Anda di halaman 1dari 16

JURNAL EKLEKTIKA, Oktober 2013, Volume 1 Nomor 2 137

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN


BERDASARKAN STANDAR NASIONAL

Hajrawati *)
Guru SMK Negeri 1 Jeneponto
e-mail: hajrawatiajeng@yahoo.co.id

Abstract: The studyaimed at discovering thedescription of themanagementof


facilities and infrastructure of learning based onnational Standard at SMKN 1
in Jeneponto. The resultsof the study revealed that the management of facilities
and infrastructure at SMKN 1consisted of (1) the managementof facilities and
infrastructureof learning,(2) The standardization of facilities and
infrastructure had not been appropriate in supporting a better learning prosess
based, and(3) the in hibiting factors of the procurement of facilities and
infrastructure were lack of fund to fulfill the needs of facilities and
infrastructure and limited land which could be used as a place to store the
facililities to be used; whereas the supporting factors were the students and
teachers which could be used asthe reason to have the facilities and
infrastructure as well as the funding.

Keywords: Infrastructure Management Learning Based on National


Standards.

Keberadaan sarana dan prasarana prasarana belajar agar proses belajar


pembelajaran sangat diharapkan bagi mengajar semakin efektif dan efisien.
sekolah yang menginginkan siswanya Sistem manajemen sarana dan
mencapai prestasi yang memuaskan. prasaran pembelajaran di sekolah
Begitu pentingnya penyediaan sarana menjadi kewenangan pihak sekolah
dan prasarana yang dapat menunjang dalam manajemen yang mencakup
kelancaran proses belajar. Hal ini pengadaan, penggunaan, pemeliharaan,
sesuai dengan Undang-Undang perbaikan,dan pengembangan sarana
Republik Indonesia No. 20 Tahun dan prasarana di sekolah. Sekolahlah
2003 tentang Sistem Pendidikan yang paling mengetahui secara pasti
Nasional Pasal 45 ayat (1) dan fasilitas yang diperlukan dalam
(2) bahwa setiap jenis dan jenjang operasional sekolah, terutama fasilitas
pendidikan harus menyiapkan kebutuhan pembelajaran untuk memberikan
sarana dan prasarana pembelajaran kemudahan belajar kepada peserta
yang memadai dengan manajemen didik. Berdasarkan Peraturan
yang terorganisasi, teratur dan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
terkendali yang dilakukan pihak yang tentang Standar Nasional Pendidikan,
bertanggung jawab terhadap sarana dan pasal 1 ayat 8 mengemukakan
138 Hajrawati, Manajemen Sarana & Prasarana Pembelajaran

standar sarana dan prasarana adalah WC, gudang, ruang sirkulasi, dan
standar nasional pendidikan yang tempat bermain/ berolahraga.
berkaitan dengan kriteria minimal Pentingnya fungsi sarana dan
tentang ruang belajar, tempat prasarana sekolah dalam pembelajaran,
berolahraga, tempat beribadah, maka perlunya standar minimum
perpustakaan, laboratorium, bengkel mengenai sarana dan prasarana
kerja, tempat bermain, tempat berkreasi sekolah. Hal ini sesuai dengan
dan berekreasi, serta sumber belajar lain, peraturan Menteri Pendidikan
yang diperlukan untuk menunjang proses Nasional No. 40 tahun 2008 tanggal
pembelajaran, termasuk penggunaan 31 Juli 2008 yang isinya membahas
teknologi informasi dan komunikasi. mengenai standarisasi sarana dan
Pengertian kriteria minimal prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/
menurut Pasal 1 PP No 19 tahun 2005 Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/
dijabarkan sebagai ketentuan minimal MAK). Dimana dalam UU No. 40
tentang jenis, ukuran, jumlah, mutu, Tahun 2008 mengenai kelengkapan
desain, prosedur, persyaratan administrasi sarana dan prasarana bahwa sebuah
yang berkaitan dengan perencanaan, SMK/ MAK sekurang-kurangnya
pelaksanaan pengadaan dan perawatan, memiliki sarana dan prasarana
serta pengawasan sarana dan yang dikelompokkan dalam ruang
prasarana pendidikan yang diperlukan pembelajaran umum, ruang penunjang
untuk menunjang pembelajaran. dan ruang pembelajaran khusus.
Sisworo (2006:34) mengemukakan Lebih lanjut dalam Peraturan
standar sarana dan prasarana pendidikan Menteri Pendidikan Nasional yang
bertujuan untuk menjamin mutu sarana sesuai dengan UU. No. 40 tahun
dan prasarana pendidikan dalam 2008 bahwa kelompok pembelajaran
rangka mendukung peningkatan mutu umum terutama dengan ruang kelas,
pendidikan. Standar sarana dan ruang perpustakaan, dan ruang
prasarana pendidikan berfungsi sebagai praktik. Oleh karena itulah untuk
acuan dasar yang bersifat nasional bagi menunjang kelengkapan sekolah
semua pihak yang berkepentingan guna sesuai dengan UU No. 40
dalam: (1) perencanaan dan perancangan Tahun 2008 maka perlunya setiap
sarana dan prasarana; (2) pelaksanaan sekolah melakukan standar sarana
pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah. Menurut
dan pra-sarana; dan (3) pengawasan Nusagama (2011: 25) bahwa standar
ketersediaan dan kondisi sarana dan dari prasarana merupakan hal yang
prasarana. penting dan selain itu setiap satuan
Secara umum standar sarana untuk pendidikan wajib memiliki prasarana
SMA/MA/SMK meliputi standar ruang yang meliputi lahan, ruang kelas,
kelas, ruang perpustakaan, ruang ruang pimpinan, satuan pendidikan,
laboratorium biologi, ruang laboratorium ruang pendidikan, ruang tata usaha,
fisika, ruang laboratorium kimia, ruang perpustakaan dan ruang
ruang laboratorium komputer, ruangl praktek. Hal ini diperlukan dalam
aboratorium bahasa, ruang pimpinan, menunjang proses pembelajaran
ruang guru, ruang tata usaha, tempat yang teratur dan berkelanjutan.
beribadah, ruang konseling, ruang Berdasarkan hasil observasi
UKS, ruang organisasi kesiswaan, awal di lapangan, yaitu SMK Negeri
JURNAL EKLEKTIKA, Oktober 2013, Volume 1 Nomor 2 139

1 Jeneponto bahwa dalam UU No. Komputer juga sangat terbatas.


40 tahun 2008 tentang standarisasi Melihat dari fenomena yang terjadi
sarana prasana bahwa jumlah dalam lingkungan SMK Negeri 1 di
minimum ruang kelas adalah 60% Kabupaten Jeneponto, terdapat
dengan jumlah rombongan belajar beberapa sarana dan prasarana
dan kapisitas minimum ruang kelas sekolah yang tidak sesuai dengan
adalah 32 peserta didik, sedangkan Undang-Undang No. 40 tahun 2008
kondisi riil di lapangan jumlah mengenai standar sarana dan
minimum ruang kelas kurang dari prasarana Sekolah Kejuruan/ Madrasah
60% selain itu kapasitas ruang kelas Aliyah Kejuruan (SMK/ MAK).
dalam pelaksanaan proses belajar Sehubungan dengan hal tersebut
mengajar dengan jumlah 45 sampai di atas, maka peneliti ingin mengetahui
50 peserta didik. Kemudian hasil bagaimana permasalahan yang sebenarnya
survei pendahuluan mengenai standarisasi tentang gambaran pelaksanaan
perpustakaan harus dilengkapi dengan manajemen sarana dan prasarana
sarana buku teks pelajaran di mana pembelajaran jika melihat kondisi
rasio ketersediaan 1 eksemplar/ riil yang terjadi di lapangan
peserta mata pelajaran bersangkutan mengenai manajemen sarana dan
ditambah 4 eksemplar/ mata pelajaran/ prasarana pembelajaran berdasarkan
sekolah, buku panduan pendidik standar nasional di SMK Negeri 1
rasio ketersediaan 1 eksemplar/ guru Jeneponto. Berdasarkan uraian latar
mata pelajaran bersangkutan ditambah 2 belakang masalah diatas maka penulis
eksemplar/ mata pelajaran/ sekolah merumuskan permasalahan dalam
dan buku pengajaran rasio penelitian ini, yaitu: Bagaimana gambaran
ketersediaan 75% non fiksi dan 25% manajemen sarana dan prasarana
fiksi dimana total buku persekolah pembelajaran, apakah sarana dan prasarana
minimum 1.500 eksemplar untuk 7-12 pembelajaran yang ada sudah sesuai
rombongan belajar, minimum terdiri dengan standar nasional, apakah
dari 850 judul (Undang-Undang No. faktor pendukung dan penghambat
40 tahun 2008). Namun kenyataan dalam pelaksanaan manajemen sarana
yang terjadi bahwa jumlah buku dan prasarana pembelajaran di SMK
yang tersedia dalam perpustakaan Negeri 1 Jeneponto.
sekolah tidak sesuai dengan standar, Adapun fokus dalam penelitian
hal ini dapat dilihat bahwa buku teks ini diarahkan pada manajemen sarana
pelajaran, buku panduan pendidikan dan prasarana pembelajaran di SMKN 1
permata pelajaran sangat terbatas. Jeneponto berdasarkan standar nasional
Selanjutnya ruang praktikum yang meliputi manajemen sarana dan
untuk administrasi perkantoran menurut prasarana pembelajaran yang terdiri
Undang-Undang No. 40 tahun 2008 dari: perencanaan, pengadaan, penyimpanan,
harus memiliki ruang mengetik atau inventarisasi, pemeliharaan, penghapusan
komputer, ruang praktek kearsipan, dan pengawasan, standarisasi sarana
ruang praktik mesin kantor dan dan prasarana pembelajaran sesuai
ruang praktek perkantoran namun dengan Permendiknas No 40 Tahun
kenyataan yang ada di lapangan 2008 yang meliputi: lahan, bangunan
tidak sesuai dengan UU, Akuntansi, dan kelengkapan sarana dan prasarana
Penjualan, Tata Busana serta Teknik dan faktor pendukung dan penghambat
140 Hajrawati, Manajemen Sarana & Prasarana Pembelajaran

dalam standarisasi sarana dan prasarana Pembelajaran


dalam pembelajaran. Manajemen sarana dan prasarana
yang baik diharapkan dapat
METODE menciptakan sekolah yang bersih, rapi
Penelitian ini menggunakan dan indah sehingga menciptakan
pendekatan kualitatif yaitu suatu kondisi yang menyenangkan bagi
jenis penelitian yang menghasilkan guru maupun perserta didik untuk
data deskriftif berupa kata-kata berada di sekolah dalam menjalankan
tertulis atau lisan dari orang-orang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
atau perilaku yang dapat diamati. untuk meningkatkan Sumber Daya
Pendekatan dalam penelitian ini Manusia (SDM). Manajemen sarana
dilakukan dengan mengumpulkan fakta dan prasarana di SMK Negeri 1
melalui informasi atau data-data Jeneponto merupakan tindak lanjut
yang berkaitan dengan manajemen diterapkannya Undang-undang No. 40
sarana dan prasarana pembelajaran tahun 2008 tentang standar sarana dan
SMK Negeri 1 di Jeneponto. prasarana Sekolah Kejuruan/ Madrasah
Lokasi penelitian ini dilakukan Kejuruan (SMK/ MAK), yang
di SMK Negeri 1 di Jeneponto. Lokasi mengisyaratkan bahwa SMK Negeri
ini dipilih dengan pertimbangan 1 Jeneponto wajib melaksanakan
bahwa data tersedia cukup lengkap pembelajaran dengan menggunakan
yang menunjang penelitian ini, serta sarana dan prasarana sesuai dengan
belum pernah ada yang meneliti standar, Agar tujuan yang diamanahkan
sebelumnya tentang Manajemen dalam Undang-Undang No. 40 tahun
Sarana Dan Prasarana Pembelajaran. 2008 tercapai secara efektif dan efisien
Sumber data utama dalam diperlukan manajemen sarana dan
penelitian ini adalah Wakasek, Ketua prasarana pembelajaran.
Jurusan, Kepala Laboratorium, Dan Dari hasil penelitian di atas, maka
Pengelola Perpustakaan yang dipilih, dalam pembahasan hasil penelitian ini
hal ini peneliti lakukan karena akan diuraikan secara berturut-turut
peneliti yakin bahwa mereka dapat tentang gambaran pelaksanaan sarana
memberikan informasi yang rinci dan prasarana di SMK Negeri 1
mengenai data-data dan informasi Jeneponto, yakni: (a) perencanaan
yang dibutuhkan oleh peneliti. sarana dan prasarana, (b) pengadaan
sarana dan prasarana, (c) penyimpanan
HASIL DAN PEMBAHASAN
sarana dan prasarana, (d) inventarisasi
Hasil penelitian ini akan membahas sarana dan prasarana, (e) pemeliharaan
mengenai gambaran manajemen sarana, (f) penghapusan sarana, dan (g)
sarana dan prasarana pembelajaran, pengawasan sarana dan prasarana.
gambaran mengenai sarana dan Perencanaan sarana dan prasarana
prasarana pembelajaran dan untuk di sekolah merupakan suatu proses
mengetahui faktor pendukung dan memikirkan dan menetapkan program
penghambat pelaksanaan manajemen pengadaan fasilitas sekolah yang
sarana dan prasarana pembelajaran berbentuk sarana sekolah di masa
di SMK Negeri 1 Jeneponto. yang akan datang untuk mencapai
tujuan tertentu. Keefektifan suatu
Manajemen Sarana dan Prasarana perencanaan sarana dan prasarana
JURNAL EKLEKTIKA, Oktober 2013, Volume 1 Nomor 2 141

di SMK Negeri 1 Jeneponto dapat usulan pengadaan sarana sekolah yang


dinilai atau dilihat dari seberapa jauh diajukan setiap unit kerja sekolah dan
pengadaannya itu dapat memenuhi menginventarisasi kekurangan sarana
kebutuhan sarana dan prasarana di sekolah. b) Menyusun rencana kebutuhan
sekolah dalam periode tertentu. Apabila sarana sekolah untuk periode tertentu
perencanaan pengadaan sarana betul- Memadukan rencana kebutuhan yang
betul sesuai dengan langkah-langkah telah disusun dengan sarana yang telah
yang akan ditempuh, berarti perencanaan tersedia sebelumnya. c) Memadukan
sarana di sekolah betul-betul efektif. rencana kebutuhan dengan dana atau
Pengadaan sarana belajar harusnya anggaran sekolah yang tersedia. d)
direncanakan seefektif mungkin sehingga Memadukan rencana kebutuhan sarana
semua pengadaan sarana sekolah itu dengan dana atau anggaran yang ada.
sesuai dengan kebutuhan di sekolah. e) Penetapan rencana pengadaan akhir.
Berdasarkan hasil penelitian Dengan demikian, dapat disim-
bahwa, perencanaan sarana dan pulkan bahwa perencanaan yang
prasarana di SMK Negeri 1 Jeneponto disusun di SMK Negeri 1 Jeneponto
dilakukan dengan membuat analisis tidak menyesuaikan dengan Peren-
kebutuhan pada awal tahun ajaran. canaan yang dilakukan,tidak melihat
Perencanaan sarana di SMK Negeri 1 kondisi sarana yang sebenarnya.
Jeneponto merupakan upaya pemikiran Perencanaan sarana dan prasarana
sarana yang diperlukan di masa yang dibuat tidak sesuai dengan kapasitas
akan datang dan bagaimana pengadaannya peserta didik. Jika dilihat dengan teori
secara sistematis, rinci dan teliti yang relefan perencanaan merupakan
berdasarkan informasi tentang kondisi suatu proses kegiatan menggambarkan
sekolah, hal tersebut disusun mulai sebelumnya hal-hal yang akan
dari pengelola yang diteruskan kepada dikerjakan dimulai dari tim unit kerja
ketua jurusan kemudian ke wakil masing-masing yang bertanggung
kepala sekolah bidang sarana dan jawab langsung, kemudian diteruskan
prasarana, terakhir diserahkan kepada kepada atasan yang lebih berkompeten
kepala sekolah untuk menentukan untuk memutuskan mengenai pengadaan
sarana dan prasarana yang dirasa barang, hal tersebut direncanakan dari
perlu untuk diadakan. Dalam menentukan awal tahun ajaran baru dalam rangka
kebutuhan sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan Proses pengadaan sarana dan
dan Belanja Sekolah). prasarana harus disesuaikan dengan
Berdasarkan informasi tersebut, daftar perencanaan yang telah dibuat
sejalan dengan pendapat Bafadal sebelumnya. Dalam pengadaan barang
(2008:26) bahwa Perencanaan sarana tersebut tidak semua permintaan sarana
dan prasarana adalah suatu proses dan prasarana pembelajaran dapat
memikirkan dan menetapkan kegiatan- dipenuhi, hal tersebut harus disesuaikan
kegiatan atau program-program yang dengan anggaran yang ada, artinya
akan dilakukan di masa yang akan sarana dan prasarana yang paling
datang untuk mencapai tujuan tertentu. mendesak untuk dipenuhi akan lebih
Lebih lanjut langkah-langkah perencanaan diutamakan dalam proses pengadaan.
pengadaan sarana di sekolah yaitu Pengadaan sarana dan prasarana
sebagai berikut: a) Menampung semua pembelajaran tidak hanya bersumber
142 Hajrawati, Manajemen Sarana & Prasarana Pembelajaran

dari RAPBS, tetapi juga bersumber Tetapi dalam proses pengadaan


dari sumbangan komite sekolah. sarana tersebut kepala sekolah
Hal ini tertuang dalam Gunawan memberikan persetujuan jika barang
(2002: 135) bahwa pengadaan adalah yang diajukan betul-betul menjadi
segala kegiatan untuk menyediakan kebutuhan pembelajaran dan disesuaikan
semua keperluan barang/ benda/ jasa dengan ketersediaan dana yang ada
bagi keperluan pelaksanaan tugas untuk pengalokasian sarana sekolah.
Pengadaan sarana dan prasarana di Kegiatan setelah proses pengadaan
sekolah pada dasarnya merupakan adalah penyimpanan sarana pendidikan,
upaya merealisasikan rencana pengadaan penyimpanan adalah kegiatan yang
sarana dan prasarana yang telah dilaksanakan untuk menampung hasil
disusun sebelumnya. Teori yang pengadaan barang/ alat yang belum
lainnya menurut Suryosubroto (2004: didistribusikan atau disimpan pada
116) proses pengadaan saranadan tempat tertentu yang direncanakan.
prasarana pembelajaran di sekolah Penyimpanan barang meurut Gunawan
ada beberapa kemungkinan yang bisa (2002:39) adalah menampung/
ditempuh yaitu: Pembelian dengan mewadahi hasil pengadaan barang
biaya pemerintah 1) Pembelian dengan tersebut demi keamanannya, baik yang
biaya SPP, 2) Bantuan dari BP3 dan belum maupun yang akan didistribusikan.
3) Bantuan dari masyarakat lainnya. Hasil penelitian menunjukkan
Merujuk pada teori tersebut, dapat bahwa proses penyimpanan sarana
disimpulkan bahwa Pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran diberikan
dan prasarana di SMK Negeri 1 kepercayaan sepenuhnya terhadap
Jeneponto telah dilakukan sesuai pengelola, tetapi dalam hal penyimpanan
dengan ketersediaan dana, hal tersebut harus sesuai dengan mekanisme yang
dilakukan bertujuan untuk memperoleh ada. Hal tersebut dimulai dari
sarana pendidikan yang diperlukan guna pemberian kode terhadap barang yang
kelancaran proses pendidikan dan datang, kemudian dicatat dalam daftar
pengajaran. Pengadaan sarana merupakan stok barang, dalam proses penyimpanan
upaya merealisasikan rencana pengadaan sarana dan prasarana tersebut, sebagai
sarana dan prasarana yang telah disusun pengelola harus teliti menyimpan
sebelumnya, tetapi ketersediaan sarana ketempat yang telah ditentukan agar
di SMK Negeri 1 Jeneponto belum terhindar dari kerusakan.Lebih lanjut,
maksimal hal ini sesuai dengan hasil sesuai dengan hasil observasi dan
penelitian yang ditemukan bahwa studi dokumentasi mengenai proses
ketersediaan sarana pada perpustakaan penyimpanan sarana dan prasarana,
dan pada laboratorium komputer belum dalam proses penyim-panan sarana di
sesuai dengan rasio antara banyaknya SMK Negeri 1 Jeneponto pengelola
siswa dengan sarana yang tersedia. diberikan wewenang penuh untuk
Hasil observasi dan dokumentasi bertanggung jawab atas sarana yang
terhadap pengadaan sarana menunjukkan telah diadakan, mereka menyimpan
bahwa, proses pengadaan sarana yang sesuai dengan mekanisme yang ada.
diadakan sesuai dengan permintaan Selain itu mereka membuat catatan
barang oleh masing-masing penanggung dan memberikan kode pada barang-
jawab, baik itu dari ketua jurusan barang yang ada.
ataupun dari pengelola laboratorium. Berdasarkan teori yang ada dan
JURNAL EKLEKTIKA, Oktober 2013, Volume 1 Nomor 2 143

data yang ditemukan mengenai proses baru diadakan.


penyimpanan sarana pendidikan, hasil Kemudian data hasil observasi
penelitian menunjukkan bahwa dalam dan dokumentasi mengenai proses
proses penyimpanan di SMK Negeri 1 inventarisasi sarana dan prasarana
Jeneponto telah sesuai dengan apa pembelajaran, menjadi tanggung
yang dikemukakan oleh pakar di atas. jawab pengelola, mereka membuat
Bahwa dalam proses penyimpanan daftar inventaris terhadap sarana yang
barang disekolah berdasarkan ada. Selain itu mereka juga tetap
prosedur, mulai dari mencatat diawasi oleh ketua jurusan, wakil
barang yang masuk, menyimpan kepala sekolah bidang sarana dan
barang-barang ketempat yang membuat prasarana dan kepala sekolah langsung.
barang terhindar dari kerusakan dan Berdasarkan teori yang relevan
disimpan ke tempat yang mudah dan data hasil penelitian, baik berupa
didapat sampai pada pembuatan daftar data hasil wawancara dan observasi
penyimpanan barang. Yang dimaksud maka dapat disimpulkan bahwa
dengan inventarisasi adalah kegiatan pelaksanaan inventarisasi telah
mencatat dan menyusun daftar dilakukan secara maksimal. Kegiatan
inventaris barang-barang milik Negara inventarisasi dilakukan dengan
yang terdapat pada masing-masing mencatat dan menyusun daftar
sekolah dalam lingkungan Departemen P inventarisasi barang-barang milik
dan K secara teratur menurut instansi/unit kerja secara teratur secara
ketentuan yang berlaku. Inventarisasi tertib. Kepala sekolah dan wakil
menurut Gunawan (2002:141) adalah kepala sekolah bidang sarana dan
kegiatan untuk mencatat dan prasarana ikut memantau jalannya
menyusun daftar barang-barang/ proses inventarisasi di SMK Negeri 1
bahan yang ada secara teratur menurut Jeneponto agar sesuai dengan ketentuan
ketentuan yang berlaku. dan tata cara yang berlaku.
Berdasarkan data hasil penelitian Pemeliharaan terhadap sarana
dalam proses inventarisasi sarana dan dan prasarana pendidikan di sekolah
prasarana pembelajaran di SMK merupakan aktivitas yang harus
Negeri 1 Jeneponto, pada bagian ini dijalankan untuk menjaga agar
diberikan kepercayaan sepenuhnya perlengkapan yang dibutuhkan oleh
kepada pengelola untuk melakukan personel sekolah dalam kondisi siap
inventarisasi terhadap sarana dan pakai. Kondisi siap pakai ini akan
prasarana pembelajaran yang ada di sangat membantu terhadap kelancaran
sekolah. Kegiatan inventarisasi sarana proses pembelajaran yang dilaksanakan
pembelajaran dilakukan mulai dari di sekolah.Data hasil penelitian yang
membuat daftar inventaris dan ditemukan mengenai pemeliharaan
melakukan pencatatan dan pengkodean sarana dan prasarana di SMK Negeri 1
secara tertib dan teratur menurut Jeneponto, pada proses pemeliharaan
ketentuan yang berlaku. Kepala diberikan tanggung jawab kepada
sekolah dan wakil kepala sekolah ikut ketua jurusan dan pengelola dalam
bertanggungj awab dalam pelaksanaan melakukan pengecekan secara berkala
inventarisasi dengan cara mengawasi agar terhindar dari kerusakan. Selain
proses inventarisasi baik itu banrang itu dalam hal pemeliharaan dilaksanakan
yang sudah lama maupun barang yang berdasarkan prosedur yaitu dilakukan
144 Hajrawati, Manajemen Sarana & Prasarana Pembelajaran

pencegahan kerusakan barang inventaris keadaan baik dan jika dibutuhkan


dengan cara melakukan pengaturan mudah dijangkau.
agar barang dalam keadaan baik dan Pengahapusan sarana dan prasarana
siap pakai. Dalam pemeliharaan pendidikan adalah kegiatan meniadakan
barang tersebut harus disesuaikan barang-barang milik lembaga atau
dengan prosedur agar sesuai dengan milik negara dari daftar inventaris
standar kualifikasi yang berlaku. dengan cara berdasarkan perundang-
Hasil penelitian di atas senada undangan yang berlaku. Kepala
dengan pendapat Gunawan (2002:146) sekolah memiliki kewenangan untuk
bahwa pemeliharaan adalah kegiatan melakukan penghapusan terhadap
rutin untuk mengusahakan agar perlengkapan sekolah. Namun
barang tetap dalam keadaan baik dan perlengkapan yang akan dihapus harus
berfungsi baik pula.Sarana belajar memenuhi persyaratan-persyaratan
yang ada di sekolah seperti perabot penghapusan. Demikian pula prosedurnya
dan peralatan, serta media pengajaran harus mengikuti peraturan perundang-
selalu dalam kondisi siap pakai jika undangan yang berlaku. Data hasil
setiap saat digunakan.Sarana belajar penelitian dalam proses penghapusan
bukan saja ditata dan dijaga sedemikian sarana dan prasarana di SMK Negeri 1
rupa. Dengan pemeliharaan secara Jeneponto dilakukan apabila sarana
teratur semua sarana di sekolah selalu dan parasarana dalam hal ini barang-
enak dipandang, mudah digunakan, barang inventaris milik Negara ataupun
dan tidak cepat rusak. milik sekolah sudah tidak layak pakai,
Hasil observasi dan dokumentasi maka diadakan penghapusan. Tetapi
mengenai pemeliharaan sarana dan jika sarana dan prasarana tersebut
prasarana, dalam peroses pemeliharaan mengalami kerusakan yang masih dapat
ini baik itu prasarana sekolah yang diperbaiki maka di adakan peremajaan
dirawat dengan cara mengecat ruangan atau perbaikan. Mengenai jangka waktu
atau taman, dan yang tidak kalah pemakaian barang itu tidak ditentukan,
pentingnya adalah pemeliharaan sarana peng-hapusan dilakukan jika memang
yang dilakukan oleh penanggung jawab betul-betul barang-barang atau sarana
mulai dari penanggung jawab lab dan prasarana di SMK Negeri 1
sampai pada pengelola perpustakaan. Jeneponto sudah tidak dapat difungsikan
Dalam hal ini ketua jurusan serta lagi dan disesuaikan dengan prosedur
kepala sekolah juga ikut mengawasi. peng-hapusan yang berlaku.
Hasil penelitian dan teori di atas Proses kegiatan penghapusan
menunjukkan bahwa dalam proses bertujuan untuk menghapuskan
pemeliharaan sarana dan prasarana di barang-barang milik Negara dari daftar
SMK Negeri 1 Jeneponto telah inventaris berdasarkan peraturan yang
dilakukan sesuai dengan prosedur, berlaku. Hasil penelitian di atas senada
bahwa dalam proses pemeliharaan dengan pendapat Gunawan (2002:149)
barang dilakukan pengecekan secara penghapusan adalah proses kegiatan
berkala agar terhindar dari kerusakan. untuk mengeluarkan/ menghilanngkan
Dalam proses pemeliharaan dilakukan barang-barang milik Negara dari
pencegahan kerusakan barang inventaris daftar inventaris Negara berdasarkan
dengan melakukan pengaturan atau peraturan perundang-undangan yang
pengurusan agar barang tetap dalam berlaku. Menurut Bafadal (2004:62)
JURNAL EKLEKTIKA, Oktober 2013, Volume 1 Nomor 2 145

Proses penghapusan sarana harus terhadap sarana tersebut guna menghindari


berdasarkan syarat-syarat dan kategori penyalahgunaan atau penyelewengan
penghapusan yang sesuai dengan sarana belajar di sekolah tersebut. Karena
peraturan perundangan yang berlaku. kemungkinan terjadi penggelapan barang
Hasil observasi dan dokumentasi inventaris sekolah sehingga perlunya
menunjukkan bahwa dalam proses monitoring kepala sekolah yang
penghapusan dilakukan oleh kepala dilakukan terhadap sarana sekolah
sekolah, sarana yang ditiadakan sebagai penunjang prestasi siswa.
apabila barang tersebut sudah tidak
Standarisasi Sarana dan Prasarana
layak pakai lagi. Penghapusan barang
inventaris milik negara dilakukan Standarisasi sarana dan prasarana
sesuai dengan peraturan yang berlaku, adalah standar yang ditetapkan oleh
kepala sekolah tidak serta merta pemerintah terkait masalah peraturan
melakukan hal tersebut tanpa alas an mengenai sarana dan prasarana secara
yang kuat. Hal ini dilakukan jika keseluruhan, untuk lebih jelasnya dapat
barang tersebut betul-betul tidak dapat disajikan dalam pembahasan setelah
digunakan lagi maka mereka melakukan hasil penelitian yang diperoleh di
penghapusan dalam daftar inventarisasi. lokasi penelitian, yakni SMK Negeri 1
Berdasarkan informasi yang Jeneponto yang merupakan sekolah
diperoleh dari lokasi penelitian dan Negeri yang ada di Kabupaten Jeneponto
teori yang dikemukakan oleh pakar, yang memiliki lahan, bangunan dan
maka dapat disimpulkan bahwa proses kelengkapan sarana dan prasarana yang
penghapusan di SMK Negeri 1 meliputi: Kelompok ruang pembelajaran
Jeneponto berdasarkan syarat-syarat umum yang terdiri dari ruang kelas,
dan kategori penghapusan kegiatan ruang perpustakaan, dan ruang lab
meniadakan barang-barang milik komputer, dan kelompok ruang pembelajaran
lembaga atau milik negara dari daftar khusus meliputi: ruang praktik yang
inventaris dengan cara berdasarkan disesuaikan dengan program keahlian.
perundang-undangan yang berlaku. Lahan
Kepala sekolah memiliki kewenangan
untuk melakukan penghapusan terhadap Lahan adalah area lokasi atau
perlengkapan sarana dan prasarana tanah yang akan digunakan sebagai
sekolah. Namun perlengkapan yang tempat/bangunan.Berdasarkan hasil
akan dihapus harus sesuai dengan penelitian lahan yang ada di SMK
syarat-syarat penghapusan dan prosedur Negeri 1 Jeneponto seluas 4.352 m2
yang harus mengikuti peraturan dengan luas bangunan 1.778 m2,
perundang-undangan yang berlaku. lapangan olahraga 1.000 m2, dan halaman
Berdasarkan data hasil penelitian 1.574 m2. Lahan di SMK Negeri 1
mengenai pengawasan sarana dan Jeneponto telah mendapatkan izin
prasarana pembelajaran di SMK pemanfaatan tanah dari Pemerintah
Negeri 1 Jeneponto, hal-hal yang perlu Daerah Setempat yang digunakan
diawasi mulai dari tahap perencanaan. sebagaimana mestinya, sesuai dengan
Pelaksanaan pengawasan yang dilakukan kebutuhan pembelajaran. Letak lahan
pada SMK Negeri 1 Jeneponto telah yang berada di poros jalan sehingga
dilaksanakan karena mereka memiliki lokasi sekolah tersebut mudah dijangkau
tanggung jawab dan wewenang penuh oleh masyarakat, khususnya siswa.
146 Hajrawati, Manajemen Sarana & Prasarana Pembelajaran

Ketersediaan lahan yang tidak begitu Dengan izin pemanfaatan tanah maka
luas sehingga lokasi sekolah terlihat lahan tersebut dibangun gedung
padat karena kebanyakan dari lahan sekolah yang terdiri dari beberapa
sekolah telah dibanguni gedung sekolah. ruang belajar dan ruang penunjang
Berdasarkan Permendiknas Nomor yang mendukung proses belajar
40 Tahun 2008 mengenai standar mengajar. Keadaan lahan yang sempit,
sarana dan prasarana Sekolah sehingga keadaan bangunan terlihat
Menengah Kejuruan (SMK), ketentuan padat. Letak lahan sekolah berada di
lahan harus memiliki persyaratan jalan poros yang mudah dijangkau dan
sebagai berikut: 1) Luas lahan dilewati oleh kendaraan umum.
minimum dapat menampung sarana
Bangunan
dan prasarana untuk melayani 3
rombongan belajar. 2) Lahan efektif Bangunan adalah gedung yang
adalah lahan yang digunakan untuk digunakan untuk menjalankan fungsi
mendirikan bangunan, infrastruktur, sekolah. Bangunan menyediakan
tempat bermain/berolahraga/upacara, fasilitas dan aksebilitas yang mudah,
dan praktik. 3) Lahan terhindar dari aman, dan nyaman sesuai dengan
potensi bahaya yang mengancam kebutuhan pembelajaran agar tercapai
kesehatan dan keselamatan jiwa, serta suasana belajar yang kondusif sehingga
memiliki akses untuk penyelamatan menghasilkan keluaran yang berkualitas.
dalam keadaan darurat. 4) Kemiringan Bangunan gedung yang nyaman dan
lahan rata-rata kurang dari 15%, tidak aman menjadi pertimbangan bagi
berada di dalam garis sempadan sungai orang tua siswa untuk menyekolahkan
dan jalur ketera api, dan tidak memiliki anaknya pada sekolah yang memenuhi
potensi merusak sarana dan prasarana. kriteria tersebut.
5) Lahan terhindar dari gangguan- Hasil penelitian menunjukkan bahwa
gangguan pencemaran air, kebisingan, bangunan yang ada di SMK Negeri 1
dan pencemaran udara. 6) Lahan sesuai Jeneponto terdiri dari jumlah ruang
dengan peruntukan lokasi yang diatur belajar sebanyak 17 ruang, sementara
dalam Perda tentang Rencana Tata jumlah rombongan belajar adalah 26,
Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, jadi untuk mengantisipasi kekurangan
peraturan zonasi, atau rencana lain ruang belajar rombongan belajar dibagi
yang lebih rinci dan mengikat, serta atas 2 waktu, yakni jam pagi dan siang.
mendapat izin pemanfaatan tanah dari Sementara bangunan lain yang dianggap
Pemerintah Daerah setempat. 7) Status perlu sudah tersedia, tetapi ada beberapa
kepemilikan/ pemanfaatan hak atas jenis ruang yang dianggap kurang,
tanah tidak dalam sengketa dan memiliki seperti ruang pembelajaran khusus yang
izin pemanfaatan dari pemegang hak hanya tersedia 3 ruang sementara ada 5
atas tanah sesuai dengan ketentuan jurusan. Hal lain dari bangunan SMK
perundang-undangan yang berlaku Negeri 1 Jeneponto seperti konstruksi
untuk jangka waktu minimal 20 tahun. bangunan yang layak digunakan, ruangan
Merujuk pada hasil penelitian dan memiliki ventilasi udara, bangunan
Peraturan Pemerintah yang berlaku dilengkapi dengan instalasi listrik,
maka dapat disimpulkan bahwa lahan telah dilakukan pemeliharaan bangunan
yang ada di SMK Negeri 1 Jeneponto seperti pemeliharaan ringan dan
telah dibangun sesuai dengan kebutuhan. pemeliharaan berat.
JURNAL EKLEKTIKA, Oktober 2013, Volume 1 Nomor 2 147

Berdasarkan Permendiknas Nomor belajar mengajar baik teori maupun


40 Tahun 2008 mengenai standar praktek, dimana dalam ruangan
sarana dan prasarana Sekolah tersebut terdapat guru maupun siswa.
Menengah Kejuruan (SMK), ketentuan Standarisasi sarana dan prasarana
bangunan harus memiliki peersyaratan yang terkait masalah ruang kelas di
sebagai berikut: 1) Luas lantai SMK Negeri 1 Jeneponto bahwa
bangunan dihitung berdasarkan banyak standar sarana dan prasarana ruang
dan jenis program keahlian, serta belajar tidak sesuai dengan standar
banyak rombongan belajar di masing- yang telah ditetapkan. Hal ini
masing program keahlian. 2) dikarenakan kapasitas per kelas dari
Bangunan memenuhi ketentuan tata kelas X sampai kelas XII semua
bangunan. 3) Bangunan memenuhi jurusan menunjukkan bahwa jumlah
persyaratan keselamatan. 4) Bangunan siswa per kelasnya di atas 45 orang.
memenuhi persyaratan kesehatan. 5) Menurut informasi yang diperoleh
Bangunan menyediakan fasilitas dan bahwa pendaftar setiap tahunnya
aksebilitas yang mudah, aman, dan meningkat sementara ruang belajar
nyaman termasuk bagi penyandang belum yang tersedia tidak memadai,
cacat. 6) Bangunan memenuhi hal tersebut terjadi karena pejabat
persyaratan kenyamanan. sekolah tersebut telah mempertimbangkan
Berdasarkan Permendiknas Nomor banyak hal sehingga kapasitas siswa
40 tahun 2008 dan hasil penelitian melebihi kapasitas penampungan. Dari
maka dapat disimpulkan bahwa observasi yang dilakukan peneliti,
bangunan yang ada di SMK Negeri 1 nampak bahwa kapasitas jumlah siswa
Jenepontoterdiri dari ruang kelas, dalam satu kelas melebihi kapasitas
perpustakaan, laboratorium, ruang maksimal menurut standar nasional
praktekbelum memenuhi strandarisasi yang berlaku. Terlihat dari semua
sarana dan prasarana. Bangunan yang ruang kelas baik dari jurusan akuntansi
ada di SMK Negeri 1 Jeneponto sering sampai pada jurusan teknik komputer
diadakan renovasi jika dirasa perlu dan jaringan kapasitas siswa per
untuk dibenahi. Tetapi ada beberapa kelasnya rata-rata di atas 45 orang.
ruang yang belum ada, seperti ruang Berdasarkan hasil observasi dan
pembelajaran khusus yang belum wawancara, ditemukan bahwa jumlah
lengkap untuk masing-masing jurusan siswa untuk setiap kelas rata-rata
dan ruang kelas yang belum sesuai berjumlah di atas 45 orang. Jika
dengan jumlah rombongan belajar. dikaitkan dengan standarisasi
Berdasarkan standar sarana dan sarana dan prasarana pendidikan
prasarana mengenai kenyamanan dan ternyata jumlah siswa untuk setiap
kesehatan, setiap ruangan yang berada kelas di SMK Negeri 1 Jeneponto
di SMK Negeri 1 Jeneponto dilengkapi melebihi daya tampung dengan
dengan ventilasi. standar nasional pendidikan dengan
kelas yang tersedia, yang seharusnya
Kelengkapan Sarana dan Prasarana
setiap ruang kelas maksimum
Kelompok Ruang Pembelajaran menampung 32 siswa, lebih rinci data
umum yang diperoleh menunjukkan bahwa
Ruang kelas adalah ruang yang ruang kelas yang ada di SMK Negeri
digunakan untuk melaksanakan proses 1 Jeneponto untuk setiap kelas X,
148 Hajrawati, Manajemen Sarana & Prasarana Pembelajaran

dalam setiap ruangan rata-rata terdapat dapat disimpulkan bahwa standar


46 orang, jumlah siswa untuk kelas XI sarana dan prasarana terkait masalah
dalam ruangan kelas rata-rata43 ruang kelas di SMK Negeri 1
orang, dan untuk kelas XII dalam Jeneponto berdasarkan Permendiknas
ruangan kelas rata-rata sebanyak 50 No 40 Tahun 2008 dinyatakan belum
orang. Total rata-rata secara memenuhi strandar sarana parasana
keseluruhan kelas adalah 47 orang. sesuai Permendiknas No 40 Tahun
Memperhatikan jumlah siswa dalam 2008 karena kapasitas ruang kelas
setiap ruangan kelas yang melebihi maksimum adalah 32 peserta didik
batas maksimum dengan standarisasi setiap kelas sementara di SMK Negeri
Nasional yang ditetapkan. 1 Jeneponto kapasitas per kelas dari
Selanjutnya perpustakaan di SMK kelas X sampai kelas XII semua
Negeri 1 Jeneponto jika dilihat dari jurusan menunjukkan jumlah siswa
fasilitas yang dimiliki masih relatif per kelasnya rata-rata di atas 45 orang.
kurang seperti ketersediaan meja 10 Sesuai standarisasi nasional UU
buah dan kursi yang hanya dapat nomor 40 tahun 2008 ruang
menampung beberapa orang siswa laboratorium komputer berfungsi
saja. Kemudian koleksi buku yang sebagai tempat berlangsungnya kegiatan
tersedia masih relatif kurang dengan pembelajaran bidang teknologi
jumlah siswa yang ada, apalagi buku informasi dan komunikasi, ruang
yang sesuai dengan kurikulum laboratorium komputer dapat
pembelajaran, tetapi dalam hal ini menampung minimum setengah
pejabat yang berwenang akan rombongan belajar (16 siswa).
membenahi secara bertahap mengenai Sementara hasil penelitian mengenai
sarana perpustakaan. ruang laboratorium komputer di SMK
Berdasarkan Permendiknas Nomor Negeri 1 Jeneponto terlihat belum
40 Tahun 2008 bahwa perabot yang memenuhi standar jika dilihat dari
ada dalam ruang perpustakaan yang fasilitas komputer yang tersedia
dimiliki oleh sekolah untuk memenuhi dengan jumlah siswa yang ada.
pelayanan belajar siswa dapat Karena jumlah komputer yang
diketahui dengan membandingkan: terdapat dalam laboratorium tersebut
(1)luas ruang yang standar dengan hanya 20 unit sementara siswa yang
luas ruang yang dimiliki sekolah, dan menggunakannya dalam satu kali
(2) jumlah perabot yang terstandar pertemuan berjumlah kurang lebih 45
dengan jumlah perabot yang dimiliki orang, artinya satu unit komputer
di sekolah.Dari studi observasi yang digunakan dua sampai tiga orang
dilakukan peneliti, nampak bahwa siswa secara bergantian. Namun
kapasitas jumlah siswa dalam satu pelaksanaan pembelajaran tetap
kelas melebihi kapasitas maksimal berjalan dengan memanfaatkan fasilitas
menurut standar nasional yang yang ada karena guru yang
berlaku.Terlihat dari semua ruang bersangkutan memiliki alternatif
kelas baik dari jurusan akuntansi tersendiri dalam mengantisipahi
sampai pada jurusan teknik komputer keterbatasan komputer.
dan jaringan kapasitas siswa per Kemudian hasil observasi dan
kelasnya rata-rata di atas 45 orang. dokumentasi ditemukan data bahwa,
Berdasarkan data tersebut maka ketersediaan komputer dalam ruang
JURNAL EKLEKTIKA, Oktober 2013, Volume 1 Nomor 2 149

laboratorium masih relatif sedikit jika disediakan untuk jurusan hanya 3


dibandingkan dengan jumlah siswa. ruang paraktek yakni untuk jurusan
Ruang laboratorium komputer yang akuntansi, tata busana dan teknik
dimiliki SMK Negeri 1 Jeneponto komputer jaringan. Sementara 2
sebanyak 3 ruangan dengan luasnya jurusan yakni jurusan perkantoran dan
80 m2 yang berkapasitas siswa 40 penjualan tidak memiliki ruang
orang. Sementara jumlah komputer khusus yang dapat digunakan untuk
yang tersedia di dalam ruangan praktek. Kedua jurusan tersebut yakni
laboratorium komputer untuk umum jurusan perkantoran menggunakan
hanya 20 unit komputer, sementara ruang pembelajaran umum yakni
jumlah siswa perkelasnya di atas 45 ruang kelas untuk praktek dan jurusan
orang, jadi dalam proses pembelajaran penjualan menggunakan unit usaha
komputer untuk 1 unit komputer langsung yang sekolah.
difungsikan 2 sampai 3 orang. Berdasarkan standarisasi sarana
Berdasarkan hasil penelitian, maka dan prasarana menurut Permendiknas
dapat disimpulkan secara keseluruhan No 40 Tahun 2008 kelompok ruang
mengenai standarisasi sarana dan pembelajaran khusus, untuk sekolah
prasarana yakni menyangkut kelompok menengah kejuruan harus memiliki
ruang pembelajaran umum yang ruang praktek khusus untuk masing-
terdapat di SMK Negeri 1 Jeneponto masing jurusan, ruang penyimpanan
belum sesuai dengan standarisasi alat/ bahan praktek dan ruang
sarana dan prasarana pembelajaran instruktur harus terpisah. Ruang
untuk menunjang prestasi siswa yang praktek untuk masing-masing jurusan
lebih baik. hal tersebut dikatakan sesuai dengan standar minimal 48 m²
demikian karena ruang kelas melebihi dan kapasitas 20 orang siswa, dengan
kapasitas penampungan yakni jumlah ruang praktek yang sesuai standar
siswa perkelasnya di atas 45 orang, minimal sangat menunjang pembalajaran
kemudianruang perpustakaan yang pada masing-masing program keahlian.
masih perlu diadakan penambahan Selanjutnya peneliti mengadakan
sarana, serta ruangan laboratorium observasi dan studi dokumentasi
komputer yang masih perlu diadakan mengenai ruang pembelajaran khusus,
penambahan unit komputer. terlihat bahwa dari kelima jurusan
yang ada hanya 3 jurusan yang tersedia
ruang pembelajaran khususnya, dan
Ruang pembelajaran khusus ketiga ruang yang tersedia belum
Ruang pembelajaran khusus memenuhi standarisasi untuk ruang
adalah ruang yang disiapkan untuk pembelajaran khusus karena sarana
melaksanakan pembelajaran sesuai dan prasarana yang dimiliki belum
dengan jurusan masing-masing. memadai.
Berdasarkan data hasil, ditemukan Secara keseluruhan dapat
bahwa standar sarana dan prasarana disimpulkan mengenai kelengkapan
ruang pembelajaran khusus di SMK sarana dan prasarana di SMK Negeri 1
Negeri 1 Jeneponto belum lengkap, Jeneponto bahwa ruang pembelajaran
hal ini dikarenakan jumlah jurusan umum dan ruang pembelajaran khusus
yang ada sebanyak 5 jurusan, masih belum memadai atau tidak
sementara jumlah ruangan yang sesuai dengan standar sarana dan
150 Hajrawati, Manajemen Sarana & Prasarana Pembelajaran

prasarana. Dengan indikator bahwa sarana dan prasarana pembelajaran


ruang pembelajaran umum yakni ruang yakni keterbatasan dana, sebab
kelas melebihi kapasitas penampungan, pengalokasian dana dari RAPBS
jumlah siswa perkelasnya di atas 45 hanya 40% dan dana dari komite
orang, kemudian ruang perpustakaan sekolah yang tidak menentu jumlah
yang masih perlu diadakan penambahan dananya, sementara kebutuhan pengadaan
sarana, serta ruangan laboratorium sarana dan prasarana lebih besar dari
komputer yang masih perlu diadakan jumlah dana yang disediakan. Hal lain
penambahan unit komputer. Dan ruang yang menjadi faktor penghambat
pembelajaran khusus yang belum adalah gedung atau ruangan yang
lengkap, dan jurusan yang tersedia ruang digunakan untuk menyimpan sarana
pembelajaran khususnya pun belum yang akan diadakan, ruangan yang
mmemenuhi standar karena belum ada berada di SMK Negeri 1 Jeneponto
ruang penyimpanan dan ruang khusus telah difungsikan secara keseluruhan
untuk instruktur. oleh karena itu menjadi suatu kendala
dalam pengadaan sarana pembelajaran.
Faktor Pendukung dan Penghambat
Berdasarkan hasil penelitian dan
Manajemen Sarana dan Prasarana
teori yang relevan di atas maka dapat
Pembelajaran
disimpulkan bahwa lahan adalah area
Faktor Penghambat lokasi yang akan digunakan sebagai
Sarana pendidikan adalah peralatan bangunan. Gedung meliputi sarana
dan perlengkapan yang secara langsung dan prasarana yang menjadi tempat
dipergunakan dan menunjang proses dalam melaksanakan berbagai kegiatan
pendidikan, khususunya proses belajar sementara lahan yang ada terbatas
mengajar, seperti gedung, ruang kelas, untuk menambah ruang praktek dan
meja, kursi, serta alat-alat dan media sudah tidak memungkinkan untuk
pengajaran. Adapun yang dimaksud dibangun sebuah gedung yang
dengan prasarana pendidikan adalah digunakan untuk proses belajar mengajar.
fasilitas yang secara tidak langsung Kemudian dari segi pendanaan yang
menunjang jalannya proses pendidikan terbatas sehingga tidak memungkinkan
atau pengajaran, seperti halaman, untuk pengadaan sarana yang memadai
kebun, jalan menuju sekolah, tetapi untuk digunakan dalam proses
jika dimanfaatkan secara langsung pembelajaran. Unsur-unsur tersebut
untuk proses belajar mengajar, seperti menjadi suatu kendala dalam ketersediaan
taman sekolah untuk pengajaran sarana dan prasarana di sekolah.
biologi, sebagai sekaligus lapangan Faktor Pendukung
olah raga, komponen tersebut merupakan Secara umum, manajemen sarana
sarana pendidikan (Mulyasa, 2007: 49) dan prasarana berperan penting dalam
Berdasarkan teori yang proses belajar mengajar terutama
dikemukakan oleh pakar di atas, maka dalam rangka peningkatan kualitas
jika dibandingkan dengan data hasil pendidikan. Untuk itu keberadaan
penelitian yang diperoleh di lokasi sarana dan prasarana di sekolah
penelitian yakni di SMK Negeri 1 hendaknya dikelola dengan sungguh-
Jeneponto dapat diketahui bahwa sungguh agar senantiasa selalu siap
faktor penghambat dalam manajemen pakai guna membantu tercapainya
JURNAL EKLEKTIKA, Oktober 2013, Volume 1 Nomor 2 151

tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Pengadaan sarana dan prasarana telah
Pada hakikatnya, sarana dan prasarana dilakukan sesuai dengan ketersediaan
pada sekolah kejuruan memiliki ciri dana, hal tersebut dilakukan bertujuan
spesifik, yang berbeda dengan sekolah untuk memperoleh sarana pendidikan
umum, terutama terkait dengan fasilitas yang diperlukan guna kelancaran
pembelajaran praktik akuntansi, proses pendidikan dan pengajaran.
perkantoran, penjualan, tata busana c). Penyimpanan sarana dan prasarana
dan teknik komputer dan jaringan pendidikan, bahwa dalam proses
(TKJ).Sekolah Menengah Kejuruan penyimpanan barang disekolah
(SMK) merupakan sekolah lanjutan berdasarkan prosedur, mulai dari
tingkat atas yang khas atau spesifik mencatat barang yang masuk,
karena memiliki kekhususan menurut menyimpan barang-barang ketempat
bidangnya masing-masing dan lulusannya yang membuat barang terhindar dari
diharapkan dapat memasuki dunia kerusakan dan disimpan ketempat
kerja sebagai tenaga terampil tingkat yang mudah didapat sampai pada
menengah. Karena sekolah kejuruan pembuatan daftar penyimpanan barang.
berorientasi pada keterampilan (skill) d). Proses inventarisasi telah dilakukan
maka dalam proses pembelajarannya secara maksimal. Kegiatan inventarisasi
dibutuhkan praktik dan pelatihan yang dilakukan sesuai dengan mekanisme
memerlukan sarana dan prasarana yang ada yakni dengan mencatat
yang memadai. danmenyusun daftar inventarisasi
Berdasarkan atas kebutuhan peserta barang-barang milik instansi/unit
didik di atas maka dapat di spesifikasikan kerja secara teratur secara tertib. e).
mengenai Faktor pendukung dalam Pemeliharaan sarana dan prasarana
pelaksanaan manajemen di SMK telah dilakukan sesuai dengan prosedur,
Negeri 1 Jeneponto, adalah ketersediaan bahwa dalam proses pemeliharaan
siswa yang memadai sehingga barang dilakukan pengecekan secara
memungkinkan untuk pengadaan dan berkala agar terhindar dari kerusakan. f).
pemanfaatan sarana dan prasarana Penghapusan sarana dan prasarana di
yang optimal. Selain itu dana juga berdasarkan syarat-syarat dan kategori
menjadi salah satu faktor pendukung penghapusan barang-barang milik
dalam pengadaan sarana dan prasarana, lembaga atau milik negara dari daftar
faktor pendukung ini dapat dijadikan inventaris dengan berdasarkan perundang-
alasan mengapa sarana dan prasarana undangan yang berlaku. g). Pengawasan
perlu diadakan. manajemen sarana dan prasarana
yang dilakukan telah dilaksanakan
SIMPULAN sesuai dengan standar.
Manajemen sarana dan prasaran Standarisasi sarana dan prasarana
di SMK Negeri 1 Jeneponto telah belum sesuai dalam menunjang
dilakukan sesuai dengan mekanisme proses pembelajaran yang lebih
yang ada, dengan indikator bahwa: baik, dengan indikator bahwa:
a). Perencanaan sarana dan prasarana Keadaan lahan yang sempit,
tidak sesuai dengan hasil yang sehingga keadaan bangunan terlihat
diharapkan. Perencanaan sarana dan padat. Letak lahan sekolah berada
prasarana yang dibuat tidak disesuaikan di jalan poros yang mudah
dengan kapasitas peserta didik. b). dijangkau dan dilewati oleh
152 Hajrawati, Manajemen Sarana & Prasarana Pembelajaran

kendaraan umum. Dan bangunan Gunawan, Ary H. 2002. Administrasi


yang ada terdiri dari ruang kelas, Sekolah (Administrasi Pendidikan
perpustakaan, laboratorium, ruang Mikro). Jakarta: Rineka Cipta
praktek sampai pada ruang koprasi. Mulyasa, 2003, Manajemen Berbasis
Tetapi ada beberapa ruang yang Sekolah, Bandung: Remaja
belum ada, seperti ruang pembelajaran Rosda Karya.
khusus yang belum lengkap untuk
masing-masing jurusan dan ruang Nusagama, 2011 Standar Sarana
kelas yang belum sesuai dengan dan Prasaran Pendidikan
jumlah rombongan belajar. Kelengkapan Permendiknas No. 40 Tahun 2008
sarana dan prasarana masih belum tentang Standar Sarana
memadai atau tidak sesuai dengan Prasarana untuk SMK dan
standar sarana dan prasarana. MAK.
Faktor pendukung dan penghambat PeraturanPemerintah No. 19 Tahun
dalam manajemen sarana dan 2005 tentang Standar Nasional
prasarana pembelajaran dapat Pendidikan
disimpulkan bahwa yang menjadi Sisworo.(2006). Standar Sarana dan
faktor penghambat adalah dana Prasarana. Buletin BNSP:
yang masih terhitung minim untuk Media Komunikasidan Dialog
memenuhi semua kebutuhan sarana StandarPendidikan. Vol. I/No.
dan parasarana serta keterbatasan 2 p. 33 – 37.
lahan yang dapat digunakan UzerUsman, Mohammad, 2001,
sebagai tempat menyimpan sarana Menjadi Guru Profesional,
yang akan diadakan. Kemudian Edisi Kedua, Bandung:
faktor pendukung adalah siswa dan Remaja Rosdakarya.
guru yang dijadikan sebagai alasan
mengapa sarana dan prasarana
tersebut perlu diadakan, lebih lanjut
selain dan dijadikan sebagai faktor
penghambat, juga dapat dijadikan
faktor pendukung sehingga sarana dan
prasarana tersebut dapat diadakan.
DAFTAR RUJUKAN
Anonim, 2003.Undang-Undang No.
20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Bandung:
BalaiPustaka
Bafadal, Ibrahim 2008. Perlengkapan
Sekolah Teoridan Aplikasi.
Cetakan Ketiga. Penerbit: Bumi
Aksara, Jakarta.
Bafadal, Ibrahim. 2006. Pengelolaan
Perpustakaan Sekolah. Jakarta:
BumiAksara

Anda mungkin juga menyukai