Poin Kunci
Dari paparan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa tiduur adalah kebutuhan bagi fungsi otak.
Semua binatang punya jam mereka, dan periode mereka dan munculnya waktu akan tergantung
oleh gen masing masing, kebanyakan adalah biasa kepada lalat buah, tikus, dan primata, dan mungkin
spesies lainnya. Mutasi (polimorfisme) dari gen ini yang memicu kepada berubahnya iama
sirkadianadalah mudah ditemukan pada lalat buah, dan varian serupa dari gen ini ditemukan pada orang
orang dengan gangguan irama sirkadian. Kelainan tertentu dari jadwal tidur, misalnya kelainan fase tidur
yang terlambat (lihat Bab 6), sudah menunjukan mempunyai asosiasi tinggi dengan bentuk partikuler
dari gen tersebut (Ebisawa 2007).
Dia terlihat bahwa seberapa panjang kita tidur dan waktu tidur kesukaan kita (apakah iya atau
tidak kita merupakan orang orang yang terjaga pada malam hari “burung hantu” atau orang orang yang
suka pagi hari) sebagian tergantung pada susunan genetik. Proses molekuler dimana interaksi gen
dengan mekanisme otak, membuat waktu jam, sudah bisa bekerja dengan baik dan melibatkan produksi
protein yang mengaktifkan metabolisme sel, dimana kemudian keheningan gen terlibat untuk
produksinya selama irama 24 jam (Vitaterna, et al, 2001).
Dorongan untuk tidur dari irama sirkadian dimulai lambat sekitar jam 11 malam dan pelan pelan
meningkat sampai puncaknya pada pukul 4 pagi (lihat gambar 1.2). irama tersebut membuktikan proses
memulai tidur, dimana maksimal pukul 11 malam, atau sekitar 16 jam setelah kita terjaga dari pagi hari
dan kemudian menurun sepanjang tidur dengan sangat minimal kerika kita bangun dipagi hari. Ketika
tidur kita memendek dari biasanya, terdapat hutang tidur, yang akan memicu kepada meningkat pada
proses S, ini bekerja untuk menanggung bahwa hutang tersebut dilakukan pada periode tidur
selanjutnya dengan mempercepat waktu tidur dan kemungkinan dengan meningkatnya kedalaman tidur
dan durasi tidur.
Dua interaksi proses ini memicu onset tidur ketika semuanya meningkat (pada waktu tidur
biasa), dan mempertahankan tidur ketika proses sirkadian meningkat dan proses S ditolak (pada jam jam
yang sempit).
Ada juga peningkatan pada kecenderungan tidur sirkadian di sore hari. Pada masyarakat ini
dimana pola tidur bifasik adalah atau setidaknya biasa, seperti orang Mediterania, tidur siang mereka
sekitar pukul 2-4 siang. Tidur sore ini memuaskan proses S, dimana kemudian rendah kembali sampai
hari selanjutnya. Penjelasan ini menjelaskan kenapa periode tidur kedua (pada malam hari) dapat
tertunda sampai jam 1-2 malam. Kecenderungan peningkatan pada sore hari biasa disebut menukik
setelah makan siang (post lunch dip)tapi tidak perlu ada makan siang untuk membuktikannya, itu hanya
fenomena waktu. Terdapat juga periode peningkatan yang memacu kita bangun di tengah malam, ketika
fungsi fisik dan intelektual sedang tinggi, dan akan sulit untuk tidur. Ini biasanya disebut “zona
terlarang” untuk tidur dan merupakan alasan mengapa tertidur lebih awal jauh lebih sulit daripada
tertidur dipagi hari.
Proses menjadi bergairah atau waspada mungkin datang antara proses perkembangan tidur
sebelumnya dan satu dari mekanisme utama terjadi pada insomnia. Jika mental, emosional, atau gairah
fisik aktifitas datang didekat waktu tidur, maka waktu untuk memulai tertidur akan memanjang dari
biasanya. Aktifitas produksi gairah dapat mencakup belajar, menonton film yang sangat mengganggu,
punya argumentasi, atau hanya khawatir seperti olahraga atau kegiatan fisik lainnya. Hubungan intim
terlihat sebagai pengecualian karena hormon atau reaksi kimia lain seperti pelepasan prostaglandin
selama hubungan intim dan setelahnya, dan beberapa oksitosin mungkin akan memicu tidur, agaknya
untuk mendorong memfasilitasi progres sperma untuk fertilitasi sel telur. Pada siang hari, kebosanan
dan tidak adanya aktifits dapat menurunkan gairah.
Terdapat ledakan dari penelitan sebelumnya dari fisiologi dari regulasi tidur-bangun sebagai
temuan teknologi terbaru sudah tersedia. Temuan terbaru peptida orexin (hipokretin) sudah ditemukan
sebagai regulasi krusial dari bangun dan tidur (untuk ulasan, lihat Fuller, Gooley, et al. 2006). Temuan ini
menunjukan bahwa tidur dan terjaga ini diregulasi oleh sekumpulan neuron yang badan selnya berlokasi
di hipotalamus dan batang otak dan aktifitas penyeimbang sikap dari tidur dan terjaga dan memberikan
pertukaran cepat antara tidur dan terjaga.
Selama terjaga, kenaikan sistem gairah adalah utama, dan selama tidur ini dihambat oleh
neuron mengendali tidur (lihat bab 9).
Tidur merupakan suatu ketidak aktifan fisik didampingi oleh hilangnya kesadaran dan turunya respon
terhadap stimulus lingkungan. Merekam EEG dan variabel fisiologi lain seperti aktifitas otot dan gerak
bola mata sewaktu tidur (teknik yang disebut polisomnografi) memberikan informasi tentang perbedaan
tingkat tidur dan pola kejadiaannya. Pola ini bervariasi antar individeu, tetapi biasanya terdiri dari empat
sampai lima siklus dari tidur cukup bergantian dengan paradoksikal dan tidur REM. Bagian pertama
malam ditandai dengan periode tidur yang cukup dalam dengan periode yang lebih dan panjang dari
tidur REM di setengah malam selanjutnya. Berbagai tingkat yang representatif dari waktu kewaktu
disebut hipnogram, salah satu dari turunan dari subjek yang normal ditunjukan pada gambar 1.3.
Tidur yang cukup biasanya tergantung kepada Non REM (NREM) dan terbagi lebih lanjut menjadi
empat tahap/ tahap pertama “dozing” adalah tidur yang sangat ringan setengah antara tertidur dan
bangun, ketika kebayakan orang mengatakan mereka hanya menutup mata mereka, ketika itu terjadi
selama siang hari. Tahap kedua adalah sedikit lebih dalam, kadang dengan sesekali tersentak, dan oto
yang relaksasi dan pernafasan dan denyut jantung sedikit menjadi pelan kemudian terbangun. Ketika
terbangun dari tahap ini, sekitar 50% orang akan mengatakan mereka sudah tertidur. Ketika seseorang
sudah pada tidur dalam, tahap tiga dan empat, mereka terlihat pucat dan damai dan denyut jantung dan
pernafasan mereka meningkat mengikuti laju pembakaran metabolisme.