KABUPATEN TANGERANG
Disusun Oleh
Kelompok 6 :
Raras Mayang K (1102010231)
Abdul Rahman (1102013001)
Indah Aprilyani (1102013312)
Nidya Anissa P (1102013211)
Pembimbing:
DR.Rifqatussa’adah SKM., M.Kes
Abstrak
2
DESCRIPTION OF KNOWLEDGE ABOUT HIV/AIDS IN THE
TARGET FAMILY THE FACULTY OF MEDICINE YARSI
UNIVERSITY, PANGKALAN VILLAGE, TANGERANG REGENCY
Abstract
3
PENDAHULUAN
Pengetahuan adalah hasil “Tahu” dan hal ini terjadi setelah seseorang
melakukan pengindraan terhadap suatu subyek tertentu. Pengetahuan
atau kognitif adalah faktor yang sangat berperan dalam terbentuknya
tindakan seseorang.1 Berdasarkan pengalaman dan penelitian, perilaku
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih lama diingat dari pada perilaku
yang tidak didasari oleh pengetahuan . 2
Acquired immune defficiency syndrome (AIDS) dapat diartikan
sebagai kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya
kekebalan tubuh akibat infeksi Human Immmunodeficiency Virus (HIV),
AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV.3
4
2:1.6
METODE
Penelitian bersifat deskriptif dengan menggunakan metode survey dan
pendekatan cross sectional .Penelitian dilaksanakan pada tangga 18
September – Oktober 2018 di keluarga binaan di Desa Pangkalan,
Kabupaten Tangerang. Jumlah populasi sebanyak 52 orang. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Sampel
berjumlah 52 responden yang merupakan anggota keluarga binaan
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi di Desa Pangkalan, Kabupaten
Tangerang.
5
Variabel yang dinilai adalah pengetahuan responden. Pengetahuan
merupakan segala sesuatu yang diketahui responden mengenai HIV/AIDS
meliputi penyebab, cara penularan, gejala, faktor risiko dan pencegahan.
Serta pengetahuan yang bersumber melalui informasi yang berasal dari
media cetak maupun media elektronik. Pengambilan data dilakukan
dengan pengambilan data primer hasil dari kuesioner yang dilakukan oleh
tim peneliti.
Data yang telah diambil dalam penelitian ini selanjutnya diolah dan
dianalisis dengan menggunakan program SPSS 20.0 Statistik deskriptif
dan selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan
presentase sesuai dengan tujuan penelitian.
Hasil
Karakteristik responden berdasarkan umur dan pendidikan responden
pada penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:
6
Berdasarkan data Tabel 1 dapat dilihat distribusi kelompok usia
terbanyak terdapat pada rentang dewasa dini (17-40 tahun) sebanyak
31 responden (59.6%). Jenis kelamin dibagi menjadi laki-laki
sebanyak 29 responden (55.8%) dan perempuan sebanyak 23
responden (44.2%). Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
terakhir terbesar adalah Sekolah Dasar (SD) sebanyak 19 responden
(36.5%).
Baik 15 28.8
Buruk 37 71.2
Total 52 100.0
7
DISKUSI
Hasil penelitian mengenai pengetahuan didapatkan bahwa jumlah
responden sebanyak 52 orang. Responden memiliki tingkat pengetahuan
yang baik 32,7% sedangkan 34,6% responden memiliki tingkat
pengetahuan yang buruk tentang HIV/AIDS, dan 32,7 % responden
memiliki pengetahuan yang cukup. Hal ini dapat disebabkan karena
berbagai faktor seperti pendidikan, usia, ekonomi, maupun media
informasi dan pekerjan. Dimana, sebagian besar responden berpendidikan
Sekolah Dasar sebesar 36,5 %, dengan hasil pengetahuan responden
mayoritas buruk sebesar 34,6%. Pada penelitian Hidayati dan Riwati
tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan Sikap
Pencegahan HIV/AIDS pada Pasien yang Melakukan Pemeriksaan di
Puskesmas, adalah sebagian besar berpendidikan Sekolah Menengah Atas
(40%) dengan hasil pengetahuan yang juga buruk yaitu sebesar 66,67%. 7
Jadi dari kedua penelitian tersebut terlihat bahwa tingkat pendidikan
tidak memiliki perbedaan pada tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS.
Sedangkan menurut Notoatmojo dalam buku Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan, ditinjau dari tingkat pendidikan dapat mempengaruhi
tingkat pengetahuan seseorang, dimana konsep pendidikan adalah suatu
proses belajar yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses
pertumbuhan, perkembangan/perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih
baik dan matang pada individu, kelompok atau masyarakat.9 Hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki
jenjang pendidikan tingkat SD 36.5%. Jenjang pendidikan yang belum
cukup, hal ini karena menurut pemerintah dicanangkan hingga tingkat
SMP atau wajib belajar 9 tahun. Dengan pendidikan yang kurang akan
membentuk responden dalam mengakses informasi.
Sumber informasi juga memberikan kontribusi terhadap tinggi
rendahnya pengetahuan responden tentang HIV/ AIDS.10 1asil penelitian
menunjukkan bahwa responden menerima informasi yang kurang/rendah
dikarenakan terbatasnya media informasi akibat responden sulit
8
mengakses informasi sehingga pengetahuan menjadi buruk. Hal ini sesuai
dengan apa yang dikemukakan oleh notoatmodjo bahwa sumber informasi
yang tepat dan lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih
luas.9
SIMPULAN
Pengetahuan Tentang HIV/AIDS pada Keluarga Binaan Fakultas
Kedokteran Universitas Yarsi di Desa Pangkalan, Kabupaten Tangerang
adalah buruk, begitu juga dengan sumber informasi yang diperoleh oleh
responden di desa binaan adalah buruk.
Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah
cenderung memiliki pengetahuan yang buruk. Begitu juga dengan sumber
informasi yang diperoleh minim atau kurang maka menyebabkan
pengetahuan yang buruk juga.
DAFTAR PUSTAKA
9
1. Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Rineka Cipta
2. Notoatmodjo, S. 2008. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.
Jakarta: Rineka Cipta: 131‒162
3. Djoerban Z dan Djauzi. 2009. HIV/AIDS di Indonesia. Dalam:
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi V, Jakarta
Pusat Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI :
2861.
10