Anda di halaman 1dari 4

BAB I Tidur Normal

Poin Kunci

 Tidur adalah kebutuhan untuk fungsi normal otak


 Kehiangan tidur dapat berakibat pada berubahnya mood, penurunan nilai kognitif, dan
berubahnya ritme hormone secara abnormal
 Kebanyakan orang dewasa tidur antara 7 sampai 8 jam semalam, orang dewasa yang tidur
dibawah 6 jam dilaporkan mereka tidak mendapatkan tidur yang cukup dan bahwa mereka lebih
tidak puas dalam hidup
 Irama tidur bangun dikontrol oleh dua proses bagian terpisah tetapi saling berinteraksi, proses
sirkadian dan homeostatic atau proses pemulihan
 Pola tidur yang tipikal terdiri dari 4 atau 5 lingkaran tidur, bergantian antara paradoksikal, atau
tidur rapid eye movement (REM)
 Tidur yang cukup biasanya disebut sebagai Non-REM (NREM) dan dibagi lebih lanjut menjadi 4
bagian
1.1 kenapa kita tidur?
Manusiaa menghabiskan satu per tiga hidep mereka dengan tidur, tetapi kita tahu secara
mengejutkan hanya sedikit tentang fungsi tidur. Apa yang kita tahu adalah
 Kehilangan tidur dalam arti luas mengakibatkan beberapa perubahan mood, penurunan nilai
kognitif, dan berubahnya ritme hormone secara abnormal
 Terdapat pantulan tidur setelah periode kurangnya tidur, mengsugesti bahwa kehilangan
tersebut memicu pungurangan kompensasi homeostatic

Dari paparan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa tiduur adalah kebutuhan bagi fungsi otak.

1.2 Berapa lama kita butuh tidur?


Tidur merupakan normal bagi seluruh spesies hewan, tapi hanya sedikit terutama primate, yang
hanya mengkonsolidasi satu periode tidur sehari. Manusia melaporkan varian tidur yang idekal pada
periode tidur, tapi mayoritas orang dewasa tidur antara 7 sampai 8 jam dalam semalam. Mereka
yang terbiasa tidur kurang dari 6 jam mungkin melaporkan bahwa mereka tidur kurang dari apa
yang mereka inginkan dan bahwa mereka kurang puas dalam hidup mereka. Orang orang dengan
usia sekolah dan bekerja, yang mengawalai waktu tidur beragam, cenderung untuk tidur kurang
pada hari biasa dan menggantinya pada hari libur.
Jumlah dari tidur yang dibutuhkan dari masing masing individu adalah jumlah yang cukup untuk
melakukan aktifitas seharian dan merasa segar
1.3 Bagaimana regulasi tidur
Penelitian selama 25 tahun terakhir membuktikan bahwa regulasi tidur-bangun dikendalikan oleh 2
proses terpisah tapi saling terkait (Borbely 1982), proses sirkadian dan homeostatik atau proses
pemulihan.

1.3.1 proses sirkadian


Proses sirkadian yang mana meregulasi ritme arian dari tubuh dan otak. Pola sirkadian (24 jam)
dari aktifitas ditemukan di banyak organ dan bahkan di sel individu. Penanda utama irama sirkadian, jam
pada tubuh kita, ditemukan dalam sejumlah kelompok sel sel di suprakiasmatik nukleus (SCN) dari
hipotalamus. Sel sel ini menyediakan pola berosilasi dari aktifitas dengan irama waktu selama 24 jam,
dimana mengatur semua irama tubuh kita termasuk aktifitas tidur-bangun, pengeluaran hormon,
fungssi hati, dll. Pengendalian dari SCN ini merupakan bawaan, dipertahankian dengan sendirinya, dan
mandiri dari kelelahan atau jumlah tidur. Dia terpengaruh nyata oleh cahaya dan beberapa tingkat
temperatur. Terangnya cahaya dimalam hari akan menunda jam dan cahaya dipagi hari dibutuhkan
untuk menyesuaikan waktu irama 24 jam sesuai ketetapan cahaya dan kegelapan, panjangnya
lingkaranan sekitar 24,3 jam. Faktanya, putaran cahaya yang ditentukan oleh putaran bumi secara
efektif memendekan irama SCN dan membuatnya tetap 24 jam. Cahaya karena itu dipanggil sebuah
“Zeitgeber” (penjaga waktu) dalam irama sirkadian.

Semua binatang punya jam mereka, dan periode mereka dan munculnya waktu akan tergantung
oleh gen masing masing, kebanyakan adalah biasa kepada lalat buah, tikus, dan primata, dan mungkin
spesies lainnya. Mutasi (polimorfisme) dari gen ini yang memicu kepada berubahnya iama
sirkadianadalah mudah ditemukan pada lalat buah, dan varian serupa dari gen ini ditemukan pada orang
orang dengan gangguan irama sirkadian. Kelainan tertentu dari jadwal tidur, misalnya kelainan fase tidur
yang terlambat (lihat Bab 6), sudah menunjukan mempunyai asosiasi tinggi dengan bentuk partikuler
dari gen tersebut (Ebisawa 2007).

Dia terlihat bahwa seberapa panjang kita tidur dan waktu tidur kesukaan kita (apakah iya atau
tidak kita merupakan orang orang yang terjaga pada malam hari “burung hantu” atau orang orang yang
suka pagi hari) sebagian tergantung pada susunan genetik. Proses molekuler dimana interaksi gen
dengan mekanisme otak, membuat waktu jam, sudah bisa bekerja dengan baik dan melibatkan produksi
protein yang mengaktifkan metabolisme sel, dimana kemudian keheningan gen terlibat untuk
produksinya selama irama 24 jam (Vitaterna, et al, 2001).

Dorongan untuk tidur dari irama sirkadian dimulai lambat sekitar jam 11 malam dan pelan pelan
meningkat sampai puncaknya pada pukul 4 pagi (lihat gambar 1.2). irama tersebut membuktikan proses
memulai tidur, dimana maksimal pukul 11 malam, atau sekitar 16 jam setelah kita terjaga dari pagi hari
dan kemudian menurun sepanjang tidur dengan sangat minimal kerika kita bangun dipagi hari. Ketika
tidur kita memendek dari biasanya, terdapat hutang tidur, yang akan memicu kepada meningkat pada
proses S, ini bekerja untuk menanggung bahwa hutang tersebut dilakukan pada periode tidur
selanjutnya dengan mempercepat waktu tidur dan kemungkinan dengan meningkatnya kedalaman tidur
dan durasi tidur.

Dua interaksi proses ini memicu onset tidur ketika semuanya meningkat (pada waktu tidur
biasa), dan mempertahankan tidur ketika proses sirkadian meningkat dan proses S ditolak (pada jam jam
yang sempit).

Ada juga peningkatan pada kecenderungan tidur sirkadian di sore hari. Pada masyarakat ini
dimana pola tidur bifasik adalah atau setidaknya biasa, seperti orang Mediterania, tidur siang mereka
sekitar pukul 2-4 siang. Tidur sore ini memuaskan proses S, dimana kemudian rendah kembali sampai
hari selanjutnya. Penjelasan ini menjelaskan kenapa periode tidur kedua (pada malam hari) dapat
tertunda sampai jam 1-2 malam. Kecenderungan peningkatan pada sore hari biasa disebut menukik
setelah makan siang (post lunch dip)tapi tidak perlu ada makan siang untuk membuktikannya, itu hanya
fenomena waktu. Terdapat juga periode peningkatan yang memacu kita bangun di tengah malam, ketika
fungsi fisik dan intelektual sedang tinggi, dan akan sulit untuk tidur. Ini biasanya disebut “zona
terlarang” untuk tidur dan merupakan alasan mengapa tertidur lebih awal jauh lebih sulit daripada
tertidur dipagi hari.

1.3.2 Gairah, relaksasi, dan kecemasan

Proses menjadi bergairah atau waspada mungkin datang antara proses perkembangan tidur
sebelumnya dan satu dari mekanisme utama terjadi pada insomnia. Jika mental, emosional, atau gairah
fisik aktifitas datang didekat waktu tidur, maka waktu untuk memulai tertidur akan memanjang dari
biasanya. Aktifitas produksi gairah dapat mencakup belajar, menonton film yang sangat mengganggu,
punya argumentasi, atau hanya khawatir seperti olahraga atau kegiatan fisik lainnya. Hubungan intim
terlihat sebagai pengecualian karena hormon atau reaksi kimia lain seperti pelepasan prostaglandin
selama hubungan intim dan setelahnya, dan beberapa oksitosin mungkin akan memicu tidur, agaknya
untuk mendorong memfasilitasi progres sperma untuk fertilitasi sel telur. Pada siang hari, kebosanan
dan tidak adanya aktifits dapat menurunkan gairah.

1.4 Fisiologi dari kontrol tidur-bangun

Terdapat ledakan dari penelitan sebelumnya dari fisiologi dari regulasi tidur-bangun sebagai
temuan teknologi terbaru sudah tersedia. Temuan terbaru peptida orexin (hipokretin) sudah ditemukan
sebagai regulasi krusial dari bangun dan tidur (untuk ulasan, lihat Fuller, Gooley, et al. 2006). Temuan ini
menunjukan bahwa tidur dan terjaga ini diregulasi oleh sekumpulan neuron yang badan selnya berlokasi
di hipotalamus dan batang otak dan aktifitas penyeimbang sikap dari tidur dan terjaga dan memberikan
pertukaran cepat antara tidur dan terjaga.

Selama terjaga, kenaikan sistem gairah adalah utama, dan selama tidur ini dihambat oleh
neuron mengendali tidur (lihat bab 9).

1.5 Struktur dari tidur

Tidur merupakan suatu ketidak aktifan fisik didampingi oleh hilangnya kesadaran dan turunya respon
terhadap stimulus lingkungan. Merekam EEG dan variabel fisiologi lain seperti aktifitas otot dan gerak
bola mata sewaktu tidur (teknik yang disebut polisomnografi) memberikan informasi tentang perbedaan
tingkat tidur dan pola kejadiaannya. Pola ini bervariasi antar individeu, tetapi biasanya terdiri dari empat
sampai lima siklus dari tidur cukup bergantian dengan paradoksikal dan tidur REM. Bagian pertama
malam ditandai dengan periode tidur yang cukup dalam dengan periode yang lebih dan panjang dari
tidur REM di setengah malam selanjutnya. Berbagai tingkat yang representatif dari waktu kewaktu
disebut hipnogram, salah satu dari turunan dari subjek yang normal ditunjukan pada gambar 1.3.
Tidur yang cukup biasanya tergantung kepada Non REM (NREM) dan terbagi lebih lanjut menjadi
empat tahap/ tahap pertama “dozing” adalah tidur yang sangat ringan setengah antara tertidur dan
bangun, ketika kebayakan orang mengatakan mereka hanya menutup mata mereka, ketika itu terjadi
selama siang hari. Tahap kedua adalah sedikit lebih dalam, kadang dengan sesekali tersentak, dan oto
yang relaksasi dan pernafasan dan denyut jantung sedikit menjadi pelan kemudian terbangun. Ketika
terbangun dari tahap ini, sekitar 50% orang akan mengatakan mereka sudah tertidur. Ketika seseorang
sudah pada tidur dalam, tahap tiga dan empat, mereka terlihat pucat dan damai dan denyut jantung dan
pernafasan mereka meningkat mengikuti laju pembakaran metabolisme.

Anda mungkin juga menyukai