Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Mesin adalah sebuah alat penghasil tenaga yang berfungsi berdasarkan perubahan
bahan bakar dan energi panas menjadi energi mekanik kemudian disalurkan kebagian roda
untuk menjalankan kendaraan. Perkembangan IPTEK yang maju pesat membuat semua orang
berlomba dalam bidang teknologi. Teknologi yang semakin maju dapat meringankan
pekerjaan manusia. Kendaraan merupakan salah satu teknologi yang semakin maju tiap
tahunnya. Sebuah kendaraan mempunyai beberapa sistem dan mekanisme yang saling
mempengaruhi untuk membuat suatu kendaraan bekerja dengan maksimal

Sistem bahan bakar dalam suatu mesin merupakan suatu sistem yang sangat dominan
dalam menentukan unjuk kerja mesin .Suatu rangkaian mesin motor ,akan memberikan daya
yang optimal bila seluruh sistem yang bekerja pada motor tersebut berfungsi dengan baik
begitu pula kerja pada sistem bahan bakar ,kelancaran kerja pada sistem ini akan berpengaruh
besar pada efisiensi dan daya kerja motor . Mesin i-DSI sebagai teknologi pintar yang
dirancang khusus untuk mobil kompak, dengan 2 buah busi pada tiap silinder di dalam ruang
pembakaran dan pengontrolan waktu pembakaran secara cerdas, dapat mencapai ultra-high
fuel economy dengan pemakaian bahan bakar yang rendah dan ekonomis, sekaligus
menghasilkan torsi maksimal pada putaran RPM rendah sampai menengah, sesuai kecepatan
pada penggunaan sehari-hari. Mesin i-DSI melakukan pembakaran yang lebih efisien,
sehingga menghasilkan tenaga mobil yang lebih responsif, pemakaian bahan bakar yang
paling hemat di kelasnya, dan emisi gas buang yang lebih bersih.

1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang pengapian jenis i-dsi dapat kita ambil masalah-masalah yang
mendasar terhadap pengapian jenis i-dsi antara lain:
1. Apa pengertian pengapian i-dsi?
2. Sejarah pembuatan mesin i-dsi?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan pengapian i-dsi?
4. Bagaimana cara kerja pengapian i-dsi?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah pengapian jenis i-dsi, tujuan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian pengapian jenis i-dsi.
2. Mengetahui sejarah pembuatan pengapian i-dsi.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pengapian i-dsi.
4. Mengetahui cara kerja pengapian i-dsi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengerpian Pengapian I-DSI

i-DSI adalah intelligent Dual Sequential Ignition. Mesin ini dirancang oleh Honda
untuk mengejar efisiensi tinggi dan rendahnya emisi gas buang. Untuk mengejar target itu,
mesin i-DSI ini dibekali dengan rasio kompresi udara yang tinggi dibandingkan dengan
mesin yang lain dikelasnya, yaitu 10,8:1.

Dengan rasio kompresi sebesar itu, otomatis mesin bakal mengalami knocking. Ini
adalah proses di mana udara dan bahan bakar secara spontan terbakar sebelum api dari
pengapian (busi) mulai tiba. Knocking ini dapat mengakibatkan getaran mesin yang
berlebihan, kebisingan, daya tahan, dan menghasilkan daya yang kecil.Agar dapat
menggunakan rasio kompresi tinggi tetapi tetap tidak terjadi knocking, Honda
mengembangkan mesin dengan sistem i-DSI yang dapat mengontrol dua busi per-cylinder
yang funsinya dapat mempercepat proses pembakaran dan menghindari knocking. Alhasil, i-
DSI dapat memberikan torsi yang baik di semua rpm (Revolution Per Minute), efisiensi
bahan bakar tinggi dan emisi yang bersih.

Gambar mesin honda pengapian i-dsi

3
Gambar mekanisme pengapian i-dsi

2.2 Sejarah Pengapian I-DSI

Konfigurasi dari mesin i-DSI L-series adalah mesin yang kecil, dengan profil yang
tipis, inline-4, 8-katup, desain SOHC dengan dua buah busi per silinder. Dikarenakan
bermesin SOHC dan khususnya untuk desain 8-katup (2-katup per silinder), mesin asli L-
series, L13A dan L15A i-DSI dianggap menggelikan. Skema didasarkan karena pada saat ini
mesin-mesin sudah berupa desain multi-valve dengan spesifikasi tinggi mendekati DOHC.
Honda menjelaskan bahwa secara obyektif desain terbaru mereka dengan mesin L-series
berbahan bakar bensin adalah untuk mencapai pembakaran yang sempurna. Pembakaran yang
sempurna ini dijelaskan sebagai ”pembakaran yang sempurna dari percampuran udara dan
bahan bakar tanpa menyianyiakan setetespun bahan bakar dan kemudian mengubah seluruh
energi dari pembakaran tersebut menjadi energi kinetik”. Untuk mencapai hal tersebut,
Honda mencari-cari cara untuk mengoptimalkan proses pembakaran tersebut.

Untuk mencapai hal tersebut, Honda mengimplementasikan dua buah pendekatan:


‘remarkably intensive combustion’ dan ‘combustion control adjusted to engine speed (rpm)’.
Pada mesin L-series, cara-cara ini dilakukan melalui ruang pembakaran compact dan sistem
i-DSI terbaru.Pengembangan terbaru dari sistem i-DSI ini secara cerdas menggunakan 2 buah
busi per silinder dan mencari untuk “meningkatkan” proses pembakaran dan menghilangkan
peledak. Dan hasilnya, i-DSI secara langsung mampu membuat mesin menghantarkan torsi

4
tinggi pada setiap rpm, membuat efisien/hemat bahan bakar dan mengeluarkan emisi gas
buang yang bersih.

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Pengapian i-DSI

Kelebihan i-DSI

1. Konsumsi bahan bakar sangat irit berkat fitur i-DSI


2. Akselerasinya sangat luas biasa
3. Mesin responsift
4. Stabil sekalipun dikemudikan dengan kecepatan tinggi.
5. Mesin tidak berisik

Kekurangan i-DSI

1. Perawatan lebih banyak

2. Suku cadang atau sparepart relatif agak mahal

2.4 Cara Kerja Pengapian i-DSI

Jadi mesin i-DSI ini membantu mempercepat pembakaran dengan menggunakan dua api
(dari busi) untuk membakar campuran udara dan bahan bakar. Setelah udara dan bahan bakar
terbakar, akan terjadi ledakan yang dapat mendorong piston kebawah. Untuk mendapatkan
tenaga yang besar kita membutuhkan tekanan dorong piston ke bawah yang besar. Jadi waktu
optimum penting ketika menentukan titik pembakaran.

Karena mesin berputar tidak hanya 1 atau 2 putaran per menit, maka waktu pembakaran
sangat penting untuk menjaga tenaga pada setiap putaran mesin. Meningkatnya rpm maka
laju pembakaran akan meningkat, maka semakin tinggi rpm maka waktu pembakaran akan
semakin maju (lebih awal) dari sebelumnya. Namun dengan memajukan waktu pembakaran,
ada kemungkinan terjadinya pembakaran dini yang mengakibatkan piston diposisi sebelum
TMA (titik mati atas atau TDC (top dead centre): Posisi piston berada pada titik paling atas
dalam silinder mesin atau piston berada pada titik paling jauh dari poros engkol (crankshaft) )

5
yang akan mengganggu piston berkompresi dengan campuran udara dan bahan bakar. Atau
sebaliknya, akan terjadi knockingapabila terlalu maju waktu pembakarannya .

Jadi intinya sistem kerja mesin i-DSI adalah untuk mengurangi waktu dari pembakaran
yang terlalu dini. Untuk itu, i-DSI menempatkan dua busi dengan posisi diagonal berlawanan.
Posisi diagonal berlawanan dapat meminimalkan jarak awal terbakarnya bahan bakar sampai
terbakar sempurna. i-DSI cukup menggunakan 8 klep atau 2 klep per cylinder.

6
Urutan pembakaran i-DSI :

Keterangan :

1) Busi 1 menyala

2) Busi 2 menyala

3) Api pembakaran busi 1 mulai mendekati api pembakaran busi 2

4) Masing-masing pembakaran mulai menyatu

5) Seluruh campuran udara dan bahan bakar terbakar sempurna

Setiap busi mengeluarkan percikan listrik, salah satu bagian dari campuran udara dan
bahan bakar akan terbakar, dan karena mereka diposisikan secara diagonal berlawanan, maka
dua bagian diagonal berlawanan satu demi satu campuran bahan bajar akan terbakar. Api
mengembang dan bertemu di tengah dan akan terbakar dengan sempurna di waktu yang jauh
lebih singkat.

Waktu nyalanya busi 1 dan 2 berbeda. Pada saat rpm rendah, busi 1 menyala dan busi
2 menyala dengan jeda waktu yang sedikit lama, pada saat putaran tengah, waktu
pembakaran kedua busi akan semakin maju (nyala busi 1 dan 2 hampir bersamaan), dan saat
putaran tinggi, kedua busi akan lebih maju lagi (busi 2 bisa menyala bersamaan dengan busi
1). Dengan ini akan mendapatkan pembakaran yang sangat sempurna pada setiap putaran dan
menghasilkan tenaga dan torsi yang besar serta emisi gas buang yang rendah.

i-DSI memberikan kontrol yang presisi dari waktu pengapian untuk semua kondisi
mengemudi, mengoptimalkan untuk kondisi seperti pada rpm tinggi dan beban tinggi (misal:
saat tanjakan), atau rpm tinggi dan beban rendah, ataupun saat kecepatan tinggi. Dan hasilnya

7
adalah efisiensi bahan bakar dan pendapatan torsi yang cukup besar walaupun diputaran
rendah sekalipun. Honda mengatakan bahwa proses pembakaran di mesin L -series adalah
sekitar 30 % lebih intensif dibandingkan dengan mesin dengan sistem busi tunggal.

Enggak sampai disitu aja, untuk menyempurnakan lagi, manifold dan piston sengaja
dirancang untuk membantu membuat pusaran. Pusaran ini akan membantu pencampuran
pembakar menjadi lebih sempurna. Lagi-lagi, pembakaran sempurna ini dapat meningkatkan
torsi dan efisiensi bahan bakar dan juga mengurangi emisi gas buang. Dari kedua hal inilah
kunci dari hematnya mesin i-DSI.

Selain 2 hal tersebut, ada lagi sistem penunjang yang lainnya, seperti ditambahkan
Exhaust Gas Reciculator (EGR) yang dimana sistem ini memasukkan kembali gas buang
yang telah keluar dari ruang bakar untuk memanaskan udara baru yang masuk keruang bakar.
Sistem ini menyala hanya pada saat rpm tertentu dan kondisi berkendara tertentu untuk
meningkatkan efisiensi dan performa. Teknologi EGR ini tak banyak dijumpai, hanya
beberapa mesin i-DSI yang dipasangi teknologi ini. Selain EGR, pada sensor gas buang
terdapat 2 sensor lambda sebelum dan sesudah tabung catalyst, untuk pembacaan sensor gas
buang yang lebih akurat agar pembakaran lebih sempurna, tenaga lebih besar dan juga emisi
gas buang yang sangat rendah.

Karena desain mesin seperti diatas, maka pada putaran bawah dan tengah, mesin i-
DSI ini telah menghasil daya yang cukup besar karena desain dari pusaran udara dan bahan
bakar 8 klep dan juga sistem 2 busi setiap cyilinder. Pada putaran 2.700 RPM mesin ini sudah
menghasilkan torsi sebesar 128 N.m dan tenaga tertinggi 87Hp pada 5.800 RPM. Namun
karena desain 8 klep ini, mulai sekitar putaran 4.500-5.000 dan keatas mesin ini sudah terasa
seperti kehabisan nafas karena hanya terdapat 1 lubang intake per silinder. Meski demikian,
mesin ini hanya cukup dengan berputar pada rpm rendah untuk memindahkan transmisi,
membawa beban besar bahkan melaju dijalan yang menanjak. Teknologi i-DSI ini hanya
terdapat pada mesin Honda L series.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Mesin i-DSI mempunyai ruang pembakaran yang compact dan dua busi pada tiap
silinder. Sistem dual & sequential ignition mengatur waktu urutan pengapian dari kedua busi,
yaitu pada langkah hisap dan langkah buangnya, berdasarkan kecepatan dan beban kerja
mesin.

Pengaturan ini memungkinkan pembakaran yang lebih cepat dan menyeluruh serta
momen puntir yang besar pada kecepatan rendah-menengah. Sistem tersebut akhirnya
menghasilkan keseimbangan tinggi antara pemakaian bahan bakar yang ekonomis dan tenaga
yang responsif.

3.2 Saran

Dalam makalah kami ini,Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna
seperti apa yang teman-teman harapkan. untuk itu, jika terdapat kesalahan atau kekeliruan
baik dalam pengetikan maupun dari presentasinya, penulis sangat mengaharap kritikan dan
saran-sarannya dari teman-teman sekalian, dan semoga kritikan dan saran-saran dari teman-
teman sekalian bias membangun motivasi kami dalam penulisan makalah yang akan dating.
akhirnya penulis ucapkan terimakasih.

9
DAFTAR PUSTAKA

Otomotif mania, review kelebihan kekurangan i-dsi dan vtec, 26-Maret-2016

http://bursaotomotif.net/review-honda-city-gd8-vtec-i-dsi.html

Berita otomotif, review kelebihan kekurangan jaz GD3 i-dsi, 2013

http://otovarian.com/kelebihan-dan-kelemahan-honda-jazz-gd3/

Nugroho,Agung. i-DSI: Detail Sistem Efisiensi Pembakaran.21-April-2014


http://fastnlow.net/i-dsi-detail-sistem-efisiensi-pembakaran/

Minilabdocx. Sistem pengapian i-dsi (intelligent dual and sequential ignition). 8-Februari-
2014

https://minilabdocx.wordpress.com/2014/02/08/sistem-pengapian-i-dsi-intelligent-dual-
and-sequential-ignition/

10

Anda mungkin juga menyukai