Anda di halaman 1dari 28

PRINSIP KONSERVASI PADA SISTEM

TERMAL
Peralatan Termal Industri :

Peralatan termal meliputi sistem pembakaran, sistem


konversi energi, dan sistem pemanfaat panas.

Sistem pembakaran Konversi energi dan


pemanfaat panas

•Boiler.
•Furnace
•Dryer dll
Sistem Pembakaran
Peralatan Bakar
Sistem peralatan bakar meliputi :
• bahan bakar,
• manajemen pembakaran
• peralatan pemanfaat panas.

Manajemen Pembakaran
Manajemen pembakaran diperlukan untuk mendapatkan proses
pembakaran optimum pada suatu sistem pembakaran.

Sistem pembakaran
Indikator Efisiensi Sistem Pembakaran

Indikator efisiensi sistem pembakaran adalah :


 Ratio udara (Air ratio combustion)
 Suhu gas buang (stack temperature).
Parameter operasi rasio udara adalah kadar O2 atau CO2 dalam % pada gas
buang.

Suhu,
O2 atau
CO2

Indikator efisiensi pembakaran


Ciri-ciri Pembakaran Hemat & Boros
Dulu sistem pembakaran didisain saat harga energi murah
dimana efisiensi belum menjadi pertimbangan utama. Hal ini
sering menjadi salah satu penyebab terjadinya pemborosan.
Ciri-ciri sistem pembakaran boros energi adalah :
o Rasio udara tidak optimum (O2 terlalu rendah/gas buang
berasap, atau O2 tinggi/gas buang tampak bening/tak berwarna)
o Suhu stack (gas buang) tinggi di atas 150 C.

O2 tinggi gas buang


bening/tak berwarana O2 terlalu rendah/asap
Efisiensi Pembakaran
Efisiensi pembakaran didefinisikan sebagai energi input yang terkandung
dalam bahan bakar (hasil pembakaran sempurna) dikurangi dengan rugi-rugi
energi cerobong.

Efisiensi pembakaran = (100 – Rugi-rugi Cerobong) %.

Rugi-rugi cerobong dalam hal ini dinyatakan dalam % bahan bakar input.

Rugi-rugi energi
Cerobong
(% input)
Rugi-Rugi Energi Cerobong
Energi sensibel gas buang yang hilang ke cerobong dikenal dengan rugi-
rugi energi ke stack (cerobong).

• Besarnya rugi-rugi energi cerobong ditentukan oleh


suhu gas buang dan rasio udara (O2 pada gas buang).
• Rugi energi cerobong sebagian besar terkandung pada
gas CO2 dan N2. Gas CO2 terbentuk dari hasil
pembakaran karbon (C) yang ada dalam bahan bakar
dengan O2.
• Gas nitrogen (N2) sebetulnya tidak berperan dalam
proses pembakaran tetapi gas ini terdapat di udara
pembakaran dengan jumlah yang relatif besar dan
kehadirannya di ruang bakar sulit dihindari.
RUGI-RUGI ENERGI KE STACK (CEROBONG).

• K dan C = Konstanta Seigert (lihat tabel).


• ΔT = Beda suhu gas buang dan udara pembakaran (C).
• % CO2 = persentase volume kering CO2 pada gas buang.
Tabel : Konstanta Seigert.

Jenis Bahan Bakar K C


• Bahan bakar Minyak 0.56 6.5
• Batu bara 0.63 5.0
• Gas bumi 0.38 11.0
Faktor yang Mempengaruhi Rugi-rugi Panas Stak Gas
Parameter operasi yang mempengaruhi rugi-rugi energi gas buang adalah :
– Suhu gas buang
– Excess air.
Semakin rendah suhu gas buang dan semakin rendah excess air (udara lebih)
semakin sedikit rugi-rugi energi ke cerobong (lihat grafik).
GRAFIK RUGI-RUGI ENERGI KE STACK

4/23/2014 PR 11
GRAFIK RUGI-RUGI ENERGI KE STACK

4/23/2014 PR 12
GRAFIK RUGI-RUGI ENERGI KE STACK

4/23/2014 PR 13
GRAFIK RUGI-RUGI ENERGI KE STACK

4/23/2014 PR 14
PENGENDALIAN PROSES PEMBAKARAN

Proses pembakaran dikendalikan dengan manajemen


pembakaran. Manajemen pembakaran dimaksudkan
untuk :
• Menjaga pembakaran selalu berada pada ratio udara
rendah (low air ratio combustion). Pembakaran
optimum diperoleh pada ratio udara rendah (low air
ratio combustion). Parameter operasi sistem
pembakaran adalah kadar O2 pada gas buang.
• Menjaga suhu stack serendah mungkin.
Pengendalian Proses Pembakaran
O2 Optimum Untuk Berbagai Bahan Bakar

Bahan Bakar Rasio Udara ( %) Optimum O2 pada Stack (%)

Batubara 1.20 -1. 25 4 – 4,5


Biomassa 1.20 – 1.40 4-6
Stoker firing 1.25 – 1.40 4,5 – 6,5
BBM 1.05 – 1.15 1-3
Gas bumi/LPG 1.05 – 1.10 1-2
Black Liquor 1.05 – 1.10 1-2

Bahan Bakar Rasio Udara

O2 optimum
Pembakaran Optimum

• Suhu stack gas gas buang rendah (+ 150 C)


• Kadar oksigen (O2) pada stack gas (Pembakaran Optimum)

Bahan Bakar Optimum Kadar O2 Optimum


Excess Air % pada Stack Gas %
Batubara 20 - 25 4 – 4,5
Biomassa 20 - 40 4-6
Stoker firing 25 - 40 4,5 – 6,5
BBM 5 - 15 1-3
Gas Bumi/LPG 5 - 10 1-2
Black Liquor 5 - 10 1-2

17
Rasio Udara VS Kadar O2 stack gas

• Rasio udara adalah perbandingan antara


udara pembakaran aktual dengan udara
pembakaran teoritis.
• Kadar O2 pada gas buang mengindikasikan
rasio udara pembakaran aktual.
• Hubungan kadar oxygen (O2) pada gas buang
dengan rasio udara ditunjukkan dengan
formula berikut: 21 /( 21  O2%)
RasioUdara
CO2, O2 VS EXCESS AIR BERBAGAI BAHAN BAKAR

4/23/2014 PR 19
Excess Air
• Pembakaran stoichiometric adalah pembakaran ideal secara
teoritis.
• Dalam praktek pembakaran dengan kondisi stoichiometric
jarang atau tak mungkin ditemukan untuk pembakaran normal.
• Untuk mendapatkan pembakaran sempurna dimana bahan
bakar semuanya habis terbakar, maka udara pembakaran yang
dipasok ke ruang bakar lebih dari kebutuhan teoritis.
• Kelebihan udara tersebut disebut “Excess Air”
Excess Air
• Besarnya excess air dapat dihitung berdasarkan
data pengukuran CO2 dan O2 dalam gas buang.
• Excess air dihitung dengan formula berikut :
Excess air (E) = 378/100 - ( + )/  - 3.78

Dengan :

• E adalah excess air (%)


•  adalah konsentrasi CO2 pada gas buang (%)
•  adalah konsentrasi O2 pada gas buang (%).
Excess Air (lanjutan)
• Excess air dapat juga dihitung dengan formula
berikut :
Excess air (E) = (CO2 stochiometrik/CO2 aktual) – 1 x 100 %.

Dengan :
CO2 stochiometrik adalah volume CO2stochiometrik () dalam flue gas kering.

.
•Natural gas and producer gas; CO2 stochiometrik : 11 <  < 12 %.
•Commercial butane and propane; CO2 stochiometrik :  = 14 %.
•Fuels; CO2 stochiometrik : 15 <  < 16 %.
•Marketed coal; CO2 stochiometrik : 18 <  < 20 %.
Pembakaran Tak Sempurna

 Ditandai dengan adanya :


Asap- C C C C C + gas CO CO CO CO.

 Pembakaran tak sempurna timbul akibat :


• Supply udara kurang
• Bahan bakar surplus
• Distribusi bahan bakar tidak bagus/tdk merata.
• distribusi udara buruk misalnya untuk coal firing akibat
spec dan ukuran bahan bakar tidak sesuai.

23
Pembakaran Tak Sempurna

 Pembakaran tak sempurna timbul jika rasio udara rendah.


Ciri-ciri Pembakaran Tak Sempurna
Muncul asap hitam di cerobong
• Indeks asap diukur dengan Smoke tester.
• Kriteria Indeks Asap adalah sebagai berikut

Indeks Asap Performance Burner Smoke


Indeks
1 Sangat baik
2 Baik
3 Cukup
4 Kurang
5 Sangat kurang
6 Buruk
7 Amat buruk
8 Amat buruk
9 Amat sangat buruk
Smoke tester
25
Rugi Rugi Energi
Akibat Pembakaran Tak Sempurna

Pembakaran tak sempurna : CO dalam gas buang


misalkan = 0.8 %, dan (CO2 + CO) = 10 %, dengan
menggunakan grafik : Rugi-rugi Stack = 5 %.

26
Rangkuman
Prinsip Konservasi Energi Pada Sistem Pembakaran

• Setiap excess air turun 5 %, akan


meningkatkkan efisiensi pembakaran 1 %.
• Setiap O2 pada gas buang turun 1 %, efisiensi
pembakaran naik 1 %.
• Setiap suhu gas buang turun 20 C, efisiensi
pembakaran naik 1 %.
• Setiap suhu udara pembakaran naik 18 C,
bahan bakar hemat 1 %.
28

Anda mungkin juga menyukai