Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN TUGAS 1

PERANCANGAN TATA LETAK DAN FASILITAS

“MENENTUKAN LOKASI PABRIK”

Kelompok:
Taufik Ridho As Siddiqi (14522176)
Diah (14522)
Restu Prasetyo (14522
Lanang Prasetya (14522134)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2015
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. i

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 3

1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................................................. 3

1.4. Batasan Masalah .............................................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Dasar Teori ....................................................................................................................... 4

2.1.1. Retail .................................................................................................................. 4

2.1.2. Tingkat Kepuasan .............................................................................................. 5

2.1.3. Keputusan Pembelian ........................................................................................ 5

2.1.4. Store Atmosphere .............................................................................................. 7

2.2. Kerangka Konseptual ....................................................................................................... 9

BAB III METODOLOGI

3.1. Jenis Penelitian .............................................................................................................. 10

3.2. Populasi dan Sampel ..................................................................................................... 10

3.3. Metode Pengumpulan Data ........................................................................................... 11

3.4. Definsi Operasional Variabel ........................................................................................ 12

3.4.1. Store atmosphere .............................................................................................. 12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pembahasan ................................................................................................................... 13

4.1.2. Profil Responden ............................................................................................. 13

4.1.3. Variabel-Variabel ............................................................................................ 14

4.2. Kesimpulan .................................................................................................................... 28

i
4.3. Saran .............................................................................................................................. 28

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 29

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bisnis retail modern yang terus berkembang di Indonesia merupakan

bisnis yang sangat menjanjikan. Bisnis pasar di Indonesia saat ini

berkembang dengan pesat terutama di kota-kota besar. Hal ini terlihat dengan

semakin menjamurnya jumlah toko (tradisional dan modern) di Indonesia

yang mencapai 23.000 unit toko yang terdiri dari 14.000 kelompok usaha

minimarket dan 9.000 supermarket. Jumlah ini mengalami peningkatan

sebesar 14 persen dalam tiga tahun terakhir (Jannah, 2014). Oleh karena itu,

pelaku bisnis atau pemilih usaha harus mampu menerapkan strategi yang

tepat agar tidak kehilangan konsumennya.

Penguasaan pasar juga merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan

pokok yang dilaksanakan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk

mempertahankan kelangsungan hidup usahanya, berkembang dan

mendapatkan laba semaksimal mungkin. Hal tersebut bisa tercapai bila

konsumen merasa puas akan pelayanan yang diberikan. Sesuatu yang

diinginkan oleh konsumen adalah bagaimana cara untuk mendapatkan

barang-barang yang dibutuhkan, harga yang bersaing, pelayanan dan fasilitas

yang memuaskan serta suasana berbelanja yang nyaman. Jadi, disamping

memperhatikan keragaman produk perusahaan yang bergerak dibidang retail

harus juga berupaya untuk memberikan pelayanan yang baik, sebab

1
pelayanan yang berkualitas merupakan salah satu cara untuk menarik

konsumen.

Salah satu strategi pelayanan yang dapat dipergunakan adalah

merencanakan desain Store Atmosphere (suasana toko) dengan bentuk dan

konsep, serta ide-ide kreatif. Mehrabian dan Russell (1974) mengusulkan

Model Stimulus-Organisme-Respons (SOR), yang menunjukkan bahwa

lingkungan fisik eksternal dapat mempengaruhi negara dan perilaku internal

yang individu (pendekatan atau penghindaran). Donovan dan Rossiter (1982)

dan Baker et al. (1992) adalah yang pertama untuk menggunakan Model SOR

untuk mempelajari dampak dari Store Atmosphere pada persepsi pelanggan.

Menurut Levi dan Weitz (2001, dalam Kurniawan & Kunto, 2013), store

atmosphere sebuah store dapat dibagi menjadi dua, yaitu in-store atmosphere

dan out-store atmosphere. Adapun in-store atmosphere yang dimaksud

meliputi internal layout, suara, bau, tekstur, dan desain interior. Sedangkan

out-store atmosphere yang dimaksud meliputi external layout, tekstur, dan

desain eksterior. Didasari dari gambaran uraian diatas, penulis tertarik untuk

menganalisis salah satu minimarket yang kini sudah menjamur dimana-mana,

yaitu Indomaret. Jadi, maka penulis mencoba mengadakan penelitian dengan

judul : “Pengaruh Store Atmosphere terhadap Kualitas Pelayanan dan

Kepuasan Pelanggan”. Studi kasus pada pelanggan Outlet Indomaret di

Jalan Kaliurang Km.14,4, Sleman, Yogyakarta.

2
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah store atmosphere berpengaruh terhadap kualitas pelayanan?

2. Apakah store atmosphere berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah store atmosphere benar-benar berpengaruh

terhadap kualitas pelayanan.

2. Untuk mengetahui apakah store atmosphere berpengaruh pula terhadap


kepuasan pelanggan.

1.4 Batasan Penelitian

Agar penelitian ini tidak menyimpang dan mengambang dari tujuan yang

semula, maka penulis menetapkan batasan-batasan sebagai berikut:

1. Tempat penelitiannya adalah di Outlet Indomaret Jl. Kaliurang Km.14,4,

Sleman, Yogyakarta

2. Wakru penelitian dilakukan pada Mei 2015 sampai dengan Juni 2015

3. Objek penelitiannya yaitu dengan menggunakan kuesioner dengan jumlah

50 responden

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

2.1.1 Retail

Retail adalah kegiatan usaha yang bertujuan untuk memberi nilai pada

suatu barang atau jasa untuk dijual kepada konsumen. Menurut Levy &

Barton (2009) “Retailing is the set of business activities that adds value to the

products and service sold to consumers for their personal or family use”.

Yang berarti retailing adalah serangkaian kegiatan usaha yang memberikan

nilai tambah terhadap produk dan jasa yang dijual kepada konsumen untuk

penggunaan pribadi atau keluarga. Sedangkan menurut Berman & Evans

(2010), “Retailing encompasses the business activities involved in selling

goods and service to consumers for their personal, family, or household use.”

Yang berarti retailing meliputi kegiatan usaha yang terlibat dalam penjualan

barang dan jasa kepada konsumen untuk penggunaan pribadi mereka,

keluarga, atau rumah tangga (Kurniawan & Kunto, 2013).

4
2.1.2 Tingkat Kepuasaan

Tingkat kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah

membandingkan antara apa yang dia terima dan harapannya Umar (2005:65).

Seorang pelanggan, jika merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk

atau jasa, sangat besar kemungkinannya menjadi pelanggan dalam waktu

yang lama. Faktor yang paling penting untuk menciptakan kepuasan

konsumen adalah kinerja dari agen yang biasanya diartikan dengan kualitas

dari agen tersebut (Mowen, 1995). Jika kualitas yang diberikan agen dalam

rangka pemenuhan kepuasan konsumen baik maka tingkat kepuasan

konsumen akan meningkat. Kepuasan yang diberikan agen tersebut dapat

berupa bentuk pelayanan maupun bentuk peningkatan dan perbaikan produk

(Rifai, 2014:2). Menurut Richardson, emosi atau perasaan dari konsumen,

merupakan indikator dalam mengevaluasi baik atau tidakkah kinerja atau

kualitas suatu produk dijual (Law, Wong, & Yip, 2012). Jadi, sangatlah

penting untuk suatu pemilik usaha untuk lebih menaruh perhatian terhadap

konsumennya.

2.1.3 Keputusan Pembelian

Schiffman & Kanuk dalam Kalangi (2010: 29) mendefinisikan suatu

keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan

alternatif. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia harus

memiliki pilihan alternatif. Adapun Amirullah (2002: 62) mendefinisikan

keputusan konsumen adalah suatu proses dimana konsumen melakukan

penilaian terhadap berbagai alternatif pilihan, dan memilih salah satu atau

5
lebih alternatif yang diperlukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan

tertentu. Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengambilan

keputusan konsumen adalah suatu proses pemilihan salah satu dari beberapa

alternatif penyelesaian masalah yang dikumpulkan oleh seorang konsumen,

dan mewujudkannya dengan tindak lanjut yang nyata (Dessyana, 2013).

Menurut Swastha dan Handoko (2011, dalam Wahyono, 2012)

berpendapat bahwa lima peran individu dalam sebuah keputusan membeli,

yaitu:

1. Pengambilan inisiatif (initiator): individu yang mempunyai inisiatif

pembelian barang tertentu atau yang mempunyai kebutuhan atau

keinginan tetapi tidak mempunyai wewenang untuk melakukan sendiri.

2. Orang yang mempengaruhi (influencer): individu yang mempengaruhi

keputusan untuk membeli baik secara sengaja maupun tidak sengaja.

3. Pembuat keputusan (decider): individu yang memutuskan apakah akan

membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya, kapan

dan dimana membelinya.

4. Pembeli (buyer): individu yang melakukan pembelian yang sebenarnya.

5. Pemakai (user): individu yang menikmati atau memakai produk atau jasa

yang dibeli.

6
2.1.4 Store Atmosphere

Store Atmosphere adalah suasana toko merupakan penciptaan suasana

toko melalui visual, penataan, cahaya, musik dan aroma yang dapat

menciptakan lingkungan pembelian yang nyaman sehingga dapat

mempengaruhi persepsi dan emosi konsumen untuk melakukan pembelian.

(Levy and Weitz 2001: 576, dalam Kurniawan & Kunto, 2013). Store

atmosphere dapat mempengaruhi keadaan emosi pembeli yang menyebabkan

atau mempengaruhi pembelian, yaitu mempengaruhi keadaan emosional,

yang akan membuat dua perasaan yang dominan yaitu perasaan senang dan

membangkitkan keinginan.

Mowen dan Minor (2002, dalam Nugraha, 2013) mengatakan bahwa store

atmosphere merupakan unsur senjata yang dimiliki toko. Setiap toko

mempunyai tata letak fisik yang memudahkan atau menyulitkan pembeli

untuk berputar-putar didalamnya. Toko harus membentuk suasana terencana

yang sesuai dengan pasar sasarannya dan dapat menarik konsumen untuk

membeli.

Menurut Levi dan Weitz (2001, dalam Kurniawan & Kunto, 2013), Store

Atmosphere terdiri dari dua hal, yaitu In-store Atmosphere dan Outstore

Atmosphere:

7
a. In-store Atmosphere

Instore atmosphere adalah pengaturanpengaturan di dalam ruangan yang

menyangkut:

1. Internal Layout: merupakan pengaturan dari berbagai fasilitas dalam

ruangan yang terdiri dari tata letak meja kursi pengunjung, tata letak

meja kasir, dan tata letak lampu, pendingin ruangan, sound.

2. Suara: merupakan keseluruhan alunan suara yang dihadirkan dalam

ruangan untuk menciptakan kesan rileks yang terdiri dari live music

yang disajikan restoran dan alunan suara musik dari sound system.

3. Bau : merupakan aroma-aroma yang dihadirkan dalam ruangan untuk

meniptakan selera makan yang timbul dari aroma makanan dan

menuman dan aroma yang ditimbulkan oleh pewangi ruangan

4. Tekstur : merupakan tampilan fisik dari bahanbahan yang digunakan

untuk meja dan kursi dalam ruangan dan dinding ruangan.

5. Desain interior : bangunan adalah penataan ruang-ruang dalam restoran

kesesuaian meliputi kesesuaian luas ruang pengunjung dengan ruas

jalan yang memberikan kenyamanan, desain bar counter, penataan

meja, penataan lukisan-lukisan, dan system pencahayaan dalam

ruangan.

8
b. Out-store Atmosphere

Outstore atmosphere adalah pengaturan di luar ruangan yang menyangkut:

1. External Layout : yaitu pengaturan tata letak berbagai fasilitas restoran

di luar ruangan yang meliputi tata letak parkir pengunjung, tata letak

papan nama, dan lokasi yang strategis.

2. Tekstur : merupakan tampilan fisik dari bahanbahan yang digunakan

bangunan maupun fasilitas diluar ruangan yang meliputi tekstur dinding

bangunan luar ruangan dan tekstur papan nama luar ruangan.

3. Desain eksterior : bangunan merupakan penataan ruangan-ruangan luar

restoran meliputi desain papan nama luar ruangan, penempatan pintu

masuk, bentuk bangunan dilihat dari luar, dan sistem pencahayaan luar

ruangan.

2.2 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual pada penelitian ini adalah, berikut diagramnya:

Store Atmosphere (In-store):


 Internal layout, suara, bau,
tekstur, desain interior.
Store Atmosphere (Out-store) Kepuasan Keputusan
Pelanggan Pembelian
 External layout, tekstur, desain
eksterior .

Diagram 1: Kerangka Konseptual Penelitian

9
BAB III

METODOLOGI

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, Menurut

Turley dan Milliman (2000, dalam Skandrani, Mouelhi, & Malek, 2011),

untuk lebih memahami dampak dari faktor Store Environmental pada

individu, ahli pemasaran sering terfokus pada pendekatan kuantitatif.

Penelitian deskriptif adalah metode penelitian dasar yang \meneliti situasi

seperti kenyataan yang tampak di lapangan (Williams, 2007).

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah para pelanggan Indomaret Jakal 14,4.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan Simple Random Sampling (SRS). Metode SRS adalah

metode yang digunakan untuk memilih sampel dari populasi dengan cara

sedemikian rupa sehingga setiap anggota populasi mempunyai peluang yang

sama besar untuk diambil sebagai sampel (Nurhayati, 2008). Responden yang

dikehendaki berjumlah 50 subyek. Karakteristik responden dibagi menjadi

dua, yaitu (Nurhayati, 2008) berdasarkan jenis kelamin, laki-laki dan

perempuan. Yang kedua berdasarkan usianya, yaitu remaja (12 - 25 tahun)

dan dewasa (> 25) (Rajagukguk, 2013).

10
3.3 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah

Data Primer dan Data Sekunder. Data Primer yaitu data yang berasal

langsung dari objek penelitian, yaitu berupa kuesioner yang diberikan secara

langsung kepada responden untuk memperoleh informasi tentang kepuasan

dan loyalitas pelanggan (Musanto, 2004). Media yang digunakan adalah

angket atau kuesioner. Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan

data melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk

mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh

peneliti (Mardalis: 2008:66, dalam Dewi & Ardoni, 2012). Dalam penelitian

ini, pertanyaan-pertanyaan yang diberikan adalah mengenai tingkat kepuasan

pelanggan. Selanjutnya, kuesioner dikumpulkan, diseleksi, dan dianalisis

dengan menggunakan software Microsoft Excel .

11
3.4 Definisi Operasional Variabel

3.4.1 Store atmosphere

Store atmosphere terdiri dari dua hal, yaitu In-store atmosphere dan

Out-store atmosphere. Levi dan Weitz (2001, dalam Kurniawan & Kunto,

2013). Kedua hal tersebut kita jabarkan pada kenyataan yang ada, yaitu:

a. In-store Atmosphere (X1) = berhubungan dengan keseluruhan

suasana dan pengaturan di dalam ruangan, yaitu:

1. Tata letak rak membuat ruangan terasa luas

2. Musik yang diputar enak didengar

3. Tata cahaya dalam ruangan mencukupi kebutuhan

penerangan

4. Desain ruangan bagus dan indah

5. Ruangan memiliki bau yang menyegarkan dan tidak

menganggu konsumen

b. Out-store Atmosphere (X2) = berhubungan dengan keseluruhan

suasana dan pengaturan di luar ruangan.

1. Lokasi Indomaret yang strategis

2. Ketersediaan lahan parkir yang memadai

3. Logo Indomaret dapat terlihat dengan mudah oleh konsumen

4. Penempatan pintu masuk sudah tepat

5. Bentuk pintu masuk menarik

6. Tata cahaya luar ruangan sudah mencukupi kebutuhan

pencahayaan

12
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan

4.1.2 Profil Responden

Dari hasil pengumpulan data, didapatkan data mengenai profil responden

untuk penelitian “Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Kualitas Pelayanan

Dan Kepuasan Pelanggan” dengan studi kasus di Outlet Indomaret Jalan

Kaliurang Km.14,4, Sleman, Yogyakarta . Penggambaran profil responden

penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1. Dari 50 responden, 52% adalah

laki-laki dan 48% adalah perempuan. Kisaran umur 12-25 tahun

mendominasi dengan persentase sebesar 90% (45 responden), sedangkan

untuk kisaran umur > 25 tahun dengan responden dengan jumlah paling

sedikit, yaitu 10% (5 responden)

Profil Responden
100.00 90.00
90.00
80.00
70.00
60.00 52.00
48.00
50.00
40.00 %
30.00
20.00 10.00
10.00
0.00
pa pi 12-25 th > 25 th
jenis kelamin Usia

Gambar 4.1 Profil Responden

13
4.1.3 Variabel-Variabel

a. In-Store Atmosphere

Pada penelitian ini, terdapat lima pertanyaan yang mewakili dari. Pada

masing-masing variable tersebut terdapat lima skala. Responden harus mengisi

masing-masing Pertanyaan atau variable tersebut dengan memilih satu dari

lima skala tersebut In-store Atmosphere. Pengolahan data dilakukan dengan

menghitung jumlah masing-masing jawaban pada setiap Pertanyaan.

Tabel 4.2.1 Variabel In-store Atmosphere

No Pertanyaan

1. Tata letak rak membuat ruangan terasa luas

2. Musik yang diputar enak didengar

3. Tata cahaya dalam ruangan mencukupi kebutuhan penerangan

4. Desain ruangan bagus dan indah

5. Ruangan memiliki bau yang menyegarkan dan tidak menganggu

konsumen

14
1. Tata letak rak membuat ruangan terasa luas

Pertanyaan pertama dalam kuesioner adalah “Tata letak rak membuat

ruangan terasa luas”. Jawaban dari Pertanyaan tersebut dapat dilihat pada

Gambar 4.2. Dari Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa jawaban tertinggi adalah

Setuju (24 responden). Jawaban tertinggi kedua adalah Sangat Setuju (14

responden). Jawaban yang lainnya yaitu Kurang Setuju (9 responden), Tidak

Setuju (3 responden), dan tidak ada responden yang mengisi Sangat Tidak

Setuju.

Jawaban tersebut mengindikasikan bahwa menurut responden, outlet

tersebut telah membuat tata letak rak yang membuat ruangan terasa luas,

sehingga konsumen menjadi nyaman dilihat dan menjadi leluasa untuk

menjelajahi produk-produk yang ditawarkan.

Tata letak rak membuat ruangan


terasa luas
30
24
25

20
14
15
9
10

5 3
0
0
SS S KS TS STS

Gambar 4.1 Jawaban Pertanyaan “Tata letak rak membuat ruangan terasa luas”

15
2. Tersedia Musik yang diputar enak didengar

Menurut beberapa referensi, musik dapat efek tertentu kepada seseorang,

artinya musik dapat mempengaruhi keadaan psikologis seseorang, sehingga

dalam hal ini, musik dapat memberikan rasa nyaman dan dapat memecah

keheningan didalam outlet tersebut.

Dari hasil penelitian, pada gambar 4.3 dapat dilihat bahwa 48% dari

keseluruhan responden menjawab Setuju. Sangat Setuju 16%, Kurang Setuju

18%, Tidak Setuju 12%, dan Sangat Tidak Setuju 6%. Kesimpulannya,

responden merasa musik yang diputar di outlet tersebut enak untuk didengar.

Musik yang diputar enak didengar

STS SS
TS 6% 16%
12%

KS
18%

S
48%

Gambar 4.2 Jawaban Pertanyaan “Tersedia Musik yang diputar enak didengar”

16
3. Tata cahaya dalam ruangan mencukupi kebutuhan penerangan

Pertanyaan ketiga dalam kuesioner adalah “Tata cahaya dalam ruangan

mencukupi kebutuhan penerangan”. Hasil jawaban dari pertanyaan tersebut

dapat dilihat pada Gambar 4.3. Dari Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa jawaban

tertinggi adalah Setuju (30 responden). Jawaban tertinggi kedua adalah Sangat

Setuju (16 responden). Jawaban yang lainnya yaitu Kurang Setuju (3

responden), Tidak Setuju (1 responden), dan tidak ada responden yang mengisi

Sangat Tidak Setuju.

Jawaban tersebut mengindikasikan bahwa menurut responden, outlet

tersebut memiliki tata cahaya dalam ruangan yang cukup untuk membuat

konsumen merasa nyaman didalamnya.

Tata cahaya dalam ruangan


mencukupi kebutuhan penerangan
35
30
30
25
20 16
15
10
5 3
1 0
0
SS S KS TS STS

Gambar 4.3 Jawaban Pertanyaan “Tata cahaya dalam ruangan mencukupi

kebutuhan penerangan”

17
4. Desain ruangan bagus dan indah

Desain ruangan salah satu sarana untuk menarik konsumen. Ruangan di

buat seindah dan serapi mungkin agar tampak indah dilihat dan nyaman di

mata, sehingga para konsumen betah berlama-lama didalamnya. Untuk

pertanyaan keempat dalam kuesioner adalah “Desain ruangan bagus dan

indah”, hasil jawaban dari pertanyaan tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Dari Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa jawaban tertinggi adalah Setuju (32

responden). Jawaban tertinggi kedua adalah Sangat Setuju (9 responden).

Jawaban yang lainnya yaitu Kurang Setuju (5 responden), Tidak Setuju (4

responden), dan tidak ada responden yang mengisi Sangat Tidak Setuju.

Jawaban tersebut mengindikasikan bahwa menurut responden, outlet

tersebut memang memiliki desain ruangan yang bagus dan indah.

Desain ruangan yang bagus dan


indah
35 32
30
25
20
15
9
10
5 4
5
0
0
SS S KS TS STS

Gambar 4.4 Jawaban Pertanyaan “Desain ruangan bagus dan indah”

18
5. Ruangan memiliki bau yang menyegarkan dan tidak menganggu

konsumen

Point berikutnya yaitu, “Ruangan memiliki bau yang menyegarkan dan

tidak menganggu konsumen”. Perlu untuk diketahui, tempat atau ruangan

sebagus apapun itu, kalau bau disana tidak mengenakkan, maka desain yang

bagus tersebut akan menjadi sia-sia. Kenapa? Karena kedua hal tersebut

memang tidak terpisahkan, tempat yang indah harus disertai dengan aroma atau

bau yang menyegarkan, kalau tidak maka keindahan akan menjadi sia-sia,

maka kedua-duanya haruslah serasi dalam keindahan. Untuk outlet Indomaret

tersebut, didapat hasil bahwa jawaban tertinggi adalah Setuju (33 responden).

Jawaban tertinggi kedua adalah Sangat Setuju (8 responden). Jawaban yang

lainnya yaitu Kurang Setuju (5 responden), Tidak Setuju (2 responden), dan

Sangat Tidak Setuju (2 responden). Hasil tersebut dapat dilihat pada Gambar

4.5.

Jawaban tersebut mengindikasikan bahwa menurut responden, ruangan

outlet tersebut memiliki bau yang menyegarkan dan konsumen tidak terganggu

karenanya.

19
Ruangan memiliki bau yang
menyegarkan dan tidak menganggu
konsumen
35 33
30
25
20
15
10 8
5
5 2 2
0
SS S KS TS STS

Gambar 4.5 Jawaban Pertanyaan “Ruangan memiliki bau yang menyegarkan dan

tidak menganggu konsumen”

20
b. Out-store Atmosphere

Pada penelitian ini, terdapat enam pertanyaan yang mewakili dari Out-

store Atmosphere. Pada masing-masing variable tersebut terdapat lima skala.

Responden harus mengisi masing-masing Pertanyaan atau variable tersebut

dengan memilih satu dari lima skala tersebut. Pengolahan data dilakukan

dengan menghitung jumlah masing-masing jawaban pada setiap Pertanyaan.

No Pertanyaan

1. Lokasi Indomaret yang strategis

2. Ketersediaan lahan parkir yang memadai

3. Logo Indomaret dapat terlihat dengan mudah oleh konsumen

4. Penempatan pintu masuk sudah tepat

5. Bentuk pintu masuk menarik

6. Tata cahaya luar ruangan sudah mencukupi kebutuhan pencahayaan

Tabel 4.2.2 Variabel Out-store Atmosphere

21
1. Lokasi Indomaret yang strategis

Jawaban bervariasi juga didapatkan dari Pertanyaan “Lokasi Indomaret

yang strategis”. Lokasi juga sangatlah menentukan didalam menarik konsumen.

Salah satu kriteria yang sudah dipenuhi oleh outlet tersebut, yaitu seperti dekat

dengan keramaian, apalagi outlet tersebut berada di dekat kampus yang banyak

mahasiswa tinggal disekililngnya, jadi sangat pas. Dari hasil penelitian, pilihan

jawaban terbanyak adalah Setuju (31 responden). Jawaban tertinggi kedua adalah

Sangat Setuju (16 responden). Jawaban yang lainnya yaitu Kurang Setuju (1

responden), Tidak Setuju (1 responden), dan Sangat Tidak Setuju (1 responden).

Hasil tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.6.

Jawaban tersebut mengindikasikan bahwa menurut responden, Lokasi Outlet

Indomaret tersebut memang sudah strategis.

Lokasi Indomaret yang strategis


35
31
30
25
20
16
15
10
5
1 1 1
0
SS S KS TS STS

Gambar 4.6 Jawaban Pertanyaan “Lokasi Indomaret yang strategis”

22
2. Ketersediaan lahan parkir yang memadai

Kriteria dalam menilai lahan parkir yang memadai misalnya seperti, lahan

parkir tersebut luas dan konsumen dapat memakirkan, maupun mengeluarkan

kendaraannya dengan mudah. Hasil jawaban dari pertanyaan tersebut dapat dilihat

pada Gambar 4.4. Jawaban tertinggi adalah Setuju (18 responden). Jawaban

tertinggi kedua adalah Sangat Setuju (16 responden). Jawaban yang lainnya yaitu

Kurang Setuju (13 responden), Tidak Setuju (2 responden), dan Sangat Tidak

Setuju (1 responden).

Dengan melihat dominasi jawaban “Setuju” tersebut, mengindikasikan bahwa

menurut responden, outlet tersebut memang memiliki ketersediaan lahan parkir

yang memadai.

Ketersediaan lahan parkir yang


memadai
20 18
16
15 13

10

5
2
1
0
SS S KS TS STS

Gambar 4.7 Jawaban Pertanyaan “Ketersediaan lahan parkir yang memadai”

23
3. Logo Indomaret dapat terlihat dengan mudah oleh konsumen

Dilapangan, Outlet indomaret tersebut menampakkan logonya pada papan

iklan yang besar didekat lahan parkir dan tulisan pada bangunan atasnya Hal ini

juga disertai dengan warna indomaret yang khas, yaitu garis merah, biru, dan

kuning. Hasil kuesioner dapat dilihat pada Gambar 4.8. Jawaban tertinggi adalah

Setuju (29 responden). Jawaban tertinggi kedua adalah Sangat Setuju (17

responden). Jawaban yang lainnya yaitu Kurang Setuju (2 responden), Tidak

Setuju (1 responden), dan Sangat Tidak Setuju (1 responden).

Dengan melihat dominasi jawaban yaitu setuju, mengindikasikan bahwa menurut

responden, logo outlet indomaret tersebut dapat dilihat terlihat dengan mudah oleh

konsumen.

Logo Indomaret dapat terlihat


dengan mudah oleh konsumen
35
29
30
25
20 17
15
10
5 2 1 1
0
SS S KS TS STS

Gambar 4.8 Jawaban Pertanyaan “Logo Indomaret dapat terlihat dengan mudah

oleh konsumen”

24
4. Penempatan pintu masuk sudah tepat

Penempatan pintu masuk haruslah tepat, yaitu mudah dijangkau dan sesuai

dengan lahan parkirnya, dimana konsumen dengan mudahnya mencapai pintu

masuk saat turun dari kendarannya. Hasil kuesioner dapat dilihat pada Gambar

4.8. Jawaban tertinggi adalah Setuju (29 responden). Jawaban tertinggi kedua

adalah Sangat Setuju (16 responden). Jawaban yang lainnya yaitu Kurang Setuju

(4 responden), tidak ada yang mengisi Tidak Setuju (0 responden), tetapi ada

responden ysng mengisi Sangat Tidak Setuju (1 responden).

Dengan melihat dominasi jawaban yaitu setuju, mengindikasikan bahwa

penempatan pintu masuk pada outlet indomaret sudah tepat.

Penempatan pintu masuk sudah


tepat
35
29
30
25
20 16
15
10
4
5 1
0
0
SS S KS TS STS

Gambar 4.8 Jawaban Pertanyaan “Penempatan pintu masuk sudah tepat”

25
5. Bentuk pintu masuk menarik

Selain desain bangunan yang menjadi citra pertama dalam menampilkan

keindahan, pintu masuk pun menjadi citra kedua setelah konsumen memasuki

lahan parkir. Pintu masuk dihiasi dengan warna khas indomaret dan sticker-sticker

unik yang kecil. Hasil kuesioner dapat dilihat pada Gambar 4.9. Jawaban tertinggi

adalah Setuju (29 responden). Jawaban tertinggi kedua adalah Kurang Setuju (15

responden). Jawaban yang lainnya yaitu Sangat Setuju (3 responden), Tidak

Setuju (2 responden), dan Sangat Tidak Setuju (2 responden).

Dengan melihat dominasi jawaban yaitu setuju, walaupun tertinggi kedua adalah

Kurang Setuju, tetapi itu tetap mengindikasikan bahwa Bentuk pintu masuk sudah

menarik di mata konsumen.

Bentuk pintu masuk menarik


30 28

25

20
15
15

10

5 3 2 2
0
SS S KS TS STS

Gambar 4.9 Jawaban Pertanyaan “Bentuk pintu masuk menarik”

26
6. Tata cahaya luar ruangan sudah mencukupi kebutuhan pencahayaan

Poin selanjutnya yaitu, “Tata cahaya luar ruangan sudah mencukupi

kebutuhan pencahayaan.” Kebutuhan tersebut disediakan untuk kondisi

lingkungan yang gelap, yaitu saat mendung atau hujan lebat maupun saat malam

hari. Hasil kuesioner dapat dilihat pada Gambar 4.10. Jawaban tertinggi adalah

Setuju (32 responden). Jawaban tertinggi kedua adalah Sangat Setuju (9

responden). Jawaban yang lainnya yaitu Kurang Setuju (6 responden), Tidak

Setuju (2 responden), dan Sangat Tidak Setuju (1 responden).

Dengan melihat dominasi jawaban yaitu setuju, mengindikasikan bahwa tata

cahaya luar ruangan sudah mencukupi kebutuhan pencahayaan.

Tata cahaya luar ruangan sudah


mencukupi kebutuhan pencahayaan
35 32
30
25
20
15
9
10 6
5 2 1
0
SS S KS TS STS

Gambar 4.10 Jawaban Pertanyaan “Tata cahaya luar ruangan sudah mencukupi

kebutuhan pencahayaan”

27
4.2 Kesimpulan

Setelah dilakukannya penelitian dan perhitungan hasil kuesioner yang telah

dilaksanakan, didapat hasil jawaban yang dominan yaitu setuju. Setiap pertanyaan

baik variabel In-store Atmosphere maupun Out-store Atmosphere, kebanyakan

responden menjawab setuju. Hal ini merupakan bukti bahwa keseluruhan Store

Atmosphere yang disediakan oleh outlet indomaret tersebut dapat membuat

konsumen tertarik untuk berkunjung, dapat membuat konsumen merasa nyaman,

sehingga kualitas pelayanan yang diberikan sudah dapat memuaskan konsumen.

maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Store Atmosphere dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan

sehingga pengelola outlet berhasil dalam menyediakan suasana toko terbaik

bagi pelanggannya

2. Store Atmosphere berpengaruh pada kepuasan dan kenyamanan pelanggan

sehingga pelanggan merasa nyaman dan betah didalamnya

4.3 Saran

Secara keseluruhan, segala Store Atmosphere yang ada di outlet indomaret

tersebut sudah cukup baik, tetapi tentu saja, diharapkan bagi pihak pengelola

untuk tetap terus meningkatkan kualitas pelayanannya agar bisa bersaing dengan

toko-toko lain yang juga tidak mau kalah dengannya, terutama mengenai Out-

Store Atmosphere-nya.

28
DAFTAR PUSTAKA

Dessyana, C. J. (2013). Store Atmosphere Pengaruhnya terhadap Keputusan Pembelian

Konsumen di Texas Chicken Multimart II Manado . Jurnal EMBA .

Dewi, S. T., & Ardoni. (2012). Sikap Pemustaka terhadap Layanan Sirkulasi di

Perpustakaan Universitas Negeri Padang. Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan

Kearsipan , 165.

Jannah, K. M. (2014, Agustus 7). Okezone. Dipetik April 30, 2015, dari Okezone

Economy: http://economy.okezone.com/read/2014/08/07/320/1021276/pasar-modern-

indonesia-tumbuh-14-dalam-3-tahun

Kurniawan, D., & Kunto, Y. S. (2013). Pengaruh Promosi dan Store Atmosphere

terhadap Impulse Buying dengan Shopping Emotion sebagai Variabel Intervening

Studi Kasus di Matahari Department Store Cabang Supermall Surabaya. Jurnal

Manajemen Pemasaran .

Law, D., Wong, C., & Yip, J. (2012). How does Visual Merchandising Affect Consumer

Affective Response? Journal of Marketing .

Nugraha, B. A. (2013). Persepsi terhadap Store Atmosphere dengan Minat Beli. Jurnal

Online Psikologi .

Nurhayati. (2008). Studi Perbandingan Metode Sampling antara Simple Random dengan

Stratified Random. Jurnal Basis Data , 21.

Rajagukguk, Y. (2013, April). Kategori Umur menurut Depkes. Dipetik Mei 11, 2015,

dari Dunia Keperawatan: http://borupangggoaran.blogspot.com/2013/04/kategori-

umur-menurut-depkes.html

29
Rifai, F. (2014). Analisis Tingkat Kepuasan Berbelanja Konsumen (Mahasiswa Fakultas

Teknologi Industri) di Indomaret Studi Kasus Indomaret Jalan Kaliurang Km.12.

Jurnal Penelitian , 2.

Skandrani, H., Mouelhi, N. B., & Malek, F. (2011). Effect of store atmospherics on

employees’ reactions. International Journal of Retail & Distribution Management .

Wahyono, B. (2012, Oktober). Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen. Dipetik Mei

11, 2015, dari Pendidikan Ekonomi:

http://www.pendidikanekonomi.com/2012/10/pengertian-keputusan-pembelian-

konsumen.html

Williams, C. (2007). Research Methods. Journal of Business & Economic Research , 66.

30

Anda mungkin juga menyukai