Anda di halaman 1dari 10

MANUSKRIP

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA

KELUARGA BINAAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS YARSI DI DESA PANGKALAN,

KABUPATEN TANGERANG

Disusun Oleh
Kelompok 6 :
Raras Mayang K (1102010231)
Abdul Rahman (1102013001)
Indah Aprilyani (1102013312)
Nidya Anissa P (1102013211)

Pembimbing:
DR.Rifqatussa’adah SKM., M.Kes

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2018
GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA
KELUARGA BINAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
YARSI, DESA PANGKALAN, KABUPATEN TANGERANG

1Rahman A, 1Apriliyani I, 1Anissa N, 1Mayang R, 2 Rifqatussa’adah

1. Mahasiswa Kepaniteraan Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi


2. Dosen Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Yarsi

Abstrak

Pendahuluan : Acquired immune defficiency syndrome (AIDS) dapat diartikan


sebagai kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya
kekebalan tubuh akibat infeksi Human Immmunodeficiency Virus (HIV), AIDS
merupakan tahap akhir dari infeksi HIV. Tujuan : Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang HIV/AIDS pada keluarga
binaan di desa pangkalan. Metode : Penelitian ini bersifat deskriptif dengan
pendekatan cross sectional. Jumlah populasi sebanyak 52 orang yang
merupakan keluarga binaan di Desa Pangkalan, Kabupaten Tangerang. Sampel
penelitian sebanyak 52 orang dengan teknik pengambilan total sampling. Hasil
: Sumber informasi yang buruk pada responden sebesar 37 responden (71,2%),
Sedangkan sumber informasi yang baik sebesar 15 responden (28,8%).
Pengetahuan yang baik sebesar 17 responden(32,7%), sedangkan responden
dengan pengetahuan yang buruk sebesar 18 responden (34,6%). Simpulan :
Pendidikan yang rendah akan menyebabkan pengetahuan buruk, begitu juga
dengan sumber informasi yang minim akan menyebabkan pengetahuan yang
buruk.

Kata Kunci : HIV, AIDS, Pengetahuan

2
DESCRIPTION OF KNOWLEDGE ABOUT HIV/AIDS IN THE
TARGET FAMILY THE FACULTY OF MEDICINE YARSI
UNIVERSITY, PANGKALAN VILLAGE, TANGERANG REGENCY

1Rahman A, 1Apriliyani I, 1Anissa N, 1Mayang R, 2 Rifqatussa’adah

1. College Student in Faculty Medicine of Yarsi University


2. Public Health Lecturer in Faculty Medicine of Yarsi University

Abstract

Preliminary: Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) can be interpreted as a


collection of symptoms or diseases caused by decreased immunity due to Human
Immunodeficiency Virus (HIV) infection, AIDS is the final stage of HIV infection.
Aim: The purpose of this study is to describe of knowledge about HIV/AIDS in the
target family the faculty of medicine Yarsi University, Pangkalan Village, Tangerang
Regency. Method: This is a descriptive study with cross sectional design. The total
population is 52 people who are target families in Pangkalan Village, Tangerang
Regency. The Study sample was 52 people with total sampling technique. Results:
Bad sources of information on respondents were 37 respondents (71.2%), while good
sources of information were 15 respondents (28.8%). Good knowledge is 17
respondents (32.7%), while respondents with bad knowledge are 18 respondents
(34.6%). Conclusion: Low education will cause bad knowledge, as well as minimal
sources of information will cause bad knowledge.

Keywords : HIV, AIDS, Knowledge

3
PENDAHULUAN
Pengetahuan adalah hasil “Tahu” dan hal ini terjadi setelah seseorang
melakukan pengindraan terhadap suatu subyek tertentu. Pengetahuan
atau kognitif adalah faktor yang sangat berperan dalam terbentuknya
tindakan seseorang.1 Berdasarkan pengalaman dan penelitian, perilaku
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih lama diingat dari pada perilaku
yang tidak didasari oleh pengetahuan . 2
Acquired immune defficiency syndrome (AIDS) dapat diartikan
sebagai kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya
kekebalan tubuh akibat infeksi Human Immmunodeficiency Virus (HIV),
AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV.3

United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) melaporkan


jumlah orang hidup dengan HIV pada tahun 2012 sebanyak 35,3 juta
orang. Pada tahun yang sama angka kematian AIDS sebesar 1,6 juta orang
dan sebanyak 2,3 juta orang baru terinfeksi HIV di tahun 2012.4
Berdasarkan laporan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan sampai dengan tahun 2005 jumlah AIDS yang
dilaporkan sebanyak 4.987, tahun 2006 (3.514), tahun 2007 (4.425),
tahun 2008 (4.943), tahun 2009 (5.483), tahun 2010 (6.845), tahun 2011
(7.004), tahun 2012 (5.686). Dari tahun 1987 sampai dengan Juni 2013
jumlah kumulatif AIDS sebanyak 43.667 orang, sedangkan jumlah
kumulatif infeksi HIV sebanyak 108.600.5

Dari data KEMENKES bulan Oktober sampai dengan Desember


2017 jumlah orang yang terinfeksi HIV yang dilaporkan sebanyak 14.640
orang dan AIDS sebanyak 4.725 orang. Persentase infeksi HIV tertinggi
dilaporkan pada kelompok umur 25–49 tahun (69,2%), diikuti kelompok
20 – 24 tahun (16,7%) dan kelompok umur >50 tahun (7,6%). Sedangkan
Persentase AIDS tertinggi pada kelompok umur 30 – 39 tahun (35,2%),
diikuti kelompok umur 20 -29 tahun (29,5%) dan kelompok umur 40 – 49
tahun (17,7%) Rasio HIV/AIDS antara laki–laki dan perempuan adalah

4
2:1.6

Peningkatan peran serta masyarakat dalam menghindari dan


memerangi HIV/AIDS merupakan suatu bagian yang cukup penting,
namun bukan merupakan satu-satunya cara yang dapat dilakukan. Salah
satu kelompok non-resiko tinggi yang perlu mendapat perhatian sekaligus
dapat dijadikan benteng pencegahan penyakit HIV/AIDS adalah lembaga
keluarga. Sebab, jika suatu keluarga mempunyai pengetahuan yang
memadai tentang penyakit HIV/AIDS, bukan saja hal ini dapat
berpengaruh pada upaya keluarga tersebut untuk berperilaku seks secara
sehat dan aman. Keluarga telah lama diketahui sebagai sumber utama
pola pengetahuan, sikap dan perilaku sehat. Banyak studi yang telah
menguji peran keluarga dalam berbagai aspek yang berhubungan dengan
kesehatan, seperti aktivitas fisik, pola-pola nutrisi, dan penggunaan
substansi, dimana masing-masing perilaku tersebut memiliki hubungan
yang kuat dengan perkembangan dan pemeliharaan penyakit kronis. 7

Berdasarkan fenomena dan data diatas, peneliti tertarik untuk


melakukan penelitan mengenai “ Pengetahuan Tentang HIV/AIDS pada
Keluarga Binaan Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi di Desa Pangkalan,
Kabupaten Tangerang.

METODE
Penelitian bersifat deskriptif dengan menggunakan metode survey dan
pendekatan cross sectional .Penelitian dilaksanakan pada tangga 18
September – Oktober 2018 di keluarga binaan di Desa Pangkalan,
Kabupaten Tangerang. Jumlah populasi sebanyak 52 orang. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Sampel
berjumlah 52 responden yang merupakan anggota keluarga binaan
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi di Desa Pangkalan, Kabupaten
Tangerang.

5
Variabel yang dinilai adalah pengetahuan responden. Pengetahuan
merupakan segala sesuatu yang diketahui responden mengenai HIV/AIDS
meliputi penyebab, cara penularan, gejala, faktor risiko dan pencegahan.
Serta pengetahuan yang bersumber melalui informasi yang berasal dari
media cetak maupun media elektronik. Pengambilan data dilakukan
dengan pengambilan data primer hasil dari kuesioner yang dilakukan oleh
tim peneliti.
Data yang telah diambil dalam penelitian ini selanjutnya diolah dan
dianalisis dengan menggunakan program SPSS 20.0 Statistik deskriptif
dan selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan
presentase sesuai dengan tujuan penelitian.

Hasil
Karakteristik responden berdasarkan umur dan pendidikan responden
pada penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden

Karakteristik Jumlah Presentase


(%)
Usia Dewasa dini 31 59.6
Dewasa madya 20 38.5
Lanjut Usia 1 1.9
Total 52 100
Jenis Kelamin Laki-Laki 29 55.8
Perempuan 23 44.2
Total 52 100
Pendidikan Tidak Sekolah 2 3.8
SD 19 36.5
SMP 12 23.2
SMA 14 26.9
Perguruan Tinggi 5 9.6
Total 52 100

6
Berdasarkan data Tabel 1 dapat dilihat distribusi kelompok usia
terbanyak terdapat pada rentang dewasa dini (17-40 tahun) sebanyak
31 responden (59.6%). Jenis kelamin dibagi menjadi laki-laki
sebanyak 29 responden (55.8%) dan perempuan sebanyak 23
responden (44.2%). Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
terakhir terbesar adalah Sekolah Dasar (SD) sebanyak 19 responden
(36.5%).

Hasil Analisis Univariat

Hasil analisis data ditampilkan dalam bentuk tabel berdasarkan


variabel-variabel dalam kuesioner yang dijawab 52 responden pada
bulan September 2018.

Tabel 2. Sumber informasi tentang HIV/AIDS


Kategori Frekuensi Presentase (%)

Baik 15 28.8

Buruk 37 71.2

Total 52 100.0

Dari tabel 2. Sumber informasi yang di dapat pada responden sebagaian


besar buruk yaitu sebesar 37 responden (71,2%).

Tabel 3. Pengetahuan tentang HIV/AIDS


Pengetahuan Jumlah Persentase
Baik 17 32.7%
Cukup 17 32.7%
Buruk 18 34.6%
Total 52 100%

Dari tabel 3. Tampak pengetahuan responden tentang HIV/AIDS


sebagian besar buruk yaitu sebesar 18 responden (34.6%).

7
DISKUSI
Hasil penelitian mengenai pengetahuan didapatkan bahwa jumlah
responden sebanyak 52 orang. Responden memiliki tingkat pengetahuan
yang baik 32,7% sedangkan 34,6% responden memiliki tingkat
pengetahuan yang buruk tentang HIV/AIDS, dan 32,7 % responden
memiliki pengetahuan yang cukup. Hal ini dapat disebabkan karena
berbagai faktor seperti pendidikan, usia, ekonomi, maupun media
informasi dan pekerjan. Dimana, sebagian besar responden berpendidikan
Sekolah Dasar sebesar 36,5 %, dengan hasil pengetahuan responden
mayoritas buruk sebesar 34,6%. Pada penelitian Hidayati dan Riwati
tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan Sikap
Pencegahan HIV/AIDS pada Pasien yang Melakukan Pemeriksaan di
Puskesmas, adalah sebagian besar berpendidikan Sekolah Menengah Atas
(40%) dengan hasil pengetahuan yang juga buruk yaitu sebesar 66,67%. 7
Jadi dari kedua penelitian tersebut terlihat bahwa tingkat pendidikan
tidak memiliki perbedaan pada tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS.
Sedangkan menurut Notoatmojo dalam buku Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan, ditinjau dari tingkat pendidikan dapat mempengaruhi
tingkat pengetahuan seseorang, dimana konsep pendidikan adalah suatu
proses belajar yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses
pertumbuhan, perkembangan/perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih
baik dan matang pada individu, kelompok atau masyarakat.9 Hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki
jenjang pendidikan tingkat SD 36.5%. Jenjang pendidikan yang belum
cukup, hal ini karena menurut pemerintah dicanangkan hingga tingkat
SMP atau wajib belajar 9 tahun. Dengan pendidikan yang kurang akan
membentuk responden dalam mengakses informasi.
Sumber informasi juga memberikan kontribusi terhadap tinggi
rendahnya pengetahuan responden tentang HIV/ AIDS.10 1asil penelitian
menunjukkan bahwa responden menerima informasi yang kurang/rendah
dikarenakan terbatasnya media informasi akibat responden sulit

8
mengakses informasi sehingga pengetahuan menjadi buruk. Hal ini sesuai
dengan apa yang dikemukakan oleh notoatmodjo bahwa sumber informasi
yang tepat dan lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih
luas.9

SIMPULAN
Pengetahuan Tentang HIV/AIDS pada Keluarga Binaan Fakultas
Kedokteran Universitas Yarsi di Desa Pangkalan, Kabupaten Tangerang
adalah buruk, begitu juga dengan sumber informasi yang diperoleh oleh
responden di desa binaan adalah buruk.
Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah
cenderung memiliki pengetahuan yang buruk. Begitu juga dengan sumber
informasi yang diperoleh minim atau kurang maka menyebabkan
pengetahuan yang buruk juga.

UCAPAN TERIMA KASIH


Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan penelitian ini. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. DR. Rifqatussa’adah, SKM, M.Kes, selaku dosen pembimbing
kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Universitas YARSI, yang
telah memberikan bimbingan dalam pelaksanaan dan penyusunan
penelitian ini.
2. Dr. Alan, selaku kepala Puskesmas Tegal Angus, Tangerang,
Banten.
3. Keluarga binaan RT 009/RW 003, Desa Pangkalan, Kecamatan
Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, atas
kesediaannya menjadi responden dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

9
1. Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Rineka Cipta
2. Notoatmodjo, S. 2008. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.
Jakarta: Rineka Cipta: 131‒162
3. Djoerban Z dan Djauzi. 2009. HIV/AIDS di Indonesia. Dalam:
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi V, Jakarta
Pusat Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI :
2861.

4. United Nations Programme on HIV/AIDS. 2013. UNAIDS


report global of epidemic 2013.
5. Kemenkes. 2013. Profil Kesehatan Tahun 2013. Direktorat
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan.
6. Kemenkes RI. 2017. Laporan Perkembangan HIV-AIDS &
Penyakit Infeksi Menular Seksual (PMS) Tahun 2017. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
Kemenkes RI
7. Hidayati, E dan Riwati. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan
tentang HIV / AIDS dengan sikap pencegahan HIV/ AIDS
pada pasien yang melakukan pemeriksaan di
Puskesmas. Yogyakarta. STIK Aisyah.
8. Al-Qur’an dan Terjemahannya. 2008. Jakarta: Departemen
Agama RI
9. Notoatmodjo, S. 2010. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
10. Azwar, 2002. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang HIV
AIDS.

10

Anda mungkin juga menyukai