Anda di halaman 1dari 7

34

PERANCANGAN MESIN PENGOLAH SAGU PORTABLE DENGAN


KAPASITAS EMPULUR SAGU 350 KG/JAM

Riki Effendi1 Zulpanri2


Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin,Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Jakarta Universitas Muhammadiyah Jakarta
Email: riki.effendi@ftumj.ac.id Email: zulpanri@yahoo.com

Abstrak

Perancangan mesin ini menggunakan sistem parutan guna untuk menghancurkan empulur batang
sagu agar pati sagu dapat keluar dari batangnya, parutan dirancang berbentuk silinder dan
diberikan susunan mata parut disekeliling silinder parutan tersebut. Batang sagu diparut pada
silinder yang sedang berputar sehingga empulur batang sagu hancur dan masuk kedalam bak
pencucian, Empulur batang sagu hasil parutan dicuci di dalam bak guna untuk memisahkan pati
sagu dengan ampas dengan menggunakan saringan. Sistem pencucian dan pengendapan
mengguanakan dua pompa Sanyo PWH 13, pompa pertama menarik air dari sumber mata air ke
dalam bak pencucian dan pompa yang kedua memindahkan hasil pencucian ke dalam bak
pengendapan. Hasil parutan empulur sagu yang didapatkan dari perancangan ini adalah 6,125
kg/menit (dibulatkan menjadi 350 kg/jam ) dan untuk lebar parutan 40 cm.

Kata kunci : Parutan, sagu, Portable , dicuci.

Abstract

The emergence of the idea of portable sago processing machine design this given that the sago
processing still using manual systems and require huge power and great cost. Thus the authors
choose the final title with the title of portable machine design sago processing capacity 350kg /
hour, expected to be useful especially in saving costs and labor. Sago processing machine design
using a grater system in order to destroy the pith of sago palm stems that can sago starch out of
the trunk, grater is designed cylindrical and given the composition of the eye of scar around the
grater cylinder Sago trunks shredded on a spinning cylinder so that the pith of sago trunk
shattered and go into the washing tub, Sago pith results grated washed in the bath in order to
separate the sago starch pulp using a sieve. Leaching and deposition systems mengguanakan two
pumps Sanyo PWH 137, The first pump draws water from springs into the washing tub and a
second pump to move the results of leaching into the deposition bath. Sago pith grater results
obtained right of this design is 6.125 kg/min (rounded to 350 kg/h), for a grater width 40 cm.

Keywords: Grated, sago, Portable, washable.

SINTEK VOL 9 NO 2 ISSN 2088-9038


35

1. PENDAHULUAN jumlah yang cukup untuk mereka sendiri


Sagu memiliki potensi yang paling dan keluarga (Crossley dan Kilgour, 1993).
besar untuk digunakan sebagai pengganti Teknologi mempunyai peranan yang
beras. Keuntungan sagu dibandingkan sangat penting untuk meningkatkan
dengan sumber karbohidrat lainnya adalah pendapatan ekonomi, oleh karena dengan
tanaman sagu atau hutan sagu sudah siap penerapan teknologi yang sesuai,
dipanen bila diinginkan. Pohon sagu dapat peningkatan nilai tambah dapat dilaksanakan
tumbuh dengan baik di rawa-rawa dan secara berganda. Teknologi perlu diarahkan
pasang surut, dimana tanaman penghasil pada semua tahapan, termasuk didalam
karbohidrat lainnya sukar tumbuh. Syarat- proses pascapanen. Teknologi sebagai satu
syarat agronominya juga lebih sederhana kesatuan metodologi dan peralatan yang
dibandingkan tanaman lainnya dan digunakan untuk melakukan suatu aktivitas
pemanenannya tidak tergantung musim. tertentu memiliki sasaran akhir yaitu untuk
Pengolahan empulur pohon sagu meningkatkan kesejahteraan hidup manusia.
(ruyung) menjadi pati sagu dengan cara Inovasi dan penerapan suatu teknologi
tradisional ini tidak mandapatkan hasil yang dalam suatu komunitas masyarakat perlu
maksimal baik dari segi kuantitas dan memperhatikan berbagai faktor agar dapat
kualitas serta menguras tenaga. Peningkatan mencapai sasarannya.
kapasitas pengolahan sagu di tingkat Penerapan teknologi mekanis dalam
masyarakat petani tentu saja dapat dilakukan bentuk mesin dan peralatan tepat guna
dengan memperbaiki teknik yang digunakan dikalangan petani sangat perlu untuk
pada semua tahapan, terutama pada tahapan dikembangkan agar jumlah dan mutu produk
penghancur empulur, karena tahapah ini yang dihasilkan dapat ditingkatkan sehingga
banyak membutuhkan tenaga kerja. bisa mengantarkan corak pertanian yang
Perbaikan teknik penghancuran empulur subsistence ke pertanian transisi menuju
sagu dapat dilakukan dengan cara sistem pertanian yang modern. Persyaratan
menciptakan alat parut sagu yang biayanya dari teknologi yang dimaksud adalah mudah
terjangkau. dibuat, mudah dioperasikan, sederhana,
Kenyataan menunjukkan bahwa praktis, efisien, dan mudah diserap oleh
penggunaan peralatan mekanis yang petani karena harganya terjangkau.
berteknologi modern di negara-negara Penerapan teknologi pengolahan yang
berkembang sangat jauh ketinggalan terencana dan sistematis terhadap komoditas
dibandingkan negara-negara maju. sagu akan memberikan nilai tambah dan
Penggunaan tenaga penggerak masih kualitas produk dapat ditingkatkan.
didominasi oleh tenaga manusia dan ternak, Tahapan yang paling banyak
oleh karena sebagian besar populasi mengkonsumsi tenaga dan waktu dalam
penduduk masih menganut sistim pertanian proses pengolahan sagu adalah proses
bercorak subsistence yaitu focus penghancuran empulur batang. Secara
membudidayakan bahan pangan dalam tradisional, penghancuran empulur sagu
dilakukan dengan menggunakan tokok

SINTEK VOL 9 NO 2 ISSN 2088-9038


36

(adze). Adze adalah suatu alat sejenis palu


yang prinsip kerjanya mengkombinasikan Maka bila ingin mengetahui total
gerakan menumbuk (pounding) dan jarak pemarut yang dibutuhkan untuk
menggaru (scrapping) yang mengakibatkan memarut 5kg sagu adalah :
jaringan terpotong-potong menjadi ukuran Total jarak pemarutan
yang lebih kecil sehingga partikel pati = 300 langkah/kg x 60 cm/langkah
terlepas (Ruddle et al., 1978). Penghancuran = 18000 cm/kg
empulur sagu dapat pula dilakukan dengan Kapasitas konvensional
pemarutan sebagaimana telah banyak = 5 kg / 15 menit
dilakukan di beberapa daerah tertentu. = 20 kg/jam

2. METODE PERANCANGAN Sehingga saya merancanakan mesin


 Tinjauan kelapangan untuk mengabil dengan kapasitas yang lebih besar dari pada
refesinsi dari perancangan. pemarutan konvensoinal ini, dengan asumsi
 Mengambil sampel dilapangan pemarutan dilakukan dengan gerakan
menggunakan parutan tradisional, memutar, putaran mesin 1400 rpm,
dengan tujuan mendapatkan hasil kerapatan mata parut dibuat identik dengan
parutan empulur. pemarut konvensional yaitu 5 mm, maka
 Membuat konsep alat pengolahan sagu. direncanakan dan di asumsikan data silinder
 Merancang dan memilih sistem pemarut pemarut sebagai berikut :
empulur sagu yang paling efesien. Diameter pemarut = 25 cm
Lebar pemarut = 40 cm
Maka keliling pemarut dapat diketahui :
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Menentukan kapasitas Keliling = πxd
Langkah awal perencanaan mesin = π x 25
pengolah sagu ini adalah menentukan = 78.75 cm
kapasitas pemarut yang akan direncanakan Maka bila diasumsikan putaran
didasarkan dari kapasitas pemarut mesin pemarut 1400 rpm, sehingga total
konvensional, dengan data-data sebagai jarak pemarut yang dicapai adalah:
berikut, yang diperoleh dari pengamatan dan Total jarak pemarut
ovservasi. = 1400 rpm x 78,75 cm
Untuk memarut 5 kg empulur sagu, 2 = 110250 cm/menit
orang pekerja memerlukan waktu 15 menit Bila diketahui untuk memarut 5kg sagu
= 900 detik, dengan asumsi total panjang dengan cara konvensional dibutuhkan total
langkah pemarut (memarut maju-mundur) jarak 110250 cm, sehingga kapasitas yang
adalah 60 cm, lebar parutan 30 cm dengan dihasilkan mesin adalah:
jangka waktu 3 detik, maka untuk memarut Kapasitas mesin
5 kg sagu dubutuhkan : =
Total langkah kerja = 900 detik ‫ ׃‬3
= 300 langkah kerja = 6,125 kg/menit

SINTEK VOL 9 NO 2 ISSN 2088-9038


37

Kapasitas Alat (6,125 kg/menit x 60 = 367,5 Perhitungan Daya Pemarut


kg/jam), untuk lebar parutan 40 cm, Analisis mekanisme dan kebutuhan
sehingga dapat ditentukan kapasitas alat 350 torsi pemarutan empulur sagu dilakukan
kg/jam. dengan pendekatan kinematika dan geometri
mekanisme pemarutan. Dari proses
Perancangan Drum Pemarut mekanisme pemarutan menunjukan bahwa
kebutuhan torsi untuk pemarutan tergantung
pada beberapa faktor diantaranya adalah :
koefisien gesek kinetic antara permukaan
silinder parut dengan empulur sagu yang
diparut, gaya yang diperlukan untuk
pemarutan per gigi parut, kecepatan putar
silinder parut, jari-jari silinder parut,
Gambar 1. Drum parutan komponen gaya normal (gaya dorong), dan
jumlah gigi efektif memarut setiap saat.
Drum pemarut adalah komponen Besarnya koefisien gesek kinetik kira-kira
utama dari alat pemarut sagu tipe silinder. 25 persen lebih kecil dari koefisien gesek
Drum parut dibuat dari besi material statik (Giancoli, 1992; Beer dan Johnston,
stainless steel dan menggunakan mata parut 1990).
dengan material stainless steel karena dalam Daya pemarutan dapat dianalisis
proses pemarutan bahan empulur sagu berdasarkan kebutuhan torsi pemarutan.
memiliki kadar air sangat tinggi sehingga Darma (2000), melaporkan bahwa
bahan logam akan mudah berkarat. Dengan kebutuhan torsi pemarutan maksimum untuk
sifat anti karat memungkin stainless steel pemarutan empulur sagu adalah 10.76 Nm
dapat dipilih untuk drum pemarut. dengan menggunakan silinder parut yang
Drum parut berukuran dengan berdiameter 12 cm.
diameter 25 cm, lebar silinder 40 cm dan Hubungan antara daya putar (torsi)
ketebalan Plat yang di rol 5 mm. Mata yang bekerja dan gaya yang dapat
parutan dibuat dengan berbentuk segi tiga dipindahkan (transmitted force) dirumuskan
yang berukuran alas 5 mm dan tinggi 3 mm, sebagai : (Mabie dan Ocvire, 1975; Shingley
adapun susnan mata parutan seperti gambar dan Mitchell, 1983).
2 dibawah ini. Meggunakan pesamaan di bawah:

Sehingga gaya pemarutan sagu dapat


dirumuskan :

Gambar 2. Susunan Mata Parut

SINTEK VOL 9 NO 2 ISSN 2088-9038


38

Sedangkan kebutuhan daya dapat dihitung Gambar 3. Mesin Pengolah sagu Portable
dengan persamaan : Kapasitas Empulur Sagu 350kg/jam
P = Mp x (2 x π x n)/60
Mp = F x r Fungsi Bagian Utama
= 179.33 Nm x 0.125 m 1. Mata parut (gigi pemarut) berfungsi
= 22.416 Nm untuk memarut empulur batang sagu
P = 2. Silinder parutan yaitu tempat
kedudukan mata parut
P = 3284.7 watt
3. Pully mesin berfungsi sebagai tempat
1 HP = 745,7 watt
kedudukan belt dan pemindah gerak
4. Belt berfungsi menyalurkan tenaga
Motor ini juga dimanfatkan untuk
dari motor penggerak ke drum
menggerakkan pompa air dengan daya 125
pemarut
watt sebanyak 2 buah pompa. Maka
5. Motor penggerak berfungsi sebagai
didapatkan total daya yang digunakan
sumber tenaga alat
adalah :
6. Pompa berfungsi untuk mengambil
P = 3284.7 watt + (125 watt x 2)
air kedalam bak pencucian dan dari
= 3534,700 Watt (4,740 HP)
bak pencucian kedalam bak
Dengan diketahuinya daya yang
pengendapan.
dibutuhkan untuk pemarutan, maka dapat
7. Saluran keluar empulur, berfungsi
dicari daya rencana Pd dengan
sebagai penyalur empulur sagu yang
menggunakan rumus :
sudah di parut ke bak pencucian.
Pd = fc x P
8. Saringan pati sagu berfungsi sebagai
= 1.2 x 4.740 HP
pemisah antara empulur dengan pati
= 5.688 HP
sagu.
Motor yang digunakan untuk
9. Bak penampung berfungsi sebagai
pengerak mesin pengolah sagu ini sebesar
pengendapan pati sagu yang sudah
4241,542 watt atau 5.688 HP. Untuk
melalui proses pemisahan antara
menyesuaikan dengan pasar maka motor
empulur dan pati sagu di bak
yang dipilih 6,5 HP.
pencucian.
Hasil Perancangan Alat Pengolah Sagu
Portable Kapasitas 350kg/Jam Mekanisme Kerja Mesin
1. Motor dihidupkan dengan cara menekal
tombol star pada motor, maka drum
pemarut berputar dan pompa menyala.
2. Produk (empulur batang sagu)
dimasukkan kedalam saluran masuk
mesin parut, sehingga batang sagu
terparut oleh mesin. Untuk
memperlancar pemarutan si operator

SINTEK VOL 9 NO 2 ISSN 2088-9038


39

menekan batang sagu ke silinder REFERENSI


pemarut. 1. Crossley, P. and J. Kilogour. 1983.
3. Sagu yang sudah diparut masuk kedalam Small Farm Mechanization for
bak pencucian berada diatas saringan. Devaloping Countries. John Wiley
Empulur digoyang-goyang dalam bak and Soon. Chichester.
yang berisi air dengan tujuan agar pati 2. Colon, F. J. and G. J. Annokke. 1984.
sagu terpisah dengan empulur batang Survey of Some Process Route of Sago
sagu. in: The Expert Consultation of Sago
4. Air dari pencucian empulur batang sagu Palm and Palm Product. BPP Teknologi
di pindahkan ke bak pengendapan & FAO. Jakarta.
dengan menggunakan pompa. 3. Darma. 2000. Analisis Mekanisme
5. Pati sagu akan mengendap pada bak Pemarutan dan Torsi Alat Pemarut Sagu
penampung. (Metroxylon sp.) Tipe Silinder. Tesis.
FATETA. IPB. Bogor
4. Ginting, D. 1985. Dasar-dasar
4. KESIMPULAN Pengelasan, Erlangga, Jakarta.
Bila diketahui untuk memarut 5 kg 5. Haryanto, B. dan P. Pangloli. 1992.
sagu dengan cara konvensional dibutuhkan
total jarak 18000 cm dan total jarak Potensi dan Pemamfaatan Sagu.
menggunakan alat parutan ini 110250 Kanisius.Yogyakarta
cm/menit. 6. Ruddle, K., D. Johnson, P.K. Townsend
dan J.D. Rees. 1978. Palm Sago A
Kapasitas mesin =
Tropical Starch From Marginal Lands.
= 6,125 kg/menit An East-West Centre Book,Honolulu
7. Rasyad, S. 1996. Prospek Industri
6,125 x 60 = 367,5 kg/jam dibulatkan Pengolahan Sagu (Metroxylon sp) di
menjadi 350 kg/jam, untuk lebar parutan 40 Kepulauan Mentawai Sumatera Barat
cm. dalam: Potensi sagu dalam usaha
Menggunakan alat ini 2 orang tenaga
pengembangan agribisnis di wilayah
kerja dapat mengolah satu pohon sagu
menjadi pati sagu basah selama 1 hari kerja, lahan basah. Prosiding symposium
dengan perbandingan sebelumnya secara nasional sagu III. Universitas Riau.
konvensional 5 orang pekerja selama 3 hari Pekanbaru
kerja 8. Stolk dan Kros. 1986. Elemen
Kualitas hasil parutan menggunakan Konstruksi Bangunan Mesin, Erlangga,
alat ini dibandingkan dengan konvensional Jakarta
jauh lebih bagus, karena mata parutan
9. Sularso, & Kiyokatsu, S. (1997). Dasar-
dirancang sebagus mungkin untuk
mengelurkan pati sagu dari empulunya. Dasar Perencanaan Dan Pemilihan
Alat ini juga dapat digunakan untuk Elemen Mesin. Bandung: PT Pradnya
pemarut benda yang lainya, untuk kehalusan Paramita.
dan kekasaran parutan, mata parut dapat
diganti tergantung dari pada kegunaan
pemakainya.

SINTEK VOL 9 NO 2 ISSN 2088-9038


40

SINTEK VOL 9 NO 2 ISSN 2088-9038

Anda mungkin juga menyukai