendiri.
Dalam era kemandirian sekolah dan era Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), tugas dan
tanggung jawab yang pertama dan yang utama dari pimpinan sekolah adalah menciptakan sekolah
yang mereka pimpin menjadi semakin efektif, dalam arti menjadi semakin bermanfaat bagi sekolah
itu sendiri dan bagi masyarakat luas penggunanya. (Thomas B. Santoso : 2001). Agar tugas dan
tanggungjawab para pemimpin sekolah tersebut menjadi nyata, kiranya kepala sekolah perlu
memahami, mendalami dan menerapkan beberapa konsep ilmu manajemen yang dewasa ini telah
dikembang - mekarkan oleh pemikir-pemikir dalam dunia bisnis. Salah satu ilmu manajemen yang
dewasa ini banyak diadopsi adalah TQM (Total Quality Management) atau Manajemen Mutu
Terpadu.
Pengertian T Q M
Total Quality Management dapat diartikan sebagai berikut :
1) Perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke dalam falsafah holistik yang dibangun
berdasarkan konsep kualitas, team work, produktivitas, dan pengertian serta kepuasan
pelanggan (Ishikawa, 1993)
2) Sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada
kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi (Santosa, 1992)
3) Suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya
saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungannya.
Pengertian lain dikemukakan oleh Drs. M.N. Nasution, M.S.c., A.P.U. mengatakan bahwa Total
Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk
memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, tenaga
kerja, proses, dan lingkungannya.
Manajemen sekolah seyogyanya memahami pula perkembangan manajemen sistem industri
modern, sehingga mampu mendesain, menerapkan, mengendalikan dan meningkatkan kinerja sistem
pendidikan yang memenuhi kebutuhan manajemen sistem industri modern.
Hal tersebut dimaksudkan agar setiap lulusan dari sekolah mampu dan cepat beradaptasi dengan
kebutuhan sistem industri modern. Oleh karena itu, untuk meningkatkan mutu pendidikan,
diperlukan juga penerapan total quality management (TQM) dalam pendidikan, yaitu upaya
peningkatan mutu dengan manajemen terpadu sebagaimana diterapkan di sistem perindustrian.
Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha
untuk memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa,
tenaga kerja, proses, dan lingkungannya. Imajinasi, pengetahuan, dan keberhasilan untuk mengambil
resiko yang telah diperhitungkan mengenai sistem, proses, dan output yang menjadi tanggung
jawabnya. Sifat kepemimpinan yang telah demikian disebut visioner. Sedangkan untuk
meningkatkan quality improvement manajemen pendidikan adalah dengan memperbaiki mutu
melalui proses produksi yaitu pelayanan oleh institusi terhadap satu dan pendidikan dan pelayanan
belanja oleh satuan pendidikan, sehingga biaya dapat diturunkan dan produktivitas dapat di
tingkatkan. Salah satu ciri mendasar TQM dalam pendidikan adalah “konsep tim” yaitu para
anggota organisasi pendidikan dan satuan pendidikan bekerja sama dalam kelompok - kelompok
kecil. Pada setiap tingkatan organisasi, guna mengatasi konflik dan membuat keputusan bersama
untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama tim mempunyai nilai yang penting karena dapat
mewujudkan optimasi pada sistem organisasi. Anggota tim yang berasal dari berbagai bagian
bersama - sama memecahkan isu - isu yang melintas dalam berbagai organisasi. Bila tim menangani
proses - proses yang dipilih oleh pimpinan yang lebih tinggi yang mempunyai pandangan lebih luas,
maka sub optimasi dapat dihindari. Hal ini dapat menjadikan para anggota tim ikut memiliki dan
bertanggung jawab atas keputusan yang dibuat. Pendapat tersebut dapat dielaborasikan ke dalam
kualitas manajemen pendidikan.
Jadi, dapat ditegaskan bahwa manajemen kualitas dalam pendidikan adalah suatu aktivitas
pelayanan belajar yang dilakukan oleh institusi yang memberikan pelayanan kepada satuan
pendidikan dan institusi satuan pendidikan yang memberikan pelayanan belajar kepada para siswa
dan masyarakat. Ia memiliki karakteristik kualitas tertentu yang terukur pada setiap tingkatan
organisasi. Sasaran kualitas manajemen pendidikan adalah proses pencapaian tujuan dan fokusnya
adalah kualitas pelayanan belajar yang berimplikasi pada kualitas lulusan. Kualitas pendidikan ini
menggambarkan kepuasan para pendidik dalam melaksanakan tugas profesionalnya karena ia
mendapatkan perlakuan yang sesuai bidang profesionalnya. Disisi lain juga menggambarkan
kepuasan yang diterima oleh masyarakat atas kualitas pelayanan pendidikan karena masyarakat
memperoleh manfaat atau kemampuan dan keterampilan sebagai produk dari pendidikan yang hal ini
sering disebut “ mutu lulusan “.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian tentang TQM pada pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa TQM
(mutu terpadu) merupakan sebuah upaya peningkatan mutu dalam pendidikan dengan cara terus
menerus, dan melibatkan seluruh warga sekolah.
Dalam menerapkan pendekatan TQM dalam konteks pendidikan, sekolah dipahami sebagai unit
layanan jasa, yakni pelanggan pembelajaran. Sebagai unit layanan jasa, maka yang dilayani sekolah
adalah pelanggan internal (guru, pustakawan, laboran, teknisi, dan tenaga administrasi), eksternal
yang terdiri dari pelanggan primer (siswa) dan pelanggan sekunder (orangtua, pemerintah, dan
masyarakat), dan pelanggan tersier (pemakai lulusan, baik di perguruan tinggi maupun dunia usaha).
TQM dalam konteks pendidikan menempatkan siswa sebagai klien, sehingga suara siswa harus
disertakan dalam setiap pengambilan keputusan strategis langkah organisasi sekolah. Selain itu
kepala sekolah bukanlah penentu utama dalam peningkatan mutu, tetapi setiap orang yang diberi
tanggung jawab merupakan manajer dan berhak mengambil keputusan untuk setiap tanggung
jawabnya masing-masing.